Pria itu tidak terlihat seperti orang biasa. Dia memiliki sosok yang tinggi dan temperamen yang baik. Dia berani masuk ke sarang gangster sendirian. Keberaniannya itu sama sekali tidak biasa."Hei, Kak, apa kamu tersesat?" Danu menodongkan pisau ke arah Jason dengan ekspresi mengancam.Mereka semua siap untuk bertarung. Mereka berpikir bahwa mereka dapat menghadapi pria pengganggu ini bersama-sama.Jason berkata sambil mengangkat sudut bibirnya dengan dingin, "Minggir.""Apa katamu? Kamu menyuruh kami minggir?" tanya Roby dengan marah. Namun, detik berikutnya, beberapa polisi bersenjata lengkap muncul dari arah lain!"Jangan bergerak, semua orang tetap di tempat. Letakkan senjata kalian, angkat tangan."Mereka biasanya hanya menggertak dan menakut-nakuti orang. Bagaimana mungkin mereka pernah melihat pertempuran sebesar itu?Roby tanpa sadar mendengarkan instruksi petugas polisi, sementara Danu hendak melarikan diri dengan takut. Namun, dia berhasil ditundukkan oleh polisi yang bergega
Air mata Aylin tiba-tiba mengalir, sehingga pipinya yang bengkak terasa sedikit perih.Jason mengulurkan tangan dan mengambil tisu. Kemudian, dia menyeka air mata di wajah Aylin dengan perlahan."Apa kamu berani keluar sendirian lagi? Kalau kamu menurut dan membiarkan aku mengatur penjemputan, kamu nggak akan menghadapi bahaya seperti ini!"Aylin menatap Jason dengan air mata berlinang. Dia tidak bisa melihat ekspresi Jason dengan jelas, tapi dia bisa merasakan meskipun nada Jason buruk, Jason sangat mengkhawatirkannya."Aku ... aku hanya nggak ingin merepotkanmu ...."Tangan Aylin masih memegang baju Jason. Dia tidak mau melepaskan tangannya."Apanya merepotkan? Kamu ini .... Lupakan saja, sekarang kamu tahu bahayanya. Kelak, kamu akan belajar dari kesalahan!"Aylin menganggukkan kepalanya.Jason menghiburnya dengan lembut, "Nggak apa-apa! Untungnya, kamu menemukan cara untuk menggesek kartu yang aku berikan untuk mengingatkanku kamu dalam masalah.""Kamu belum pernah menggesek kartuk
Saat memikirkannya, Levina merasa tidak beruntung. "Para gangster ini nggak memiliki semangat kontrak. Siapa pun yang memberi lebih banyak uang, mereka akan mendengarkan orang itu, haha. Sekarang mereka nggak akan mendapat sepeser pun! Mereka pantas mendapatkannya!"Levina sama sekali tidak menyadari bahwa dia akan ditangkap sebagai penjahat. Dia mengomentari para gangster itu dengan nada meremehkan."Ceritakan baik-baik, apa maksudmu?" tanya petugas itu.Levina menceritakan tentang para gangster yang ditipu oleh Aylin seperti sebuah lelucon. "Sudah aku bilang sebelumnya, wanita itu nggak punya uang. Dia berbohong, tapi mereka tetap nggak percaya padaku!"Hanya melalui beberapa pertanyaan ini, mereka dapat melihat sifat berbahaya Levina.Di mata Levina, hanya ketika kehidupan Aylin hancur, dia baru merasa bahagia. Levina benar-benar telah merugikan dirinya sendiri!"Kalian semua nggak tahu sifat asli Aylin. Dia berpura-pura nggak bersalah dan menyedihkan, tapi dia sebenarnya lebih keja
"Nggak ada orang yang lebih kejam dari dia. Saat dia masih kecil, Levina selalu bermain dengannya, tapi sekarang dia sudah dewasa, dia bahkan menikam keluarganya sendiri!"Peter tidak berdiam diri dan menonton seperti yang dia lakukan pada Aylin barusan. Saat dia mendengar orang itu adalah Levina, dia bangkit dan pergi ke kamar. Dia harus segera mengganti pakaian untuk menyelamatkan putrinya.Melinda mengikutinya tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Tidak bisakah Aylin sedikit tenang? Kenapa dia menyebabkan begitu banyak masalah lagi?Melinda mengerutkan keningnya dengan kesal. Dia sudah bekerja sangat keras di keluarga ini, Kenapa Aylin selalu membuat masalah?...Saat Aylin membuka matanya, mobil mereka sudah berada di dekat kantor polisi."Kamu sudah bangun? Kita juga harus merekam pengakuan," kata Jason menjelaskan dengan tenang. Kemudian, dia mengulurkan tangan untuk membantu Aylin memindahkan rambut ke belakang telinganya."Oke ...." Aylin mengalihkan pandangannya dan menga
Calvin menjawab, "Mereka adalah pasangan paruh baya yang berselisih dengan polisi. Mereka bersikeras mengatakan bahwa putri mereka nggak melakukan kejahatan apa pun. Mereka meminta polisi untuk melepaskannya."Jason tidak menyukai pria trendi itu, jadi dia memegang bahu Aylin dan berjalan ke depan. Dia ingin pergi dari sini secepat mungkin.Awalnya, Aylin tidak mengambil hati pembicaraan mereka. Namun, dia tidak menyangka sebelum dia mengambil beberapa langkah, seorang wanita tiba-tiba bergegas menghampirinya."Dasar gadis sialan, kamu ada di sini. Sudah cukup kamu membuat masalah di rumah. Sekarang kamu bahkan membuat kakakmu ditahan di kantor polisi. Apa kamu nggak bisa nggak membuat onar?"Orang yang datang adalah Melinda.Peter berada beberapa langkah di belakangnya. Saat dia melihat Aylin, dia juga memasang ekspresi marah. "Aylin, kamu putri nggak berbakti! Kamu bukan hanya nggak berbakti kepadaku dan ibumu. Kapan kakakmu menyinggungmu? Kamu ingin mencelakainya seperti itu? Kalau
Jason mengerutkan keningnya dan hendak berbicara, tapi Aylin menghentikannya dengan lembut. Dia menggelengkan kepalanya ke arah Jason untuk mencegahnya ikut campur.Kemudian, Aylin berbalik untuk menatap Melinda dan Peter dengan dingin. "Ya, aku bertemu dengan pria kaya. Aku bahkan nggak mengenali kalian lagi. Bagaimana? Jangan lupa bahwa kita sudah lama memutuskan hubungan. Kamu telah mengambil 6 miliar dariku! Sekarang, kamu nggak punya hak untuk berdiri di sini dan menuduhku!""Kamu!" Peter tidak menyangka Aylin begitu congkak hingga dia berteriak dengan marah, "Aylin, nggak heran kamu begitu sombong. Ternyata kamu telah menemukan lelaki yang mendukungmu! Biar aku beri tahu, kamu nggak tahu malu itu urusanmu, jangan merusak nama baik Keluarga Respati! Sekarang, kamu membawa masalah pada kakakmu, apa niatmu?"Melinda segera mengelus dada Peter. "Sayang, jangan terlalu emosi, jangan emosi. Nggak ada gunanya begitu marah pada gadis sialan ini."Melinda menoleh dan menatap Aylin dengan
Petugas polisi telah melihat banyak orang seperti ini yang datang untuk menimbulkan masalah.Mereka hanya menjalankan urusan mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak memedulikan Melinda."Pria itu tadi, apa latar belakangnya? Sombong sekali dia! Bahkan kalau dia adalah mafia, dia nggak bisa bersikap seperti itu di sini, 'kan?""Atas dasar apa dia meminta orang di sebelahnya menangkap kita? Apa semua orang? Aku ingin melaporkannya!"Melinda sangat berisik sehingga semua orang tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan mereka. Akhirnya, seorang petugas polisi keluar untuk menangani masalah tersebut."Nyonya, kalau aku jadi kamu, aku nggak akan menentang Pak Jason dengan nggak bermoral. Kebanyakan orang nggak dapat menanggung konsekuensinya!"Mendengar nada serius petugas polisi itu, Melinda dan Peter sama-sama terkejut.Melinda bertanya sambil mendengus dengan dingin, "Siapa Pak Jason?""Oh, kamu nggak kenal Pak Jason? Pak Jason, direktur terkenal di dunia bisnis! Aku beri tahu kamu, kecu
Aylin mencibir. Tawanya terdengar sangat tidak berdaya dan mencela diri sendiri.Setelah mendengarnya, Jason merasakan perasaan sedih yang tak terlukiskan.Jason tidak bisa menjelaskan perasaannya. Terkadang perasaan seseorang memang aneh.Sebelum bertemu Aylin, Jason sulit membayangkan ada seorang ibu yang tidak menyayangi anaknya."Levina melakukan hal yang sangat buruk padaku, tapi mereka bahkan tidak bertanya. Mereka hanya peduli pada kakakku!""Mengapa?""Atau aku benar-benar buruk sehingga meskipun aku putri kandung ibuku, dia nggak menyukaiku? Aku sangat lelah ...."Aylin menghela napas dalam-dalam, lalu memejamkan mata seolah dia telah tertidur.Hanya Aylin yang tahu di dalam hatinya, dia diam-diam menangis lagi.Jason tidak terburu-buru menghiburnya. Jason hanya menatap Aylin dengan tatapan rumit.Sejak usianya masih sangat muda Aylin tahu bahwa air mata hanya bermakna jika ditumpahkan di depan seseorang yang menyayanginya.Selama Levina berpura-pura menangis di depan Melinda,
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen