Share

Segalanya Lebih Baik

Entah aku harus menangis atau tertawa mendengar kalimatnya yang bermakna ambigu ini.

Menikmati waktu macam apa yang dimaksudnya? Hilir mudik lantaran harus mengurus ibu yang sakit atau aku tertangkap basah waktu bicara dengan Vincent di cafetaria kemarin? Atau keduanya?

Entah yang manapun jawabnya, aku sudah mati langkah. Jadi, kuputuskan memakai strategi baru. Alih-alih berpura-pura polos, aku langsung mengaku.

"Maaf, tapi ibuku sakit." Kataku merayu dengan wajah tertunduk, persis anak kecil yang tertangkap basah mencuri uang ibunya.

"Lalu? Apa hubungannya denganmu?"

Sontak aku menengadah, menatap wajahnya yang terpahat sempurna, berharap ada raut bercanda di sana. Namun Hartono nampak serius, tak ada sedikitpun humor di wajah itu.

"Bagaimana mungkin kamu sanggup mengucapkan kata-kata macam itu? Demi Tuhan, yang sakit ini Ibuku lho, perempuan yang melahirkan aku."

Kini giliran Hartono yang menatapku lekat-lekat, mungki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status