Karena sudah lama tak bertemu, kepala Universitas Padalamang saling menyapa, baru mengatakan hal penting, "Pamela, Senin depan adalah acara wisuda tingkatan kalian. Kamu sebagai lulusan berprestasi harus membawa keluargamu ikut acara wisuda. Universitas berharap kamu dan keluargamu bisa berpidato di panggung, juga berbagi tentang perjalanan suksesmu dalam belajar."Pamela menolak dengan sopan, "Maaf, Pak, aku nggak punya orang tua.""Bagaimana mungkin nggak punya orang tua? Kamu jangan asal ngomong, di dokumenmu jelas-jelas tertulis ayah dan ibu tirimu masih hidup!""Pak, aku ...."Dari telepon terdengar ada orang yang memanggil kepala universitas, jadi kepala universitas menjawab "ya". Lalu, dia buru-buru berkata, "Pamela, ingat Senin nanti bawa keluargamu datang lebih awal, jangan telat!"Selesai berbicara, kepala universitas menutup telepon.Pamela merasa agak kesal, dia memang punya orang tua, tetapi orang tua itu sama seperti tidak ada!Karena sejak kecil sampai besar, Darius tida
Agam memandanginya dengan penuh ketertarikan dan tersenyum samar.Pamela akhirnya berhasil memakaikan dasi untuk Agam, lalu dia menengadahkan kepala untuk memelototi pria itu. Tiba-tiba, Pamela teringat sesuatu dan bertanya, "Paman, apa Senin depan kamu ada waktu?""Nggak ada," jawab pria itu dengan cepat, nada bicaranya juga dingin.Pamela mengatupkan bibir, juga tidak mengatakan urusannya lagi. Namun, Pamela sengaja menarik miring dasi Agam, lalu pergi.Pria mengerutkan alis, lalu merapikan dasinya. "Ada apa? Apa kamu ada urusan pada Senin depan?"Pamela menoleh untuk melihat Agam, lalu berpikir lagi. Meskipun Paman ada waktu, pria itu harus pakai status apa untuk menemaninya pergi ke acara wisuda?Selain itu, status pria itu sangatlah terhormat, kalau dia pergi, pasti akan menarik perhatian banyak orang!"Nggak apa-apa, aku hanya tanya saja!" kata Pamela dengan tak senang.Agam juga tidak tanya lagi, hanya berjalan sampai depannya untuk mengangkat dagunya dengan kuat, lalu bertanya
Di panggung, mahasiswi berprestasi bernama Isabella Yamano dari akademi musik Universitas Padalamang membawa ayahnya berpidato.Ayah dan putri itu merasa sedih, senang, juga terharu terhadap kehidupan empat tahun di universitas."Ayah Isabella terlihat sangat muda! Juga sangat tampan!""Isabella adalah primadona di Universitas Padalamang, nggak usah dipikir pun tahu kalau gen orang tuanya pasti bagus!""Waw, ayah Isabella bilang mau menyumbang tiga piano untuk akademi musik! Kaya sekali dia!""Benar-benar iri dengan kehidupan Primadona Isabella! Dia memiliki latar belakang baik, orang tua memanjakannya, juga cantik dan memiliki prestasi baik dalam belajar!"Setelah Isabella selesai berpidato dengan ayahnya, dia pun mendengar pujian dan kecemburuan dari mahasiswa di bawah panggung. Hal ini membuat Isabella merasa bangga, bahkan turun dari panggung dengan sikap percaya diri.Di belakang panggung, dia melihat Pamela yang berada di paling akhir dan menunggu berpidato di akhir.Menurut kebi
"Nggak hanya tampan, juga memiliki temperamen yang kuat. Apa dia adalah tamu misterius yang diundang universitas?"Tepat ketika Pamela hampir selesai berpidato, dia merasa respons para mahasiswa menjadi aneh, mereka sepertinya sedang menatap ke belakangnya.Pamela pun menoleh untuk melihat, lalu dia tercengang!Paman?! Kenapa dia bisa datang?Agam meliriknya dengan rasa menarik, lalu berjalan ke depan. Sosok yang tinggi berdiri di samping Pamela, lalu dia mengatur ketinggian mikrofon dan berbicara dengan suaranya yang serak, "Halo semuanya, sebagai wali Pamela, kedatanganku hari ini ingin berterima kasih pada Universitas Padalamang yang mendidik dan menjaga Pamela. Karena waktuku nggak banyak, jadi nggak bisa berbicara lama di sini. Aku umumkan aku akan menyumbang satu gedung eksperimen untuk Universitas Padalamang dengan nama Pamela, dengan begitu bisa menyampaikan rasa terima kasihku pada Universitas Padalamang."Dalam hati Pamela bergumam, 'Ada apa dengan Paman?'Semua orang terceng
"Dia itu wanita jalang!"Olivia tidak mau mengatakan kalau Pamela adalah istri kakaknya, karena dia tidak mengakui Pamela sebagai kakak iparnya!Wanita itu agak canggung, juga tidak tahu kenapa Olivia begitu benci pada Kak Pamela. "Em .... Olivia, omong-omong keluargamu sungguh kaya, bahkan sumbang satu gedung pun nggak merasa sakit hati!"Keluarga Dirgantara selalu bersikap rendah hati, meskipun orang-orang di universitas tahu Olivia adalah putri dari keluarga kaya, tidak ada yang tahu keluarganya adalah keluarga kelas satu, juga tidak ada yang tahu kalau kakaknya adalah tuan muda Keluarga Dirgantara yang bernama Agam!Sekarang Olivia tidak ingin mendengar sanjungan mereka, hanya bertanya, "Apa kakakku masih ada di sini?"Wanita itu berkata, "Seharusnya di kantor kepala universitas untuk membahas masalah menyumbang bangunan!"Olivia berdiri dan segera keluar dari kelas, lalu dia menelepon Dikra dengan marah ...."Halo! Bukankah kamu bilang mau membuat kak ... uhuk ... membiarkan suami
Ketika mendengar ada yang memanggil dirinya, Pamela pun menoleh.Pria ceria yang tampan mengejarnya sampai terengah-engah ....Pria itu adalah adik kelas tahun ketiga.Pamela bertanya dengan bingung, "Ricky, ada apa? Kenapa kamu mencariku?"Pria yang malu itu memegang kepala sendiri, lalu tersenyum tulus. "Kak Pamela, selamat atas kelulusanmu!"Pamela tersenyum. "Ya, terima kasih."Ricky masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia memperhatikan di samping Pamela ada pria yang auranya sangat mengerikan. "Em .... Kak Pamela, siapa dia?"Pamela menjawab tanpa berpikir banyak, "Oh, dia adalah pamanku!"Agam, "..."Setelah mendengar itu pamannya Pamela, Ricky langsung menyapa sambil memberi hormat, "Halo, Paman!"Tatapan Agam terlihat sangat dingin, bahkan masam, tetapi dia tidak menghiraukan Ricky.Ricky juga tidak peduli padanya, hanya berkata dengan wajah agak merah, "Kak Pamela, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu saja. Bolehkah?"Pamela menganggukkan kepalanya. "Paman, tunggu aku se
Olivia berpikir sejenak, lalu berkata, "Kakak Ipar, hari ini adalah acara wisudamu, apa kamu nggak merayakannya?"Pamela menguap. "Nggak mau, lagian apa yang perlu dirayakan?!"Olivia malah mendekatinya dengan sikap menyanjung, bahkan menggandeng lengan Pamela dengan antusias. "Kakak Ipar, sangat susah untuk menyelesaikan kuliah, sebaiknya kita pergi merayakannya! Aku tahu ada satu mal yang menjual banyak barang baru dengan edisi terbatas, bagaimana kalau kita pergi ke sana jalan-jalan?"Pamela menundukkan kepala untuk melihat tangan Olivia yang menggandeng dirinya, lalu mengerutkan alis karena merasa aneh. "Sekarang kamu ingin aku menemanimu kamu jalan-jalan?"Olivia menganggukkan kepalanya dengan penuh harapan. "Ya! Lagian kita juga nggak ada kegiatan di rumah kalau pulang begitu cepat! Kakak Ipar, temanilah aku jalan-jalan!"Jarang sekali adik ipar ini menyanjungnya. Kelak, kalau bisa berhubungan harmonis dengan Keluarga Dirgantara, dia juga tidak perlu repot-repot mengatasi ganggua
Pria berambut pirang tersenyum sehingga gigi kuningnya terlihat, dia juga tersenyum cabul. "Kak Dikra, tenang saja! Aku sangat ahli dalam melakukan hal ini! Waktu itu, aku masuk penjara karena mencari wanita secara ilegal!"Melihat wanita cantik di tempat tidur, pria berambut pirang sudah tak tahan!Bulan lalu dia baru keluar dari penjara, selama beberapa tahun di penjara, dia sudah tak pernah berhubungan intim. Setelah keluar, juga tidak dapat kerja, jadi mana mungkin dia bisa mencari wanita tanpa uang sepeser pun!Beberapa hari lalu, teman sekampungnya, Dikra menemukannya. Dikra menyuruhnya meniduri seorang wanita, terus akan dapat uang. Jadi, dia langsung menyetujui hal baik seperti ini!Meskipun tidak dikasih uang, bisa tidur dengan wanita secantik ini, dia juga rela masuk penjara selama beberapa tahun lagi!Hehehe ....Hanya melihat pria berambut pirang yang cabul itu saja, Olivia sudah merasa jijik.Sebelumnya, Pamela memasukkan kepalanya ke dalam kloset, itu sudah membuatnya jij