Melihat neneknya sudah mau percaya dengan alasan Pamela, Olivia segera menyela, "Nenek, jangan percaya dengan alasannya, jangan dibohongi dia lagi. Kalau dia benaran nggak enak badan, kenapa dia nggak ke rumah sakit, malah bersembunyi di tempat ini untuk beristirahat dengan seorang pria? Nenek, Keluarga Dirgantara nggak boleh membiarkan wanita licik sepertinya! Sifat Pamela nggak beres, dia nggak hanya selingkuh, semalam dia juga mencuri jam tangan Kak Stevi. Kalau nggak percaya, Nenek tanya saja pada Kak Stevi!"Stevi menunjukkan ekspresi murah hati sambil menggelengkan kepala. "Nenek Frida, sebenarnya nggak apa-apa, kok. Aku hanya kehilangan satu jam tangan, bukan barang yang sangat berharga. Tapi, perbuatan Pamela hari ini benar-benar bersalah pada Agam ...."Wajah Pamela sudah pucat bagai kertas putih, lalu dia tersenyum dan mengabaikan Stevi dan yang lain.Pamela membuka selimut, lalu berdiri dengan menahan rasa sakit sambil berkata pada Nyonya Frida, "Nenek, nggak peduli Anda per
Melihat adegan saat ini, Stevi merasa akan ada tontonan menarik, jadi tatapannya terlihat sangat senang.Pamela menghancurkan satu jam tangannya, hari ini balasannya sudah datang! Perlukah di saat ini bilang "mampus"!Stevi berpura-pura sedih sampai menghela napas, lalu dia berjalan ke arah Agam dan berniat baik membujuk pria itu, "Agam, kamu jangan terlalu marah! Nggak ada yang menyangka kalau Pamela bisa melakukan hal semacam ini ...."Agam melirik Stevi sejenak, lalu menatap ke arah Pamela dengan tatapan tajam, baru berkata dengan dingin, "Kemarilah!"Pamela sangat tenang. Setelah dia berterima kasih pada Andra yang memapahnya, dia selangkah demi selangkah berjalan ke arah Agam dengan patuh. "Paman ...."Hanya saja, sebelum dia berjalan sampai depan Agam, tiba-tiba dia merasa pusing, bahkan hampir jatuh ke lantai.Untung saja Agam mengulurkan lengan panjangnya untuk memapahnya dan berkata dengan alis dikerut, "Mana kemampuanmu? Kenapa lemas seperti ini?"Pamela merasa sangat sakit,
Saat mengetahui kondisi tubuh cucu menantunya baik-baik saja, Nyonya Frida pun menghela napas lega.Di sisi lain, hal ini membuktikan kalau Pamela belum hamil, jadi Nyonya Frida menghela napas menyesal.Tampaknya paling cepat cicitnya akan datang di bulan depan!Karena hal ini tidak terjadi seperti harapan Justin, jadi Justin yang tak mau menyerah mengingatkan, "Kak Agam, sebelum kamu datang, Pamela sedang berbaring di ruang istirahat bersama pria bernama Andra. Wanita dan pria berada di satu ruang tanpa alasan jelas, bisa dibilang wanita ini nggak beres, kamu seharusnya menceraikannya!"Agam melihat ke arah Justin. "Kamu nggak usah belajar, ya? Kenapa begitu memedulikan urusan istriku?"Punggung Justin merinding, bahkan menelan air ludah. "Ha ... hari ini aku sudah minta izin!"Agam mengerutkan alisnya. "Hanya untuk mengawasi istriku?"Justin berkata dengan gagap, "A ... aku nggak sengaja menemukan dia asal pergi, jadi aku mengikutinya, lalu menemukan dia berkencan dengan pria lain ..
Agam hanya mengiakan, lalu bertanya, "Kapan kamu pulang?"Andra berjalan maju sambil tersenyum ceria. "Sekitar seminggu lalu, kepulanganku kali ini agak mendadak, jadi belum sempat mencarimu dan Derry untuk berkumpul!"Tatapan Agam terlihat tenang. "Nggak usah buru-buru, tunggu kamu ada waktu saja."Andra tertawa lagi. "Agam, sebenarnya waktu itu kita sudah bertemu di Uirel Bar, hanya saja saat itu kamu ada urusan, jadi aku juga nggak berani menyapamu.""Benarkah?" Ekspresi Agam masih tidak berubah, tapi matanya yang tajam ada aura dingin.Waktu itu di Uirel Bar, mereka memang sudah saling melihat dari kejauhan.Waktu itu Pamela kalah main game di ruang Snow, jadi dia dihukum untuk mencari seorang pria dan berciuman dengan pria itu. Sementara Andra adalah pilihannya waktu itu.Andra berkata lagi, "Agam, kudengar kamu sudah menikah, tampaknya aku sudah melewatkan acara pernikahanmu!"Agam tersenyum dengan acuh tak acuh. "Kalau kamu mau memberi kami selamat, lain hari kami bisa mengundan
Andra membawa seorang pria paruh baya yang mengangkat kotak obat berjalan kemari. "Agam, kebetulan dokter pribadiku sudah tiba, bagaimana kalau biarkan dokterku memeriksa kondisi Lala?"Lala?Sebagai suami, dia saja tak pernah memanggil Pamela seperti ini."Nggak usah repot-repot." Agam menggendong Pamela sambil berjalan melewati Andra.Dalam hati Andra tahu kalau Pamela tidak bersedia ke rumah sakit, jadi dia maju untuk membujuk lagi ....Ervin malah berbalik badan dan mengadangnya. "Tuan Muda Andra nggak perlu repot soal urusan Nyonya Muda. Tuan Muda sudah menyuruhku memanggil ambulans, ambulans juga sudah di depan."Am ... ambulans? Andra menyipitkan sepasang matanya yang menawan, lalu menatap Agam yang menggendong Pamela pergi. Kemudian, dia merenung sesuatu tanpa mengatakan apa-apa....Di ambulans, Pamela berbaring di tandu dengan wajah yang makin pucat.Wajahnya pucat bukan karena sakit di tubuhnya makin parah, melainkan karena suasana hatinya yang makin kacau ...."Paman, aku s
Di IGD rumah sakit.Dokter IGD menekan perut Pamela, setelah menanyai kondisi sakitnya di bagian mana, dokter pun menyuruh suster mengundang seorang ketua pengobatan tradisional untuk memeriksa nadinya.Dokter pengobatan tradisional itu mengerutkan alisnya, lalu menoleh untuk bertanya pada keluarga pasien, "Apa dia beberapa saat ini mengonsumsi banyak suplemen?""..."Waktu Agam di rumah tidak banyak, jadi dia tidak tahu tentang makanan yang dikonsumsi Pamela.Ervin berjalan ke depan untuk berkata, "Tuan Muda, aku dengar pengurus rumah bilang beberapa hari ini Nyonya Frida terus memasak berbagai sup untuk Nona Pamela, bahkan menggunakan ginseng ribuan tahun yang disimpan tuan besar untuk memasak sup, lalu diberi kepada Nona Pamela. Apa karena sup itu?"Dokter pengobatan tradisional menggelengkan kepalanya. "Masih muda, juga sehat, untuk apa memakan begitu banyak suplemen? Makan banyak suplemen mudah panas dalam, bahkan bisa menyebabkan gangguan endokrin, waktu datang bulan menjadi cepa
"Wajahnya sudah pucat, masih bilang nggak apa-apa!" Nyonya Frida sungguh kasihan padanya, bahkan terus menarik cucu di sampingnya. "Agam, cepat elus perut Pamela, suhu tubuh pria itu lebih panas. Kalau kamu elus perutnya, bisa mengurangi rasa sakitnya!"Agam mengerutkan alisnya dan terdiam.Wajah Pamela yang pucat menjadi tegang, bahkan melambaikan tangan sambil berkata, "Em ... nggak usah! Nenek, aku sudah minum obat penghilang rasa sakit, sekarang sudah baikan."Nyonya Frida tidak setuju. "Karena baru baikan, jadi harus membiarkannya mengelus perutmu, mana tahu setelah dielus, rasa sakitnya bisa hilang.""Nenek ...." Pamela tidak tahu bagaimana menolak ini, jadi dia memberi kode pada Agam dengan mata, artinya, "Paman, bisakah kamu mengatakan sesuatu?"Melihat tampak Pamela yang canggung, Agam pun tersenyum sambil berkata, "Nenek, jangan khawatir. Aku akan menyuruh orang mengambilkannya kantong kompres panas agar dia bisa mengompres perutnya."Nyonya Frida berkata dengan tak puas, "Ap
Melihat Pamela yang malu sangat kesal, Agam pun tersenyum. "Nak, ingin berperan menjadi istri baik, pertama-tama harus belajar memanggil nama suamimu dulu. Apa menurutmu panggilan 'paman' ini pantas?""Panggil namamu?" Pamela memikirkan sarannya, kemudian menunjukkan rasa jijik. "Ih! Jangan deh, aku takut aku bisa merinding!"Di dunia ini hanya beberapa orang yang bisa memanggil namanya.Namun, Pamela malah tidak mau?Ekspresi Agam menjadi masam, sehingga tangan yang mengelus perutnya makin kuat.Pamela tiba-tiba merasa sakit karena elusan Agam, jadi dia mengerutkan alis sambil berkata, "Ah, sakit! Pelan ... pelan sedikit!"Karena nyeri datang bulan, jadi suara Pamela terdengar lemas, bahkan teriakan "pelan sedikit" karena lemas akan terdengar sangat mesra.Mereka berdua tercengang sebentar, lalu saling melihat tatapan satu sama lain dengan gugup.Setelah diam dua detik, Agam tersenyum. "Mau seberapa pelan? Em?"Ketika tangan pria itu mengelus dengan pelan, Pamela merasa ada sesuatu ya