Share

Bicara Empat Mata

Setelah kata-kata laknat itu terucap, aku menyesal, nyaris seketika. Aku sudah menantang maut kali ini.

Kemarin waktu dalam kamar siksaan, aku memang tak takut mati. Tapi sekarang begitu kehidupan kembali normal beda lagi ceritanya. Sifat dasarku sebagai manusia -- serakah -- membuatku tak cuma ingin hidup. Kehidupan yang lebih baik, tepatnya.

"Apa kau yakin?"

Kudengar suara Hartono berujar. Pelan. Mematikan.

"Ak-- aku cuma..."

"Kemarikan ponselmu." Dia menyahut tak terbantahkan.

Meski kesal setengah mati, aku memilih patuh.

Kulemparkan benda mungil itu di depannya sebagai upaya protes kecil-kecilan.

"Persis bocah." Geramnya kesal namun tetap mengambil ponsel yang terletak mengenaskan itu.

Sejurus kemudian dia sibuk mengutak-atik sesuatu di ponsel itu. Penasaran dengan tindakannya, aku menjulurkan leher lebih tinggi. Ternyata Hartono sedang sibuk memeriksa laporan transaksi akun bank-ku.


Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status