Flashback sosok Alea~"Ughh... Fuck me please Cale!! Akh..." lenguhan dan desahan wanita yang bertubuh seksi ini, wanita yang memiliki wajah manis nan begitu polos. Yang dapat menipu semua orang dengan wajah polosnya.Tidak ada satupun dari keluarga atau sahabatnya yang tahu Alea Roderick memiliki kebiasaan yang begitu liar. Seperti saat ini, dia tengah menungging di atas sofa sambil seorang pria bernama Cale tengan menghujamnya begitu keras dari belakang."Kau menyukainya Alea?" serak pria tersebut."Yahh... puaskan aku Cale! Lebih keras!" teriak Alea dengan keras di dalam kamar Hotel tersebut.Pria itu terus menghujam dengan kuat liang kewanitaan Alea, dan satu jarinya masuk memainkan lubang belakangnya. Membuat Alea semakin mengerang penuh nikmat."Ughh... thats so good!" gumam Alea sambil menghisap jarinya sendiri, lalu jarinya itu dia lesatkan di klitsnya, memainkannya sendiri.Rasanya akan lebih nikmat berkali-kali lipat ketika batang kejantanan Cale keluar masuk di liangnya, be
Warning : Adegan cukup keras, selamat membaca.~Alea langsung berjalan mendekati Austin dan memeluknya dengan erat."Kalau kamu tidak ingin menjadi kekasihku, biarkan aku menjadi penghangat ranjangmu Austin, aku bisa memuaskanmu di atas ranjang..." ucap Alea dengan manja kepada Austin."Fuck!" Austin mengumpat dengan kasar. Dia tidak sangka Alea melakukan hal senekat ini kepadanya. "Keluar Alea dan berhentilah bertingkah!!" geram Austin menatap nyalang kepada gadis di depannya.Namun Alea tidak menyerah dan langsung meraih tangan Austin untuk menyentuh tubuhnya. Tapi dengan cepat Austin menghempaskan tubuh Alea."Kenapa kamu tidak mau bercinta denganku!" Teriak Alea merasa frustasi begitu di abaikan oleh Austin.Bukannya menjawab pertanyaan Alea. Austin terus meminta Alea keluar. "Keluar!""Tidakk!! Aku ingin tidur bersamamu, aku ingin kamu bercinta denganku Austin, aku akan membuatmu melupakan wanita itu!!" balas Alea dengan sengit.Austin berdecak kesal, menatap Alea dengan nyalan
Warning : Adegan keras, selamat membaca~~“Eughh eughhh...”Milik Frank sudah mengisi full mulut Alea dengan kejantanannya. Membuat air mata Alea keluar karena Frank menusuknya terlalu dalam hingga ke tenggorokannya.Deen dan Cale terus bergerak memberikan kenikmatan di setiap gesekan mereka di masing—masing liang Alea.Jesper yang tidak tahan ikut berpindah posisi dan naik ke atas sofa.Deen bergeser dan menunggu hingga Jesper memasukkan miliknya ke dalam liang intim Alea.“Akh....” Alea membelalakkan matanya.Sesudah Jesper berhasil memasuki liang tersebut, Deen tersenyum menyeringai dan memaksa masuk di bagian tengah—tengah.“Oughh shitt!” maki Alea tertahan. Dia dapat merasakan robekan—robekan kecil di bagian kewanitaannya.“Ssssttt, tahan Alea....” bisik Frank dan menutup mulut Alea dengan batangnya.“Damn! This is fucking shit! Miliknya mampu menampung milik kita bertiga!” seru Deen dengan puas. Dirinya mulai bergerak, sehingga Jesper dan Cale ikut bergerak.Alea terus mendesah
"Hai Ge’!" panggilan kecil Alea hanya untuk Gerald seorang. Dan Gerald sangat menyukainya, dirinya merasa benar-benar spesial setiap Alea memanggilnya dengan nama kecilnya itu."Kenapa kamu sendiri?" tanya Gerald sambil tersenyum."Ah itu..." Alea kesulitan mencari alasan, berusaha menutupi lehernya dengan rambut panjangnya."Hey ada apa?" tanya Gerlad khawatir, dan dia mendapati sesuatu di leher Alea. Serta di rambut Alea ada sesuatu yang begitu dia kenal, dan aromanya masih begitu tercium meskipun dari jarak jauh.Gerald sangat tahu aroma menyengat ini. "Alea, katakan padaku ada apa?!!!" seru Gerald yang kini menepis rambut Alea untuk melihat leher Alea. Seketika matanya membelalak.Gerald langsung meraih tangan Alea dan menariknya kembali naik ke dalam kamarnya di lantai 10. Sedangkan Alea mengikutinya dalam diam."Mampus... alasan apa yang harus aku jelaskan ke Gerald?" Alea mencoba berpikir dengan keras.Bip bip bipGerald menarik Alea masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya duduk d
