"Eumh..." Fin melahap bibir kecil itu dengan begitu intim dan mendamba. Bibir Rose seolah akan habis dia lahap.Mulut mungil yang hampir saja meruntuhkan pertahanannya."No hun, Tapi ini sangat enak dan luar biasa. Aku hampir saja keluar kalau aku tidak menghentikannya," jujur Fin yang membuat wajah Rose memerah bak kepiting rebus."Benarkah?" tanya Rose malu-malu.Fin tersenyum dan mengusap bibir mungil tersebut."Hmm, sekarang giliranku..." suara berat Fin dan ketika Rose mendongak untuk melihat wajah suaminya. Dapat dia lihat sorotan mata yang begitu haus.DegFin menurunkan dress kemeja milik istrinya hingga lolos dari kedua kakinya.Dan tidak ketinggalan melepas seluruh kain tipis yang masih menghalangi dirinya.GrepFin mengangkat tubuh Rose dan merebahkan tubuh Rose di sofa bed berukuran besar, yang cukup untuk mereka berdua."Open for me, hun!â seru Fin yang kini berlutut di depan Rose.Deg!Dengan wajah memerah Rose membuka kedua kakinya dengan lebar dan memperlihatkan milik
"Tuan Gerald, aku mendapatkan kabar kalau hari ini Tuan Austin dan Nona Bella berangkat menggunakan Private jet ke Lanai Island." ujar Asistent Gerald yang bernama Victor.Gerald tersenyum senang, "Sepertinya dewi fortuna berpihak padaku..!" serunya.Kemudian dia membuka laci meja dan mengeluarkan map coklat. Lalu melemparnya ke atas meja."Angkat berita ini media tv." seru Gerald sambil menatap map coklat tersebut.Map coklat yang dia dapatkan dari Steve dua hari lalu."Baik Tuan, apa ada lagi..?" jawab dan tanya Victor kemudian.Gerald mendongak dan menatap tajam ke arah asistentnya, "Ingat, tutup rapat sumber berita ini kepada media agar Austin dan para cecunguknya tidak bisa mendapatkan informasi tentang kita,"Victor sedikit membungkuk, "Baik Tuan,"Setelah asistent priabadinya keluar, Gerald mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.Tuut tuutt tuutt"Iya Gerald..?" jawab Steve di balik ponsel."Berita akan turun hari ini, apa kamu yakin foto tersebut saya siarkan ? Ada wajah k
"Uhuk... uhuk..." Della tersedak dengan air minum yang baru saja dia telan begitu mendengar pria di sampingnya memaki dengan suara keras, tentu saja membuat dirinya kaget sekaget-kagetnya."Hey! Apa kamu sedang memakiku!" seru Della dengan wajah kesal. Tapi pria di sampingnya bukannya menjawab pertanyaannya. Melainkan langsung menancapkan gas dan melaju dengan kecepatan yang membuat dirinya harus berpegangan kuat-kuat.Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Ethan melajukan mobilnya menuju Orion Corporation, dia lupa tujuan pertamanya adalah mengantar Della ke kantornya.Della melirik sesekali ke arah Ethan yang hanya menggertakkan gerahamnya dengan keras.Karena penasaran, Della ahirnya memutuskan bertanya. Apalagi saat ini jalan yang mereka lalui bukan menuju ke arah kantornya. Jalan ini berlawanan arah menuju kantor miliknya."Hey, kita mau kemana?!" tanya Della yang tidak seketus tadi. Karena dia cukup khawatir menggangu konsentrasi si pengemudi. Apalagi dengan kecepatan tinggi sepert
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang selama kurang lebih 22 jam. Kini Austin dan Bella masuk ke dalam kamar Hotel mereka. Kamar presidential suite yang sudah di siapkan oleh Keluarga Vladislav.Austin dan Bella langsung berisitrahat begitu mereka tiba. Karena besok pagi adalah acara pernikahan Ivan Barata dan Nabila Putri.Para bawahannya juga sudah menempati kamar dengan pasangan mereka masing-masing.Austin tertawa kecil sambil mengusap perut Bella dengan sesekali menciumnya dengan manja."Ada apa sayang?" tanya Bella."Hmm? Aku hanya tidak menyangka kalau Finley dan Kenan sudah menikah... Dan pasangan mereka benar-benar membuatku terkejut!!" jelas Austin.Bella tersenyum menanggapi perkataan calon suaminya itu. Sambil mengelus dan memainkan rambut Austin, "Dan dari mereka juga aku jadi yakin, kalau jodoh dan cinta akan menemukan tempat mereka pada tempatnya ketika mereka tahu dimana hati ini akan berlabuh."Aust
Ting tong ting tongBella mengerjapkan matanya, lalu melihat jam digital yang ada di atas nakas."Ugh, baru jam 4 pagi?" gumam Bella dengan suara serak khas bangun tidur.Austin yang merasakan pergerakan Bella ikut terbangun. "Ada apa love? Ada yang sakit atau kurang nyaman?”Bella menggeleng pelan, “Tidak sayang, barusan ada yang mencet bell.”Austin tersenyum. Cup! Ia mengecup kening Bella sesaat lalu bangun dari tidur, "Biar aku saja," ujar Austin yang kembali merapikan selimut untuk menutupi tubuh Bella.Kemudian Bella dapat mendengar suara sama-samar dari luar. Karena jarak antara kamar dan pintu utama terhalang dengan pintu lain. Jadi Bella tidak dapat mendengarnya dengan jelas.Ceklek! Pintu terbuka memperlihatkan senyuman hangat dari seorang Mommy Agatha, "Sudah bangun sayang? Sorry mommy bangunin kamu sepagi ini ya."Bella tersenyum dan berusaha bangun melihat Mommy Agatha sudah berjalan mendekat.
