Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit. Evan kembali ke sofa dan duduk di hadapan dua pasangan yang begitu meresahkan para jomblo diluar sana. Bahkan Evan sangat yakini. Bukan hanya para jomblo yang bakal iri. Para pasangan suami istri lain pun akan ikut iri melihat keromantisan mereka berdua."Ini Kakak Ipar, silahkan dibaca terlebih dahulu.." Ujar Evan sambil menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Bella."Berhenti memanggilku seperti itu Evan, kamu cukup memanggilku dengan Bella," Balas Bella. Yang spontan membuat Evan tertawa mendengar perkataan Bella."Pffttt.. Hahhaha ! Lihat Kak Austin ! Sepertinya Kak Bella tidak mengakuimu !" Seru Evan sambil tertawa terbahak-bahak karena berhasil membalas Kakak sepupu laknatnya itu.Austin melihat tajam ke arah Adik sepupunya, "Ka—!""Bukan begitu Evan! Aku hanya sedikit malu saat kau memanggil seperti itu!" Potong Bella jujur. Bukannya dia tidak senang dengan panggilan Evan kepada dirinya. Hatinya berbunga-bunga tidak karuan mendengar
Bella begitu geram mendengar perkataan suaminya yang tidak memiliki perasaan seperti itu. Kenapa dengan mudahnya memainkan perasaan orang. Apa hanya dengan permintaan maaf dan melupakan kejadian tersebut. Semuanya akan kembali seperti semula. Seperti tidak ada yang terjadi."Apa seperti itu yang dia inginkan ? Menyelesaikan semuanya dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan !" Gumam Bella tidak percaya."Are you okay, love ?" Ucap Austin menggenggam erat tangan Bella dan menatap kekasihnya itu dengan lekat.Austin dapat mendengar semua percakapan antara Bella dan Steve. Karena memang Bella tadi menekan tombol loudspeaker. Agar Austin dapat mendengarkannya langsung.Sebenarnya sedari tadi Austin ingin langsung memutuskan sambungan telpon tersebut dan mendatangi Steve. Mendengar Steve membentak dan menggertak Bella seperti itu membuat dirinya hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Hmm, I'm okay !" Balas Bella memaksakan dirinya untuk tersenyum."Sayang?"
"Iya tentu saja! Tunggu sebentar, biar saya menghubunginya dulu!" Ujar Ken kemudian mengambil ponselnya.Setelah lima menit, Ken berjalan mendekati Siska dan Cecilia. Dirinya tersenyum lebar.“Kamu bisa mengisinya hari ini juga !!" Seru Ken."Yesss! Terima kasih Ken! Terima kasih !!" Siska berseru dengan semangat langsung spontan memeluk tubuh Ken yang berdiri di depannya saat ini.Deg !Mereka berdua sama-sama terdiam beberapa detik."Maaf Ken! Aku terlalu bersemangat !" Ucap Siska dengan raut wajah memerah. Siska mulai melepaskan pelukannya.GrepKen menarik kembali tubuh Siska ke dalam dekapannya. Kini dirinya pun membalas pelukan dari Siska.Deg deg degKen ingin memastikan kenapa jantungnya berdegup begitu kencang begitu berada di dekat Siska. Dan benar saja, debaran jantung miliknya kembali berdetak semakin cepat. Namun bukan hanya suara degupan jantung miliknya yang dia dengar. Tetapi dia dapat mendengar degupan jantung dari wanita berparas manis di dalam dekapannya ini."Ken..?