Ting tongAustin membantu Bella berdiri dari duduknya. Dengan menggunakan dress chiffon warna hitam bermotif bunga-bunga Bella terlihat begitu anggun."Kamu selalu menawan sayang," bisik Austin dengan mesra.Bella tersenyum manis dan mengedipkan matanya, "Biar kamu semakin cinta," ucapnya sambil tertawa kecil.Austin tertawa mendengar kekasih hatinya itu, "Hmm, kamu benar..Karena aku tiap detik, tiap menit, tiap jam semakin cinta sama kamu love," sahut Austin yang sudah meraih pinggul Bella dan mendekapnya.Di kecupnya bibir manis itu dengan mesra. "Aku mencintaimu di setiap helaan nafasku," bisik Austin dengan mesra."Me too..." jawab Bella pelan sambil mengusap pipi kekasihnya dengan mesra.Austin meraih tangan Bella dan menuntunya keluar dari Apartment.Ceklek! Terlihat Max sudah berdiri di depan pintu menunggu mereka berdua."Tuan, Nyonya... mobil sudah siap..." ujar Max dengan sedikit membungkuk."Thanks Max,
Bella membiarkan apa yang ingin Giselle lakukan karena banyak mata yang melihat ke arah mereka dan menjawab, "Sangat baik."Setelah memeluk Bella, Giselle kemudian beralih ke arah Austin dan ingin memeluk ala sahabat kepada pria tersebut. Karena itulah tujuan utamanya.Ketika dirinya hendak merangkul Austin, pria itu segera menoleh dan meminta map yang di pegang oleh Ethan."Mana berkasnya?" tanya Austin.Giselle kemudian tersenyum dan mundur perlahan.Ethan memberikan map yang sedari tadi dia pegang, "Ini Tuan.""Jadi, apa keperluan Tuan Austin datang mengunjungiku secara langsung seperti ini ?" ujar Giselle tersenyum manja. Dia tidak akan segan-segan di depan Bella. Kapan lagi dia memiliki kesempatan seperti ini bukan?Austin menaikkan satu alisnya, "Saya mau—"Giselle langsung memotong perkataan Austin, "Ah, atau bagaimana kalau ke ruangan saya saja Tuan? Jadi kita bisa bicara lebih nyaman dan mungkin jauh lebih akrab.”"Tapi kalau memang untuk pembicaraan bisnis, mohon maaf saya ti
Empat jam sebelumnya...Ting tongAustin dari dalam kamar keluar hanya dengan menggunakan kimono untuk membuka pintu Apartmentnya, sedangkan kekasih hatinya itu masih dalam tertidur pulas."Pagi Tuan," sapa Max yang sudah berdiri sopan."Ada apa Max?"Max menyerahkan satu map tebal berbahan kulit. "Ini ada kiriman dari Tuan Gerald," jawab Max."Masuk, kita bicarakan di kantorku."Austin dan Max segera masuk menuju kantor Austin yang berada di dalam Apartment.Pria tampan itu segera duduk di kursinya dan Max ikut duduk di kursi lainnya. Berhadapan dengan Tuannya itu."Apa dia sudah menerima kiriman dariku ?" Austin membuka percakapan."Sudah Tuan, anak buahku yang menyerahkannya secara langsung ke Asistent Tuan Gerald," imbuh Max."Hmm, baguslah. Semoga matanya bisa terbuka lebar! Dan otaknya bekerja dengan baik!! Dasar pria bodoh!" sungut Austin mengingat temannya itu yang berhasil di bodohi oleh Alea.Wanita rubah yang selalu bersikap manis dan polos di depan dirinya dan Gerald. Beru
Di dalam mobil Rolls Royce Phantom Limousin terlihat wanita cantik dengan perut sedikit membuncit di kehamilannya yang memasuki usia dua bulan."Love?" gumam Austin memanggil kekasih hatinya."Hmm..." jawab Bella singkat."Oh my, apa lagi salahku saat ini?" gumam Austin dalam hati. Melihati situasi tidak baik-baik saja. Austin memilih menutup sekat antara mereka berdua dan Max. "Max langsung ke Rumah Sakit," seru Austin sebelum sekat tersebut tertutup dengan sempurna."Baik Tuan," sahut Max bertepatan dengan tertutup dengan sempurnanya sekat tersebut.Austin kemudian berbalik ke arah wanitanya itu. Wajah manis yang mengalihkan dunia seorang Austin Harold."Sayang, jangan diam seperti ini please," bujuk Austin sambil menggenggam kedua tangan kekasih hatinya."Aku tidak apa-apa," jawab Bella singkat.Austin menghela nafas. Karena kata 'Aku tidak apa-apa' lebih terdengar menakutkan dari pada di marahi secara langsung. Dan diamnya