Setelah Austin pergi bersama Max dan Ethan. Bella membaca majalah yang tersedia di atas meja. Sepuluh menit berlalu, Bella sudah menyelesaikan bacaannya. Kemudian wanita cantik ini menyandarkan belakangnya di sandaran sofa dan melihat ruangan kantor kekasih hatinya yang begitu indah. Nuansa modern dan minimalis bercampur jadi satu. Di sentuh dengan dominan warna kayu dan coklat. Serta yang paling membuat ruangan ini menjadi begitu indah adalah desain atap ruangan yang sangat unik. Berbentuk simetris tidak sama sisi saling bertumpu menjadi tumpukan yang begitu unik dan tiap pinggirannya memiliki lampu led yang memperindah tumpukan nordic kayu tersebut.Puas memanjakan mata dengan ruangan milik Austin, Bella meraih tasnya lalu mengambil ponselnya. Dilihatnya ada beberapa email dari Daniel. Bella membaca email dari Daniel yang sudah dua hari ini dia abaikan. Beruntungnya naskah untuk proyek yang dia kerjakan bersama Daniel sudah dia kirim secara terjadwal kepada Daniel. Jadi semua pekerj
"A-asistent? Ahh iya, Asistent pribadi!" Jawab Morgan gelagapan. Karena sudah salah paham dengan perkataan CEO nya."Perkenalkan nama saya Cindy, mohon kerja samanya Pak!" Ucap Cindy dengan sedikit membungkuk memberi hormat kepada pria yang berperawakan manis. Pria yang kini menjadi atasannya.Tadi pagi Cindy di suruh datang oleh Max ke Orion Corporation dan menjelaskan apa yang terjadi sesuai instruksi dari Tuannya Austin. Tentu saja, Cindy shock dan tidak percaya apa yang dia dengar. Alasan Cindy di tarik ke dalam perusahaan Austin. Karena track record Cindy sangat bersih. Masalah Cindy berhubungan dengan salah satu manajer terdahulu karena ada masalah pribadi dan sudah Cindy selesaikan. Serta masalahnya bersama Nick pun tidak pernah terulang kecuali pada saat Nick mengancamnya.Austin pun melihat Steve menciumi Cindy di dari rekaman CCTV. Itulah yang memutuskan Austin menarik Cindy sebelum sekretarisnya itu ikut terjerat ke dalam permainan Steve."Salam kenal Cindy, panggil saya Mor
Di dalam sebuah kamar yang bernuansa pink dan putih. Seorang wanita sedang mencari dress yang akan dia kenakan untuk menemui seseorang."Kayaknya ini pas, manis dan seksi !" gumamnya sambil mengangkat mini dress berwarna baby pink dengan panjang di atas paha dan memiliki belahan dada yg seksi."Perfect!!" Serunya sambil mematut dirinya di depan cermin.Ringg ringggDi raihnya ponsel di atas meja rias miliknya."Ya Daniel..?" Sapanya setelah menekan tombol berwarna hijau di layar ponselnya."....""Hmm, baiklah. Aku akan segera ke kantormu!"Setelah mengucapkan itu, dirinya bergegas mengambil kunci mobil.Tidak sampai dua puluh menit wanita bertubuh seksi ini sudah tiba di kantor Daniel."Hai Sebastian," Sapanya ketika melihat Asistent Daniel."Iya Nona Giselle, silahkan.. Tuan Daniel sudah menunggu Anda di ruangannya..." Balas Sebastian seadanya kepada Giselle."Iya Sebastian.." Giselle menaiki lift bersama Sebastian ke ruangan Daniel.----Sedangkan Max yang mendapatkan titah penting
"Sayang?" Austin bergumam dengan lembut dan sudah berpindah tempat—berlutut di depan kekasihnya yang masih merajuk itu."Apa yang membuatmu bisa memaafkan aku??" Lirih Austin.Bella menatap lurus ke wajah pria tampan di depannya yang baru Bella perhatikan ternyata mata indahnya itu terlihat sembab."Jangan katakan kalau Austin habis menangis??" Batin Bella menerka-nerka yang tanpa sadar tangannya naik mengusap lembut pipi dan naik ke mata sembab kekasihnya.Tangan Austin turut memegang tangan Bella yang berada di pipinya."Berjanjilah jangan menutupi apapun dariku..?" Ucap Bella pelan.Cup!Austin mengecup punggung tangan Bella. "Aku berjanji sayang... Maaf atas kecerobohanku waktu itu.." Balas Austin menatap manik Bella menandakan keseriusannya."Aku juga minta maaf karena tidak mempercayaimu," Lirih Bella."Sssttt.. Kamu pantas marah padaku sayang, aku yang salah disini karena sudah membuatmu menangis dan bersedih..." Sela Austin menutup mulut Bella dengan jari telunjuknya menekan bi
"Kenapa kamu mengambil fotoku yang berantakan seperti itu!" protes Bella."Apa yang salah? Wanitaku terlihat begitu cantik saat mengambil bunga-bunga yang tersisa dari rumah kaca..." Jelas Austin dengan wajah jahilnya.Blush"Kamuuuu... Hahh! Sudahlah !" Bella yang tidak dapat lagi berkata-kata."By the way itu sebuah pelanggaran sudah mengambil foto orang secara diam-diam!!" Bella kembali mengajukan protes."Hmm, tentu saja. Dan rencana aku akan membayar denda tersebut seumur hidup kepada orang yang bersangkutan secara langsung...." Balas Austin dan tersenyum penuh kemenangan."Ck!" decak Bella kesal namun wajahnya kembali merona karena Austin menatapnya dengan lekat di atas tubuhnya."Kamu sangat cantik sayang, apapun keadaanmu..." Ucap Austin yang mulai membuka dress Bella dan menurunkannya melewati kaki jenjang wanitanya.Hingga kini hanya tersisa bra dan dalaman segitiga yang menutupi area sensitif Bella."Bantu aku sayang?" Ujar Austin dan tersenyum.Bella mulai membuka kancing
Ting..."Silahkan Nona Giselle," Ujar Sebastian tepat saat pintu lift terbuka."Thank you, Sebastian.." Giselle dan berjalan dengan anggun ke ruangan Daniel. Sedangkan Sebastian mengikuti dari belakang dengan memegang beberapa map ditangannya.CeklekTerlihat sosok tampan sedang serius menatap layar komputernya."Hai Daniel.." Sapa Giselle dan berjalan menuju kursi yang berada di depan meja Daniel.Daniel menoleh dan tersenyum membalas sapaan Giselle, "Hai Giselle..""Silahkan duduk..." Sambung Daniel.Giselle duduk di depan Daniel, "Ada apa Daniel..?"Sebastian pun menaruh map yang tadi dia bawa ke atas meja Daniel."Thank’s Sebas !" Ucap Daniel kepada Sebastian. Yang masih setia berdiri di sampingnya.Daniel mengambil posisi tegap dan membuka map yang paling atas."Jadi, maksud saya memanggilmu adalah untuk membahas kerja sama kita," Ujar Daniel memulai percakapan."Ah... Aku yakin kamu suka bekerja sama dengan Perusahaanku Daniel!" Balas Giselle tersenyum."Iya tentu saja Giselle.
Diparkiran mobil, Giselle memukul stir mobilnya dengan kesal atas perlakuan Daniel kepadanya."Arghh! Kenapa semuanya Bella.. Bellaa.. dan Bella!!" Seru Giselle kesal, ia meraih ponsel dari dalam tasnya.Giselle menghubungi nomor ponsel Steve.Tuut... tuutt... tuutttTapi tidak kunjung diangkat oleh Steve."Lebih baik aku langsung menuju ke kantornya!" Pikir Giselle lalu melajukan kendaraannya menuju kantor Steve.Dengan kecepatan sedang Giselle membelah padatnya lalu lintas di waktu sibuk seperti ini. Butuh waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk tiba di kantor Steve. Giselle mematut dirinya di cermin melihat riasan dan pakaiannya.Dengan begitu elegant, Giselle jalan menuju customer service."Saya ingin bertemu dengan Pak Steve William.." Ucap Giselle kepada petugas customer service yang bertugas."Sudah buat janji Bu?" Tanya petugas dengan ramah."Iya, katakan saja Ibu Giselle ingin menemuinya," Balas Giselle.Spontan beberapa karyawan wanita sontak berbalik ke arah tamu wanita y
"Kamu sangat seksi Giselle..!!" serak suara Steve yang mulai mencumbu leher Giselle yang sudah bersandar di dadanya."Euhm, Steve..." desahan Giselle karena kedua tangan Steve sudah bermain di kedua bongkahan seksi Giselle yang sedari tadi menggodanya.SretDengan satu kali hentakan turun, payudara Giselle keluar dari balik dress mininya."Oughh, Steve ! Ahh,, yes Baby! Ah!" rengekan Giselle pada saat Steve terus memilin dan meremas kedua bongkahannya dengan keras dan menggelitik.Giselle denga cepat mengubah posisinya dan berbalik menghadap Steve dan menyerahkan pa-yu-daranya ke mulut Steve."Hisap baby !!" Seru Giselle yang sudah di kabut ga-irah. Tentu saja Steve langsung menyambut pucuk pa-yu-dara Giselle dan mengulumnya dengan kuat sambil meremas payudara yang satunya.Giselle bergelayut manja menikmati kuluman Steve dan perlahan melepaskan gesper celana Steve."Steve! Baby! Aku tidak tahan! Fuck me please!" lirih Giselle yang tidak dapat menahan kabut gairahnya.Steve tersenyum
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p