Sudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.
Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.
Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.
Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.
Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.
Bella yang sangat mencintai Steve pun sangat yakin dengan Steve yang selalu menjaga cintanya.
Dan setiap pertemuan mereka, atau di mana pun mereka memiliki kesempatan. Steve dan Bella akan saling melepaskan rindu dan hasrat mereka berdua. Tanpa bosan mereka terus saling memberikan kenikmatan tanpa jeda.
Biip Biip
Ceklek
Pintu rumah di buka oleh Steve. Dengan wajah kelelahan namun tidak lupa memberikan senyuman kepada istrinya.
"Sayang..." sapa Steve melihat Bella yang berlari kecil ke arahnya.
"Sayang, kamu kelihatan begitu lelah hari ini..." ucap Bella lembut sambil mengambil tas kantor dari tangan Steve.
Mereka berdua pun masuk bersama ke dalam rumah, rumah baru mereka yang baru saja mereka tempati satu minggu yang lalu.
Steve melonggarkan dasi yang bertengger di lehernya dan merebahkan dirinya di sofa.
"Sini aku bantuin sayang," ujar Bella dengan sengaja merapatkan dirinya ke Steve sambil membuka dasinya.
"Terima kasih sayang," ucap Steve yang tidak merespon akan sentuhan yang diberikan oleh Bella.
Dengan malas, Bella berdiri setelah melepaskan dasi dari kerah baju suaminya.
"Mau makan malam dulu ? Atau mau mandi ?" tanya Bella tepat di hadapan Steve yang sedang membuka kancing kemejanya.
Steve berdiri dan mengecup sesaat bibir Bella membuat Bella sangat bahagia.
"Apa malam ini aku yang harus memancing Steve pertama kali..?" pikir Bella.
Steve berjalan ke meja makan. Dan tersenyum merekah melihat begitu banyak masakan yang sudah di siapkan oleh Bella.
Steve menarik kursi meja makan dan duduk "Sepertinya, aku makan malam dulu. Tolong kamu siapkan air hangat untuk mandiku, sayang."
Bella tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Steve, kemudian mengambil piring dan menyendokkan nasi secukupnya di piring Steve.
"Selamat makan sayang, aku siapkan air hangat kamu...!" seru Bella dengan senyuman manis dan menggodanya.
Dipikirannya sudah terlintas, malam ini akan menjadi malam hangat mereka lagi setelah satu tahun lebih mereka tidak melakukannya.
Dengan perasaan senang, Bella menyiapkan air hangat suam kuku di bathtub dan tidak lupa memberikan beberapa tetesan aroma therapi agar rasa penat dan lelah Steve ikut menguap.
Setelah selesai, Bella keluar kamar dan melihat Steve yang juga sudah menyelesaikan makan malamnya.
"Airnya sudah siap sayang," bisik Bella tepat di telinga suaminya.
"Terima kasih sayang," balas Steve dengan tersenyum.
Steve pun berdiri dari duduknya, kemudian membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Bella mengambil pakaian kotor Steve dan memasukkannya di Laundry Bag. Setelah itu di bersihkannya meja makan dan mencuci piring bekas pakai Steve.
Karena mereka hanya hidup berdua, Steve dan Bella memutuskan tidak memakai Asistent Rumah Tangga.
Setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya. Bella masuk ke kamar, kemudian Bella membuka lemarinya dan mencari gaun tidurnya yang paling menggoda dan seksi.
"Hmm, Perfect !" puas Bella melihat pantulan dirinya didalam cermin.
Tidak lupa Bella memakai lotion dan parfum di titik yang Steve sukai di tubuhnya.
Kurang lebih lima belas menit Bella menanti Steve dengan duduk di pinggir ranjang menghadap kamar mandi. Detak jantung Bella berdegup begitu kencang menanti dirinya yang harus bertindak agresif ke suaminya nanti.
Bella mengepalkan tangannya dan berbicara kepada dirinya sendiri, "Hari ini, harus terjadi!" untuk menguatkan tekadnya. Yang betapa rindunya akan sentuhan suaminya. Ia membaca segala macam artikel mengenai masalah ranjang sepasang suami istri.
Dan menurut artikel yang ia baca, pasangan suami istri memang kadang diserang rasa jenuh dalam hal tersebut. Oleh karena itu, salah satu dari pasangan harus bertindak lebih agresif atau melakukan diskusi dengan pasangan.
Ceklek
Steve keluar hanya dengan handuk yang menutupi tubuh bagian bawah dan menampilkan perut sixpacknya berjalan menuju ranjang.
Steve yang mendapati Bella duduk di tepi ranjang menaikkan alisnya dengan heran. "Kamu belum tidur ?"
Bella menjadi gugup dan mengepalkan tangan. Dengan wajah malu-malu, "Iya sayang," sahut Bella.
Sambil mengayunkan kakinya, Bella berkata dengan begitu pelan dan mesra "Hmm, sayang... bagaimana kalau hari ini kita..."
"Sudah sangat lama kita tidak melakukan itu..." sambung Bella dengan gusar.
Steve menatap Bella dengan perasaan bersalah "Maaf sayang, hari ini sangat melelahkan... Mari kita lakukan lain kali…hmm?!" sahut Steve dan memeluk bahu Bella.
"Lagi pula aku ada meeting penting besok pagi," sambung Steve.
"Padahal aku sudah memakai gaun seksi ini, tapi Steve masih tidak tergoda?" batin Bella penuh kekecewaan.
Dia mengikuti Steve yang berjalan menuju ranjang sambil berpikir "Tidak! Harus hari ini !"
Dengan gerakan cepat Bella berjongkok dan membuka handuk putih yang melingkar di pinggang Steve.
"Bella..!" kejut Steve melihat Bella menarik handuknya dan memasukkan miliknya ke dalam mulutnya.
"Kita harus melakukannya hari ini Steve! Ini semua juga demi rumah tangga kita. Aku ingin kita seperti dulu lagi, sayang." batin Bella yang sudah memegang kendali.
Steve yang awalnya tidak mau, akhirnya menikmati apa yang dilakukan Bella. Tanpa sadar Steve mendesah dan mendesis "Ahh,"
Bella dengan perlahan mengarahkan suaminya untuk duduk di tepi ranjang dan dirinya melanjutkan memanjakan milik suaminya di dalam mulutnya.
Dengan kedua lengannya Steve menahan bobot badannya di atas ranjang "Ugh Bella !" racau Steve sambil menutup mata.
Bella menutup matanya menikmati setiap moment yang sangat dia rindukan "Hmm, rasanya sudah sangat lama aku tidak menikmati milik Steve !" batin Bella dengan senang.
Tanpa jeda Bella mengulum dan menjilati milik Steve "Uhm rasa ini, aroma ini... Sangat aku rindukan..."
"Uh Bella, kalau kau terus begitu..A-ku...!" suara berat Steve mendominasi.
"Stop-pp Bella!" seru Steve dan menahan kepala Bella agar berhenti bermain dengan miliknya yang sudah tegap sempurna.
Dengan tatapan menggoda dan pose yang seksi "Bisakah kita melakukannya sekarang, sayang ?"
Steve melihat miliknya dan hasratnya pun sudah naik karena perlakuan Bella.
Pria itu berdiri dan mengangkat Bella, "Berbaring sayang!" suara berat Steve.
Raut wajah Steve yang mendominasi ingin bercinta sudah sangat lama tidak Bella lihat membuat dirinya begitu terangsang.
"Sudah sangat lama aku tidak melihat wajahmu yang sangat mendamba seperti ini Steve !" batin Bella bahagia.
Steve mengangkat kaki Bella dan melepaskan dalaman segitiga tipisnya yang berwarna pink.
"Kamu sudah sangat basah Bella !" bisik Steve.
Steve mulai mengarahkan miliknya di depan milik Bella. Dan siap untuk menancapkannya.
Tapi... Dengan tertunduk, Steve bergumam lirih, "Bella tunggu, kenapa jadi seperti ini ?"
Melihat miliknya yang tiba-tiba melemas tidak bertenaga.
Bella bangun dari tidurnya dan memeluk Steve, "Maaf sayang, aku tidak tahu kalau kamu sangat kelelahan seperti ini. Mari kita berhenti..." jawab Bella dengan lembut.
Dengan wajah tersenyum, Bella mengusap wajah Steve "Kamu bisa istirahat sayang, aku ingin minum coklat panas lalu menyusulmu beristirahat..."
Wanita cantik itu turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Bella menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju sofa ruang tamu. Dirinya terduduk lemas dan melihat miliknya yang sudah begitu basah.
"Hmmm..."
