Justin baru ingat bahwa rumus yang pernah diajarkan Pamela di perusahaan Jason waktu itu sepertinya bisa digunakan untuk mengerjakan soal tersebut!Justin tercerahkan dan mengerti bagaimana cara mengerjakan soal. Akan tetapi, Justin menggerutu dengan sombong, "Hmph! Nggak butuh kamu ajarkan!"Pamela tidak marah. Pamela meletakkan pensil dan berkata, "Aku ke toilet dulu. Kalau kamu masih nggak bisa kerjakan saat aku keluar, aku akan menertawakanmu, Tuan Muda Justin!"Pamela berjalan melewati Justin dan masuk ke toilet di kamar, lalu menutup pintu.Justin menatap sosok belakang Pamela sambil mendengus. Kemudian, Justin membaca soal latihan dengan cermat dan mencoba mengerjakannya berdasarkan rumus itu.Tok tok!Pintu kamar Justin tiba-tiba diketuk dari luar. Justin yang belum selesai mengerjakan soal latihan merasa gelisah karena berpikir Jason sudah pulang untuk mengecek!"Justin, apa kamu di dalam?"Justin menghela napas lega saat mendengar suara ibunya."Ibu, masuklah! Aku sedang kerj
Justin mengernyit, jengkel pada Ibu dan Kalana yang memprovokasinya untuk mewarisi perusahaan keluarga. Justin sama sekali tidak berminat terhadap perusahaan keluarga!Justin juga jengkel pada Ibu yang berpikir negatif terhadap Jason. Jason sangat tegas pada Justin sehingga Justin takut pada Jason, tetapi Justin tidak pernah meragukan kasih sayang Jason padanya.Seperti yang Ibu katakan, mereka adalah saudara tiri. Namun, Jason-lah yang membesarkan Justin dari kecil. Jason-lah yang mengajari Justin berbicara dan menulis.Jason tidak memanjakan Justin seperti Kalana, tetapi Jason yang tegas tidak pernah menganiaya Justin.Jason juga tidak mendukung Justin untuk bermain game, bahkan menegur Justin karena ugal-ugalan saat Justin meminta untuk dibelikan gadget. Namun, tak lama kemudian, Calvin akan membelikan gadget untuk Justin.Justin tahu Calvin tidak akan berani membelikan gadget padanya tanpa perintah dari Jason!Dalam beberapa tahun terakhir, Jason mulai mengajarkan ilmu manajemen pa
Kelly berpikir sejenak, lalu berkata pada Pamela, "Bu, tolong ikut aku sebentar. Ada yang ingin kubicarakan denganmu."Pamela tersenyum. "Baik."Mendengar Pamela tidak membantah status sebagai guru privat dan setuju untuk berbicara dengan Kelly, Justin mendongakkan kepala dengan kaget. "Ibu, sebenarnya dia ...."Pamela sekali lagi menyelang perkataan Justin, "Tuan Muda Justin, kerjakan soal dengan sungguh-sungguh. Nanti aku akan periksa."Justin menelan kembali perkataannya dan mengernyit karena bingung.Melihat Pamela pergi berbincang dengan ibunya, Justin menggaruk kepala karena tidak mengerti mengapa Pamela berpura-pura menjadi guru privat....Pamela mengikuti Kelly ke kamar tamu yang kosong.Setelah menutup pintu, Kelly mengamati Pamela dari atas ke bawah, lalu bertanya, "Siapa nama Ibu?"Pamela tersenyum. "Pamela."Kelly melipat tangan di depan dada dengan sombong seraya bertanya, "Bu Pamela lulus dari universitas mana? Perkenalkan dirimu."Pamela berterus terang, "Aku lulusan Un
"Aku bilang ...." Saat ini, tatapan Pamela bagaikan setan perenggut nyawa dan senyumannya menyeramkan. "Aku menginginkan nyawamu!"Pamela menegaskan nadanya dan tiba-tiba mengulurkan tangan ke arah Kelly!Kelly mundur karena mengira Pamela ingin mencekiknya dan terhuyung sehingga nyaris terjatuh. Untungnya, Kelly dipegangi."Apa Nyonya Kelly baik-baik saja?" tanya Pamela dengan penuh perhatian seraya memegangi Kelly.Kelly tersadarkan dan menatap Pamela dengan kaget. Saat ini, senyuman Pamela tampak ramah dan ceria, sama sekali tidak menyeramkan.Aneh! Kelly bahkan mengira kejadian barusan hanyalah ilusi. Kelly terengah-engah karena ketakutan. "Kamu ... kamu mau apa tadi?"Pamela tertawa terbahak-bahak. Beberapa saat kemudian, Pamela berkata, "Nyonya Kelly, maafkan aku terlalu girang karena Nyonya Kelly tiba-tiba memberiku bayaran 10 kali lipat. Saking girang, aku jadi ingin bercanda dengan Nyonya Kelly!"Kelly merasa tersinggung oleh Pamela yang tidak menghormatinya. Setelah berdiri s
Kelly berpura-pura sakit dan meminta Kalana mencarikan Marko. Kalana tidak mengecewakan Kelly dan berhasil.Marko memang datang, tetapi begitu masuk, Marko menanyakan apa gejala Kelly dan ingin memanggil mobil ambulans.Kelly hanya berpura-pura sakit. Gawat jika mobil ambulans datang dan tidak dapat mendiagnosis apa penyakitnya.Jadi, Kelly mengatakan dirinya hanya pusing.Kemudian, Marko duduk di samping ranjang dan membaca alkitab tebal dengan penuh konsentrasi.Terkadang, Kelly curiga apakah Marko ingin menjadi petapa. Marko lebih memiliki untuk membaca buku daripada melihat istrinya yang cantik!Kelly pun berhenti berpura-pura. Kelly mengatakan dirinya sudah merasa lebih baik dan ingin pergi ke luar untuk menghirup udara segar.Marko tidak pernah memberi perhatian pada Kelly.Pernikahan mereka sama seperti kehidupan wanita janda!Akan tetapi, Kelly tidak dapat menceritakan kehampaan dan kebutuhan fisiologisnya pada Kalana. Kelly menggelengkan kepala dengan sedih. "Nggak ada apa-apa
Kelly berusaha keras memikirkan solusi untuk Kalana. "Kalana, apa kamu punya foto Pamela? Coba Ibu lihat seberapa cantik gadis itu."Tebersit kedengkian dalam tatapan Kalana saat membicarakan kecantikan Pamela. Kalana menjawab, "Ibu, aku sangat benci dia, mana mungkin aku punya fotonya? Tapi, dia memang cantik sekali, tanpa dandan saja sudah cantik. Mungkin saja dia diam-diam operasi plastik!"Kelly tidak terkejut. "Gadis yang disukai Tuan Muda Agam pasti cantik. Kalana, sekarang Tuan Muda Agam terkecoh oleh Pamela dan sedang mesra-mesranya. Kamu jangan cari masalah dengan Pamela dulu, jangan sampai Tuan Muda Agam jengkel padamu."Kalana mengernyit dan merasa jengkel. "Ibu! Ibu suruh aku berdiam diri begitu saja? Aku suka Agam dan hanya mau nikah dengan Agam. Di dunia ini, hanya pria unggul dan kaya seperti Agam yang sepadan denganku! Aku nggak akan menyerah!"Kelly menasihati Kalana, "Kalana, tenang dulu! Bukannya Ibu menegurmu, tapi kenapa kamu jadi gampang emosi?"Kalana berucap, "K
Pamela mengambil tugas Justin dan melihat jawabannya, lalu berkata, "Bagus! Kamu sudah menjawabnya dengan baik. Lanjutkan! Setelah kamu menyelesaikannya, serahkan padaku biar aku bisa memeriksanya!"Justin lantas mengerutkan dahinya. Wajahnya kelihatan tidak senang ketika mengatakan, "Pamela, aku menyuruh kamu melihat soal ini untuk membuktikan bahwa aku memang bisa mengerjakannya. Bukan berarti kamu boleh memeriksa tugasku. Tolong sadar diri! Huh!"Pamela memperhatikan pria itu, lalu melipat lengannya. Bibir tipis wanita itu menukik ke atas ketika mengatakan, "Aku sudah tahu siapa diriku. Sekarang, kamu harus menyerahkan tugasmu itu untuk kuperiksa.""Harus?" Justin langsung mendelik dan membalas, "Cih! Kamu pikir kamu siapa?""Tuan Justin, tadi aku memang nggak memiliki status yang pantas untuk ikut campur dalam urusanmu. Tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Sekarang aku sudah resmi menjadi gurumu. Semua tugasmu dan setiap soal yang kamu kerjakan sudah menjadi tanggung jawabku unt
Pamela langsung menoleh setelah mendengar suara panggilan pria itu. Wanita itu menemukan Paman Heru berdiri dengan sangat sopan di depan pintu kamar melalui celah pintu.Setelah dia kembali, supaya tidak menimbulkan kecurigaan, Pamela sengaja tidak menutup pintu dengan dan menyisakan sedikit celah.Meskipun Justin masih sangat belia, dia tetap adalah seorang laki-laki. Lalu kediaman Keluarga Yanuar adalah tempat yang sulit diprediksi. Selain itu, Nona Kalana yang bisa tiba-tiba membuat masalah juga berada di sini. Lebih baik Pamela lebih berhati-hati supaya tidak kena masalah.Pamela berjalan ke arah pintu dan membuka pintu tersebut. Selanjutnya, dia pun membalas Paman Heru dengan sopan, "Ya, tadi ada soal yang nggak bisa dikerjakan oleh Tuan Justin dan dia menyuruhku untuk mengajarinya. Aku sudah menjelaskannya."Justin yang ada di belakang lantas mendengus dan mengomel, "Siapa yang menyuruhmu mengajariku?"Paman Heru pun tersenyum ramah dan membalas, "Rupanya begitu! Kalau begitu Non