"Dia itu wanita jalang!"Olivia tidak mau mengatakan kalau Pamela adalah istri kakaknya, karena dia tidak mengakui Pamela sebagai kakak iparnya!Wanita itu agak canggung, juga tidak tahu kenapa Olivia begitu benci pada Kak Pamela. "Em .... Olivia, omong-omong keluargamu sungguh kaya, bahkan sumbang satu gedung pun nggak merasa sakit hati!"Keluarga Dirgantara selalu bersikap rendah hati, meskipun orang-orang di universitas tahu Olivia adalah putri dari keluarga kaya, tidak ada yang tahu keluarganya adalah keluarga kelas satu, juga tidak ada yang tahu kalau kakaknya adalah tuan muda Keluarga Dirgantara yang bernama Agam!Sekarang Olivia tidak ingin mendengar sanjungan mereka, hanya bertanya, "Apa kakakku masih ada di sini?"Wanita itu berkata, "Seharusnya di kantor kepala universitas untuk membahas masalah menyumbang bangunan!"Olivia berdiri dan segera keluar dari kelas, lalu dia menelepon Dikra dengan marah ...."Halo! Bukankah kamu bilang mau membuat kak ... uhuk ... membiarkan suami
Ketika mendengar ada yang memanggil dirinya, Pamela pun menoleh.Pria ceria yang tampan mengejarnya sampai terengah-engah ....Pria itu adalah adik kelas tahun ketiga.Pamela bertanya dengan bingung, "Ricky, ada apa? Kenapa kamu mencariku?"Pria yang malu itu memegang kepala sendiri, lalu tersenyum tulus. "Kak Pamela, selamat atas kelulusanmu!"Pamela tersenyum. "Ya, terima kasih."Ricky masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia memperhatikan di samping Pamela ada pria yang auranya sangat mengerikan. "Em .... Kak Pamela, siapa dia?"Pamela menjawab tanpa berpikir banyak, "Oh, dia adalah pamanku!"Agam, "..."Setelah mendengar itu pamannya Pamela, Ricky langsung menyapa sambil memberi hormat, "Halo, Paman!"Tatapan Agam terlihat sangat dingin, bahkan masam, tetapi dia tidak menghiraukan Ricky.Ricky juga tidak peduli padanya, hanya berkata dengan wajah agak merah, "Kak Pamela, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu saja. Bolehkah?"Pamela menganggukkan kepalanya. "Paman, tunggu aku se
Olivia berpikir sejenak, lalu berkata, "Kakak Ipar, hari ini adalah acara wisudamu, apa kamu nggak merayakannya?"Pamela menguap. "Nggak mau, lagian apa yang perlu dirayakan?!"Olivia malah mendekatinya dengan sikap menyanjung, bahkan menggandeng lengan Pamela dengan antusias. "Kakak Ipar, sangat susah untuk menyelesaikan kuliah, sebaiknya kita pergi merayakannya! Aku tahu ada satu mal yang menjual banyak barang baru dengan edisi terbatas, bagaimana kalau kita pergi ke sana jalan-jalan?"Pamela menundukkan kepala untuk melihat tangan Olivia yang menggandeng dirinya, lalu mengerutkan alis karena merasa aneh. "Sekarang kamu ingin aku menemanimu kamu jalan-jalan?"Olivia menganggukkan kepalanya dengan penuh harapan. "Ya! Lagian kita juga nggak ada kegiatan di rumah kalau pulang begitu cepat! Kakak Ipar, temanilah aku jalan-jalan!"Jarang sekali adik ipar ini menyanjungnya. Kelak, kalau bisa berhubungan harmonis dengan Keluarga Dirgantara, dia juga tidak perlu repot-repot mengatasi ganggua
Pria berambut pirang tersenyum sehingga gigi kuningnya terlihat, dia juga tersenyum cabul. "Kak Dikra, tenang saja! Aku sangat ahli dalam melakukan hal ini! Waktu itu, aku masuk penjara karena mencari wanita secara ilegal!"Melihat wanita cantik di tempat tidur, pria berambut pirang sudah tak tahan!Bulan lalu dia baru keluar dari penjara, selama beberapa tahun di penjara, dia sudah tak pernah berhubungan intim. Setelah keluar, juga tidak dapat kerja, jadi mana mungkin dia bisa mencari wanita tanpa uang sepeser pun!Beberapa hari lalu, teman sekampungnya, Dikra menemukannya. Dikra menyuruhnya meniduri seorang wanita, terus akan dapat uang. Jadi, dia langsung menyetujui hal baik seperti ini!Meskipun tidak dikasih uang, bisa tidur dengan wanita secantik ini, dia juga rela masuk penjara selama beberapa tahun lagi!Hehehe ....Hanya melihat pria berambut pirang yang cabul itu saja, Olivia sudah merasa jijik.Sebelumnya, Pamela memasukkan kepalanya ke dalam kloset, itu sudah membuatnya jij
"Apa yang dikatakan polisi?" Agam melihat laporan keuangan mingguan di tangannya dengan tenang.Ervin menjawab, "Saat ini pihak polisi masih memeriksa dan menginterogasi mereka, hasilnya belum keluar."Hal seperti ini tiap hari akan terjadi di seluruh dunia, bisa dibilang bukan berita besar, jadi Agam tak merasa kaget.Agam menyesap kopinya. "Tekan dulu kepopuleran berita itu. Setelah hasil polisi keluar, kita baru menggunakan akun resmi untuk menjawab perihal skandal itu.""Baik!" Ervin menganggukkan kepalanya untuk menerima perintah. Namun, ekspresinya tidak terlihat tenang seperti biasa, bahkan merasa agak susah mengatakan hal ini. "Tuan Muda, ada rumor bilang wanita yang dicurigai menjadi pelacur itu sepertinya bernama ... Pamela Alister."Akhirnya Agam menengadahkan kepala gantengnya dari laporan keuangan mingguan, tatapannya juga berubah menjadi tajam.Ervin terlihat menyesal. "Awalnya aku nggak percaya ketika mendengar berita ini, tapi dari catatan check-in Hotel Dirgantara meny
Hanya terdengar suara serius dari telepon, "Ini dari Kantor Polisi Foktong, apa ini rumahnya Pamela?"Pak Dimas menengadahkan kepala untuk meminta izin dari tuan muda. Melihat tuan muda menganggukkan kepala, dia baru berani menjawab, "Apa Anda ada masalah?"Pihak kantor polisi berkata, "Kalau kamu adalah anggota keluarga Pamela, sekarang tolong kalian datang ke kantor polisi, ada hal yang perlu dipastikan dengan kalian."Kemudian, pihak kantor polisi menutup teleponnya.Nyonya Frida tidak bisa menerima kenyataan seperti ini, jadi dia duduk lemas di sofa ....Olivia makin membakar, "Nenek, lihatlah, kantor polisi sudah menelepon kemari, tampaknya wanita yang ditangkap itu benar-benar Kakak Ipar! Kok bisa dia melakukan hal semacam itu? Sia-sia biasanya Nenek begitu menyayanginya!"Nyonya Frida sangat sakit hati, bahkan tidak bisa menerima kenyataan ini ....Agam berdiri, lalu mengambil jas di sofanya, baru berkata pada Olivia dengan serius, "Kamu di rumah saja untuk menemani Nenek, ke ma
Setelah menekan tombol speaker, polisi di ujung telepon berkata dengan serius."Pamela, siang hari ini ada orang yang mendapatkan dompet dan ponselmu, bahkan menggunakan KTP-mu untuk check-in di sebuah hotel. Sekarang kamu datang ke kantor polisi untuk memastikan barang ini milikmu atau bukan, serta memeriksa ada kerugian lain atau nggak."Pamela berkata dengan sopan, "Baik, aku sudah tahu, terima kasih, Pak!""Sama-sama."Setelah mengakhiri telepon, Pamela menatap ke arah Olivia dengan tenang. "Hanya karena ini? Kapan hilang barang termasuk skandal? Olivia, kamu kira kenapa polisi mencariku?"Olivia tercengang, seketika tidak tahu harus berkata apa.Kenapa masalah yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya?Polisi mencari Pamela hanya karena barangnya hilang?"Pamela, baguslah kalau kamu baik-baik saja, sungguh bagus! Hanya berita nggak benar, tadi benar-benar membuatku kaget!" Nyonya Frida mengelus dadanya, akhirnya bisa menghela napas lega.Kemudian, Nyonya Frida menoleh untuk meli
"Pamela, tolong lihat mukaku ...." Nyonya Frida masih ingin mendamaikan mereka.Pamela sangat tegas. "Nenek, ini bukan pertama kali dia begitu. Waktu itu, dia membawamu ke pameran lukisan untuk menangkap bukti aku berselingkuh, kali ini dia bersikeras mengatakan aku adalah pelacur, bahkan berkata kasar padaku. Aku nggak bisa memaafkan orang yang berkali-kali menghinaku, bahkan nggak mau meminta maaf dengan tulus. Harap Nenek bisa maklumi."Nyonya Frida menghela napas tak berdaya, dia juga mengerti Pamela. Wanita mana yang tak marah dituduh melakukan hal seperti ini? Kedua masalah ini memang Olivia yang keterlaluan!Olivia sudah dimanjakan sampai bersikap keterlaluan, sudah waktunya menghukumnya, tetapi dia mudah sakit, jadi tak bisa memukulnya ....Aduh, asal Pamela tidak keberatan, ya sudahlah.Akhirnya Olivia tidak mendapat hukuman apa pun, jadi Olivia menantang Pamela dengan mengangkat alis, bahkan berekspresi sombong yang artinya, 'Bagaimana? Aku memang memarahimu, tapi Nenek nggak