Steve yang saat ini sedang kebingungan hanya bisa menatap nanar layar ponselnya. Dia tidak dapat mencari satupun alasan kenapa beberapa klien secara tiba-tiba menghentikan kontrak kerjasama mereka, bahkan rela membayar denda pembatalan kontrak.Steve memijit keningnya yang terasa sakit. Apalagi sekarang dia harus menyelesaikan masalah di bagian pengiriman. Tidak adanya Nick selama beberapa hari ini membuat pekerjaannya semakin tidak dapat dia hadapi sendiri. Sedangkan untuk mencari pengganti Asisstent yang baru juga membutuhkan waktu."Arghh! Ada apa dengan mereka semua !!"Geram Steve.Joy mendekati Steve dan berdiri tepat di sisi Steve."Apa ada hubungannya dengan Pak Austin?" Sela Joy yang sontak membuat Steve melihatnya."Apa maksud kamu Joy ?!" Tanya Steve sambil menaikkan satu alisnya."Uhmm, ini hanya perkiraan saya saja sayang. Bukankah Tuan Kim dan beberapa klien yang memutuskan kerja sama sebelumnya itu dekat dengan Pak Austin ?" Balas Joy mengutarakan pendapatnya."Kan kamu
Dan kini Austin dan Bella berada di dalam mobil yang mereka kendarai."Kamu mau mengajakku ke mana love ?" Tanya Bella penasaran. Karena Austin belum memberitahukan ke mana tujuan mereka selanjutnya.Austin menoleh sebentar ke arah wanita cantik di sampingnya dengan raut wajah penasarannya yang sangat menggemaskan. Austin tersenyum dan berkata, "Sedikit lagi kita tiba... Nyonya Austin..."Blush"Nyonya Austin??" Ulang Bella dengan wajah memerah. "Kamu jangan asal bicara seperti itu sayang. Kalau ada yang mendengarnya pasti akan salah paham.." Kilah Bella karena merasa dirinya belum pantas untuk di panggil seperti itu.Austin hanya tersenyum melihat wajah memerah dan sikap salah tingkah kekasihnya itu.Lima belas menit akhirnya kendaraan Austin masuk ke dalam lingkungan Tower tinggi yang menjulang dan tertulis Orion Corporation."Sayang, kamu ada pertemuan di perusahaan ini?" Tanya Bella. Dirinya sangat terpesona dengan kemegahan Tower Tinggi yang ada di depannya saat ini."Hmm, iya say
Kedua manik mata Austin dan Bella saling bertemu tanpa berkedip. Seolah mereka saling meluapkan perasaan.Bella melihat kesungguhan hati Austin, setiap hari hidup bersama Austin, setiap hari pula dia menerima cinta yang begitu besar dari sosok pria tampan dengan raut wajah yang begitu tegas.Detik demi detik curahan cinta yang di berikan Austin seperti pupuk menyiram bunga yang telah rusak di dalam hati Bella dan membuatnya semakin indah dan berseri.Dengan tatapan sayunya, di pegangnya pipi Austin dengan mesra dan berkata, "Bagaimana mungkin aku meninggalkan pria yang begitu mencintaiku dengan sejuta misterinya yang selalu saja membuatku terkejut setiap waktu ? Karena entah sejak kapan, aku juga sudah sangat mencintainya...""Kecuali kamulah yang suatu saat bisa meninggalkan wanita biasa seperti a—Euhmp!" Austin meraup bibir Bella menghentikan apa yang akan diucapkan Bella. Tangan kanan Austin memegang pinggang Bella sedangkan tangan kirinya menekan tengkuk Bella yang membuat ciumann
Setelah Austin pergi bersama Max dan Ethan. Bella membaca majalah yang tersedia di atas meja. Sepuluh menit berlalu, Bella sudah menyelesaikan bacaannya. Kemudian wanita cantik ini menyandarkan belakangnya di sandaran sofa dan melihat ruangan kantor kekasih hatinya yang begitu indah. Nuansa modern dan minimalis bercampur jadi satu. Di sentuh dengan dominan warna kayu dan coklat. Serta yang paling membuat ruangan ini menjadi begitu indah adalah desain atap ruangan yang sangat unik. Berbentuk simetris tidak sama sisi saling bertumpu menjadi tumpukan yang begitu unik dan tiap pinggirannya memiliki lampu led yang memperindah tumpukan nordic kayu tersebut.Puas memanjakan mata dengan ruangan milik Austin, Bella meraih tasnya lalu mengambil ponselnya. Dilihatnya ada beberapa email dari Daniel. Bella membaca email dari Daniel yang sudah dua hari ini dia abaikan. Beruntungnya naskah untuk proyek yang dia kerjakan bersama Daniel sudah dia kirim secara terjadwal kepada Daniel. Jadi semua pekerj
"A-asistent? Ahh iya, Asistent pribadi!" Jawab Morgan gelagapan. Karena sudah salah paham dengan perkataan CEO nya."Perkenalkan nama saya Cindy, mohon kerja samanya Pak!" Ucap Cindy dengan sedikit membungkuk memberi hormat kepada pria yang berperawakan manis. Pria yang kini menjadi atasannya.Tadi pagi Cindy di suruh datang oleh Max ke Orion Corporation dan menjelaskan apa yang terjadi sesuai instruksi dari Tuannya Austin. Tentu saja, Cindy shock dan tidak percaya apa yang dia dengar. Alasan Cindy di tarik ke dalam perusahaan Austin. Karena track record Cindy sangat bersih. Masalah Cindy berhubungan dengan salah satu manajer terdahulu karena ada masalah pribadi dan sudah Cindy selesaikan. Serta masalahnya bersama Nick pun tidak pernah terulang kecuali pada saat Nick mengancamnya.Austin pun melihat Steve menciumi Cindy di dari rekaman CCTV. Itulah yang memutuskan Austin menarik Cindy sebelum sekretarisnya itu ikut terjerat ke dalam permainan Steve."Salam kenal Cindy, panggil saya Mor