Saat mengetahui kondisi tubuh cucu menantunya baik-baik saja, Nyonya Frida pun menghela napas lega.Di sisi lain, hal ini membuktikan kalau Pamela belum hamil, jadi Nyonya Frida menghela napas menyesal.Tampaknya paling cepat cicitnya akan datang di bulan depan!Karena hal ini tidak terjadi seperti harapan Justin, jadi Justin yang tak mau menyerah mengingatkan, "Kak Agam, sebelum kamu datang, Pamela sedang berbaring di ruang istirahat bersama pria bernama Andra. Wanita dan pria berada di satu ruang tanpa alasan jelas, bisa dibilang wanita ini nggak beres, kamu seharusnya menceraikannya!"Agam melihat ke arah Justin. "Kamu nggak usah belajar, ya? Kenapa begitu memedulikan urusan istriku?"Punggung Justin merinding, bahkan menelan air ludah. "Ha ... hari ini aku sudah minta izin!"Agam mengerutkan alisnya. "Hanya untuk mengawasi istriku?"Justin berkata dengan gagap, "A ... aku nggak sengaja menemukan dia asal pergi, jadi aku mengikutinya, lalu menemukan dia berkencan dengan pria lain ..
Agam hanya mengiakan, lalu bertanya, "Kapan kamu pulang?"Andra berjalan maju sambil tersenyum ceria. "Sekitar seminggu lalu, kepulanganku kali ini agak mendadak, jadi belum sempat mencarimu dan Derry untuk berkumpul!"Tatapan Agam terlihat tenang. "Nggak usah buru-buru, tunggu kamu ada waktu saja."Andra tertawa lagi. "Agam, sebenarnya waktu itu kita sudah bertemu di Uirel Bar, hanya saja saat itu kamu ada urusan, jadi aku juga nggak berani menyapamu.""Benarkah?" Ekspresi Agam masih tidak berubah, tapi matanya yang tajam ada aura dingin.Waktu itu di Uirel Bar, mereka memang sudah saling melihat dari kejauhan.Waktu itu Pamela kalah main game di ruang Snow, jadi dia dihukum untuk mencari seorang pria dan berciuman dengan pria itu. Sementara Andra adalah pilihannya waktu itu.Andra berkata lagi, "Agam, kudengar kamu sudah menikah, tampaknya aku sudah melewatkan acara pernikahanmu!"Agam tersenyum dengan acuh tak acuh. "Kalau kamu mau memberi kami selamat, lain hari kami bisa mengundan
Andra membawa seorang pria paruh baya yang mengangkat kotak obat berjalan kemari. "Agam, kebetulan dokter pribadiku sudah tiba, bagaimana kalau biarkan dokterku memeriksa kondisi Lala?"Lala?Sebagai suami, dia saja tak pernah memanggil Pamela seperti ini."Nggak usah repot-repot." Agam menggendong Pamela sambil berjalan melewati Andra.Dalam hati Andra tahu kalau Pamela tidak bersedia ke rumah sakit, jadi dia maju untuk membujuk lagi ....Ervin malah berbalik badan dan mengadangnya. "Tuan Muda Andra nggak perlu repot soal urusan Nyonya Muda. Tuan Muda sudah menyuruhku memanggil ambulans, ambulans juga sudah di depan."Am ... ambulans? Andra menyipitkan sepasang matanya yang menawan, lalu menatap Agam yang menggendong Pamela pergi. Kemudian, dia merenung sesuatu tanpa mengatakan apa-apa....Di ambulans, Pamela berbaring di tandu dengan wajah yang makin pucat.Wajahnya pucat bukan karena sakit di tubuhnya makin parah, melainkan karena suasana hatinya yang makin kacau ...."Paman, aku s
Di IGD rumah sakit.Dokter IGD menekan perut Pamela, setelah menanyai kondisi sakitnya di bagian mana, dokter pun menyuruh suster mengundang seorang ketua pengobatan tradisional untuk memeriksa nadinya.Dokter pengobatan tradisional itu mengerutkan alisnya, lalu menoleh untuk bertanya pada keluarga pasien, "Apa dia beberapa saat ini mengonsumsi banyak suplemen?""..."Waktu Agam di rumah tidak banyak, jadi dia tidak tahu tentang makanan yang dikonsumsi Pamela.Ervin berjalan ke depan untuk berkata, "Tuan Muda, aku dengar pengurus rumah bilang beberapa hari ini Nyonya Frida terus memasak berbagai sup untuk Nona Pamela, bahkan menggunakan ginseng ribuan tahun yang disimpan tuan besar untuk memasak sup, lalu diberi kepada Nona Pamela. Apa karena sup itu?"Dokter pengobatan tradisional menggelengkan kepalanya. "Masih muda, juga sehat, untuk apa memakan begitu banyak suplemen? Makan banyak suplemen mudah panas dalam, bahkan bisa menyebabkan gangguan endokrin, waktu datang bulan menjadi cepa
"Wajahnya sudah pucat, masih bilang nggak apa-apa!" Nyonya Frida sungguh kasihan padanya, bahkan terus menarik cucu di sampingnya. "Agam, cepat elus perut Pamela, suhu tubuh pria itu lebih panas. Kalau kamu elus perutnya, bisa mengurangi rasa sakitnya!"Agam mengerutkan alisnya dan terdiam.Wajah Pamela yang pucat menjadi tegang, bahkan melambaikan tangan sambil berkata, "Em ... nggak usah! Nenek, aku sudah minum obat penghilang rasa sakit, sekarang sudah baikan."Nyonya Frida tidak setuju. "Karena baru baikan, jadi harus membiarkannya mengelus perutmu, mana tahu setelah dielus, rasa sakitnya bisa hilang.""Nenek ...." Pamela tidak tahu bagaimana menolak ini, jadi dia memberi kode pada Agam dengan mata, artinya, "Paman, bisakah kamu mengatakan sesuatu?"Melihat tampak Pamela yang canggung, Agam pun tersenyum sambil berkata, "Nenek, jangan khawatir. Aku akan menyuruh orang mengambilkannya kantong kompres panas agar dia bisa mengompres perutnya."Nyonya Frida berkata dengan tak puas, "Ap
Melihat Pamela yang malu sangat kesal, Agam pun tersenyum. "Nak, ingin berperan menjadi istri baik, pertama-tama harus belajar memanggil nama suamimu dulu. Apa menurutmu panggilan 'paman' ini pantas?""Panggil namamu?" Pamela memikirkan sarannya, kemudian menunjukkan rasa jijik. "Ih! Jangan deh, aku takut aku bisa merinding!"Di dunia ini hanya beberapa orang yang bisa memanggil namanya.Namun, Pamela malah tidak mau?Ekspresi Agam menjadi masam, sehingga tangan yang mengelus perutnya makin kuat.Pamela tiba-tiba merasa sakit karena elusan Agam, jadi dia mengerutkan alis sambil berkata, "Ah, sakit! Pelan ... pelan sedikit!"Karena nyeri datang bulan, jadi suara Pamela terdengar lemas, bahkan teriakan "pelan sedikit" karena lemas akan terdengar sangat mesra.Mereka berdua tercengang sebentar, lalu saling melihat tatapan satu sama lain dengan gugup.Setelah diam dua detik, Agam tersenyum. "Mau seberapa pelan? Em?"Ketika tangan pria itu mengelus dengan pelan, Pamela merasa ada sesuatu ya
Dikra terkejut sehingga menjelaskan dengan canggung dan panik, "Em .... Apa ini rumahnya Pak Agam? Aku datang mencari istrinya Pak Agam."Datang mencari Pamela?Sekarang asal ada yang mengungkit Pamela, Olivia akan kesal, jadi dia melirik Dikra dengan tatapan sinis. "Ngapain kamu mencarinya?"Dikra juga mengamati Olivia, melihat dia berpakaian mereka, juga cantik, ditambah sikapnya yang sombong, bisa diketahui kalau dia pasti nona dari keluarga kaya.Dikra pun ada sebuah tebakan. "Nona, tadi kamu bilang ini rumahmu, 'kan? Apa ... kamu adalah istri Pak Agam?"Olivia mengerutkan alisnya, dia baru menyadari pria ini sepertinya tidak tahu siapa istri kakaknya, juga tidak tahu tampang istri kakaknya. Jadi, Olivia tidak menjelaskan, hanya bertanya balik, "Memangnya ada apa?! Untuk apa kamu mencari istri Pak Agam?"Dikra kira dirinya sudah menemukan orang yang benar, jadi menunjukkan senyum menyanjung. "Nyonya, begini, ya. Ini mengenai masalah Pak Agam, aku merasa kamu pasti tertarik untuk me
Karena sudah lama tak bertemu, kepala Universitas Padalamang saling menyapa, baru mengatakan hal penting, "Pamela, Senin depan adalah acara wisuda tingkatan kalian. Kamu sebagai lulusan berprestasi harus membawa keluargamu ikut acara wisuda. Universitas berharap kamu dan keluargamu bisa berpidato di panggung, juga berbagi tentang perjalanan suksesmu dalam belajar."Pamela menolak dengan sopan, "Maaf, Pak, aku nggak punya orang tua.""Bagaimana mungkin nggak punya orang tua? Kamu jangan asal ngomong, di dokumenmu jelas-jelas tertulis ayah dan ibu tirimu masih hidup!""Pak, aku ...."Dari telepon terdengar ada orang yang memanggil kepala universitas, jadi kepala universitas menjawab "ya". Lalu, dia buru-buru berkata, "Pamela, ingat Senin nanti bawa keluargamu datang lebih awal, jangan telat!"Selesai berbicara, kepala universitas menutup telepon.Pamela merasa agak kesal, dia memang punya orang tua, tetapi orang tua itu sama seperti tidak ada!Karena sejak kecil sampai besar, Darius tida