Setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan, Pamela menjawab sambil menunjukkan senyuman santai, "Nggak apa-apa, selama pria itu nggak sering datang, aku merasa lega."Calvin merasa sikap Pamela sangat aneh. Dia tidak tahu apa yang Pamela pikirkan, jadi dia pun berjalan pergi tanpa memperhatikannya lagi ...."Tunggu! Calvin, ada hal lain yang ingin aku tanyakan padamu."Pamela memanggilnya lagi.Calvin berkata dengan tidak sabar, "Kalau ada yang ingin kamu katakan, sebaiknya katakan semuanya sekaligus!"Pamela berkata, "Masalahnya adalah ... aku nggak ingin anggota Keluarga Dirgantara mengetahui aku bekerja di sini. Jadi, tolong sembunyikan informasi pekerjaanku dan jangan biarkan siapa pun mengetahui bahwa aku bekerja di Perusahaan Yanuar, ya?"Untuk beberapa saat, Calvin menatap Pamela dengan bingung. Kemudian, dia berkata, "Oke, ini bukan masalah besar."Pamela membungkuk dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Kalau begitu tolong, ya. Terima kasih!"Calvin tercengang dengan Pamela y
Pamela duduk dengan malas di meja kerjanya sambil memandang Stevi. Dia tidak berniat untuk menyangkal ucapan Stevi. "Yah, benar. Nona Stevi, sekarang kamu seharusnya berada di penjara!"Kemarin, Stevi baru dibebaskan dengan pengurangan hukuman.Kalana yang memohon kepada Jason agar menggunakan beberapa koneksi untuk membebaskan Stevi.Oleh karena itu, saat ini rambut Stevi yang dulu panjang dan bergelombang telah menghilang. Dia menggunting rambut pendek sebahu seperti narapidana wanita lain di penjara.Hanya saja, semalam Stevi telah mewarnai rambutnya, mengubah penampilan dan merawat tubuhnya dengan cermat. Saat ini, penampilan Stevi terlihat sangat modis dan indah.Memikirkan pengalamannya dipenjara secara tidak adil selama lebih dari dua bulan, Stevi menatap Pamela dengan kesal sambil menggertakkan gigi dan mencibir dengan nada menghina."Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan dipenjara selamanya? Pamela, kamu harus tahu Kalana dan aku adalah sahabat dekat. Bagaimana mungkin dia
Sebelumnya, Stevi telah menunjukkan hal ini dengan jelas. Stevi selalu secara terang-terangan menunjukkan perilaku ambigu dan secara sepihak menyatakan bahwa Jason adalah miliknya.Stevi berkata sambil tersenyum dengan percaya diri, "Sekarang memang belum, tapi cepat atau lambat itu akan terwujud! Kalana berjanji padaku bahwa dia pasti akan menjadikanku sebagai saudara iparnya! Kak Jason selalu mendengarkan pendapat Kalana. Apakah hasilnya masih perlu diragukan?""Siapa yang mau jadi adik ipar siapa?"Tiba-tiba, terdengar suara Jason yang anggun dan dingin.Pada saat bersamaan, Stevi dan Pamela terkejut hingga menoleh ke arah asal suara itu ....Jason tampak seperti baru saja kembali dari luar. Mantel yang telah dilepasnya dipegang di lengannya dengan santai. Setiap gerakannya itu terlihat anggun dan bermartabat.Dia berjalan dengan perlahan sambil menatap Stevi. Kemudian, dia bertanya sambil mengernyitkan keningnya, "Kenapa kamu ke sini? Apakah kamu ingin bertemu denganku?"Saat ini,
"Pak Jason, ini kopimu."Pamela mengetuk pintu kantor, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Dia mengantarkan secangkir kopi panas yang baru saja diseduh kepada Jason dan meletakkannya di atas meja dengan stabil."Ya."Jason sedang membaca dokumen dengan serius, jadi dia hanya berdeham pelan. Jason mengulurkan tangan untuk mengambil kopi tanpa mengangkat kelopak matanya dan menyesapnya. Setelah menyesap sedikit, Jason masih fokus pada dokumen di tangannya.Pada saat ini, Stevi yang sedang duduk di sofa ruang tunggu kantor sambil memandang Jason dengan senyum penuh harap. Selama Jason menyesap kopi dengan gula kental dan susu, dia pasti akan memarahi Pamela.Namun, setelah Jason menyesap kopinya, dia tidak bereaksi. Ekspresinya terlihat seperti biasa.Ada apa ini?Stevi mengerutkan keningnya. Ekspresi penuh harap di wajahnya berangsur-angsur berubah menjadi kekecewaan. Mengapa Kak Jason tidak bereaksi? Mungkinkah dia telah mengubah seleranya? Mustahil!Sementara Pamela berdiri di sampi
Namun, melihat Jason tidak memiliki sikap yang baik terhadap Pamela, Stevi pun merasa lega.Untungnya, Jason memiliki selera yang bagus. Dia tidak tertarik pada gadis desa seperti Pamela.Tidak seperti Agam, Stevi tidak tahu apa yang membuat Agam jatuh cinta pada Pamela si gadis desa itu!Setelah Pamela pergi, hanya Stevi dan Jason yang tersisa di kantor.Saat seorang pria dan wanita berada di ruangan yang sama, ini adalah saat yang tepat untuk memupuk perasaan.Namun, setelah menunggu lama, Jason masih tidak berbicara dengan Stevi.Bahkan Jason sepertinya sudah melupakan keberadaan Stevi ....Jason sedang membaca dokumen. Setelah itu, dia melihat komputer dan mengetik di keyboard. Dia terlihat sangat sibuk.Stevi melihat pria yang dicintainya bekerja dengan serius. Makin Stevi memperhatikan, hatinya merasa makin menyukai Jason. Dia ingin lebih dekat, tetapi dia tidak berani mengganggu Jason.Hingga istirahat makan siang, Jason masih belum berniat untuk beristirahat.Stevi mau tidak ma
Apakah ini adalah anak Kalana dan Agam?Setelah menatap anak laki-laki itu beberapa saat, Pamela mengangkat kelopak matanya dan menatap Kalana yang tersenyum bahagia.Kalana berkata sambil memandang Pamela dengan wajah tersenyum, "Kak Pamela, ketika kita bertemu kemarin, aku bahkan nggak punya waktu untuk menyapamu. Lama nggak bertemu."Pamela berkata sambil tersenyum pelan, "Ya, lama nggak bertemu. Nona Kalana juga terlihat baik."Kalana menggendong anak laki-laki di kereta dorong, lalu mengeluarkan dot dari mulut anak laki-laki itu, "Revan, panggil Bibi Pamela."Seorang anak berusia di atas satu tahun yang baru belajar berjalan itu berteriak dengan pengucapan yang sangat tidak jelas, "Bi ... Bi ... Bibi Pamela ...."Mungkin karena Pamela sedang hamil, ketika melihat bayi sekecil itu, Pamela merasa lucu. Pamela mengangguk sambil menjawab, "Halo, teman kecil."Anak laki-laki kecil itu sepertinya sedikit takut dengan orang asing. Dia memandang Pamela dengan takut, lalu melingkarkan leng
Namun, keyakinan Pamela menghalanginya untuk menggugurkan anak tersebut.Sejak dia masih kecil, Pamela bernasib buruk. Dia ditendang seperti bola dan tidak ada yang mau peduli padanya.Setelah melewati banyak lika-liku, Pamela diasuh di sebuah biara. Dia dirawat oleh wanita dari biara tersebut dan tumbuh dengan makan makanan vegetarian.Meskipun Pamela belum menjadi biksu dan bukan penganut yang taat, dia telah dipengaruhi oleh keyakinannya sejak dia masih kecil.Bagaimanapun, dia sendiri yang bersedia tidur bersama Agam, anak itu tidak bersalah.Pamela menginginkan anak itu....Begitu Kalana masuk ke kantor sambil menggendong anaknya, Stevi berdiri dan menyapanya seolah-olah mereka adalah saudara. Dia menantikan kedatangannya!"Kalana, kamu sudah datang! Kamu datang sambil menggendong anakmu. Kamu kelelahan, 'kan?"Kalana berkata sambil tersenyum manis, "Aku nggak lelah. Aku datang ke sini sambil membawa kereta dorong. Aku meninggalkan kereta dorong di depan pintu kantor. Tapi Stevi,
Mata Kalana yang polos itu berbinar dengan ekspresi yang tidak berpengalaman dan polos."Nggak, Stevi, kamu pasti terlalu banyak berpikir. Kak Pamela sebenarnya adalah orang yang cukup baik.""Apakah dia orang yang baik? Kalau dia benar-benar baik, aku nggak akan dijebloskan ke penjara!" Stevi menghela napas. Dia merasa makin khawatir terhadap sahabatnya yang lugu dan polos itu."Kalana, sekarang kamu adalah seorang ibu. Tapi, kamu masih bodoh seperti anak kecil. Kamu memperlakukan semua orang dengan baik! Aku benar-benar khawatir padamu!"Kalana tersenyum sejenak. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, dia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka ....Keduanya tidak melanjutkan topik pembicaraan tadi. Mereka menoleh dan menatap Jason yang baru saja keluar dari kamar mandi.Jason menyingsingkan kemejanya sambil berjalan dengan perlahan. Kemudian, dia menatap adiknya dan berkata dengan hangat, "Kalana, apakah kamu nggak lelah menggendong anak seperti itu? Kenapa kamu nggak duduk dan istir