Mendengar ketidakberdayaan pihak kepolisian terhadap Pamela, Stevi sendiri yang juga pernah mengalami kehebatan Pamela merasa makin marah. Dia pun berkomentar dengan kesal, "Dasar Pamela sialan! Dia benar-benar kejam dan licik!"Justin mengernyit karena dia tidak terbiasa dengan sifat Stevi seperti ini."Kak Stevi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bagaimana kalau bukan dia pelakunya?" kata Justin.Stevi tercengang dan menatap Justin dengan tatapan tidak masuk akal sambil berkata, "Justin?"Stevi memang tidak berani melawan Agam, tetapi dia berani berdebat dengan Justin!"Justin! Pamela melukai kakak kandungmu. Kamu nggak membela kakak kandungmu, tapi malah membela orang lain?" kata Stevi.Justin mengernyit dengan kesal dan berkata, "Kak Stevi, jangan memfitnahku seperti itu. Apa pun yang terjadi, aku pasti akan memihak pada kakakku! Aku hanya merasa bahwa Pamela bukanlah gadis kejam yang akan melakukan hal seperti itu. Selain itu, dalam beberapa kejadian sebelumnya, kamulah y
Mereka tidak bisa menyinggung Agam, tetapi kakaknya Kalana juga terus menekankan bahwa tersangka pelaku kejahatan ini tidak boleh dilepaskan dengan mudah.Dengan tekanan dari Agam dan juga dari Jason, sekarang pihak kepolisian merasa serbasalah ...."Kata siapa buktinya nggak cukup?"Pada saat ini, suara Jason yang jelas tiba-tiba terdengar dari arah lift ....Mendengar suara pria yang dia sukai, Stevi langsung menatap ke arah datangnya suara. Matanya seketika berkilau. "Kak Jason!"Jason melangkah menghampiri mereka dengan santai dan anggun. Dia memancarkan aura mewah yang sama sekali tidak kalah dari Agam.Melihat kedatangan kakaknya, tatapan Kalana langsung berubah. Dia menjadi percaya diri, tetapi dia tetap berdiri dengan patuh di sisi Agam dan tidak ingin pergi.Justin yang melihat kakaknya langsung bersikap hormat. Dia seketika merasa gugup dan ingin melarikan diri karena dia tidak ingin dimarahi oleh kakaknya.Dengan ekspresi lembut, Stevi menyambut kedatangan Jason. "Kak Jason,
Jason menundukkan kepalanya dengan elegan dan berkata, "Kalau begitu, mohon bantuan pihak kepolisian. Aku mau masuk untuk konfrontasi dengan Pamela si tersangka pelaku kejahatan ini."Setelah beberapa polisi ini berdiskusi, mereka membawa Jason, saksi mata baru ini, ke dalam ruang rawatnya Pamela.Dengan ekspresi tenang, Agam juga berbalik dan hendak ikut masuk.Namun, polisi yang bertugas untuk mengawal di depan pintu malah mengulurkan lengannya untuk menghalangi Agam."Maaf, Pak Agam. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Karena Anda nggak berhubungan dengan kasus ini, silakan menanti di luar," kata polisi itu.Dengan alis terangkat, Agam bertanya dengan dingin, "Kalau begitu, kenapa orang itu boleh masuk?"Polisi itu tentu saja tahu bahwa "orang" yang dimaksud Agam adalah Jason yang baru memasuki ruangan. Jadi, dia pun menjelaskan keadaannya dengan baik."Karena Pak Jason berhubungan dengan kasus ini, dia bisa memasuki ruangan dengan status sebagai saksi mata, untuk konfrontasi
Polisi ini benar-benar merasa serbasalah!Masing-masing dari mereka memang memiliki alasan yang masuk akal untuk memasuki ruangan. Kalau tahu begitu, dia tidak seharusnya membiarkan orang lain masuk dari awal.Setelah membiarkan satu orang masuk, dia tidak mungkin tidak mengizinkan yang lainnya untuk masuk ....Akhirnya, polisi itu mengayunkan tangannya dengan kesal dan berkata, "Baiklah, masuklah semua! Jangan berisik di dalam, jangan sampai mengganggu pekerjaan kami!"Stevi bergegas menarik Justin untuk berterima kasih pada polisi itu, lalu memasuki ruangan.Polisi itu hanya bisa mengerut keningnya. Sungguh melelahkan!Untung saja proses interogasi yang resmi sudah berakhir. Jadi, sekarang, pengamanan mereka tidak perlu seketat sebelumnya, mereka pun bisa membiarkan semuanya masuk!Karena Jason adalah kakaknya korban, masih belum bisa dipastikan apakah dia bisa menjadi saksi mata yang terpercaya atau tidak. Pemimpin mereka ingin membiarkan Jason masuk terlebih dahulu untuk melihat ko
Pamela menatap Jason dan berkata, "Sepertinya cek seharga 100 miliar kemarin nggak berguna, ya. Bukankah sudah kubilang, uang itu kugunakan untuk menyewa Pak Jason, supaya Pak Jason nggak muncul lagi di hadapanku selama setahun? Sekarang, 24 jam juga belum berlalu, kenapa Pak Jason datang mencariku lagi?"Jason sudah tahu bahwa tindakan Pamela tidak pernah bisa diprediksi, jadi dia juga sudah tidak merasa heran. Dia tersenyum tipis dan berkata dengan serius, "Nona Pamela, sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Kalau bukan demi kasus adikku, aku juga nggak punya waktu untuk mengganggumu."Pamela meminum airnya dengan santai, lalu berkata, "Kalau soal mencelakai adikmu, aku sudah mengatakan semua yang perlu kukatakan pada pihak kepolisian. Kalau Pak Jason masih ada pertanyaan, Pak Jason bisa langsung menanyakannya pada pihak kepolisian."Jason menatap Pamela dengan tatapan cuek dan berkata, "Sekarang, aku datang untuk konfrontasi dengan Nona Pamela atas persetujuan pihak kepolisian."De
Jason duduk tegak, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia menggenggam kedua tangannya dan meletakkannya di antara kedua lututnya, untuk menunjukkan sikap tegas dan formal. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Sebelum itu, bisakah aku menanyakan beberapa pertanyaan pada Nona Pamela?"Pamela menjawab dengan acuh tak acuh, "Silakan."Jason mulai bertanya, "Dua hari yang lalu, Nona Pamela pergi ke Sungai Kolos, 'kan?"Pamela mengangguk dan menjawab, "Benar. Malam itu, aku pergi ke Sungai Kolos."Jason bertanya lagi, "Pada saat itu, kenapa Nona Pamela pergi ke Sungai Kolos? Apakah suasana hati Nona Pamela sedang nggak baik, jadi mau pergi menenangkan pikiran di sana?"Pamela pun mengernyit dan bertanya, "Apakah suasana hatiku berhubungan dengan kasus ini?"Tatapan Jason mendalam. Dia menjawab, "Tentu saja. Nona Pamela, jangan menghindari pertanyaanku, silakan dijawab dengan jujur."Pamela memikirkan perasaannya yang susah dideskripsikan pada saat itu, lalu berkata, "Aku hanya merasa bos
Pamela tidak panik, dia juga tidak memercayai ucapan Jason.Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak dia lakukan bisa terekam? Jangan-jangan itu hantu?"Mana rekamannya? Biar kulihat," kata Pamela dengan tenang.Jason mengangkat dagunya untuk mengisyaratkan agar sekretarisnya menyalakan televisi di dalam ruang rawat ini.Kemudian, dia mengoperasikan ponsel itu dan memutar rekaman itu di televisi supaya semua orang bisa menontonnya bersama ....Dalam rekaman itu, selebriti internet itu berdiri di samping pagar sambil melakukan siaran langsung dengan membawa tongkat narsis.Dari sudut itu, dia kebetulan merekam pemandangan di belakangnya dan Pamela yang berada di jalanan di belakang pun terlihat ....Pamela berada di sudut kanan layar rekaman ini. Dia sedang duduk sendirian di sebuah bangku panjang di tepi sungai sambil meminum minuman ringan. Dia agak menengadah sambil memandang langit. Ekspresinya tidak terlihat dengan jelas.Namun, dia yang duduk sendirian di tempat itu terlihat tidak sen
Seorang polisi langsung berseru, "Benar! Itu orangnya! Pria yang mengobrol dengan Pamela itu adalah Kent Marvin yang semalam mencoba untuk menyerang Nona Kalana!"Kemudian, polisi itu menoleh dan menatap Pamela dengan tatapan tegas sambil bertanya, "Pamela, apakah ada lagi yang ingin kamu katakan?"Pamela tampak terkejut. Dia tidak berbicara, hanya saja sudut bibirnya agak bergerak.Hebat sekali!Orang yang ingin menjebaknya ternyata merencanakan semuanya sejauh ini!Jason juga sangat hebat. Awalnya, dia menanyakan serangkaian pertanyaan yang terdengar tidak berarti, tetapi semuanya masuk akal. Tujuannya adalah untuk membangun motif perbuatan Pamela dan mengungkit bahwa Pamela melakukan kejahatan ini karena dorongan kecemburuan yang menjadi kebencian. Akhirnya, Jason mengeluarkan barang buktinya untuk mengonfirmasi kebenaran ucapannya!Pada saat ini, setelah melihat penjahat yang hampir menganiaya dirinya di layar televisi, Kalana langsung melemparkan dirinya ke pelukan Jason sambil ge