Cara main yang sudah dia susun dalam otaknya langsung terganggu. Pamela diam-diam menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya dan bersiap-siap untuk mengeluarkan kartunya ....Tiba-tiba, Agam mengulurkan tangannya yang besar dan menekan kartu yang baru Pamela tarik dengan ujung jarinya yang kasar, lalu memilih kartu lain untuk dimainkan!Pamela tercengang sejenak. Dia melihat kartu yang dikeluarkan oleh pria itu. Dia pun langsung tersadar. Cara main pria itu memang lebih tidak terduga dan memiliki peluang menang yang lebih besar.Pamela menoleh dan menatap Agam. Dia merasa heran. Tadi, Agam jelas-jelas tidak menghiraukannya. Sekarang, mengapa Agam tiba-tiba datang membantunya?Mereka pun saling bertatapan ....Dengan ekspresi dingin dan tegas, Agam berkata, "Lihat apa? Mainkan kartumu!"Pamela pun terdiam.'Cih, kenapa marah-marah, sih?!' pikir Pamela.Awalnya, Pamela merasa agak terharu dan ingin berterima kasih pada pria ini ....Bagaimanapun, pria ini datang membantunya deng
Bukankah pria ini memiliki fobia terhadap kuman?!Pamela merasa aneh. Dia mengernyit, tetapi dia tidak ingin pikirannya melayang ke mana-mana, jadi dia mendesak Derry untuk mengeluarkan kartunya.Akhirnya, Pamela meletakkan kartu terakhirnya di meja kartu dan mendapatkan kemenangan sekali lagi.Dengan alis terangkat, dia menatap Derry dan berkata, "Silakan, Tuan Muda Derry! Aku juga sangat menantikan tarianmu!"Pada saat ini, senyuman yang selalu ada di wajahnya Derry menghilang.Dengan ekspresi penuh penantian, Andra berkata, "Iya, Tuan Muda Derry, nggak mungkin kamu nggak menepati taruhan yang kamu usulkan sendiri, 'kan?"Derry menyilangkan lengannya dan mendecakkan lidahnya, lalu berkata, "Andra, kita masih teman, bukan? Kamu begitu gembira melihatku kalah?"Eric berkata dengan nada dingin, "Salah siapa ini? Kamu yang cari masalah sendiri!"Derry berpura-pura sedih dan berkata, "Eric, bahkan kamu pun nggak mengasihaniku!"Saat Andra dan Eric sedang mengejek Derry, Pamela mendengar s
Derry mengenakan setelan jas berwarna putih. Dia berdiri tegak, dengan elegan, di tengah lantai dansa, seperti seorang pangeran yang tampan. Namun, tidak ada yang bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.Pelayan di pesta ini berjalan lewat sambil membawa beberapa gelas anggur. Andra memanggilnya dan mengambil segelas anggur merah, lalu mengangkat dagunya, sebagai isyarat agar pelayan ini mengantarkan anggur untuk beberapa teman di sampingnya juga.Eric dan Agam masing-masing mengambil segelas anggur, lalu bersulang sambil menunggu pertunjukan Derry.Sedangkan Pamela menggelengkan kepalanya pada pelayan itu dan berkata, "Terima kasih, aku nggak minum anggur."Andra tersenyum dan berkata pada pelayan itu, "Bawakan segelas jus buah untuk nona ini.""Baik, Tuan Muda Andra," kata pelayan itu sambil mengangguk sebelum pergi.Andra pun berdiri di sisi Pamela, lalu mencondongkan badannya ke dekat telinga Pamela dan bertanya, "Lala, apakah kamu biasanya juga nggak minum minuman
Andra tidak menanggapi ucapannya, tetapi juga tidak melepaskan pegangan tangan Pamela.Tidak lama kemudian, seberkas cahaya tiba-tiba muncul dalam kegelapan ini. Pengurus rumah di Manor Sinar Rembulan membawa senter sambil bergegas ke arah lantai dansa. Untuk menenangkan semua orang, dia berkata, "Para tamu yang terhormat, jangan panik. Listrik padam karena ada korsleting! Kami sudah mengirimkan orang untuk memperbaikinya, lampunya akan segera menyala kembali.""Tolong perbaiki secepatnya. Pacarku takut gelap!""Sungguh mengejutkan!""Nggak apa-apa. Jangan takut, hanya mati lampu, 'kok!"Setelah sekitar satu menit, lampu gantung di aula jamuan kembali menyala ....Semua orang baru membuang napas dengan lega, situasinya juga kembali normal.Namun, sayangnya, Derry yang berdiri di tengah lantai dansa sudah kembali berpakaian rapi, lengkap hingga dasinya. Dia tersenyum pada teman-temannya sambil berkata, "Maaf, ya. Tadi, saat listriknya padam, aku sudah selesai menari. Kalau kalian nggak
Revan mengulurkan kedua tangannya untuk meminta digendong oleh Agam sambil terus menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti kata "papa" ....Para tamu pun mulai bergunjing ...."Anak yang dipeluk Nona Kalana itu anaknya Nona Kalana dengan Tuan Agam?""Seharusnya, sih, begitu! Anak itu mirip dengan Nona Kalana!""Bukankah mereka belum menikah? Kenapa mereka sudah punya anak?""Nggak heran, kok! Tuan Agam dan Nona Kalana memang sudah lama bersama, tapi karena tetua kedua belah pihak menentang, mereka nggak bisa menikah! Tapi, keduanya saling mencintai, jadi bukankah melahirkan anak hanya masalah waktu?""Wah, anaknya imut sekali!"Mendengar suara diskusi orang-orang di sekitar, Pamela merasa bahwa dia mengganggu di tempat ini, jadi dia menyingkir lebih jauh lagi ....Jason sepertinya juga merasakan hal yang sama, jadi dia berkata pada Pamela dengan suara rendah, "Pamela, sini, ikut aku."Akhirnya Pamela bisa pergi juga, dia pun merasa lega dan berjalan menghampiri Jason dengan patuh.
Pamela berkata, "Aku menghadiri acara itu untuk menemani Pak Jason. Kalaupun kamu nggak mengantarkanku pulang, kamu juga seharusnya menurunkanku di tempat yang memungkinkanku untuk memanggil taksi, 'kan?"Jason memicingkan matanya dan berkata, "Pamela, banyak sekali maumu."Tanpa rasa takut, Pamela memelototi pria ini dan berkata, "Bos yang manusiawi nggak akan memperlakukan karyawannya seperti ini, Pak Jason."Jason tertawa dan berkata, "Kenapa, Pamela? Kamu nggak sanggup menghadapi situasi seperti ini, ya?""Seingatku, sebelumnya, kamu bersumpah padaku bahwa kamu berbeda dengan adikku. Bunga di rumah kaca adikku akan rusak karena terpaan angin, sedangkan kamu adalah rumput liar yang nggak takut akan angin ataupun hujan. Kamu tetap bisa hidup dengan baik dalam situasi sulit seperti apa pun.""Pamela, karena kamu mengaku sebagai orang kuat yang bisa bertahan di lingkungan seperti apa pun itu, mari kita lihat, bagaimana kamu menghadapi kesulitan hari ini.""Aku yakin Pamela yang kuat pa
Pamela berdiri sendirian di tepi jalur darurat di jalan tol.Suasana di sekelilingnya gelap gulita. Hanya sesekali, saat mobil melintas, dia baru mendapatkan cahaya singkat.Berjalan kaki di jalan tol sangatlah berbahaya karena pejalan kaki akan sangat mudah ditabrak oleh mobil yang melaju cepat. Oleh karena itu, setelah Pamela turun dari mobil, dia tidak berjalan, melainkan berdiri di tempat sambil menyalakan senter di ponselnya, supaya mobil yang lewat bisa memerhatikan keberadaannya.Secara bersamaan, dia juga menghubungi Ariel."Ariel, kamu di mana?" tanya Pamela."Aku di Negara Yabel. Kemarin, bukankah Bos menyuruhku untuk pergi membahas akuisisi Perusahaan Weste di Negara Yabel? Aku naik pesawat pagi ini, kamu sudah lupa, ya?" kata Ariel.Pamela mengurut keningnya. Ternyata benar, kehamilan membuat daya ingat seseorang memburuk. Dia lupa bahwa Ariel sedang berada di luar negeri."Ada apa, Bos? Ada masalah di pesta Keluarga Yanuar, ya?" tanya Ariel.Pamela menjawab, "Jaga diri di
"Ayo jalan. Kalau begitu, aku harus menumpang mobil Tuan Agam sekali ini!" kata Pamela.Pamela berjalan menuju mobil Mercedes-Benz yang mewah itu. Ervin berjalan lebih cepat darinya dan membukakan pintu belakang mobil dengan sopan untuknya.Begitu Pamela naik mobil, dia langsung mencium bau asap yang pekat, dia juga diselimuti oleh lapisan asap.Pria itu sedang merokok. Meskipun jendela mobil terbuka, asap rokoknya tidak menghilang dengan cepat.Akhir-akhir ini, sepertinya Agam makin sering merokok. Tadi, di Manor Sinar Rembulan, dia juga terus merokok ....Memikirkan janin dalam perutnya, Pamela merasa agak tidak nyaman dengan bau asap rokok di dalam mobil ini.Namun, bagaimanapun, mobil ini bukan miliknya. Di wilayah kekuasaan orang lain, dia tidak berhak berkomentar. Dia hanya bisa menurunkan jendela di sisinya supaya bau asap rokok bisa menyebar ke luar. Kemudian, dia berkata dengan sopan, "Terima kasih atas tumpangan ini, Tuan Agam. Tolong turunkan aku di gerbang tol. Aku bisa pul