Filbert sebenarnya bisa menyingkirkan Elaine dengan sangat mudah. Namun, Elaine seperti tiba-tiba menggila. Dengan badannya yang pendek dan penampilannya yang tidak mencolok, dia langsung bersembunyi di dalam gedung ini.Hal ini membuat Filbert kehilangan kesabarannya.Filbert berkata, "Elaine? Namamu Elaine, 'kan? Kalau aku menjadi kamu, aku akan memilih untuk keluar dengan patuh. Kalau aku lagi senang, aku mungkin bisa melepaskanmu.""Kalau kamu masih saja nggak mau keluar, saat aku menemukanmu, nasibmu akan berubah lagi.""Sebaiknya kamu patuh saja, aku ini orangnya nggak sabaran, loh."Elaine bersembunyi di samping tong sampah dalam kegelapan. Seluruh tubuhnya bergetar. Dia bisa merasakan aura Filbert yang mendekat ke arahnya.Dia menggigit bibirnya supaya tubuhnya tidak bergetar terlalu kuat.Pria ini sudah membantu Yulia melakukan banyak sekali hal-hal kejam dan sekarang, dia mau membunuh Elaine supaya tidak ada saksi mata yang tersisa?Elaine tidak akan membiarkan mereka berhasi
Filbert makin marah, Elaine malah makin tenang.Nyawanya berada di tangannya sendiri. Bagaimanapun pria itu memprovokasi dirinya, dia menganggap seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Asalkan dia bisa bertahan hingga Teguh membawa orang-orang lainnya datang menyelamatkannya, dia akan memenangkan peperangan ini.Setelah Maria bertemu dengan Jason, dia tidak lagi menangis. Dia menyeka air matanya dan pergi mencari Elaine bersama Jason dan yang lainnya.Saat Jason menyadari hal ini, ekspresinya menjadi jauh lebih tenang. Jika wanita ini terus menangis, Jason hanya bisa mengernyit sambil menyuruh wanita ini untuk tinggal di tempat ini. Kalau tidak, untuk apa dia membawa seorang wanita yang hanya bisa menangis?Jika wanita ini benar-benar ingin menyelamatkan sahabatnya, sekarang, dia seharusnya mengendalikan emosinya dan melakukan pencarian dengan mereka dengan saksama.Akan lebih baik lagi jika mereka bisa sekaligus menemukan bukti bahwa orang-orang itu mencelakai orang lain!"Apakah kal
Teguh pun berkata, "Kalau orang itu sudah merenggut nyawa orang lain, dia nggak akan memedulikan kita lagi. Kalau dia sudah benar-benar marah dan kehilangan akal sehatnya, Elaine mungkin akan benar-benar celaka. Kita harus menemukannya secepatnya!"Maria mengangguk dengan agak malu, sebagai tanda bahwa dia tidak akan asal bicara lagi.Dari panggilan tadi, terdengar suara deru angin, ada juga batu pegunungan dan hal terpenting adalah sepertinya ada suara tong sampah!"Aku ingat! Ada tempat dengan kotak pemilahan sampah yang dilapisi dengan lembaran besi! Itu suaranya! Entah bagaimana tabrakannya, tapi seingatku ada suara kotak seperti itu yang sangat jelas."Biasanya, Maria mungkin akan melewatkan detail seperti ini. Bagaimanapun, suara ini sangat kecil, tetapi pada situasi yang mendesak seperti ini, dia mengingatnya.Dia bahkan menebak bahwa suara itu adalah suara tong sampah."Hanya ada satu pegunungan di sekitar sini dengan tong sampah seperti itu. Kalau nggak salah, arahnya di sebel
Elaine merasakan langkah kaki Filbert yang mendekat padanya. Pria ini menginjak ranting pohon yang sudah mati, mengeluarkan suara yang sangat mengerikan.Elaine menutup mulutnya erat-erat supaya dia tidak mengeluarkan suara apa pun."Cepat!" Jason tinggi, sehingga dia bisa mendaki gunung dengan cepat, sedangkan Maria yang mengikuti di belakangnya sama sekali tidak sanggup mengimbangi kecepatan pria ini.Maria sudah bernapas dengan terengah-engah, tetapi dia juga tidak berani membuat Jason berhenti dan menunggunya. Bagaimanapun, pria ini sedang berusaha menyelamatkan sahabatnya Maria ....Jason berjalan maju dengan cepat, tanpa memedulikan apakah orang di belakangnya sanggup mengikutinya atau tidak.Maria pun melangkah dengan terburu-buru sambil terus memanjat ke atas.Saat mereka sedang melewati sebuah daerah pegunungan, Jason tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuat isyarat agar orang di belakangnya ikut berhenti."Ada apa?" tanya Maria dengan hati-hati.Jason seperti mendengar s
Jason mengernyit, tampaknya dia hendak mulai bernegosiasi."Aku yakin aku bisa memberimu apa pun yang kamu mau.""Masyarakat ini didasarkan pada hukum. Kalau kamu benar-benar membunuh wanita di tanganmu, menurutmu, kamu masih bisa melarikan diri?""Apalagi sekarang, ada dua saksi mata di tempat ini. Kalau begitu, kamu hanya bisa menghabiskan sisa hidupmu di penjara.""Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik, apakah kamu mau bernegosiasi denganku atau mau menghabiskan sisa hidupmu di penjara."Melihat sikap Jason yang angkuh, emosi Filbert pun terpancing."Pak Jason, aku tahu kamu hebat! Tapi, sekarang, bukankah kamu menginginkan agar wanita ini tetap hidup?""Sekarang, nyawanya berada di tanganku, jadi kamu harus menuruti kemauanku! Kamu harus melakukan apa pun yang aku mau, jangan memprovokasi diriku dengan berlagak hebat! Kamu kira aku bodoh, ya?"Maria benar-benar cemas. Dia menyadari bahwa Elaine tidak bisa mengerahkan energi apa pun lagi. Kedua kaki Elaine juga hanya menendang-nendang l
Apakah dia benar-benar mau menghancurkan hidupnya demi seorang wanita yang sama sekali tidak pernah memedulikan dirinya?Namun, dia sudah melakukan banyak sekali kejahatan demi wanita itu. Sebelumnya, dia membantu Yulia menyerang Aylin karena dia tidak tega melihat Yulia menerima perlakuan yang tidak adil di kru perfilman.Kali ini, dia sendiri yang menyerang Elaine karena dia tidak ingin mengotori tangan Yulia yang bersih.Kalau dipikir-pikir, selama ini, bagaimana sikap Yulia terhadapnya?Yulia sama sekali tidak mencintainya. Pada saat ini, dia baru benar-benar menyadari kenyataan ini.Seperti sekarang, dia melukai seorang wanita muda di pegunungan ini demi Yulia. Namun, Yulia mungkin saja sedang minum anggur merah di rumah, seakan-akan segala hal ini sama sekali tidak berhubungan dengannya ....Seluruh hidupnya Filbert sudah dihancurkan oleh wanita ini."Kamu nggak merasa sangat disayangkan kalau hidupmu hancur karena seorang wanita seperti itu?"Jason mengucapkan kata-kata ini di s
"Kamu benar-benar merasa seperti itu?""Lihatlah diriku, lalu lihatlah dirimu. Kamu benar-benar merasa kalau kamu menjadi aku, kamu bisa mencapai pencapaian seperti diriku?"Jason mengucapkan kata-kata ini dengan sangat terus terang. Alasan dia bisa meraih pencapaiannya sekarang adalah karena dia bekerja berkali lipat lebih keras daripada orang biasa.Awalnya, saat dia memulai usahanya sendiri, dia sama sekali tidak menggunakan nama Keluarga Yanuar. Orang-orang sama sekali tidak mengetahui bahwa dia adalah anggota Keluarga Yanuar, jadi bagaimana caranya dia memanfaatkan kekuatan keluarga ini?Setelah perusahaannya didirikan, dia baru mewarisi usaha Keluarga Yanuar dan langsung meningkatkan harga saham bisnis Keluarga Yanuar dengan kekuatan perusahaannya sendiri.Hal-hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dicapai oleh seluruh anak dari keluarga kaya.Jason bisa mengucapkan kata-kata seperti ini karena dia percaya diri atas usaha dan pencapaiannya.Dia mengandalkan usaha dan kerja kerasnya s
Hanya orang bodoh yang akan mengorbankan nyawanya sendiri. Filbert langsung mengangguk dan berkata, "Baiklah! Kamu mau menyuap aku, 'kan? Kalau begitu, aku mau kamu mempersiapkan uang tunai sebanyak 200 miliar! Siapkan juga satu mobil dan aturkan agar aku langsung pergi ke luar negeri!"Dalam hatinya, Maria menjulingkan matanya. Pria ini benar-benar tamak! Dia malah meminta uang tunai sebanyak 200 miliar?'Dasar orang miskin yang bodoh! Dia kira dia bisa membawa pergi uang 200 miliar, ya?' pikir Maria.Namun, Jason langsung berkata, "Aku hanya bisa memberimu uang tunai paling banyak empat miliar, sisanya akan kukirimkan padamu. Kalau nggak, kamu juga nggak akan bisa membawa uang tunai sebanyak itu."Setelah berpikir sejenak, Filbert merasa bahwa ucapan Jason masuk akal, jadi dia mengangguk untuk menyetujui ucapan Jason."Baiklah. Kalau begitu, kalian bisa jalan pelan ke sini. Aku mau jamin aku bisa meninggalkan tempat ini!" seru Filbert.Saat kedua belah pihak sedang bertukar posisi se
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen