Sikap Jason yang tenang di hadapan bahaya benar-benar membodohi beberapa penculik itu.Terutama karena sekarang, nyawa gadis di samping Jason juga berada di tangan mereka, jadi mereka tidak perlu takut pada Jason.Pemimpin kelompok penculik ini adalah orang yang dipanggil "Bos" oleh yang lainnya. Pria ini memiliki bekas luka yang sangat menakutkan di wajahnya, yang hampir membekas di seluruh wajahnya.Dengan sebilah pisau kecil yang tajam di tangannya, dia menepuk-nepuk wajah Jason sambil berkata dengan nada yang sangat menantang, "Aku harap kamu nggak berani macam-macam dengan kami. Mana kartunya?""Di saku mana?""Asalkan kami mendapatkan uangnya, kami mungkin bisa melonggarkan tali yang mengikat kalian."Viona yang berada di satu sisi pun bergetar ketakutan. Dia merasakan para penculik ini mendekati dirinya. Dia ingin mendekat dengan Jason. Penutup mata Jason sudah dilepas, tetapi Viona terus dianggap sebagai keberadaan yang tidak penting, orang-orang ini sama sekali tidak menghirau
"Kamu nggak bisa mengendalikan hasratmu, ya?""Bukankah kita sudah sepakat kalau kalian akan mendapatkan uang? Kamu nggak bisa pergi mencari wanita di luar, ya?""Sekarang, kita lagi melakukan bisnis. Kamu malah hanya memikirkan hal itu! Otakmu bermasalah, ya?""Kalau kamu benar-benar nggak bisa mengendalikan dirimu, bagaimana kalau aku membantumu?"Pria kurus itu memaksa dirinya untuk tersenyum, tetapi dia tidak berani menjawab. Dia bahkan berjalan mundur beberapa langkah.Saat Bos menawarkan bantuan padanya, Bos menatap bagian bawah tubuhnya, lalu melihat pisau kecil yang tajam di tangannya. Jika dia mengungkit hal ini lagi, sepertinya dia tidak punya harapan lagi di masa depannya."Saya hanya bercanda. Lanjutkanlah kesibukan Anda. Saya dan yang lainnya pergi mengawasi pintu saja," kata pria kurus itu.Mendengarkan langkah kaki yang kacau itu pergi, Viona baru membuang napas dengan lega.Sekarang, dia sudah tidak bisa berbicara. Hanya air matanya yang terus mengalir, seakan-akan kera
Jason tahu bahwa orang yang merasa bersalah baru akan terus berbicara.Para penculik ini sudah pasrah dengan hidup mereka. Sekarang, Jason memang berada di posisi lemah, tetapi orang-orang ini tetap saja memiliki celah.Terutama bos ini, sepertinya dia masih melekat pada masa mudanya, yang merupakan kelemahan bos ini.Terlebih lagi, orang-orang ini takut pada Bos, mungkin orang inilah yang memimpin dan mengarahkan setiap gerakan mereka. Orang ini juga mungkin sudah pernah membunuh orang.Tentu saja, hal-hal ini hanyalah tebakan Jason. Jika dia bisa tidak melawan orang-orang ini secara langsung, tentu saja dia tidak ingin melakukannya.Namun, karena mereka adalah orang-orang yang sudah putus asa, artinya setelah mereka mendapatkan uang itu, mereka juga tidak tentu akan melepaskan Jason dan Viona sesuai janji mereka.Jason mengernyit, tamparan di wajahnya bukanlah apa-apa.Dia lebih mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, apalagi masih ada Viona di sampingnya.Sejak mereka dic
Bos itu berkata, "Huh, memangnya ada anak keluarga kaya yang jelek, ya? Bahkan kalau dia jelek pun dirapikan sedikit saja dia sudah bisa menjadi tampan.""Pergi periksa apakah ada uang atau nggak di kartu ini. Tapi, jangan gesek kartunya sesukamu. Kalau sampai orang-orang itu melacak lokasi kita, kita akan celaka. Mengerti?"Tatapan bos ini sangat tajam dan tidak tergoyahkan, membuat pria kurus itu merinding ketakutan. Dia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya, Bos. Tenang saja, aku nggak akan menyentuh uang ini sesukaku.""Aku tahu kalau kami mengikutimu, kami akan mendapatkan banyak uang!"Mendengar ucapan pria kurus ini, Bos baru tersenyum dengan puas dan berkata, "Baguslah kalau kamu tahu. Baiklah, kamu juga ikut pergi."Dia menunjuk seseorang secara acak, menyuruh orang itu untuk pergi dengan pria kurus itu.Pria kurus itu merasa agak kesal, tetapi dia tidak berani menunjukkannya, dia hanya bisa mengangguk.Saat kedua orang ini naik mobil ke kota kecil, dia baru meludah dan
Jadi, dia benar-benar sudah tidak bisa mengenali jalan ke mana mereka akan dibawa oleh mobil itu."Sekarang, Ayah pasti sangat khawatir di rumah. Biasanya, pada saat ini, aku sudah pulang. Tapi, sudah lama sekali waktu berlalu dan aku masih belum pulang ....""Adikku entah mengkhawatirkanku, nggak ...."Saat Viona mengungkit tentang ayahnya dan adiknya, dia langsung berpikir bahwa dia mungkin tidak bisa bertemu dengan mereka lagi. Dia pun kembali menangis ....Jason langsung menenangkannya. "Jangan menangis. Kamu nggak merasa kalau tempat ini mirip sekali dengan gunung yang kita daki waktu kita masih kecil?""Tenanglah, anggap saja kita hanya keluar untuk tamasya! Percayalah padaku, kita pasti akan pulang!"Biasanya, orang kaya seperti mereka tidak suka menginjak tanah seperti ini. Selain kegiatan tamasya, ini pertama kalinya mereka ditinggalkan di rumah kumuh yang berdebu seperti ini.Suara Jason sangat tenang, membuat Viona juga menjadi lebih tenang."Kita benar-benar akan baik-baik
"Nyawa kami berada di tanganmu, mana mungkin kami nggak takut padamu?"Saat Jason mengucapkan kata-kata ini, nada bicaranya sangat tenang, bahkan tidak ada sedikit pun gejolak. Para penculik ini pun merasa bahwa dia sedang menantang mereka.Apakah bocah ini sedang mempermainkan mereka?Dia mengatakan bahwa dia takut, tetapi sama sekali tidak ada ketakutan di wajahnya!"Huh, aku sudah meremehkanmu. Sampai saat ini pun kamu masih mau membawa pacarmu melarikan diri, ya?""Kamu benar-benar kira kami penculik biasa? Biar kuberi tahu, aku punya banyak teman dan mereka masing-masing sudah pernah membunuh orang ...."Sebelum Bos bisa menyelesaikan ucapannya, Viona mengeluarkan suara isakan tangis, membuat Jason langsung memelototinya."Ckckck, sepertinya kamu juga bukan nggak takut apa pun, ya. Kamu benar-benar memedulikan pacarmu, ya?""Tapi, wajar saja, sih. Kalau aku punya pacar secantik ini, aku juga nggak tega membiarkannya jatuh ke tangan pria kasar seperti kami, 'kan?"Mendengar Bos men
"Jason, kamu baik-baik saja, 'kan? Sakit sekali, ya?" tanya Viona.Dalam hatinya, Viona sudah diam-diam memutuskan, setelah mereka berdua bisa keluar dengan selamat, dia pasti akan tetap bersama pria yang melindunginya ini. Apa pun yang terjadi, dia akan tetap bertahan."Uhuk, uhuk ...." Jason memuntahkan darah dan terjatuh dalam posisi menghadap lantai.Sekarang, dia tidak bisa bergerak, bagian dadanya terasa sakit, sepertinya tulang rusuknya patah."Bagaimana keadaanmu sekarang? Masih bisa berdiri, nggak? Mau kubantu?" tanya Viona.Sekarang, Jason terlihat lebih lemah daripada dirinya sendiri, jadi Viona hanya bisa menanggung tanggung jawab ini.Dengan wajahnya yang pucat, Jason tersenyum dan berkata, "Tangan dan kakimu terikat, bagaimana kamu bisa membantuku?""Begini saja deh, biarkan aku berdiam diri dulu sebentar."Meskipun Jason tidak mengatakan apa pun, Viona bisa merasakan bahwa kondisi Jason sangat buruk. Wajahnya makin pucat, bibirnya juga kehilangan warnanya. Tadi, pukulan
"Jason, maksudmu ... maksudmu, aku sengaja mendorong Nona Veren, lalu berpura-pura nggak bersalah di hadapanmu?" kata Aylin.Jason langsung mengernyit, lalu kembali memasang ekspresi datar dan berkata, "Aku nggak bermaksud seperti itu, tapi kamu seharusnya tahu apa yang terjadi di kamar mandi.""Kamu bilang kamu nggak tahu dan bahkan menghindari tatapanku, bagaimana aku bisa percaya dengan ucapanmu?"Jason menganggap bahwa dia sangat memahami Aylin. Jika Aylin benar-benar tenang, dia tidak mungkin menunjukkan kelemahannya seperti itu.Aylin pun berkata, "Huh, itu alasanmu menganggap kalau akulah yang mencelakai Nona Veren?""Kenapa kamu nggak menganggap bahwa Nona Veren terjatuh sendiri? Jangan lupa, aku masih bertopang pada tongkat jalan!"Kedua tangan Aylin bergetar. Meskipun dia sudah bisa berjalan dengan kruknya dengan terampil, jika dia menggunakannya untuk waktu lama, kedua lengannya akan terasa pegal. Dia sudah mulai tidak kuat bertahan.Namun, seluruh perhatian Jason tertuju pa