Aylin ingin melanjutkan syuting, maka dia akan membiarkan wanita itu melakukannya. Dia tidak akan membiarkan kejadian yang sama terulang lagi pada Aylin.Dia juga tahu belakangan ini para penonton sudah muak pada kru film Teguh. Namun, masalah seperti itu tidak bisa ditangani dengan terburu-buru.Selama kesan buruk kru film terhadap para penonton sudah mencapai titik puncaknya, baru klarifikasi dilakukan, pasti akan berpengaruh baik.Jason sudah membuat perencanaan dari awal. Sebenarnya, dalam hatinya, dia juga tahu jelas Aylin tidak akan menghentikan syuting begitu saja.Jason meluangkan waktu pulang ke rumah, meminta pelayan untuk mengemas pakaian ganti sehari-hari untuk Aylin. Begitu dia keluar dari mobil, dia melihat Veren yang berlari menghampirinya."Kak Jason, kamu sudah pulang, ya!"Melihat Jason pulang, suasana hati Veren sangat baik. Dia langsung menggandeng lengan Jason dan ingin masuk ke dalam rumah bersama-sama.Diam-diam, Jason menarik lengannya dari genggaman wanita itu
"Aku tahu aku merepotkanmu. Tapi, aku hanya ingin pulang.""Kalau bukan karena Kak Jason, untuk apa aku terbang kembali ke dalam negeri dan menunggu seorang diri di bandara?""Kak Jason, aku nggak akan merepotkanmu lagi!"Sambil menangis, Veren berbalik dan hendak pergi meninggalkan kediaman Keluarga Yanuar begitu saja.Kepala Jason makin berdenyut sakit. Veren tidak terbiasa dengan lingkungan sekitar sini. Kalau wanita itu dibiarkan berkeliaran di luar, tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.Jason bergegas mengejar dan menghentikan wanita itu, lalu mencoba untuk membujuknya."Sudah, sudah. Semuanya salahku, aku nggak bermaksud seperti itu. Aku nggak menganggapmu merepotkanku. Tadi kamu sendiri yang bilang kamu kesepian di rumah. Karena itulah, aku mencoba untuk memikirkan sebuah solusi yang cocok untukmu. Sebenarnya, saat sedang liburan seperti sekarang ini, seharusnya kamu keluar bersenang-senang dengan teman-temanmu. Tapi, setelah kembali ke dalam negeri, kamu hanya berada di rum
Tepat pada saat Jason hendak menanggapinya, Anisa tiba-tiba saja muncul di lantai bawah dan menyelanya.Dengan seulas senyum mengembang di wajahnya, Anisa berjalan menghampiri cucunya dan berkata, "Jason, kenapa kamu masih di sini? Bukankah kamu masih ada urusan lain? Jangan membiarkan Aylin menunggu seorang diri terlalu lama di rumah sakit. Sekarang dia masih seorang pasien."Begitu melihat Anisa datang menghampiri mereka, Veren tahu jelas kemungkinan besar rencananya akan gagal.Biarpun Jason menyetujuinya, wanita tua ini pasti tidak akan membiarkannya pergi ke lokasi syuting Aylin."Nenek Anisa ...."Sambil tersenyum, dia menoleh untuk menyapa Anisa. Seakan-akan baru menyadari keberadaannya, Anisa berkata, "Oh? Ternyata Nona Veren juga berada di sini, ya?"Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan acuh tak acuh, Anisa kembali mengalihkan pandangannya ke arah Jason dan berkata, "Kamu pulang pasti ada sesuatu yang perlu kamu lakukan, 'kan? Kalau begitu, cepat lakukan. Kenapa kamu ma
Namun, jelas-jelas antara dirinya dan Aylin, dia terlebih dahulu berada di sisi Jason. Selain itu, Jason juga sudah berjanji pada kakaknya untuk menjaganya seumur hidup. Namun, sekarang, bisa-bisanya wanita tua itu mengacaukan segalanya!Selama bertahun-tahun ini, dia jarang menghabiskan waktu bersama Jason. Jason menjalankan bisnisnya di dalam negeri, jadi pria itu tidak mungkin bisa meluangkan banyak waktu untuk menemaninya. Terlebih lagi, pemikiran Jason sangat sederhana. Pria itu hanya ingin memenuhi harapan terbesar kakaknya. Karena itulah, pria itu menjaganya.Setelah bertahun-tahun berlalu, keunggulan yang dimilikinya adalah dia sudah mengenal Jason lebih lama dibandingkan Aylin.Namun, Veren tidak terima, seharusnya siapa yang lebih cepat, orang itulah yang dapat ....Dia sudah mengenal Jason lebih lama bertahun-tahun dibandingkan Aylin. Atas dasar apa wanita itu yang memiliki Jason pada akhirnya?Selain itu, wanita itu bahkan sudah menjadi cucu menantu yang diakui oleh Anisa.
Johan menghela napas pelan. Hanya saja, sebagai tetua dalam keluarga, dalam situasi tidak jelas seperti ini, mereka juga tidak bisa banyak berkomentar dan mengambil tindakan."Ya, sekarang hanya bisa seperti ini. Aku berharap Veren sendiri bisa menyadari posisinya saat ini bahwa dia dan cucu kita nggak mungkin bisa bersama. Aku berharap gadis itu bisa pergi, jangan sampai merusak keharmonisan hubungan yang sudah lama terjalin."Anisa selalu berdiri di pihak Aylin dan memikirkan perasaan cucu menantunya itu. Untung saja kejadian tadi tidak terjadi di hadapan Aylin.Kalau Aylin sampai melihat pemandangan Veren bersikap manja pada Jason dengan mata kepalanya sendiri, dia pasti akan sangat sedih."Nggak bisa, nggak bisa dibiarkan seperti ini. Aku harus mencari waktu untuk membicarakan hal ini dengan jelas kepada Jason. Sekarang dia sudah menjadi suami Aylin, bagaimana dia bisa begitu dengan wanita lain?"Melihat ekspresi penuh tekad di wajah istrinya, Johan tahu tidak ada gunanya lagi dia
Lebih jelasnya lagi adalah kapan Aylin kembali, saat itulah waktu yang tepat bagi kru film mereka untuk memberi klarifikasi.Bagaimanapun juga, sekarang yang mereka andalkan adalah Jason, pendukung Aylin.Setelah mendengar analisis Elaine, mulut Maria langsung terbuka lebar."Apa kamu benar-benar yakin? Gila! Ternyata Aylin sehebat itu? Kalau begitu, bukankah aku sudah bisa mengandalkannya?"Saat dia berteman baik dengan Aylin, dia juga tahu Jason adalah pendukung teman baiknya itu, tetapi dia tetap saja tidak berpikir banyak. Bagaimanapun juga, pasangan itu terlihat sangat cocok satu sama lain."Tapi, kenapa aku merasa Aylin bukanlah tipe orang yang akan mengandalkan Jason?""Sebelumnya saat kita pergi menjenguk Aylin, kamu juga lihat sendiri, 'kan? Begitu mendengar kita akan mengobrol dengan Aylin, dia langsung pergi, memberikan ruang bagi kita untuk mengobrol bertiga saja dengan Aylin. Kurasa pria itu sangat menghormati Aylin."Elaine menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, seper
Biarpun dalam lubuk hatinya Aylin takut kalau seperti ini bisa membuat Jason lebih kelelahan lagi, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya Jason yang menemaninya sepanjang hari membuatnya merasa sangat aman dan tenang, bahkan suasana hatinya sudah menjadi jauh lebih baik.Sementara itu, Jason yang menyadari dengan ditemani olehnya sepanjang hari sangat membantu dalam perkembangan kondisi tubuh Aylin, dia juga merasa sangat senang. Dia sangat bersyukur karena telah mendengar saran dari Hanna dan memperhatikan kondisi mental Aylin.Hanya saja, selama dua hari ini Aylin terus merengek padanya meminta pulang. Aylin tidak ingin berada di rumah sakit lebih lama lagi."Kemarin kamu sendiri sudah mendengar apa kata dokter, 'kan? Walau sekarang tubuhku belum pulih total, tingkat pemulihan tubuhku juga sudah mencapai sembilan puluh persen. Dokter mengatakan aku sudah boleh beristirahat di rumah!"Jason tampak sibuk beres-beres, sedangkan sorot mata Aylin mengikuti Jason ke mana pun pri
Jason menganggukkan kepalanya dengan sedikit tidak berdaya. Namun, melihat Aylin sangat senang, dia juga ikut senang.Hingga saat ini, dia masih belum tahu suatu hari nanti akan ada seorang wanita yang bisa memengaruhi gejolak perasaannya."Ya, mau bagaimana lagi? Kamu bahkan sudah memohon padaku, tentu saja aku harus mempertimbangkan perasaanmu, bukan?""Ayo, ganti pakaian santai, lalu kita pulang."Sepanjang perjalanan pulang, Aylin sangat senang. Hingga saat mobil mereka berhenti di pintu gerbang vila mereka, seulas senyum tetap mengembang di wajah Aylin.Dia sudah sedikit tidak sabar ingin masuk ke dalam, lalu menemui Anisa dan Johan."Baru belasan hari nggak pulang, kenapa aku sudah merasa sedikit asing, ya?"Jason mengulurkan lengannya untuk membantu Aylin melepaskan sabuk pengamannya."Ya ampun, kamu nggak perlu berlebihan seperti itu. Setelah kamu turun dari mobil, kamu akan melihat sendiri nggak ada yang berubah sama sekali."Bisa pulang ke rumah, suasana hati Aylin sangat bai
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen