Melihat Pamela yang baru saja mematikan panggilannya, Kalana memasang senyuman "polos" yang paling dia kuasai."Kak Pamela, sepertinya kamu sibuk sekali, ya? Panggilan itu dari seorang teman pria yang ingin mencarimu, ya?" tanya Kalana.Pamela menyimpan ponselnya, lalu memeluk sebuah bantal di atas sofa dan menjawab dengan malas, "Iya, dia memang pria."Mata Kalana yang polos malah terlihat sinis dan jahat. "Tahukah Agam kamu masih berhubungan dengan pria lain secara pribadi?" tanya Kalana.Pamela menguap dan menjawab, "Seharusnya dia nggak tahu, deh!"Kalana berkata dengan agak kesal, "Agam nggak tahu? Kalau begitu, sepertinya kurang bagus, deh. Mumpung Agam lagi nggak di rumah, kamu memanggil pria lain datang mencarimu ke rumah. Kalau hal ini tersebar ke luar, orang-orang pasti akan bergunjing!"Pamela menoleh dan menatap Kalana sambil bertanya, "Nona Kalana, kamu sedang mengancamku bahwa kamu akan menyebarkan hal ini ke luar, ya?"Kalana mengernyit dengan gaya pura-pura manis dan be
"Kak Pamela, jangan tersedak, ya, saat kamu makan. Susu ini kutinggalkan untukmu, deh!" kata Kalana.Namun, saat Kalana menyodorkan gelas berisi susu ini pada Pamela, Kalana berpura-pura berdiri dengan tidak stabil, sehingga tubuhnya bergoyang dan susu di dalam gelas tumpah ke dalam kotak makanan yang baru saja Pamela buka!Semangkuk mi kuah yang sama sekali tidak tersentuh itu langsung tercampur dengan susu ....Kalana menutup mulutnya dengan tangannya dan berpura-pura terkejut sambil berkata, "Astaga! Kak Pamela, maaf, aku merusak makananmu! Aku ... aku nggak sengaja ...."Pamela hanya menatap mi kuah yang menjadi warna putih karena susu tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat makanan pesanan Pamela tercampur dengan susu, Olivia merasa sangat senang. Dia pun tertawa, tetapi dia tidak lupa untuk memperhatikan kakak ipar yang dia sukai. "Kak Kalana, biarkan saja dia. Kamu nggak terbentur apa-apa, 'kan?" tanya Olivia.Kalana menggelengkan kepalanya dengan ekspresi gelisah s
Olivia memelototi Pamela dengan penuh kebencian dan berkata dengan kesal, "Kak Kalana, jangan hiraukan wanita gila ini lagi! Ayo pergi, biar kubawa kamu pergi mandi dulu dan ganti baju bersih di kamar. Nanti, kita baru minta pertanggungjawabannya!"Kalana menganggukkan kepalanya dan mengikuti Olivia ke lantai atas. Di tengah perjalanan, dia menoleh dan memelototi Pamela dengan tatapan yang suram dan kejam.Tatapan itu jelas-jelas menandakan perselisihan antara mereka yang tidak akan berakhir!Pamela hanya tersenyum sesaat, dia sama sekali tidak menganggap serius orang-orang itu. Dia menoleh dan memanggil dua pembantu wanita untuk membersihkan mi kuah yang tertumpah di lantai....Saat Dimas berjalan keluar dari dapur, dia kebetulan menyaksikan kejadian barusan. Dia membuang napas dengan tidak berdaya dan berjalan menghampiri Pamela."Nyonya, pesanan makanan ini sudah nggak bisa dimakan. Anda juga nggak boleh kelaparan. Saya biarkan orang dapur untuk persiapkan roti untuk Anda, ya, untu
Melihat hal ini, Jason mengernyit dan bertanya, "Sudah jam berapa, tapi kamu masih belum sarapan?"Pamela sudah lapar, jadi dia memakan sesuap rotinya terlebih dahulu, baru menjawab, "Ceritanya panjang. Cerita sarapanku hari ini agak berbelit-belit, jadi aku baru bisa makan dengan susah payah! Pak Jason seharusnya sudah sarapan, 'kan? Jadi aku nggak mengundangmu untuk makan lagi, ya!"Jason tidak peduli apakah Keluarga Dirgantara mempersiapkan sarapan untuknya atau tidak. Dia juga bukan datang untuk makan. Sekarang, hal yang dia pedulikan hanyalah gadis di hadapannya ini. "Dengan kondisi tubuhmu sekarang, kamu makan sarapan setelat ini. Selain itu, kamu hanya makan roti. Mana cukup gizinya?"Pamela berkata dengan acuh tak acuh, "Hari ini, ada situasi khusus. Selain itu, sebentar lagi sudah mau makan siang, kok."Jason mengangkat tangannya untuk melihat jam tangannya dan berkata, "Sekarang masih ada dua jam sebelum makan siang. Jangan-jangan kamu mau terus kelaparan selama ini?"Pamela
Setelah sekitar 15 menit kemudian, Jason baru berjalan keluar dari dapur sambil membawa semangkuk makanan yang panas dan meletakkannya dengan lembut di hadapan Pamela. "Coba, deh," kata Jason.Pamela melihat makanan panas itu, lalu mengambil sendoknya dan mengaduk makanan lengket yang terlihat seperti bubur kacang merah itu. Di dalamnya, terdapat bola-bola ketan kecil berwarna putih.Dia menatap Jason sambil bertanya, "Ini bubur kacang merah dengan bola-bola ketan?"Jason mengangguk dan berkata, "Iya. Kamu lagi hamil, jadi kamu nggak boleh kekurangan energi dan darah. Kacang merah bisa menambahkan energi dan darah dalam tubuhmu. Kalau bola-bola ketan, saat kamu masih kecil, kamu paling ...."Mendengar ucapan ini, Pamela terdiam sesaat. Dia mengernyit, matanya yang berkilau pun goyah, seakan-akan dia memahami sesuatu!Melihat dia mengernyit seperti ini, Jason merasa seperti ada yang mengganjal tenggorokannya. Dia tidak lagi melanjutkan ucapannya karena dia tidak ingin merusak nafsu maka
Melihat Pamela yang sedang memakan sesuatu dengan nikmat, Olivia merasa sangat kesal. Oleh karena itu, dia langsung mengadu pada Jason.Olivia berkata, "Kak Jason, kamu datang tepat waktu! Biar kuberi tahu, tadi, Kak Kalana ditindas!""Pamela menuangkan semangkuk mi kuah yang dia pesan dari luar di kepala Kak Kalana, sehingga rambut dan baju Kak Kalana kotor, kulit wajahnya juga terbakar hingga merah!""Kak Kalana baru mandi dan ganti baju di kamarku!"Dengan pembelaan Olivia, Kalana berpura-pura murah hati lagi. Dengan suaranya yang sedih, dia berkata, "Kak, aku nggak apa-apa ...."Mendengar ucapan Olivia, Jason seketika mengernyit sambil menatap Pamela dengan sangat kesal."Bukankah Keluarga Dirgantara mempersiapkan sarapan yang melimpah untukmu, kenapa kamu malah pesan makanan dari luar?" tanya Jason.Awalnya, Kalana dan Olivia menantikan Jason memarahi Pamela. Alhasil, mereka malah mendengar Jason menanyakan sesuatu yang tidak penting. Keduanya langsung tercengang. Mereka merasa ba
Melihat adiknya yang selalu berulah ini, Jason merasa pusing. Dia mengurut keningnya sambil berkata, "Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan di Kediaman Dirgantara, pulang ke rumah sekarang juga!"Kalana juga bisa melihat bahwa sikap kakaknya sangat tegas, dia menganggukkan kepalanya dengan patuh dan berjalan maju sambil berkata, "Kak, aku tahu aku nggak seharusnya meninggalkan Revan sendirian di rumah. Aku akan langsung pulang dan menemani Revan sekarang juga. Ayo pergi!"Namun, Jason tidak bergerak, dia hanya berkata, "Calvin ada di luar, pergi minta dia antarkan kamu pulang."Kalana seketika tercengang. Dia bertanya dengan kebingungan, "Kak, kamu nggak pulang denganku?"Jason mengiakan pertanyaan Kalana dengan suara rendah dan berkata, "Aku masih ada urusan, kamu pulang dulu sendiri."Apa? Kakaknya bukan datang ke Kediaman Dirgantara untuk menjemputnya? Kalana benar-benar terkejut. Dia melihat tempat duduk Jason yang tepat berada di hadapan Pamela ....Kakaknya datang ke Kediaman Di
Jason tampak terkejut. "Kamu sudah tahu?" tanya Jason.Dengan ekspresi tenang, Pamela menjawab, "Iya, aku sudah tahu."Jason tampak kebingungan. "Sejak kapan?" tanya Jason lagi.Pamela menjawab dengan santai, "Sudah lama, nggak lama setelah aku kenal dengan Pak Jason."Jason makin tidak mengerti. "Kalau kamu sudah tahu, kenapa kamu nggak beri tahu Kakak?"Pamela tertawa, seakan-akan dia menertawakan dirinya sendiri dan berkata, "Kalau aku beri tahu kamu, kamu juga nggak akan percaya. Selama ini, bagi Pak Jason, bukankah aku hanya seorang gadis kampungan yang berniat buruk, ingin bergantung pada orang-orang berkuasa, supaya aku juga bisa melambung tinggi?""Bayangkanlah, kalau aku tiba-tiba berlari ke hadapan Pak Jason dan mengatakan kalau aku adik kandungmu yang sudah menghilang selama bertahun-tahun, kamu pasti akan merasa sial, kamu akan menganggap kalau aku seorang penipu yang licik dan ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk ke keluarga kaya, 'kan?"Ekspresi Jason menjadi kak