Olivia berpikir sejenak, lalu berkata, "Kakak Ipar, hari ini adalah acara wisudamu, apa kamu nggak merayakannya?"Pamela menguap. "Nggak mau, lagian apa yang perlu dirayakan?!"Olivia malah mendekatinya dengan sikap menyanjung, bahkan menggandeng lengan Pamela dengan antusias. "Kakak Ipar, sangat susah untuk menyelesaikan kuliah, sebaiknya kita pergi merayakannya! Aku tahu ada satu mal yang menjual banyak barang baru dengan edisi terbatas, bagaimana kalau kita pergi ke sana jalan-jalan?"Pamela menundukkan kepala untuk melihat tangan Olivia yang menggandeng dirinya, lalu mengerutkan alis karena merasa aneh. "Sekarang kamu ingin aku menemanimu kamu jalan-jalan?"Olivia menganggukkan kepalanya dengan penuh harapan. "Ya! Lagian kita juga nggak ada kegiatan di rumah kalau pulang begitu cepat! Kakak Ipar, temanilah aku jalan-jalan!"Jarang sekali adik ipar ini menyanjungnya. Kelak, kalau bisa berhubungan harmonis dengan Keluarga Dirgantara, dia juga tidak perlu repot-repot mengatasi ganggua
Pria berambut pirang tersenyum sehingga gigi kuningnya terlihat, dia juga tersenyum cabul. "Kak Dikra, tenang saja! Aku sangat ahli dalam melakukan hal ini! Waktu itu, aku masuk penjara karena mencari wanita secara ilegal!"Melihat wanita cantik di tempat tidur, pria berambut pirang sudah tak tahan!Bulan lalu dia baru keluar dari penjara, selama beberapa tahun di penjara, dia sudah tak pernah berhubungan intim. Setelah keluar, juga tidak dapat kerja, jadi mana mungkin dia bisa mencari wanita tanpa uang sepeser pun!Beberapa hari lalu, teman sekampungnya, Dikra menemukannya. Dikra menyuruhnya meniduri seorang wanita, terus akan dapat uang. Jadi, dia langsung menyetujui hal baik seperti ini!Meskipun tidak dikasih uang, bisa tidur dengan wanita secantik ini, dia juga rela masuk penjara selama beberapa tahun lagi!Hehehe ....Hanya melihat pria berambut pirang yang cabul itu saja, Olivia sudah merasa jijik.Sebelumnya, Pamela memasukkan kepalanya ke dalam kloset, itu sudah membuatnya jij
"Apa yang dikatakan polisi?" Agam melihat laporan keuangan mingguan di tangannya dengan tenang.Ervin menjawab, "Saat ini pihak polisi masih memeriksa dan menginterogasi mereka, hasilnya belum keluar."Hal seperti ini tiap hari akan terjadi di seluruh dunia, bisa dibilang bukan berita besar, jadi Agam tak merasa kaget.Agam menyesap kopinya. "Tekan dulu kepopuleran berita itu. Setelah hasil polisi keluar, kita baru menggunakan akun resmi untuk menjawab perihal skandal itu.""Baik!" Ervin menganggukkan kepalanya untuk menerima perintah. Namun, ekspresinya tidak terlihat tenang seperti biasa, bahkan merasa agak susah mengatakan hal ini. "Tuan Muda, ada rumor bilang wanita yang dicurigai menjadi pelacur itu sepertinya bernama ... Pamela Alister."Akhirnya Agam menengadahkan kepala gantengnya dari laporan keuangan mingguan, tatapannya juga berubah menjadi tajam.Ervin terlihat menyesal. "Awalnya aku nggak percaya ketika mendengar berita ini, tapi dari catatan check-in Hotel Dirgantara meny
Hanya terdengar suara serius dari telepon, "Ini dari Kantor Polisi Foktong, apa ini rumahnya Pamela?"Pak Dimas menengadahkan kepala untuk meminta izin dari tuan muda. Melihat tuan muda menganggukkan kepala, dia baru berani menjawab, "Apa Anda ada masalah?"Pihak kantor polisi berkata, "Kalau kamu adalah anggota keluarga Pamela, sekarang tolong kalian datang ke kantor polisi, ada hal yang perlu dipastikan dengan kalian."Kemudian, pihak kantor polisi menutup teleponnya.Nyonya Frida tidak bisa menerima kenyataan seperti ini, jadi dia duduk lemas di sofa ....Olivia makin membakar, "Nenek, lihatlah, kantor polisi sudah menelepon kemari, tampaknya wanita yang ditangkap itu benar-benar Kakak Ipar! Kok bisa dia melakukan hal semacam itu? Sia-sia biasanya Nenek begitu menyayanginya!"Nyonya Frida sangat sakit hati, bahkan tidak bisa menerima kenyataan ini ....Agam berdiri, lalu mengambil jas di sofanya, baru berkata pada Olivia dengan serius, "Kamu di rumah saja untuk menemani Nenek, ke ma
Setelah menekan tombol speaker, polisi di ujung telepon berkata dengan serius."Pamela, siang hari ini ada orang yang mendapatkan dompet dan ponselmu, bahkan menggunakan KTP-mu untuk check-in di sebuah hotel. Sekarang kamu datang ke kantor polisi untuk memastikan barang ini milikmu atau bukan, serta memeriksa ada kerugian lain atau nggak."Pamela berkata dengan sopan, "Baik, aku sudah tahu, terima kasih, Pak!""Sama-sama."Setelah mengakhiri telepon, Pamela menatap ke arah Olivia dengan tenang. "Hanya karena ini? Kapan hilang barang termasuk skandal? Olivia, kamu kira kenapa polisi mencariku?"Olivia tercengang, seketika tidak tahu harus berkata apa.Kenapa masalah yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya?Polisi mencari Pamela hanya karena barangnya hilang?"Pamela, baguslah kalau kamu baik-baik saja, sungguh bagus! Hanya berita nggak benar, tadi benar-benar membuatku kaget!" Nyonya Frida mengelus dadanya, akhirnya bisa menghela napas lega.Kemudian, Nyonya Frida menoleh untuk meli
"Pamela, tolong lihat mukaku ...." Nyonya Frida masih ingin mendamaikan mereka.Pamela sangat tegas. "Nenek, ini bukan pertama kali dia begitu. Waktu itu, dia membawamu ke pameran lukisan untuk menangkap bukti aku berselingkuh, kali ini dia bersikeras mengatakan aku adalah pelacur, bahkan berkata kasar padaku. Aku nggak bisa memaafkan orang yang berkali-kali menghinaku, bahkan nggak mau meminta maaf dengan tulus. Harap Nenek bisa maklumi."Nyonya Frida menghela napas tak berdaya, dia juga mengerti Pamela. Wanita mana yang tak marah dituduh melakukan hal seperti ini? Kedua masalah ini memang Olivia yang keterlaluan!Olivia sudah dimanjakan sampai bersikap keterlaluan, sudah waktunya menghukumnya, tetapi dia mudah sakit, jadi tak bisa memukulnya ....Aduh, asal Pamela tidak keberatan, ya sudahlah.Akhirnya Olivia tidak mendapat hukuman apa pun, jadi Olivia menantang Pamela dengan mengangkat alis, bahkan berekspresi sombong yang artinya, 'Bagaimana? Aku memang memarahimu, tapi Nenek nggak
Olivia mengendarai mobilnya untuk diam-diam mengikuti mereka ke kantor polisi .......Di kantor polisi.Polisi mengembalikan barang pada Pamela sambil berkata, "Lihat dulu apa ini barang dan dompet yang kamu hilang. Kalau ya, periksa apa ada yang kurang atau hilang?"Pamela pun memeriksa dompetnya, lalu melihat riwayat penggunaan teleponnya, baru berkata dengan yakin, "Ini barangku, juga nggak ada kekurangan apa pun."Polisi menganggukkan kepala dengan serius. "Tanda tangan di tempat ini, lalu kamu bisa membawa barangmu pergi. Ingat, kelak kamu harus hati-hati. Kalau kehilangan barang lagi, mungkin nggak akan seperti hari ini bisa menemukan barang ini!"Pamela dengan patuh mendengar nasihatnya, lalu tersenyum dengan sopan. "Ya, kelak aku akan perhatikan. Terima kasih, Pak!"Saat ini, Nyonya Frida menemani di sampingnya, seperti seorang nenek yang baik dan berpendidikan. Dia bersama Pamela berterima kasih pada polisi, bahkan memuji mereka sangat serius dan bertanggung jawab pada pekerj
Olivia tidak berani mengatakan tujuannya datang ke kantor polisi, takut diadang kakak dan neneknya. Jadi, dia bergegas melewati mereka untuk masuk ke dalam dan berteriak."Pak, aku ingin tanya, apa hari ini ada sepasang kekasih yang melakukan hubungan intim ilegal di Hotel Dirgantara tertangkap?"Pak polisi menengadahkan kepala untuk melihatnya sambil menjawab dengan jujur, "Benar, ada kasus seperti itu, ada apa, ya?"Olivia bertanya lagi, "Bolehkah aku bertemu dengan wanita yang tertangkap itu? Aku merasa aku kenal dengannya!"Olivia benar-benar tidak mengerti wanita yang seharusnya ditangkap adalah Pamela, tetapi kenapa Pamela bisa pulang ke rumah dengan kondisi selamat?Jadi, Olivia harus memastikan kalau wanita itu bukan Pamela, baru dirinya bisa percaya!Namun, polisi menggelengkan kepalanya. "Sayang sekali, wanita yang melakukan pelanggaran itu menggunakan cara licik untuk kabur ketika ditangkap. Sekarang, rekan kami masih mencarinya untuk menangkapnya!"Hmmph! Memang benar kalau