Hanya terdengar suara serius dari telepon, "Ini dari Kantor Polisi Foktong, apa ini rumahnya Pamela?"Pak Dimas menengadahkan kepala untuk meminta izin dari tuan muda. Melihat tuan muda menganggukkan kepala, dia baru berani menjawab, "Apa Anda ada masalah?"Pihak kantor polisi berkata, "Kalau kamu adalah anggota keluarga Pamela, sekarang tolong kalian datang ke kantor polisi, ada hal yang perlu dipastikan dengan kalian."Kemudian, pihak kantor polisi menutup teleponnya.Nyonya Frida tidak bisa menerima kenyataan seperti ini, jadi dia duduk lemas di sofa ....Olivia makin membakar, "Nenek, lihatlah, kantor polisi sudah menelepon kemari, tampaknya wanita yang ditangkap itu benar-benar Kakak Ipar! Kok bisa dia melakukan hal semacam itu? Sia-sia biasanya Nenek begitu menyayanginya!"Nyonya Frida sangat sakit hati, bahkan tidak bisa menerima kenyataan ini ....Agam berdiri, lalu mengambil jas di sofanya, baru berkata pada Olivia dengan serius, "Kamu di rumah saja untuk menemani Nenek, ke ma
Setelah menekan tombol speaker, polisi di ujung telepon berkata dengan serius."Pamela, siang hari ini ada orang yang mendapatkan dompet dan ponselmu, bahkan menggunakan KTP-mu untuk check-in di sebuah hotel. Sekarang kamu datang ke kantor polisi untuk memastikan barang ini milikmu atau bukan, serta memeriksa ada kerugian lain atau nggak."Pamela berkata dengan sopan, "Baik, aku sudah tahu, terima kasih, Pak!""Sama-sama."Setelah mengakhiri telepon, Pamela menatap ke arah Olivia dengan tenang. "Hanya karena ini? Kapan hilang barang termasuk skandal? Olivia, kamu kira kenapa polisi mencariku?"Olivia tercengang, seketika tidak tahu harus berkata apa.Kenapa masalah yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya?Polisi mencari Pamela hanya karena barangnya hilang?"Pamela, baguslah kalau kamu baik-baik saja, sungguh bagus! Hanya berita nggak benar, tadi benar-benar membuatku kaget!" Nyonya Frida mengelus dadanya, akhirnya bisa menghela napas lega.Kemudian, Nyonya Frida menoleh untuk meli
"Pamela, tolong lihat mukaku ...." Nyonya Frida masih ingin mendamaikan mereka.Pamela sangat tegas. "Nenek, ini bukan pertama kali dia begitu. Waktu itu, dia membawamu ke pameran lukisan untuk menangkap bukti aku berselingkuh, kali ini dia bersikeras mengatakan aku adalah pelacur, bahkan berkata kasar padaku. Aku nggak bisa memaafkan orang yang berkali-kali menghinaku, bahkan nggak mau meminta maaf dengan tulus. Harap Nenek bisa maklumi."Nyonya Frida menghela napas tak berdaya, dia juga mengerti Pamela. Wanita mana yang tak marah dituduh melakukan hal seperti ini? Kedua masalah ini memang Olivia yang keterlaluan!Olivia sudah dimanjakan sampai bersikap keterlaluan, sudah waktunya menghukumnya, tetapi dia mudah sakit, jadi tak bisa memukulnya ....Aduh, asal Pamela tidak keberatan, ya sudahlah.Akhirnya Olivia tidak mendapat hukuman apa pun, jadi Olivia menantang Pamela dengan mengangkat alis, bahkan berekspresi sombong yang artinya, 'Bagaimana? Aku memang memarahimu, tapi Nenek nggak
Olivia mengendarai mobilnya untuk diam-diam mengikuti mereka ke kantor polisi .......Di kantor polisi.Polisi mengembalikan barang pada Pamela sambil berkata, "Lihat dulu apa ini barang dan dompet yang kamu hilang. Kalau ya, periksa apa ada yang kurang atau hilang?"Pamela pun memeriksa dompetnya, lalu melihat riwayat penggunaan teleponnya, baru berkata dengan yakin, "Ini barangku, juga nggak ada kekurangan apa pun."Polisi menganggukkan kepala dengan serius. "Tanda tangan di tempat ini, lalu kamu bisa membawa barangmu pergi. Ingat, kelak kamu harus hati-hati. Kalau kehilangan barang lagi, mungkin nggak akan seperti hari ini bisa menemukan barang ini!"Pamela dengan patuh mendengar nasihatnya, lalu tersenyum dengan sopan. "Ya, kelak aku akan perhatikan. Terima kasih, Pak!"Saat ini, Nyonya Frida menemani di sampingnya, seperti seorang nenek yang baik dan berpendidikan. Dia bersama Pamela berterima kasih pada polisi, bahkan memuji mereka sangat serius dan bertanggung jawab pada pekerj
Olivia tidak berani mengatakan tujuannya datang ke kantor polisi, takut diadang kakak dan neneknya. Jadi, dia bergegas melewati mereka untuk masuk ke dalam dan berteriak."Pak, aku ingin tanya, apa hari ini ada sepasang kekasih yang melakukan hubungan intim ilegal di Hotel Dirgantara tertangkap?"Pak polisi menengadahkan kepala untuk melihatnya sambil menjawab dengan jujur, "Benar, ada kasus seperti itu, ada apa, ya?"Olivia bertanya lagi, "Bolehkah aku bertemu dengan wanita yang tertangkap itu? Aku merasa aku kenal dengannya!"Olivia benar-benar tidak mengerti wanita yang seharusnya ditangkap adalah Pamela, tetapi kenapa Pamela bisa pulang ke rumah dengan kondisi selamat?Jadi, Olivia harus memastikan kalau wanita itu bukan Pamela, baru dirinya bisa percaya!Namun, polisi menggelengkan kepalanya. "Sayang sekali, wanita yang melakukan pelanggaran itu menggunakan cara licik untuk kabur ketika ditangkap. Sekarang, rekan kami masih mencarinya untuk menangkapnya!"Hmmph! Memang benar kalau
Pamela terlihat tenang, bahkan tersenyum sinis pada Agam. "Ada apa? Apa Paman juga nggak percaya padaku?"Agam mencibir. "Apa yang kamu curigai? Apa mencurigaimu menghadiahi diri sendiri dengan cara mencari pria rendahan seperti itu dan menjual diri sendiri sebagai hadiah wisuda?"Pamela tercengang, lalu memelototinya. Bisa-bisanya di saat ini Paman bercanda dengannya?Namun, sikap menyindir balik ini seolah-olah menyatakan Agam tidak mencurigainya.Pamela mengabaikan Agam, hanya berkata pada polisi itu, "Pak, bagaimana aku harus bekerja sama dalam pemeriksaan kalian?"Pak polisi berkata dengan serius, "Kamu ikut aku dulu!""Pamela ...." Nyonya Frida merasa cemas, jadi menarik lengan cucu menantu dengan ekspresi khawatir.Pamela meminta maaf pada Nyonya Frida sambil tersenyum. "Nenek, aku sudah membuatmu kecewa. Hari ini, aku mungkin nggak bisa menemanimu makan malam."Nyonya Frida tercengang. "Pamela, apa kamu benar-benar ...."Pamela tidak menjelaskan, hanya mengikuti polisi ke ruang
Olivia menoleh lagi dan menunjuk Pamela sambil berseru, "Ini pasti rencanamu! Pasti kamu yang mencari wanita itu untuk dijadikan kambing hitam!"Pamela merentangkan kedua tangannya dengan ekspresi tidak bersalah dan berkata, "Olivia, apakah kamu hanya akan merasa puas kalau kamu berhasil memfitnahku sebagai pelacur?"Olivia berkata dengan kesal, "Memfitnah? Kamu memang pelacur!"Plak!Sebuah tamparan yang keras mendarat di wajah Olivia ....Nyonya Frida marah besar. Setelah menampar Olivia dengan keras, napasnya pun terengah-engah."Olivia! Sudah cukup, belum? Kamu sudah membuat keributan di rumah, tapi kamu masih mau membuat keributan di kantor polisi? Pamela adalah kakak iparmu. Kenapa kamu terus menghinanya?" seru Nyonya Frida.Olivia memegang pipinya dengan ekspresi tidak percaya sambil berkata dengan terisak tangis, "Nenek memukulku? Sejak kecil, Nenek nggak pernah memukulku. Tapi, hari ini Nenek malah menamparku demi Pamela yang baru saja menikah dengan Kakak?"Begitu cucunya men
Mendengar ucapan Olivia, Dikra tercengang. "Nyonya Dirgantara, bagaimana Nyonya bisa pura-pura nggak kenal denganku? Aku ditangkap karena membantu Nyonya!""Kamu salah kenal! Aku ... aku nggak kenal denganmu! Minggir sana! Jauh-jauh dariku!" seru Olivia.Olivia menghindari tarikan Dikra dengan kesal dan berkata pada beberapa polisi di sebelahnya, "Kenapa kalian diam saja? Cepat tahan penjahat ini! Kalian malah membiarkannya asal bicara di sini, menakutkan sekali!"Seusai berbicara, Olivia berlari ke depan dan menarik Nyonya Frida sambil berjalan cepat ke luar. "Nenek, ayo jalan! Di sini bising sekali, orang aneh macam apa pun ada!"Dikra yang diseret ke dalam oleh polisi seketika merasa murka. Dia meronta sambil berteriak, "Nyonya Dirgantara, kamu sedang mencelakai orang yang membantumu! Setelah kamu memanfaatkanku, kamu langsung pura-pura nggak kenal? Baiklah! Karena kamu sejahat ini, jangan salahkan aku kalau aku bertindak kejam!""Pak Polisi, aku mau lapor! Dialah orang yang menyuru