Namun, sebenarnya Frida sudah terlalu memandang tinggi dirinya. Bagaimana mungkin dia tidak menyukai uang?Dia benar-benar menyukai uang. Hanya saja, dia lebih suka menghasilkan uang dengan mengandalkan kemampuannya sendiri. Dia tidak tertarik untuk mendapatkan uang melalui menikah dan menjilat seorang pria, atau trik-trik rendahan lainnya.Di ujung telepon, terdengar suara kesal Tomi lagi ...."Hah! Di zaman sekarang, semua wanita di dunia ini menyukai uang. Dasar kamu ini! Sebenarnya kamu sudah terlalu tua atau terlalu naif? Kamu bahkan memercayai masih ada wanita di dunia ini yang nggak menyukai uang? Kulihat kamu benar-benar sudah disihir oleh gadis yang bernama Pamela itu!"Frida terdiam, seolah-olah mengerahkan tenaganya untuk menarik napas dalam-dalam, suaranya berubah menjadi dalam, terdengar seperti penuh penekanan, serta nada bicaranya juga aneh ...."Pamela, usahakan beberapa hari ini kamu jangan keluar dulu, ya. Kalau ada kepentingan dan harus keluar, ingat hati-hati di jal
Darius memerintah dengan penuh emosi, "Pamela, cepat pulang sekarang juga! Kamu urus dulu karangan bunga yang ada di depan pintu rumah, lalu tanggung jawab sendiri atas apa yang telah kamu lakukan! Pikirkan cara untuk mengakui kesalahanmu di depan media dan publik! Ingat, kamu harus memohon agar dimaafkan oleh semua orang! Jangan menyeret kami sekeluarga ikut menanggung malu!"Mendengar ucapan pria itu, tidak ada gejolak emosi dalam hati Pamela, bahkan dia merasa ingin tertawa.Beberapa saat yang lalu, seorang wanita tua yang belum lama mengenalnya begitu memercayainya, bahkan berpesan padanya agar jangan keluar terlebih dahulu dan harus berhati-hati.Namun, "ayahnya" ini malah ingin mendorongnya keluar sesegera mungkin menjadi pelampiasan amarah dan kekesalan publik, agar mereka sekeluarga tidak ikut terseret.Kalau dibandingkan antara sikap Frida dan sikap Darius padanya, bukankah semuanya sudah sangat jelas?Sejak kecil hingga dewasa, Darius selalu memperlakukannya seperti ini. Begi
Mendengar ucapan Pamela, Jovita benar-benar murka. "Pamela, masalahnya sudah jelas, tapi kamu masih berani bersikap sesombong ini, ya! Pantas saja semua orang di internet mengataimu nggak tahu malu! Kamu pantas menerima caci maki seperti itu!" seru Jovita."Oh ya? Kalau begitu, kamu juga pantas ikut celaka, ya?" kata Pamela."Kamu ...."Wulan tidak tahan lagi. Dia pun menghampiri putrinya sambil berkata pada Pamela melalui layar ponsel itu, "Pamela, kenapa kamu menjadi sejahat ini?""Jelas-jelas karier Jovita hancur karena kamu! Awalnya, Jovita sangat dipuji oleh Pak Rudi, sehingga dia bisa menjadi terkenal dan menjadi kebanggaan Keluarga Alister! Tapi, karena kamu, kesempatan bagus ini menghilang!""Sebelumnya, kamu bahkan menyebarkan rumor bahwa Jovita bukanlah putri kandung Darius, sehingga terjadi perselisihan dalam keluarga kita! Untung saja Darius memberikan kami sebuah kesempatan untuk melakukan tes DNA. Dengan begitu, kami baru bisa menggunakan fakta ini untuk membuktikan bahwa
Saat Pamela hendak memblokir semua unggahan di internet yang membeberkan informasi pribadinya secara ilegal, seseorang dengan ID "Justyan" tiba-tiba muncul dan mengirimkan tiga stiker pada Pamela.Kemudian, dia mengirimkan pesan pada Pamela: "Master, kamu sudah datang, ya! Aku memerlukan bantuanmu!""Justyan" adalah Justin Yanuar, tuan muda dari Keluarga Yanuar.Setelah beberapa masalah yang terjadi akhir-akhir ini, Pamela tidak memiliki kesan baik terhadap orang-orang dari Keluarga Yanuar. Dia pun membalas dengan cuek: "Apa itu?"Justyan membalas lagi: "Temanku diekspos di internet. Master, bisakah kamu membantuku memblokir semua unggahan yang memfitnahnya dan membeberkan informasi pribadinya di internet?""Isi semua unggahan itu nggak benar! Aku sudah menyuruh semua anggota Aliansi Apollo untuk menghapus semuanya, tapi ada beberapa unggahan yang dipasang dengan sistem pelindung kelas atas. Teknologi kami belum mencapai tingkatan seperti itu ...."Pamela mengangkat alisnya dengan hera
Tidak ada banyak orang yang bisa menyusup ke dalam sistem di balik layar yang terenkripsi dengan ketat seperti ini dan mengendalikannya dari jauh seperti Pamela!Siapa yang akan melakukan hal yang begitu berisiko demi Pamela?"Master, coba lihat, sepertinya ini dilakukan oleh ID virtual itu!"Justyan menyadari seseorang yang sedang terus-menerus memblokir video editan Pamela yang tersebar di internet. Dalam waktu beberapa detik, video-video tersebut sudah diblokir semuanya, hingga tidak bisa diputar dengan normal lagi.Pamela memicingkan matanya untuk melihat ID peretas yang terenkripsi itu ....Tanpa berpikir panjang, Justyan mengirimkan pesan pada peretas itu: "Sang pahlawan, siapa kamu? Kenapa kamu mau membantu Pamela? Apakah kamu kenal dengannya?"Peretas itu tidak menghiraukan Justin, dia hanya memperhatikan hal yang sedang dia lakukan.Pamela pun tersadar, dia langsung mengirimkan pesan: "Aquila, lama nggak jumpa."Beberapa detik kemudian, pihak lawan membalas pesan itu: "Ya, lam
"Sepertinya kamu sangat tertarik padanya, ya?" tanya Aquila.Pamela terdiam.Melalui layar komputer, entah mengapa Pamela merasakan keagresifan yang sangat kuat, seperti seekor binatang buas yang sedang melindungi anaknya. Bisa dibilang, Pamela juga merasakan kekuasaan posesif yang terpancar dengan kuat ....Sepertinya Pamela sudah menyinggung sebuah topik sensitif bagi Aquila. Peretas sangat defensif, jadi wajar saja jika mereka tidak suka mengungkapkan terlalu banyak hal tentang diri mereka sendiri.Pamela sudah melewati batas.Sambil memikirkan hal ini, Pamela tidak lagi banyak tanya. Dia pun mengalihkan topik pembicaraannya. "Nggak apa-apa. Aku hanya iseng saja. Oh ya, apakah kamu akan menghadiri Konferensi Peretas Global tahun ini?""Tergantung keadaan," jawab Aquila.Pamela bertanya lagi: "Kenapa? Keadaan seperti apa yang bisa menghalangi jalanmu?""Aku sudah menikah, aku harus jaga keluarga, jadi mungkin aku nggak bisa pergi jauh," jawab Aquila.Pamela merasa bahwa hal ini sanga
Di Kediaman Yanuar.Jason sedang duduk dengan santai di sebuah kursi anyaman yang terletak di depan rak buku besar yang sangat bersih. Dia memegang sebuah buku bahasa asing di satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain memegang segelas kopi yang masih mengepulkan asap panas.Calvin, sekretarisnya, berdiri di satu sisi sambil melaporkan sesuatu dengan penuh hormat."Tuan, apakah kita perlu membantu Nona Pamela mengklarifikasi perihal dia difitnah di internet?" tanya Calvin.Meskipun Calvin tidak terbiasa melihat Pamela yang bersikap tidak hormat terhadap Jason, masalah ini tidak berhubungan dengan sikap Pamela. Hari itu, di Sungai Kolos, Pamela memang membantu Tuan Besar Keluarga Yanuar. Kalau tidak, Tuan Besar pasti akan terluka karena selebriti internet yang tidak tahu diri itu.Jason memicingkan sepasang matanya yang indah, tetapi dingin itu. Dia menyesap seteguk kopi sambil mengingat sikap Pamela yang sombong dan tidak menghormati dirinya, lalu berkata dengan santai, "Dia istriny
Melihat mata adiknya yang memerah, hati Jason melunak. Jason mengulurkan tangannya dan menyeka air mata dari sudut mata adiknya sambil berkata, "Sudah, Kalana, jangan menangis. Kakak hanya asal tanya saja."Kalana menghirup ingusnya dengan sedih dan berkata dengan nada manja, "Kak, nada bicaramu tadi jelas-jelas bukan hanya asal tanya, kamu tegas sekali ...."Jason membuang napas dengan tidak berdaya dan menjelaskan keadaannya pada Kalana dengan nada yang lebih lembut."Kalana, karena ponsel itu selalu terletak di dalam laci di ruang kerja Kakak. Sekarang, ada yang mengedit potongan rekaman di dalam ponsel itu dan mengunggahnya di internet untuk memfitnah Pamela. Masalah ini sudah menjadi sangat besar.""Tadi, Kakak hanya asal tanya. Kita harus menyingkirkan kecurigaan pada keluarga kita sendiri terlebih dahulu, baru Kakak bisa membiarkan Calvin menyelidiki orang-orang lainnya di rumah.""Sudahlah, jangan bersedih lagi. Mana mungkin Kakak nggak percaya padamu?" kata Jason.Kalana menye