Johan mengangguk. "Baiklah. Pamela, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Kalau sudah lelah, cari Kakek!"Pamela mengiakan, "Ya, baik!"Kemudian, pelayan membawa Johan ke mobil listrik di samping untuk segera kembali ke rumah dan minum obat.Setelah Johan pergi, Pamela menoleh pada bebungaan di depan.Unik sekali bunga itu. Pamela lupa menanyakan apa jenis bunga itu kepada Johan.Pamela berjalan ke arah bebungaan dan membungkuk untuk mencium aroma bunga. Di tengah wangi semerbak, ada sedikit bau asam yang aneh.Ternyata bunga secantik itu bau?Pamela yang merenung dikejutkan oleh seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul di tengah bebungaan!Pria paruh baya itu berdiri tegak di tengah bebungaan. Kedua tangannya kotor dan banyak pasir.Pamela mundur secara refleks dan menatap pria itu dengan kaget!Pria paruh baya tersenyum. "Maaf membuatmu kaget, aku sedang memupuk bunga barusan."Pria itu berjalan menuju keran air di dekat bebungaan untuk mencuci tangan. "Kamu tamu hari ini?"Pamela meng
Bulan?Nama bunga ini sangat indah.Warna bunga ini memang mirip rembulan di malam hari.Pamela tidak pernah mendengar jenis bunga itu, mungkin sangat langka.Pamela melamun sesaat saat melihat bebungaan itu. Kemudian, Pamela bertanya dengan heran, "Kenapa Tuan Marko memupuk bunga sendiri? Harusnya ada tukang kebun, 'kan?"Marko menjawab, "Ini bunga kesukaan istriku. Bunga ini sulit dirawat karena memiliki persyaratan tertentu terhadap suhu, kelembapan dan kondisi tanah. Aku nggak memercayakan orang lain untuk merawatnya."Istri?Hmph! Istri Marko sekarang adalah ibunya Kalana!Pria bajingan ini telah mengkhianati istri pertama, tetapi begitu menyayangi bunga kesukaan istri sekarang, sungguh ironis!Jangan-jangan Marko berpikir hal itu akan membuatnya terlihat setia?Munafik!Teringat pada tuduhan, pengkhianatan dan pengkhianatan yang mungkin telah dialami oleh Ibu di rumah Keluarga Yanuar, Pamela kesulitan untuk mengendalikan perasaan.Terlepas dari yang lain, Marko adalah pria yang p
Kalana berkata, "Ibu nggak enak badan, Ibu mau Ayah naik dan tengok."Marko mengernyit. "Kalau nggak enak badan, suruh orang bawa dia ke rumah sakit. Ayah bukan dokter."Kalana tercengang. Jawaban Ayah sama persis dengan jawaban Agam waktu itu.Inikah sikap seorang pria terhadap wanita yang tidak dicintainya?Sejak menikah, Ibu telah mengerahkan segala upaya untuk menyenangkan hati Ayah beserta mertua. Akan tetapi, Ibu tidak pernah mendapatkan penghormatan dan rasa cinta dari Ayah!Selama bertahun-tahun ini, Ibu memiliki kedudukan stabil di rumah Keluarga Yanuar berkat melahirkan dia dan Justin.Kalana benar-benar tidak memahami isi pikiran para pria. Selama bertahun-tahun, Ayah selalu memikirkan mantan istri yang tidak tahu malu dan anak haram itu, tetapi mengabaikan cinta dari Ibu.Sementara itu, Agam menyukai Pamela si gadis desa yang licik, tetapi mengabaikan cinta darinya.Kalana merasa enggan sehingga ingin membantu ibunya. Kalana berkata, "Coba Ayah tengok Ibu. Katanya Kakek dan
Justin sangat marah, tetapi tidak dapat membantah.Pamela kebetulan duduk di tempat Justin mengerjakan soal latihan, lalu membacanya. "Tuan Muda Justin belum selesai kerjakan soal latihan, bahkan suruh orang bantu kerjakan, tapi malah sempat ikut campur dalam urusan orang lain?"Justin merasa gelisah dan malu saat Pamela membaca buku soal latihannya. Justin berseru dengan kesal, "Letakkan, jangan sentuh soal latihanku! Jangan mengatur-ngatur aku!"Pamela meletakkan soal latihan Justin dan mengetukkan jari ke meja. "Tentu saja, aku hanya orang luar, apa hakku untuk mengatur-ngatur kamu?"Justin menyeringai sombong. "Bagus kalau kamu tahu!"Pamela berkata dengan santai, "Tapi, aku bisa sampaikan apa yang kulihat pada Pak Jason, biar dia saja yang mengaturmu."Justin menjadi panik. "Kamu!"Pamela tersenyum. "Kenapa? Takut aku lapor ke Pak Jason kalau kamu suruh orang kerjakan soal latihanmu?"Justin memelototi Pamela dengan jengkel. "Ya! Masih pura-pura tanya!"Senyuman Pamela memudar dan
Justin baru ingat bahwa rumus yang pernah diajarkan Pamela di perusahaan Jason waktu itu sepertinya bisa digunakan untuk mengerjakan soal tersebut!Justin tercerahkan dan mengerti bagaimana cara mengerjakan soal. Akan tetapi, Justin menggerutu dengan sombong, "Hmph! Nggak butuh kamu ajarkan!"Pamela tidak marah. Pamela meletakkan pensil dan berkata, "Aku ke toilet dulu. Kalau kamu masih nggak bisa kerjakan saat aku keluar, aku akan menertawakanmu, Tuan Muda Justin!"Pamela berjalan melewati Justin dan masuk ke toilet di kamar, lalu menutup pintu.Justin menatap sosok belakang Pamela sambil mendengus. Kemudian, Justin membaca soal latihan dengan cermat dan mencoba mengerjakannya berdasarkan rumus itu.Tok tok!Pintu kamar Justin tiba-tiba diketuk dari luar. Justin yang belum selesai mengerjakan soal latihan merasa gelisah karena berpikir Jason sudah pulang untuk mengecek!"Justin, apa kamu di dalam?"Justin menghela napas lega saat mendengar suara ibunya."Ibu, masuklah! Aku sedang kerj
Justin mengernyit, jengkel pada Ibu dan Kalana yang memprovokasinya untuk mewarisi perusahaan keluarga. Justin sama sekali tidak berminat terhadap perusahaan keluarga!Justin juga jengkel pada Ibu yang berpikir negatif terhadap Jason. Jason sangat tegas pada Justin sehingga Justin takut pada Jason, tetapi Justin tidak pernah meragukan kasih sayang Jason padanya.Seperti yang Ibu katakan, mereka adalah saudara tiri. Namun, Jason-lah yang membesarkan Justin dari kecil. Jason-lah yang mengajari Justin berbicara dan menulis.Jason tidak memanjakan Justin seperti Kalana, tetapi Jason yang tegas tidak pernah menganiaya Justin.Jason juga tidak mendukung Justin untuk bermain game, bahkan menegur Justin karena ugal-ugalan saat Justin meminta untuk dibelikan gadget. Namun, tak lama kemudian, Calvin akan membelikan gadget untuk Justin.Justin tahu Calvin tidak akan berani membelikan gadget padanya tanpa perintah dari Jason!Dalam beberapa tahun terakhir, Jason mulai mengajarkan ilmu manajemen pa
Kelly berpikir sejenak, lalu berkata pada Pamela, "Bu, tolong ikut aku sebentar. Ada yang ingin kubicarakan denganmu."Pamela tersenyum. "Baik."Mendengar Pamela tidak membantah status sebagai guru privat dan setuju untuk berbicara dengan Kelly, Justin mendongakkan kepala dengan kaget. "Ibu, sebenarnya dia ...."Pamela sekali lagi menyelang perkataan Justin, "Tuan Muda Justin, kerjakan soal dengan sungguh-sungguh. Nanti aku akan periksa."Justin menelan kembali perkataannya dan mengernyit karena bingung.Melihat Pamela pergi berbincang dengan ibunya, Justin menggaruk kepala karena tidak mengerti mengapa Pamela berpura-pura menjadi guru privat....Pamela mengikuti Kelly ke kamar tamu yang kosong.Setelah menutup pintu, Kelly mengamati Pamela dari atas ke bawah, lalu bertanya, "Siapa nama Ibu?"Pamela tersenyum. "Pamela."Kelly melipat tangan di depan dada dengan sombong seraya bertanya, "Bu Pamela lulus dari universitas mana? Perkenalkan dirimu."Pamela berterus terang, "Aku lulusan Un
"Aku bilang ...." Saat ini, tatapan Pamela bagaikan setan perenggut nyawa dan senyumannya menyeramkan. "Aku menginginkan nyawamu!"Pamela menegaskan nadanya dan tiba-tiba mengulurkan tangan ke arah Kelly!Kelly mundur karena mengira Pamela ingin mencekiknya dan terhuyung sehingga nyaris terjatuh. Untungnya, Kelly dipegangi."Apa Nyonya Kelly baik-baik saja?" tanya Pamela dengan penuh perhatian seraya memegangi Kelly.Kelly tersadarkan dan menatap Pamela dengan kaget. Saat ini, senyuman Pamela tampak ramah dan ceria, sama sekali tidak menyeramkan.Aneh! Kelly bahkan mengira kejadian barusan hanyalah ilusi. Kelly terengah-engah karena ketakutan. "Kamu ... kamu mau apa tadi?"Pamela tertawa terbahak-bahak. Beberapa saat kemudian, Pamela berkata, "Nyonya Kelly, maafkan aku terlalu girang karena Nyonya Kelly tiba-tiba memberiku bayaran 10 kali lipat. Saking girang, aku jadi ingin bercanda dengan Nyonya Kelly!"Kelly merasa tersinggung oleh Pamela yang tidak menghormatinya. Setelah berdiri s