Sudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.
Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.
Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.
Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.
Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.
Bella yang sangat mencintai Steve pun sangat yakin dengan Steve yang selalu menjaga cintanya.
Dan setiap pertemuan mereka, atau di mana pun mereka memiliki kesempatan. Steve dan Bella akan saling melepaskan rindu dan hasrat mereka berdua. Tanpa bosan mereka terus saling memberikan kenikmatan tanpa jeda.
Biip Biip
Ceklek
Pintu rumah di buka oleh Steve. Dengan wajah kelelahan namun tidak lupa memberikan senyuman kepada istrinya.
"Sayang..." sapa Steve melihat Bella yang berlari kecil ke arahnya.
"Sayang, kamu kelihatan begitu lelah hari ini..." ucap Bella lembut sambil mengambil tas kantor dari tangan Steve.
Mereka berdua pun masuk bersama ke dalam rumah, rumah baru mereka yang baru saja mereka tempati satu minggu yang lalu.
Steve melonggarkan dasi yang bertengger di lehernya dan merebahkan dirinya di sofa.
"Sini aku bantuin sayang," ujar Bella dengan sengaja merapatkan dirinya ke Steve sambil membuka dasinya.
"Terima kasih sayang," ucap Steve yang tidak merespon akan sentuhan yang diberikan oleh Bella.
Dengan malas, Bella berdiri setelah melepaskan dasi dari kerah baju suaminya.
"Mau makan malam dulu ? Atau mau mandi ?" tanya Bella tepat di hadapan Steve yang sedang membuka kancing kemejanya.
Steve berdiri dan mengecup sesaat bibir Bella membuat Bella sangat bahagia.
"Apa malam ini aku yang harus memancing Steve pertama kali..?" pikir Bella.
Steve berjalan ke meja makan. Dan tersenyum merekah melihat begitu banyak masakan yang sudah di siapkan oleh Bella.
Steve menarik kursi meja makan dan duduk "Sepertinya, aku makan malam dulu. Tolong kamu siapkan air hangat untuk mandiku, sayang."
Bella tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Steve, kemudian mengambil piring dan menyendokkan nasi secukupnya di piring Steve.
"Selamat makan sayang, aku siapkan air hangat kamu...!" seru Bella dengan senyuman manis dan menggodanya.
Dipikirannya sudah terlintas, malam ini akan menjadi malam hangat mereka lagi setelah satu tahun lebih mereka tidak melakukannya.
Dengan perasaan senang, Bella menyiapkan air hangat suam kuku di bathtub dan tidak lupa memberikan beberapa tetesan aroma therapi agar rasa penat dan lelah Steve ikut menguap.
Setelah selesai, Bella keluar kamar dan melihat Steve yang juga sudah menyelesaikan makan malamnya.
"Airnya sudah siap sayang," bisik Bella tepat di telinga suaminya.
"Terima kasih sayang," balas Steve dengan tersenyum.
Steve pun berdiri dari duduknya, kemudian membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Bella mengambil pakaian kotor Steve dan memasukkannya di Laundry Bag. Setelah itu di bersihkannya meja makan dan mencuci piring bekas pakai Steve.
Karena mereka hanya hidup berdua, Steve dan Bella memutuskan tidak memakai Asistent Rumah Tangga.
Setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya. Bella masuk ke kamar, kemudian Bella membuka lemarinya dan mencari gaun tidurnya yang paling menggoda dan seksi.
"Hmm, Perfect !" puas Bella melihat pantulan dirinya didalam cermin.
Tidak lupa Bella memakai lotion dan parfum di titik yang Steve sukai di tubuhnya.
Kurang lebih lima belas menit Bella menanti Steve dengan duduk di pinggir ranjang menghadap kamar mandi. Detak jantung Bella berdegup begitu kencang menanti dirinya yang harus bertindak agresif ke suaminya nanti.
Bella mengepalkan tangannya dan berbicara kepada dirinya sendiri, "Hari ini, harus terjadi!" untuk menguatkan tekadnya. Yang betapa rindunya akan sentuhan suaminya. Ia membaca segala macam artikel mengenai masalah ranjang sepasang suami istri.
Dan menurut artikel yang ia baca, pasangan suami istri memang kadang diserang rasa jenuh dalam hal tersebut. Oleh karena itu, salah satu dari pasangan harus bertindak lebih agresif atau melakukan diskusi dengan pasangan.
Ceklek
Steve keluar hanya dengan handuk yang menutupi tubuh bagian bawah dan menampilkan perut sixpacknya berjalan menuju ranjang.
Steve yang mendapati Bella duduk di tepi ranjang menaikkan alisnya dengan heran. "Kamu belum tidur ?"
Bella menjadi gugup dan mengepalkan tangan. Dengan wajah malu-malu, "Iya sayang," sahut Bella.
Sambil mengayunkan kakinya, Bella berkata dengan begitu pelan dan mesra "Hmm, sayang... bagaimana kalau hari ini kita..."
"Sudah sangat lama kita tidak melakukan itu..." sambung Bella dengan gusar.
Steve menatap Bella dengan perasaan bersalah "Maaf sayang, hari ini sangat melelahkan... Mari kita lakukan lain kali…hmm?!" sahut Steve dan memeluk bahu Bella.
"Lagi pula aku ada meeting penting besok pagi," sambung Steve.
"Padahal aku sudah memakai gaun seksi ini, tapi Steve masih tidak tergoda?" batin Bella penuh kekecewaan.
Dia mengikuti Steve yang berjalan menuju ranjang sambil berpikir "Tidak! Harus hari ini !"
Dengan gerakan cepat Bella berjongkok dan membuka handuk putih yang melingkar di pinggang Steve.
"Bella..!" kejut Steve melihat Bella menarik handuknya dan memasukkan miliknya ke dalam mulutnya.
"Kita harus melakukannya hari ini Steve! Ini semua juga demi rumah tangga kita. Aku ingin kita seperti dulu lagi, sayang." batin Bella yang sudah memegang kendali.
Steve yang awalnya tidak mau, akhirnya menikmati apa yang dilakukan Bella. Tanpa sadar Steve mendesah dan mendesis "Ahh,"
Bella dengan perlahan mengarahkan suaminya untuk duduk di tepi ranjang dan dirinya melanjutkan memanjakan milik suaminya di dalam mulutnya.
Dengan kedua lengannya Steve menahan bobot badannya di atas ranjang "Ugh Bella !" racau Steve sambil menutup mata.
Bella menutup matanya menikmati setiap moment yang sangat dia rindukan "Hmm, rasanya sudah sangat lama aku tidak menikmati milik Steve !" batin Bella dengan senang.
Tanpa jeda Bella mengulum dan menjilati milik Steve "Uhm rasa ini, aroma ini... Sangat aku rindukan..."
"Uh Bella, kalau kau terus begitu..A-ku...!" suara berat Steve mendominasi.
"Stop-pp Bella!" seru Steve dan menahan kepala Bella agar berhenti bermain dengan miliknya yang sudah tegap sempurna.
Dengan tatapan menggoda dan pose yang seksi "Bisakah kita melakukannya sekarang, sayang ?"
Steve melihat miliknya dan hasratnya pun sudah naik karena perlakuan Bella.
Pria itu berdiri dan mengangkat Bella, "Berbaring sayang!" suara berat Steve.
Raut wajah Steve yang mendominasi ingin bercinta sudah sangat lama tidak Bella lihat membuat dirinya begitu terangsang.
"Sudah sangat lama aku tidak melihat wajahmu yang sangat mendamba seperti ini Steve !" batin Bella bahagia.
Steve mengangkat kaki Bella dan melepaskan dalaman segitiga tipisnya yang berwarna pink.
"Kamu sudah sangat basah Bella !" bisik Steve.
Steve mulai mengarahkan miliknya di depan milik Bella. Dan siap untuk menancapkannya.
Tapi... Dengan tertunduk, Steve bergumam lirih, "Bella tunggu, kenapa jadi seperti ini ?"
Melihat miliknya yang tiba-tiba melemas tidak bertenaga.
Bella bangun dari tidurnya dan memeluk Steve, "Maaf sayang, aku tidak tahu kalau kamu sangat kelelahan seperti ini. Mari kita berhenti..." jawab Bella dengan lembut.
Dengan wajah tersenyum, Bella mengusap wajah Steve "Kamu bisa istirahat sayang, aku ingin minum coklat panas lalu menyusulmu beristirahat..."
Wanita cantik itu turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Bella menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju sofa ruang tamu. Dirinya terduduk lemas dan melihat miliknya yang sudah begitu basah.
"Hmmm..."
Di sebuah Coffeeshop, Bella menunggu sahabatnya sambil menyesap Ice Americano.Bella yang hanyut dalam pikiran tidak sadar ketika sahabatnya sudah berdiri didepannya."Bella ?" panggil Giselle dengan senyuman manis di wajahnya."Giselle ?!" kaget Bella dan berdiri menyambut sahabatnya. Dan saling mengecup kedua pipi, kiri kanan.Giselle duduk tepat di depan Bella dan memicingkan matanya. Seolah menyelidik apa yang Bella risaukan."Kamu ada masalah ?" tanya Giselle to the point.Dengan sedikit keraguan, Bella ingin bercerita kepada sahabatnya ini, tapi dia cukup malu. Namun, saat ini hanya Giselle lah tempatnya untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah.Sambil memainkan kedua telunjuknya, Bella berucap pelan "Hmm… Sebenarnya aku dan Steve sudah hampir dua tahun ini tidak melakukan hubungan intim.""A-Apaaa?!" teriak Giselle setelah mendengar apa yang diucapkan Bella."Sssttt...!" desis Bella menyuruh Giselle untuk tenang, karena kini mata para pengunjung yang lain menatap mereka."Sorry,
"Ah…ah... ah…!" terdengar desahan yang saling bersahut di salah satu ruangan petinggi di perusahaan."Angkat kakimu Joy !" titah Austin mendominasi, sambil terus mengeluar masukkan miliknya di dalam inti tubuh Joy."Ahh Austin !" desah Joy sambil menggigit bibir bawahnya menikmati sodokan dari Austin. Joy mengangkat dan membuka lebar kedua kakinya yang duduk di atas meja kerja Austin."Lebih dalam Austin !" racau Joy sambil memainkan kedua gundukan kenyal miliknya."Ahh… Ah.. Kau sangat seksi Joy!" suara serak yang bercampur nafsu oleh Austin."Oh iya...! Aku sudah berusaha mendekatkanmu dengan Steve! Tapi sepertinya tidak berhasil !" ucap Austin tersenyum smirk dan membalikkan badan Joy agar membelakanginya.Joy pun menurunkan kedua kakinya dan berpegangan di meja menanti apa yang akan dilakukan Austin selanjutnya.Dengan pakaian yang sudah tidak pada tempatnya, membuat Joy terlihat sangat berantakan.Austin kembali memasukkan miliknya dan terus menggoyang tubuh Joy dengan hentakan y
Tibalah hari sabtu sore, dimana Steve dan Bella kini sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Austin."Kamu sangat tampan Steve !" kagum Bella sambil membantu Steve memakaikan jaket kulitnya yang berwarna coklat."Dan kau selalu sangat cantik dan mempesona...!" balas Steve dan mendekatkan wajahnya kewajah Bella.CupSteve mengecup pipi Bella sekilas.Bella yang berharap mendapatkan ciuman panas di bibir hanya tersenyum masam. Dan membuang wajah kecewanya, tidak ingin Steve melihat moodnya yang berubah karena hal seperti itu.*****Ting Tong"Hai Bro!" sapa Austin senang melihat Steve dan Bella yang datang."Selamat Bro!" seru Steve dan membalas pelukan sahabatnya."Selamat Austin..." ucap Bella dan memberikan sebuah paper bag untuk Austin."Terima kasih Steve, Bella !" jawab Austin dan meraih pemberian dari Bella."Kenapa kalian repot-repot segala membawa bingkisan seperti ini!" senyum Austin."Ayoo masuk...!" lanjut Austin, lalu mengantar Steve dan Bella ke dalam rumahnya.Terlihat t
"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan.Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya."Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya.Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah."Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai.Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat."Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!""Ast
Steve terlihat begitu segar hari ini, semua staff yang menyapa sang CEO, Pasti di balas dengan senyuman yang merekah."Pagi Pak Steve..." sapa salah satu karyawan wanita."Pagi..." balas Steve santai dan tersenyum."Heii..!!" Austin merangkul bahu Steve."Yoo..!!" balas Steve tidak kalah semangat.Dan Austin bisa menangkap perubahan ekspresi Steve yang sangat berbeda dari beberapa hari ini."Kenapa semalam kau langsung pulang ?! Tanpa pamit! Michael, Ron, dan Gerry mencarimu dan Bella..!!" terang Austin."Ahh… Sorry Bro! Semalam Bella merasa sedikit kurangnyaman!" jujur Steve."Benarkah ? Apa Bella baik-baik saja ? Dia minum terlalu banyak kemarin malam.." tanya Austin dengan senyuman tipis.CeklekSteve masuk ke dalam ruangannya, di susul Austin.Steve duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Austin duduk di sofa dengan santai."Hmm… sebenarnya… malam itu, ketika kami pulang, Bella terlihat begitu bergairah. Dan memintaku untuk langsung melakukannya dengan agresif..!!" Steve mulai berc
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella.Apa yang ada di pikirannya saat ini.Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya.Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri.Tangannya langsung dia posisikan di payudara Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella."Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya."Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan."Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya."Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan."Euhh..
Steve terpesona dalam satu menit memandangi keseksian dan lekukan tubuh Giselle di balut kaos pendek dan rok mininya. Ketika Giselle berbicara dan mengeluh kepadanya."Mau pindah meja, Steve?" usul Giselle sambil melihat ke meja yang berada di bagian sudut.Sejenak berpikir, "Hmm, Why not..!?" balas Steve."Good!" senyum manis mengembang di wajah seksi Giselle.Pelayan membantu Steve dan Giselle untuk memindahkan minuman mereka."Ck!! Aku benar-benar tidak menyangka ketika Bella mengatakan, kalau dia akan menikah dengan pria yang dia kencani pertama kali… hehhehe..!" kekeh Giselle dengan wajah takjub."Dan, kami semua sahabatnya mencoba untuk menghentikannya menikah..!!" jujur Giselle."Hahhaha... Begitukah ?? Memangnya kenapa..?" tawa kecil Steve, yang baru mengetahui kenyataan itu."Tidak ada, hanya merasa sangat aneh, Bella hanya berkencan dengan satu pria dan memutuskan untuk menikah...!!" tukas Giselle sambil menyesap minumannya."Hahahha..." tawa Steve sambil menggeleng kecil kep
Rumah yang terbilang cukup mewah, yang dihuni oleh sepasang pengantin yang harmonis, sedang terdengar suara saling mendesah dan si pria terus memberikan pujian kepasangan wanitanya .Tapi sayangnya, suara tersebut berasal dari sang wanita pemilik rumah dan pria yang merupakan sahabat sang suami wanita tersebut.Bella terlihat masih mengurut kejantan Austin dengan gerakan naik dan turun."Ahh... Ini sangat luar biasa dan nikmat Bella...!" gumam Austin.Tersenyum penuh kemenangan, melihat Bella dari atas, "Bella, kau sangat hebat dalam hal ini..!!" sambungnya.Sambil meremas erat payudara Bella dan memainkan putingnya yang kini berada di sampingnya."Apa yang harus aku lakukan, ini adalah pertama kali aku memegang milik pria lain selain Steve..!" batin Bella berkecamuk."Tapii… Dibandingkan dengan milik Steve, ini sangat berbeda… Terlihat lebih besar dan tebal dari pada milik Steve...""Bagaimana rasaya jika itu masuk kedalam tubuhku..." pikir Bella sambil terus menatap dan melakukan pi