"Jadi bagaimana Tuan Max?" tanya Fin kepada Max.Kini Fin, Rose, Ken dan Siska beserta putri kecilnya berada di kamar Max dan Hana.Di saat para pria tengah sibuk di depan laptop mereka, para istri berada di mini dapur kamar ini. Menyiapkan cemilan dan minuman. Sedangkan bayi kecil sedang bermain di baby crib."Kamu selesaikan dari media A!" tukas Max."Aku sudah berhasil menutup artikel dari website jman.com, sekarang masih tersisa 20 website lagi," sambung Ken.Max mengangguk paham, "Jadi apa kamu sudah tahu siapa yang pertama kali menyebarkan rumor ini Ethan?" tanya Max yang berbicara dengan Ethan lewat zoom."Ck! Aku belum tahu siapa yang menyebarkan rumor ini. Tapi aku hanya curiga satu orang!" jawab Ethan di balik layar sambil mengetuk-ngetuk pulpennya ke atas meja tanpa menimbulkan suara.Max menaikkan satu alisnya, "Siapa?""Hah! Siapa lagi kalau bukan pria mata duitan itu!!" ketus Ethan dengan marah mengingat bagaimana waktu Austin menawarkan 500 milyar sebagai syarat percerai
Ring riing riiingggBunyi ponsel Giselle terus berdering, namun si pemilik masih tengah tertidur di bawah selimut hotel dengan nyaman tanpa mengenakan sehelai kain.Semalam, dirinya benar-benar menghabiskan malam yang panas bersama Steve. Sudah satu minggu lebih Steve yang kehausan terus melahap dirinya nonstop dengan ganas.Hingga telpon dari Gerald dia abaikan. Bukan dengan sengaja, tetapi suara desahan dan nafsu mereka tidak lagi membuat kesadaran mereka berdua ada pada tempatnya.Steve yang lebih dahulu bangun, baru saja keluar dari kamar mandi. Dia mendengar suara ponsel Giselle terus berdering. Dengan penasaran, dia mendekat untuk melihat si penelpon yang tidak sabaran itu."Gerald..?" gumam Steve melihat nama Gerald terpampang di layar ponsel tersebut.Senyuman licik terukir di sudut bibirnya. Di lihatnya Giselle yang masih pulas tertidur."Halo?""Dimana Giselle?" balas Gerald to the point yang sudah mengenal suara Steve."Ah, dia masih tertidur Gerald, apa kamu ada perlu?" St
Tidak dapat dia sembunyikan senyuman lebar di wajahnya."Bagaimana Steve?" Tanya Gerald tersenyum smirk."Ini luar biasa!!" sahut Steve puas akan hal ini. Wajah Austin dan mantan istrinya terpampang dengan jelas di setiap sudut video yang menjadi rekomendasi.Giselle yang penasaran mendekati Steve dan melihat apa yang saat ini sedang Steve tonton. Berita apa yang membuat wajah Steve berbinar-binar.Tetapi bukan itu yang menjadi perhatian Giselle, dia terperangah dengan ketampanan pria yang bernama Austin Harold itu."Aku tahu dia tampan, tapi aku tidak sangka kalau dia setampan ini," gumam Giselle dalam hati."Tidak salah kalau semua wanita bertekuk lutut padanya, begitu pula dengan Bella yang polos itu. Dia pasti akan melempar tubuhnya naik ke atas ranjang pria setampan dan sekaya ini!""Shit, pasti pria ini luar biasa di atas ranjang, membayangkannya saja membuat tubuhku gemetar dan berdenyut."Giselle larut dalam pikirannya sendiri."Hahahha, baguslah kalau kamu puas dengan bantuan