Di sebuah Coffeeshop, Bella menunggu sahabatnya sambil menyesap Ice Americano.Bella yang hanyut dalam pikiran tidak sadar ketika sahabatnya sudah berdiri didepannya."Bella ?" panggil Giselle dengan senyuman manis di wajahnya."Giselle ?!" kaget Bella dan berdiri menyambut sahabatnya. Dan saling mengecup kedua pipi, kiri kanan.Giselle duduk tepat di depan Bella dan memicingkan matanya. Seolah menyelidik apa yang Bella risaukan."Kamu ada masalah ?" tanya Giselle to the point.Dengan sedikit keraguan, Bella ingin bercerita kepada sahabatnya ini, tapi dia cukup malu. Namun, saat ini hanya Giselle lah tempatnya untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah.Sambil memainkan kedua telunjuknya, Bella berucap pelan "Hmm… Sebenarnya aku dan Steve sudah hampir dua tahun ini tidak melakukan hubungan intim.""A-Apaaa?!" teriak Giselle setelah mendengar apa yang diucapkan Bella."Sssttt...!" desis Bella menyuruh Giselle untuk tenang, karena kini mata para pengunjung yang lain menatap mereka."Sorry,
Di waktu yang sama, saat ini Steve sedang menunggu istrinya untuk datang ke kantor. Steve memilih keluar untuk menunggu istrinya di depan perusahaan."Sayang...!!" seru Bella yang baru keluar dari mobilnya.Steve tersenyum dan menghampiri istrinya. Dipeluknya Bella dengan erat seperti seorang kekasih yang dilanda rindu. Membuat Bella tersipu malu."Apa kau kesusahan datang ke kantor..?" tanya Steve dan membawa Bella masuk ke dalam perusahaan."Tidak sayang, tapi… tidak masalah aku datang ke perusahaan…?" balas Bella sedikit meragu, karena ini pertama kali dirinya datang ke Kantor suaminya setelah melakukan merge bersama sahabatnya."Tentu saja sayang," ujar Steve sambil memeluk pinggang Bella dengan posesif.Semua mata staff memandang ke arah atasannya yang sedang berjalan beriringan dengan wanita yang begitu cantik. Mereka tertegun melihat betapa cantik dan imutnya sosok istri yang selama ini menjadi rumor seisi kantor. Bahwa istri dari CEO mereka Steve William sangat memukau."Sunggu
Tibalah hari sabtu sore, dimana Steve dan Bella kini sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Austin."Kamu sangat tampan Steve !" kagum Bella sambil membantu Steve memakaikan jaket kulitnya yang berwarna coklat."Dan kau selalu sangat cantik dan mempesona...!" balas Steve dan mendekatkan wajahnya kewajah Bella.CupSteve mengecup pipi Bella sekilas.Bella yang berharap mendapatkan ciuman panas di bibir hanya tersenyum masam. Dan membuang wajah kecewanya, tidak ingin Steve melihat moodnya yang berubah karena hal seperti itu.*****Ting Tong"Hai Bro!" sapa Austin senang melihat Steve dan Bella yang datang."Selamat Bro!" seru Steve dan membalas pelukan sahabatnya."Selamat Austin..." ucap Bella dan memberikan sebuah paper bag untuk Austin."Terima kasih Steve, Bella !" jawab Austin dan meraih pemberian dari Bella."Kenapa kalian repot-repot segala membawa bingkisan seperti ini!" senyum Austin."Ayoo masuk...!" lanjut Austin, lalu mengantar Steve dan Bella ke dalam rumahnya.Terlihat t
"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan.Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya."Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya.Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah."Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai.Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat."Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!""Ast
Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah."Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita."Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum."Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve."Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini."Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin."Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve."Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.CeklekSteve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai."Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai berc
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..
Steve terpesona dalam satu menit memandangi keseksian dan lekukan tubuh Giselle di balut kaos pendek dan rok mininya. Ketika Giselle berbicara dan mengeluh kepadanya."Mau pindah meja, Steve?" usul Giselle sambil melihat ke meja yang berada di bagian sudut.Sejenak berpikir, "Hmm, Why not..!?" balas Steve."Good!" senyum manis mengembang di wajah seksi Giselle.Pelayan membantu Steve dan Giselle untuk memindahkan minuman mereka."Ck!! Aku benar-benar tidak menyangka ketika Bella mengatakan, kalau dia akan menikah dengan pria yang dia kencani pertama kali… hehhehe..!" kekeh Giselle dengan wajah takjub."Dan, kami semua sahabatnya mencoba untuk menghentikannya menikah..!!" jujur Giselle."Hahhaha... Begitukah ?? Memangnya kenapa..?" tawa kecil Steve, yang baru mengetahui kenyataan itu."Tidak ada, hanya merasa sangat aneh, Bella hanya berkencan dengan satu pria dan memutuskan untuk menikah...!!" tukas Giselle sambil menyesap minumannya."Hahahha..." tawa Steve sambil menggeleng kecil kep
Rumah yang terbilang cukup mewah, yang dihuni oleh sepasang pengantin yang harmonis, sedang terdengar suara saling mendesah dan si pria terus memberikan pujian kepasangan wanitanya .Tapi sayangnya, suara tersebut berasal dari sang wanita pemilik rumah dan pria yang merupakan sahabat sang suami wanita tersebut.Bella terlihat masih mengurut kejantan Austin dengan gerakan naik dan turun."Ahh... Ini sangat luar biasa dan nikmat Bella...!" gumam Austin.Tersenyum penuh kemenangan, melihat Bella dari atas, "Bella, kau sangat hebat dalam hal ini..!!" sambungnya.Sambil meremas erat payudara Bella dan memainkan putingnya yang kini berada di sampingnya."Apa yang harus aku lakukan, ini adalah pertama kali aku memegang milik pria lain selain Steve..!" batin Bella berkecamuk."Tapii… Dibandingkan dengan milik Steve, ini sangat berbeda… Terlihat lebih besar dan tebal dari pada milik Steve...""Bagaimana rasaya jika itu masuk kedalam tubuhku..." pikir Bella sambil terus menatap dan melakukan pi
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p