Tidak bisa datang? Pamela mengerutkan keningnya, agak merasa sakit kepala.Michel tidak bisa datang ke sini, dia juga tidak bisa keluar negeri untuk menemuinya sekarang ....Keluarga Dirgantara masih terus mencari keberadaannya selama satu bulan ini, akan ada catatan imigrasi begitu Pamela keluar negeri dan keberadaannya akan terungkap.Pamela tidak menggunakan kartu banknya untuk melakukan pembelian selama beberapa waktu ini, semuanya menggunakan kartu Marlon dan Ariel untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, agar Keluarga Dirgantara tidak dapat menemukan keberadaannya!Dia tidak memiliki waktu untuk terus menemani seorang paman memainkan peran istri palsu untuk menipu tetua!Apa yang harus dilakukan sekarang adalah memeriksa identitas ibunya, serta apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu sampai membawanya ke situasi putus asa sampai tidak dapat menemani Pamela.Dia ingin menemukan keberadaan ibunya jika memang masih hidup!Dia ingin memeriksa penyebab kematian dan membalaskan dend
Pria itu memiliki senyuman di wajahnya, sepasang mata hitamnya yang cantik memiliki tatapan menggoda dan penuh gairah.Pamela mengerutkan keningnya dengan waspada saat melihat Andra yang sudah lama tidak dia temui. "Kenapa kamu bisa berada di sini?"Andra mengenakan setelan jas coklat tua yang dirancang dengan indah, terdapat sedikit aura jahat yang muncul di antara keanggunan dan keeleganannya, dia tersenyum padanya."Aku mendengar ada dua lukisan Berenice di sini, aku sengaja datang untuk mencoba keberuntunganku."Pamela mengangkat alisnya. "Mencoba keberuntungan? Kalau begitu keberuntungan Tuan Andra sangat buruk! Sangat disayangkan kamu datang terlambat, kedua lukisan Berenice sudah dibeli olehku."Andra berjalan mendekati Pamela dan senyumnya makin lebar, tatapan mata Andra seperti benang tak kasat mata yang mengikat orang. "Salah, keberuntunganku sangat bagus. Aku sedang mencoba keberuntungkanku apakah aku bisa bertemu denganmu di sini atau nggak dan ternyata aku benar-benar mene
Dia mencengkeram informasi yang ingin dia dapatkan. Pamela mengangkat alis matanya, tetapi merasa agak ragu-ragu, "..."Andra mengerutkan bibir dan berkata, "Kamu tenang, aku nggak bakal membongkar keberadaanmu kepada Keluarga Dirgantara, termasuk Agam."Pamela agak ragu-ragu. Andra pun menyadari sikap defensif dalam hatinya, sehingga memberi jaminan. Sepertinya dia tidak punya alasan untuk menolak lagi."Baiklah, kalau begitu, nanti kita pergi ke restoran hotpot, biar aku yang traktir!"Dia merasa Andra mengenakan pakaian yang sangat elegan dan formal. Jika membawanya ke restoran berkelas tinggi dan romantis, lalu bertemu dengan orang akrab, bakal tersebar gosip dan sulit dijelaskan.Meskipun restoran sangat ramai, hampir tidak bisa bertemu dengan orang-orang lingkaran Andra.Selain itu, makan sambil mengobrol di tempat yang begitu ramai, mereka berdua juga tidak akan begitu mesra. Mereka dapat bertemu buka-bukaan dan membuat orang-orang terasa seperti pertemuan teman biasa.Dia tidak
Setelah meninggalkan Keluarga Dirgantara, Pamela hampir tidak pernah dengar ada orang yang mengungkit nama pria itu di depannya.Mungkin Marlon dan Ariel sudah sepakat untuk tidak mengungkit hal terkait Agam di depan dirinya. Bahkan berusaha tidak mengungkit hal Perusahaan Vasant masih bekerja sama dengan Perusahaan Dirgantara.Sebenarnya itu tidak bermasalah.Seorang pria masih belum menjadi tabu baginya.Hanya saja ketika benar-benar mendengar namanya, tetap saja merasa agak jengkel.Pamela agak mengerutkan bibir. "Andra yang baik hati, tolonglah! Jangan mengungkit nama yang membuat nafsu makan menurun!'Andra tertegun, lalu bercanda padanya sambil tersenyum, "Baik, kita jangan mengungkit nama pria itu saat sedang makan."Meskipun dia tidak menjawab secara langsung, sikap telah menyatakan semuanya. Sekarang dia tidak ingin berhubungan dengan Agam lagi.Pamela menyesap jus plum restoran ini dan merasa sangat segar, sehingga meminumnya lagi. Setelah berdecak, dia bertanya secara langsu
Sementara itu, Berenice juga ibunya. Bukankah ini berarti dia dan Jason adalah kakak beradik?Pria yang angkuh dan jahat seperti Jason adalah kakak tirinya?Ini ...."Pamela?" Andra meminta sebuah garpu kepada pelayan dan melambaikannya di depan Pamela.Pamela yang tersentak mengerutkan kening dan menatapnya dengan tatapan yang serius. "Andra, apa kamu yakin dengan kata-katamu barusan tadi?"Andra tersenyum tipis dan berkata, "Tentu saja aku yakin! Pamela, apa kamu lupa? Sebelumnya aku pernah bilang sama kamu bahwa sejak aku masih kecil sudah pernah berjumpa dengan Berenice?"Sebab, Berenice dan orang tua aku adalah teman lama. Tiga lukisan di galeriku sebelumnya justru dihadiahkan oleh Berenice kepada orang tuaku pada beberapa tahun yang lalu."Setelah mendapat jawaban yang pasti, dalam hati Pamela terasa kacau balau ....Jika ibunya juga ibu Jason, dia memiliki hubungan yang tak terpisahkan dari Keluarga Yanuar!Apakah kesengsaraan yang dialami oleh ibuku juga berkaitan dengan Keluar
Setelah saling bertatapan selama belasan detik, Pamela menyadari usus bebek yang direbus barusan tadi sudah matang, sehingga menyantapnya dalam kondisi panas.Usai makan, dia menyeka mulut. "Tuan Andra, terima kasih sudah memberitahuku beberapa hal tentang Berenice. Tapi, aku masih belum yakin dengan hal-hal yang kamu katakan dan perlu membuktikannya. Sementara itu, terkait pertanyaanmu, masih butuh waktu untuk memutuskannya!"Tunggu keputusan?Ini adalah jawaban positif yang jauh lebih baik dari prediksi Andra. Setidaknya bukan ditolak basah."Pamela, aku nggak bakal memberimu tekanan, tapi semoga saat kamu menemui masalah bisa menganggap aku sebagai pembantu andalan."Pamela tersenyum simpul. "Andra yang berbaik hati benar-benar selalu suka membantu orang lain! Baiklah, kalau butuh bantuan, aku nggak bakal segan padamu!"Alasan dia suruh tunggu keputusan hanya karena jika langsung menolak Andra, maka Andra bakal berbicara tanpa henti.Sementara itu, Pamela tidak ingin mendengarkannya
"Ketemu seorang teman lama, sekalian makan bersama.""Teman lama? Siapa dia?"Pamela memijat pelipisnya dan tatapannya menjadi agak serius. "Nggak penting! Marlon, sekarang kamu pergi mengecek data Keluarga Yanuar, terutama kondisi pribadi Jason, makin detail makin bagus!""Baik!" Marlon tidak lagi banyak tanya, langsung mengeceknya dengan ponsel ....Pamela memejamkan mata sambil berbaring di sofa dengan lelah.Kandungan dua bulan membuat tubuhnya mudah lelah dan energinya juga tidak seperti dulu ....Dia dan Marlon sudah berada di kota Pudita selama sebulan. Ariel tinggal di Kota Marila untuk mengurus hal perusahaan dan kadang-kadang akan kemari untuk berkumpul dengan mereka.Bulan ini, dia terus menyelidiki status ibunya di Kota Pudita, tetapi tak kunjung ada perkembangan.Ada yang salah dengan petunjuk yang diberikan oleh Darius. Tidak pernah ada mahasiswi yang bernama Maya di Universitas Pudita.Sebab itu, dia menelepon Darius lagi untuk memastikan, tetapi Darius bersikeras bahwa
Keluarga terkemuka seperti Keluarga Yanuar sangat mengutamakan reputasi.Keluarganya kaya dan berkuasa, sehingga tidak peduli apa yang terjadi, mereka pun memiliki kemampuan untuk menutupi kabar agar tidak tersebar.Seandainya tersebar secara tidak sengaja, juga tidak ada satu pun media yang berani mempublikasikan berita tentang keluarga besar seperti itu. Informasinya hanya akan diketahui oleh sekumpulan orang kecil dan tidak mudah tersebar.Dalam kondisi seperti ini, jika dia tidak mendekati lingkaran dalam Keluarga Yanuar, sama sekali tidak mungkin memperjelas apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu!Awalnya Pamela merasa bahwa asalkan dirinya tidak punya hubungan kekerabatan dengan Darius, maka dapat membuktikan ibunya tidak selingkuh!Namun, sekarang malah tersebar rumor bahwa dirinya adalah anak haram. Dia benar-benar agak sakit kepala!Dia tidak akan percaya bahwa ibu dirinya adalah wanita seperti yang rumor yang tersebar, sehingga mesti menyelidiki apa yang terjadi demi menu
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen