Tentu saja, Phillip juga memberikan banyak subsidi. Namun, Phillip juga merasa senang karena dia bisa membeli sedikit ketenangan untuk dirinya sendiri.Orang yang bijak tidak akan memilih untuk mengganggu mereka lagi. Jika Fabian benar-benar mencari masalah lagi dengan Phillip, Phillip tidak akan melepaskan Keluarga Sandiga segampang itu lagi.Phillip bisa mengakuisisi perusahaan di bawah Keluarga Sandiga dengan mudah. Pada saatnya, dia bisa langsung menggantikan nama Sandiga dengan Sanders. Kalau begitu, Fabian tidak akan berbangga lagi."Pak Phillip, Nona Yessy berada di lobi di lantai bawah. Katanya, dia mau bertemu dengan Anda."Gerakan Phillip yang sedang membaca dokumen seketika terhenti. Akhir-akhir ini, ada terlalu banyak masalah yang terjadi, sehingga dia melupakan tentang Yessy.Sejak masalah sebelumnya terjadi, sudah lama sekali Phillip tidak bertemu dengan Yessy."Baiklah, biarkan dia ke atas," kata Phillip.Kejadian sebelumnya sudah berlalu terlalu lama, jadi sudah saatnya
"Jelas-jelas akulah yang seharusnya berdiri di sisimu. Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Kamu jahat sekali!"Phillip menatap tangan Yessy di lututnya dengan agak linglung dan berkata, "Saat kita masih kecil, siapa pun yang bersalah, kita akan selalu menggunakan cara ini untuk meminta maaf pada satu sama lain. Sekarang, sudah bertahun-tahun berlalu, tapi kamu masih mempertahankan kebiasaan ini, ya."Melihat Phillip mengungkit masa lalu mereka, Yessy bergegas mengangguk sambil berkata, "Ya, kamu masih mengingat masa lalu kita, ya?""Dulu, hubungan kita sangat baik, 'kan? Apakah Dian mengetahui kebiasaanmu ini?""Dia nggak tahu, 'kan? Hanya aku yang tahu, jadi akulah orang yang paling cocok untukmu!"Namun, Phillip malah berkata, "Kamu nggak perlu mengucapkan kata-kata ini lagi. Aku sudah membuat keputusan dan sudah menikah dengan Dian. Kami adalah pasangan suami istri. Ke depannya, jangan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya sedih lagi.""Meskipun dia murah hati, kalau dia melih
Sejujurnya, sekarang gaji yang diperolehnya sudah tidak ada ruang untuk penaikan lagi. Gaji yang diperolehnya sudah lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan petinggi departemen perusahaan, tentu saja yang dimaksud adalah perusahaan kecil di luar sana.Namun, kalau Lucy bisa terus menerus bekerja dengan baik di sisi Phillip, ke depannya juga ada kemungkinan dia akan dipindahkan ke departemen lain untuk menjadi kepala departemen atau semacamnya.Kemampuan dan performa kerjanya tentu saja jauh lebih baik dibandingkan beberapa kepala departemen yang selalu memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan untuk diri sendiri saja. Phillip memang sudah lama ingin "mendisiplinkan" bawahannya. Namun, dia sudah terbiasa ada Lucy yang membantunya. Kalau tidak ada wanita itu, untuk sementara waktu, dia juga tidak bisa menemukan orang yang tepat untuk menggantikan Lucy.Hal ini bisa dibahas nanti. Sementara itu, Yessy sudah seperti menggila. Sepanjang perjalanan, dia sudah menerobos beberapa lamp
Melihat Dian sudah keluar, secara naluriah Yessy mengubah ekspresi ganasnya tadi.Dia bahkan menepuk-nepuk debu di gaunnya."Kamu bertanya padaku apa yang sedang kulakukan di sini? Apa yang sedang kulakukan? Dian, apa kamu benar-benar nggak tahu atau pura-pura nggak tahu? Coba kamu tanyakan pada dirimu sendiri apa yang telah kamu lakukan selama beberapa waktu ini!"Dengan seulas senyum mengembang di wajahnya, Dian berkata, "Nona Yessy, sepertinya kamu sudah terlalu ikut campur dalam urusan pribadiku. Hubunganku denganmu hanya sekadar hubungan antara seorang pewawancara dengan seorang narasumber. Atas dasar apa aku perlu melaporkan apa saja kegiatanku selama beberapa waktu ini?""Ya, awalnya hubungan antara kita memang hanya sekadar begitu. Tapi, kamu sudah merebut pacarku, jadi tentu saja hubungan kita sudah sangat 'dalam' sekarang. Kenapa kamu begitu nggak tahu malu? Aku sudah bersamanya selama bertahun-tahun dan nggak pernah ada seorang wanita pun di sisinya. Hanya kamu seorang. Begi
Kalau Dian tahu Phillip sudah punya pacar, dia juga tidak akan membiarkan ayahnya melakukan hal seperti itu. Tidak peduli seberapa besar rasa sukanya pada pria itu, dia juga tetap akan berusaha menentang ayahnya, bahkan dengan mempertaruhkan nyawanya. Dia tidak mungkin memanfaatkan rasa sukanya untuk membantu pria yang disukainya."Omong kosong. Kapan kamu mulai menjalin hubungan asmara bersamanya? Kamu hanya cemburu karena melihat kami berdua sudah menikah, 'kan?"Yessy tidak tampak terburu-buru. Dia berkata dengan terkekeh pelan dan berkata dengan santai, "Situasi sudah seperti sekarang ini, kenapa kamu masih saja berakting? Jelas-jelas hubunganku dengannya sangat baik, tapi kamu malah merebutnya dariku. Coba kamu tanyakan pada dirimu sendiri, apa kamu benar-benar nggak merasa bersalah?"Setelah berbalik, Yessy mengubah ekspresi wajahnya, menunjukkan ekspresi sedih."Kamu sendiri juga tahu Phillip adalah anak yang sangat berbakti. Keluarganya sudah mendesaknya untuk cepat menikah beb
Ya, benar, sebelumnya dia memang gagal membujuk ayahnya, tetapi dia juga sudah berusaha sekeras yang dia bisa.Dia bahkan sudah mengatakan akan melunasi utang ayahnya pada pria itu dengan mengandalkan kemampuan sendiri. Apa semua ini masih belum cukup? Sebenarnya Phillip ingin dia melakukan apa?Begitu melihat Phillip mendekat, Yessy tidak bisa menahan dirinya dan melangkah mundur."Apa kamu tega mencampakkanku demi wanita sepertinya? Kamu sudah melepaskan hubungan yang terjalin antara kita berdua selama bertahun-tahun dan semua kenangan antara kita. Phillip, kamu benar-benar hebat.""Aku nggak pernah bertemu seseorang yang lebih ahli dalam memutarbalikkan fakta dibandingkan kamu. Jelas-jelas kamu sendiri tahu mengapa aku bisa memilih orang lain. Kamu hanya nggak bersedia mengaku saja.""Semua itu sudah berlalu selama bertahun-tahun, seharusnya kamu sudah tahu jelas, hubungan kita nggak akan bisa seperti dulu lagi. Kamu sudah membuat keputusan sendiri, apa sekarang kamu malah menyesali
"Sudah kubilang hubungan kita sudah berakhir. Oh nggak, kita bahkan nggak pernah memulainya. Dari awal, kamu nggak pernah memilihku. Yessy, kamu jangan mempersulit istriku lagi."Phillip menggenggam tangan Dian, jari-jari mereka yang bertautan seperti duri di mata Yessy."Oke, oke, oke. Selama bertahun-tahun ini, setiap pilihanku adalah pilihan yang salah. Saat itu aku memilih untuk pergi, aku sudah melewatkanmu.""Sekarang aku memilih untuk kembali, aku juga tetap melewatkanmu. Phillip, sebaiknya kamu katakan saja dari awal kamu nggak pernah memberiku kesempatan. Untuk apa kamu menunjukkan sikap serius seperti itu di sini?""Dian, dasar wanita jalang! Kamu juga nggak perlu pamer di hadapanku.""Bukankah kamu ingin melihatku menjadi bahan tertawaan? Aku nggak akan membiarkan keinginanmu tercapai!""Aku akan membuat kalian semua menyesal!"Saat berbicara, Yessy langsung menerjang ke arah pilar di lobi tersebut. Reaksi Phillip sudah cukup cepat. Saat wanita itu mulai bergerak, dia sudah
"Sekarang kamu juga bisa memilih orang lain. Hanya karena kita sudah saling mengenal terlalu lama, perasaanmu padaku telah berubah. Tapi, kamu hanya memiliki hasrat untuk memilikiku, bukan cinta."Begitu mendengar ucapan Phillip, tiba-tiba emosi Yessy langsung bergejolak. "Kamu nggak mengerti aku, jangan menebak perasaanku dengan sembarangan. Aku menyukaimu, aku mencintaimu!""Kala itu, aku memilih orang lain karena aku nggak berdaya. Kalau aku bisa tetap tinggal, aku pasti akan tetap tinggal.""Jangan lupa, dari awal aku yang terlebih dahulu menaruh rasa padamu. Terlepas dari apa pun yang kamu katakan, cinta yang kuberikan padamu sedikit lebih banyak. Kamu nggak bisa menyangkal hal ini.""Hidup memberiku lelucon yang sangat besar. Setiap kali aku membuat pilihan, aku akan kehilangan sesuatu sepenting dirimu.""Tapi, saat aku sudah sadar aku nggak bisa membuat kesalahan lagi, kamu sudah memilih wanita lain. Phillip, apa kamu benar-benar nggak bisa memberiku satu kesempatan lagi?""Atau