"Dasar rubah betina!" Bianca mengumpat dengan penuh kebencian.Karena tidak ingin terlibat pertengkaran dengan Bianca di pesta pernikahan orang lain, Pamela berbalik dan pergi ke toilet.Begitu keluar dari toilet, dia mendengar seorang pria dan wanita saling tarik-menarik di ujung koridor, lalu keduanya menyelinap masuk ke gudang.Jika dugaannya benar, pria itu adalah pengantin pria Adsila, Leroy, sementara wanita itu adalah Bianca yang mengenakan gaun pengiring pengantin dengan warna yang sama dengannya!Hal baik apa yang bisa dilakukan oleh pengantin pria dan pengiring pengantin wanita di hari pernikahan?...Di dalam gudang."Leroy, kamu tega sekali menikah tanpa sepengetahuanku!""Bianca, kenapa kamu di sini?""Aku datang buat jadi pengiring pengantin. Nggak disangka kalau kamu pengantin prianya. Pantas saja akhir-akhir ini kamu nggak pernah jawab teleponku!""Bianca, ada empat ratus juta di kartu ini. Anggap saja sebagai kompensasi dari perpisahan kita. Kamu harus pergi setelah me
Wajah Leroy memucat. Dia memelototi Bianca yang merupakan salah satu dari empat pengiring pengantin dengan penuh permusuhan!Wanita jalang itu, pasti dia yang melakukan semua ini.Senyum bahagia yang mengembang di wajah Adsila perlahan-lahan memudar.Dia menatap pengantin prianya dengan tatapan tidak percaya, lalu mengatakan, "Leroy, apa hubunganmu dengan wanita itu? Apa yang kalian lakukan di gudang?"Leroy memegang pundak Adsila dengan wajah lembut, mencoba menjelaskan, "Adsila, dengarkan aku. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan! Saat itu, pengiring pengantin itu mengatakan kalau dia nggak enak badan dan memintaku untuk membantunya beristirahat di gudang. Nggak disangka setelah masuk ke gudang, dia melepas pakaiannya dan merayuku! Aku terkejut dan langsung melepaskan diri dengan berlari keluar ruangan. Aku nggak melakukan kesalahan apa pun!"Adsila tidak menerima penjelasan Leroy. Dia juga mendorongnya dan berjalan ke arah empat pengiring pengantin yang berada di atas panggung, lalu
Bianca melakukan ini karena ingin membalas tindakan Leroy yang tidak berperasaan karena hanya memberinya empat ratus juta sebagai uang putus. Dia juga melibatkan Pamela dalam hal ini karena sudah membuatnya kehilangan pekerjaan. Dia ingin nama Pamela menjadi jelek agar tidak bisa mendapatkan pria baik-baik.Namun, dia tidak menyangka akan terjadi kesalahan seperti ini. Bagaimana mungkin video pengawasan yang tidak bersuara tiba-tiba jadi bersuara?Pada saat ini, Leroy panik dan menyeret Adsila, mencoba menjelaskan, "Adsila, dengarkan penjelasanku. Aku nggak kenal baik dengannya ....""Jangan sentuh aku! Masalah sudah diperlihatkan di layar lebar, kamu masih mengelak?! Leroy, aku benar-benar salah menilaimu!"Adsila mendorongnya dengan jijik. Dia yang masih menggunakan gaun pengantin langsung berbalik, berlari keluar dari ruang perjamuan tanpa menoleh ke belakang.Leroy memelototi Bianca dengan penuh kebencian, lalu mengejar Adsila ....Di atas panggung, Bianca sudah sangat dipermalukan
"Nggak tahu malu!"Adsila mengangkat tangannya untuk menampar Leroy, tetapi Leroy lebih sigap dan menghentikannya.Alih-alih marah, Leroy malah berkata sambil tersenyum, "Adsila, sebaiknya kamu patuh dan menikah denganku. Jangan memaksaku! Aku orang yang bisa melakukan apa pun ketika dipaksa!""Jangan harap! Aku nggak akan menikah dengan orang sepertimu meskipun harus mati!" Mata Adsila merah karena kebencian. Saat ini, dia benar-benar melihat sifat asli Leroy. Dia hanya merasa jijik dan ingin menghajarnya tanpa ampun.Namun, pergelangan tangannya dicengkeram olehnya. Dia tidak bisa melepaskan cengkeraman itu.Leroy mencibir dengan seringai mesum, "Apa kamu nggak takut foto bugilmu tersebar di media sosial? Kalau sampai itu terjadi ...."Plak!Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat keras di wajah Leroy!Tamparan ini membuat tubuh Leroy terpental dan menabrak dinding di koridor.Pamela membersihkan debu di tangannya dengan jijik, lalu berucap, "Sampah!"Adsila tertegun ketika melihat itu.P
Agam membantu memapah Adsila, lalu mendongak dan memberikan perintah dingin, "Seret keluar dan bereskan. Jangan mengotori koridor Manor Sinar Rembulan!""Ya!" Ervin mengutus seseorang untuk membawa Leroy pergi ....Agam tidak berdaya menghadapi keponakan yang berada di pelukannya. Dia mendongak menatap Pamela dan bertanya dengan nada tegas layaknya orang tua, "Ada luka nggak?"Pamela menggelengkan kepalanya dengan lemah, lalu menjawab, "Terima kasih perhatiannya, Paman. Aku baik-baik saja!"Pada saat ini, Bianca bersembunyi di sudut koridor dan melihat apa yang baru saja terjadi ....Dia sangat terpesona oleh seorang pria yang tangguh seperti Tuan Agam. Dia kaya, berkuasa dan benar-benar tampan. Seperti itulah sosok suami impiannya!Sialnya, Pamela bisa membuat pria seperti Tuan Agam dengan gagah berani menyelamatkannya di situasi seperti barusan.Wanita rubah itu benar-benar pandai memanfaatkan setiap kesempatan untuk membuat kehadirannya terasa mencolok di depan pria-pria kaya!Dia t
Pamela mengerutkan kening. "Ya, tapi nggak juga."Agam masih menunduk dan membalik satu halaman dokumen di depannya, kembali menuntut, "Jadi, ya atau nggak?"Pamela berkata dengan jujur, "Video itu dipublikasikan wanita itu. Tapi, suaranya direkam oleh ponselku yang aku tambahkan setelahnya."Agam mendengus. "Aku memintamu menjadi pengiring pengantin, tapi kamu malah merusak pernikahan mereka. Bagaimana kamu akan mempertanggungjawabkannya?"Pamela mengerutkan kening. "Paman, jujur saja. Ini urusan keluarga kalian dan aku nggak seharusnya ikut campur. Tapi, pria bajingan seperti itu adalah musuh semua orang. Begitu aku melihatnya, aku punya kewajiban untuk memusnahkannya!"Agam menarik bibirnya membentuk senyum tipis, lalu mencibir, "Nggak disangka kalau Nona Alister adalah seorang penegak keadilan."Pamela menjawab dengan marah, "Si Leroy itu bukan cuma selingkuh di belakang Adsila, tapi dia juga meremas tanganku waktu kita salaman. Jadi, sudah jelas bagaimana cabulnya sifat manusia si
Setelah reka adegan "ciuman bohongan" itu selesai, Pamela buru-buru mendorong Agam menjauh.Dia mengambil lukisan itu dari tangan Ervin dan berjalan menjauh dengan tangan terangkat. Setelah melangkah beberapa saat, dia berbalik, mengedipkan mata dan memberikan anggukan pada Agam, "Paman, terima kasih! Kamu cukup tampan hari ini!"Mata Agam menatap dalam dan menarik bibir tipisnya tanpa mengatakan apa pun.Si kecil itu mengatakan kalau dia tampan setelah diberi hadiah?Ervin memperhatikan dari kejauhan saat Pamela memasuki halaman dengan langkah riang. Tanpa sadar, dia pun menunjukkan senyum senang, lalu mengatakan, "Tuan muda, Nona Alister sebenarnya ... cukup menggemaskan!"Agam menatap Ervin dengan tatapan dingin, lalu menjawab, "Masih berani lihat?"Ervin mengalihkan pandangannya karena takut. Dia mencoba mengubah topik, "Tuan muda, kita mau ke mana setelah ini?""Perusahaan.""Baik!"...Keesokan harinya.Pamela sedang menyantap makan siang penuh nutrisi yang dibuat sendiri oleh Ny
Mendongak ke arah yang ditunjuk Adsila, sosok Agam yang jangkung dan dingin sedang melewati koridor kaca di lantai dua. Dia memang diikuti oleh seorang wanita berambut keriting dengan perawakan tinggi dan cantik. Pinggangnya ramping dan kakinya juga jenjang.Pamela kembali menarik pandangannya, tetapi tidak ada yang berubah dari ekspresinya. Dia berucap dengan nada ringan, "Sudah, biarkan saja."Adsila menimpali bingung, "Bibi, suamimu bertemu dengan wanita lain di lantai atas. Tapi kamu nggak mau peduli?"Pamela dengan cueknya meminum jus yang dia pesan, masih menjawab santai, "Aku nggak peduli."Adsila baru diselingkuhi oleh pacarnya yang berengsek. Saat ini, dia juga minum banyak dan mabuk. Dia makin nggak bisa tenang ketika melihat situasi semacam ini."Nggak bisa! Kalau bibi nggak mau peduli dengan paman, aku yang akan mengurusnya! Cih, dia sudah menikah, tapi masih ngurusin wanita lain! Paman benar-benar membuatku kecewa!"Adsila mengangkat tinjunya dengan marah dan gusar sambil
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen