Jason duduk tegak, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia menggenggam kedua tangannya dan meletakkannya di antara kedua lututnya, untuk menunjukkan sikap tegas dan formal. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Sebelum itu, bisakah aku menanyakan beberapa pertanyaan pada Nona Pamela?"Pamela menjawab dengan acuh tak acuh, "Silakan."Jason mulai bertanya, "Dua hari yang lalu, Nona Pamela pergi ke Sungai Kolos, 'kan?"Pamela mengangguk dan menjawab, "Benar. Malam itu, aku pergi ke Sungai Kolos."Jason bertanya lagi, "Pada saat itu, kenapa Nona Pamela pergi ke Sungai Kolos? Apakah suasana hati Nona Pamela sedang nggak baik, jadi mau pergi menenangkan pikiran di sana?"Pamela pun mengernyit dan bertanya, "Apakah suasana hatiku berhubungan dengan kasus ini?"Tatapan Jason mendalam. Dia menjawab, "Tentu saja. Nona Pamela, jangan menghindari pertanyaanku, silakan dijawab dengan jujur."Pamela memikirkan perasaannya yang susah dideskripsikan pada saat itu, lalu berkata, "Aku hanya merasa bos
Pamela tidak panik, dia juga tidak memercayai ucapan Jason.Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak dia lakukan bisa terekam? Jangan-jangan itu hantu?"Mana rekamannya? Biar kulihat," kata Pamela dengan tenang.Jason mengangkat dagunya untuk mengisyaratkan agar sekretarisnya menyalakan televisi di dalam ruang rawat ini.Kemudian, dia mengoperasikan ponsel itu dan memutar rekaman itu di televisi supaya semua orang bisa menontonnya bersama ....Dalam rekaman itu, selebriti internet itu berdiri di samping pagar sambil melakukan siaran langsung dengan membawa tongkat narsis.Dari sudut itu, dia kebetulan merekam pemandangan di belakangnya dan Pamela yang berada di jalanan di belakang pun terlihat ....Pamela berada di sudut kanan layar rekaman ini. Dia sedang duduk sendirian di sebuah bangku panjang di tepi sungai sambil meminum minuman ringan. Dia agak menengadah sambil memandang langit. Ekspresinya tidak terlihat dengan jelas.Namun, dia yang duduk sendirian di tempat itu terlihat tidak sen
Seorang polisi langsung berseru, "Benar! Itu orangnya! Pria yang mengobrol dengan Pamela itu adalah Kent Marvin yang semalam mencoba untuk menyerang Nona Kalana!"Kemudian, polisi itu menoleh dan menatap Pamela dengan tatapan tegas sambil bertanya, "Pamela, apakah ada lagi yang ingin kamu katakan?"Pamela tampak terkejut. Dia tidak berbicara, hanya saja sudut bibirnya agak bergerak.Hebat sekali!Orang yang ingin menjebaknya ternyata merencanakan semuanya sejauh ini!Jason juga sangat hebat. Awalnya, dia menanyakan serangkaian pertanyaan yang terdengar tidak berarti, tetapi semuanya masuk akal. Tujuannya adalah untuk membangun motif perbuatan Pamela dan mengungkit bahwa Pamela melakukan kejahatan ini karena dorongan kecemburuan yang menjadi kebencian. Akhirnya, Jason mengeluarkan barang buktinya untuk mengonfirmasi kebenaran ucapannya!Pada saat ini, setelah melihat penjahat yang hampir menganiaya dirinya di layar televisi, Kalana langsung melemparkan dirinya ke pelukan Jason sambil ge
Agam masih saja mengulum sedotan, seperti sedang minum air tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Agam sama sekali tidak berbicara, jadi Kalana mengira bahwa pria ini tidak mendengar ucapannya. Kalana pun berjalan mendekat dan menarik ujung baju pria ini sambil bertanya, "Ada apa, Agam?"Agam tetap saja tidak berkata-kata, dia bahkan sama sekali tidak melihat Kalana, entah apa yang sedang dia pikirkan ....Melihat adiknya diperlakukan sedingin ini, Jason berjalan menghampiri mereka dan mengangkat lengannya untuk merangkul bahu adiknya. Dia menatap Agam dengan tatapan kesal, lalu menatap Pamela di atas ranjang sambil berkata, "Nona Pamela, karena dua hari yang lalu kamu membantu kakekku, aku percaya bahwa kamu sebenarnya nggak jahat. Kamu bisa memberi bantuan pada orang asing dan melawan ketidakadilan.""Hanya saja, begitu ada sedikit masalah yang mengancam keuntunganmu, kamu langsung bertindak kejam. Siapa pun itu, kamu tetap bisa menyerangnya untuk menyingkirkannya. Benar, 'kan?"Pamela
Polisi itu merasa tertekan. Dalam hatinya, dia bergegas menyusun kata-kata untuk menjelaskan pada Agam bahwa sekarang Pamela harus diborgol. Bagaimanapun, dari konfrontasi barusan, dia sudah memahami bahwa Pamela seharusnya adalah istrinya Agam!Namun, Agam tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya berjalan melewati polisi itu dan pergi meletakkan gelas di tangannya kembali ke atas meja di sisi ranjang.Salah satu ujung sedotan itu sudah rata dengan bekas gigitan pria itu.Setelah Agam meletakkan gelas itu, dia berdiri di sisi ranjang sambil menatap Pamela. Tatapannya mendalam dan rumit, susah untuk dimengerti.Melihat pria ini hanya menatapnya tanpa mengatakan apa pun, sikap Pamela yang acuh tak acuh pun agak goyah.Pamela mengernyit sambil menatap pria itu, lalu menunduk dan bergumam, "Aku nggak melakukannya.""Ya," balas pria itu.Nada bicara Agam terdengar sangat tenang, tanpa jejak kecurigaan sama sekali.Pamela pun tercengang. Dia kembali mengangkat kepalanya untuk menatap Ag
Setelah keluar dari ruang rawat itu, Kalana memandang ke segala arah di koridor rumah sakit untuk mencari sosok pria yang baru keluar itu ....Namun, pria bernama Agam itu tidak lagi terlihat di koridor rumah sakit yang panjang.Akan tetapi, jarak waktu sejak Agam keluar hingga sekarang juga baru beberapa menit.Ke mana Agam pergi?Pada saat ini, Kalana melihat pintu ruangan tangga di depan koridor terbuka dan Ervin berjalan keluar dengan ekspresi serius ....Kalana bergegas berjalan maju dan berhadapan langsung dengan Ervin.Ervin sedikit menunduk sambil menyapa Kalana. "Nona Kalana."Kalana menganggukkan kepalanya sambil bertanya, "Ervin, Agam di dalam sana, ya?""Benar, Tuan Agam berada di dalam," jawab Ervin dengan jujur."Kalau begitu, biar aku pergi melihatnya," kata Kalana.Kemudian, Kalana langsung mendorong pintu ruangan tangga itu ....Ervin tidak menahan Kalana. Dia menoleh dan melirik sekilas ke bayangan Kalana yang berjalan memasuki ruangan tangga itu. Ekspresinya yang bia
Ketiga orang ini berjalan bersama, dengan Kalana berjalan di antara dua pria yang menawan, membuat orang lain merasa iri. Mereka juga terlihat sangat mencolok.Mereka harus berjalan melewati ruang rawatnya Pamela yang masih dijaga oleh petugas kepolisian.Pada saat ini, seorang pria yang membawa tas kerjanya sedang bernegosiasi dengan polisi di depan pintu sambil menjelaskan tujuan kedatangannya.Dari kejauhan, Jason sudah mengenali pria itu. Dia memicingkan matanya sambil bertanya, "Itu Julius, bukan?"Julius Chandra adalah sosok terkenal di dunia hukum. Dia adalah pendiri firma hukum pertama di Kota Marila. Sekarang, dia menjabat sebagai kepala Departemen Hukum di Perusahaan Vasant.Pengacara hebat seperti ini biasanya hanya menerima beberapa kasus ekonomi penting. Hari ini, mengapa dia bisa datang secara pribadi hanya karena sebuah kasus kecil seperti ini?Kalana tentu saja juga mengenali pengacara itu. Dia menoleh dan menatap pria di sampingnya dengan tatapan tidak percaya. Dia men
Di dalam ruang rawat, Pamela sedang bersandar di kepala ranjang dengan mata terpejam. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu ruangan. Seorang wanita asing yang berusia sekitar 40-an tahun pun berjalan memasuki ruangan."Cari siapa?" tanya Pamela sambil membuka matanya dan menatap wanita itu dengan tatapan waspada.Ruangan ini dijaga oleh pihak kepolisian, mengapa bisa ada orang asing yang memasuki ruangan ini? Siapa dia?Wanita paruh baya itu membungkukkan badannya sambil berkata dengan sangat hormat, "Nona Pamela, saya Susan, perawat yang disewa Tuan Ervin untuk Anda. Mulai sekarang, saya akan tinggal di sini untuk menjaga Anda. Kalau ada keperluan, katakan saja pada saya."Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Tuan Ervin? Ervin Pradipta, ya?"Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Benar, Nona."Pamela mengernyit. 'Agam tiba-tiba menyewa seorang perawat untukku, artinya Agam sudah pergi, ya?' pikir Pamela.'Huh, sepertinya Paman juga nggak percaya padaku.''Kita