Share

Bab 192

Penulis: Hargai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 22:01:20
Melihat Ervin, Pamela mengernyit dan bertanya, "Kenapa dia bisa tahu kalau aku di rumah sakit?"

Pagi ini, Agam jelas-jelas hanya mengantarkan Pamela ke Kediaman Alister.

Jangan-jangan Agam mengirimkan seseorang untuk membuntutinya?

Ervin menjawab, "Karena Nyonya membawa ponselnya Tuan Agam, jadi Tuan Agam bisa melacak lokasi ponselnya."

"Oh."

Pamela menunduk dan melihat ponsel pria itu di tangannya, dia merasa kurang nyaman karena diawasi dari kejauhan.

Ervin berkata lagi, "Nyonya, Tuan Agam juga tahu kalau kamu memanggil ambulans. Tapi, karena hari ini ada rapat penting di perusahaan, Tuan nggak bisa meninggalkan perusahaan, jadi aku disuruh untuk datang dan menanyakan keadaanmu."

Pamela berkata, "Aku nggak apa-apa, ibu tiriku yang terluka."

"Baguslah kalau begitu," kata Ervin.

Pamela merasa sangat tidak nyaman karena Ervin memanggilnya dengan panggilan "Nyonya".

Seingat Pamela, sebelumnya, Ervin selalu memanggilnya dengan panggilan "Nona". Entah mengapa, panggilan ini tiba-tiba berub
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
wah pamela dapat hadiah dari agam,krn udah membantu agam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 193

    Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.Setidaknya, lukisan ini memang merupakan lukisan yang Pamela inginkan."Ya, sampaikan terima kasihku pada Tuan Agam, ya!" kata Pamela sambil menekan bel kediaman Keluarga Dirgantara. Dia meminta pengurus rumah untuk mengirimkan seseorang untuk membantunya membawa tiga lukisan ini ke dalam.Ervin menunduk dan melihat ponselnya, lalu kembali bertanya, "Nyonya, Tuan Agam menyuruhku untuk bertanya padamu malam ini mau makan apa."Pamela seketika tercengang. "Hah? Malam ini, Paman mau makan di rumah?"Ervin menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Sepertinya begitu."Pamela mengernyit dengan agak kesal. Dia berpikir, Nenek Frida saja tidak berada di rumah untuk mengawasi mereka, untuk apa Agam pulang?"Terserah, aku nggak pilih-pilih makanan!" jawab Pamela."Emm ... baiklah!" kata Ervin.Sesuai instruksi Agam, Ervin sudah mengantarkan Pamela pulang ke Kediaman Dirgantara dengan aman. Kemudian, Ervin pun naik mobil dan meninggalkan kediaman....Pada saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 194

    Bulan madu?Agam sedikit memicingkan matanya. Dia sama sekali tidak pernah memikirkan bahwa dia perlu pergi bulan madu dengan Pamela.Di satu sisi, Justin berkata dengan kesal, "Kak Derry, kamu berpikir terlalu jauh! Hubungan Kak Agam dan Pamela nggak akan bertahan lama, jadi mereka sama sekali nggak perlu pergi bulan madu. Lagi pula, nanti, Kak Agam akan pergi bulan madu dengan kakakku!""Dasar bocah, kamu nggak mengerti!" kata Derry dengan ekspresi licik. Dengan alis terangkat, Derry bertanya pada Agam yang sedang duduk di kursi dengan ekspresi gelap, "Bagaimana, Agam? Pergi, nggak?"Agam membalikkan halaman dokumen itu sambil berkata, "Hari ini, dia sudah lelah, nggak dulu, deh. Besok pagi, aku akan bawa dia ke sana. Kita ketemu di sana saja."Derry menjentikkan jarinya dan berkata, "Baiklah kalau begitu!"Kemudian, dia memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya dengan elegan, lalu berbalik untuk meninggalkan ruangan.Melihat Justin masih berdiri di ruangan, langkah Derry

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 195

    Dengan ekspresi datar, Agam berbalik dan pergi mengambil telur dari kulkas ....Di dalam dapur, kedua orang ini melakukan pekerjaan mereka masing-masing tanpa bersuara. Mereka tidak lagi berbicara.Agam mengocok telur, tetapi tatapannya yang mendalam malah tertuju pada gadis yang sedang sibuk dan fokus di sampingnya itu.Dengan sigap, Pamela sudah memasak dua porsi mi. Dia berkata pada Agam, "Paman, bawa mi itu ke meja makan dulu, ya. Aku ke kamar mandi sebentar!"Agam tidak keberatan. Dia pun membawa dua mangkuk mi dan keluar dari dapur.Pada saat ini, Pak Dimas kebetulan berjalan masuk dari luar. Melihat majikannya membawa mangkuk sendirian, Pak Dimas terkejut. Dia bergegas melihat ke sekeliling, tetapi tidak ada pembantu rumah tangga yang sedang bertugas!Karena Pak Dimas tidak berada di tempat, para pembantu yang tidak bertanggung jawab malah pergi bermalas-malasan!"Tuan, kapan Anda pulang? Biar saya saja yang bawa mangkuk itu! Kenapa Anda melakukan hal seperti ini?!" kata Pak Dim

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 196

    Agam mengambil selembar tisu untuk Pamela. Layaknya orang tua Pamela, dia berkata dengan nada yang tidak berdaya dan juga tegas, "Pelan-pelan, nggak ada yang merebut makananmu."Pamela menelan daging dalam mulutnya dengan susah payah dan menerima tisu itu untuk mengelap bibirnya. Kemudian, dia memalingkan wajahnya dengan malu untuk menghindari tatapan Agam. "Paman! Jangan ungkit kejadian semalam, oke?!" seru Pamela."Kenapa?" Pria ini mengangkat alisnya dan menatap Pamela dengan tatapan usil. "Nona Pamela bisa malu juga, ya?"Pamela mengerutkan bibirnya dan menjawab dengan kesal, "Aku bukan malu, tapi aku nggak mau mengingat kembali hal itu!"Dia tidak mau mengingat kembali hal itu?Tatapan Agam menggelap. Dia memelototi wanita itu untuk sesaat, lalu tersenyum lagi dan berkata dengan nada menggoda, "Semalam, Nona Pamela mengorbankan diri untuk melakukan perbuatan baik! Seharusnya, hal itu sangat berkesan!"Mendengar ucapan pria ini, wajah Pamela benar-benar merah, dia merasa sangat mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 197

    Sekarang, gadis itu seharusnya sudah terlelap, jadi Agam tidak ingin membangunkannya lagi.Agam mengurut keningnya dengan frustrasi dan berjalan kembali untuk bermalaman di ruang baca.Keesokan paginya.Setelah Pamela bangun tidur, dia mandi dan merapikan dirinya seadanya. Kemudian, dia mengikuti Agam ke bawah dan naik mobil.Di dalam mobil, dia langsung bersandar di kursi dan terlelap lagi.Lagi pula, jika dia tidak tidur pun dia tidak akan berbicara dengan Agam!Setelah perjalanan selama lebih dari dua jam, mereka tiba di Taman Chisana.Begitu Pamela turun dari mobil, sebuah sosok langsung berlari ke arahnya ...."Bibi!" teriak Adsila sambil memeluk Pamela, membuat Pamela seketika terbangun!"Bibi, kita sudah lama sekali nggak bertemu. Aku sangat merindukanmu!" kata Adsila.Pamela tersenyum dengan tidak berdaya dan berkata, "Benar, sudah lama sekali, ya!"Adsila merangkul leher Pamela dengan akrab, dia bahkan ingin bergantung di badan Pamela ....Melihat Adsila yang bersikap tidak so

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 198

    Derry menatap Justin dan berkata dengan nada bergurau, "Justin, sudah dengar, belum? Agam menyuruhmu untuk traktir seekor kambing panggang lagi!"Justin masih menatap Pamela lekat-lekat. Mendengar suara panggilan Derry, dia baru tiba-tiba tersadar dan berkata dengan agak malu, "Emm ... Kak Agam, akhir-akhir ini, kartuku diblokir oleh kakakku. Uang yang kutabung diam-diam sudah kuhabiskan kemarin di kambing itu. Hari ini, aku sudah nggak punya uang lagi, jadi aku nggak bisa traktir ...."Dengan ekspresi santai, Agam mengangkat dagunya dan berkata, "Nggak apa-apa. Hari ini, dia saja yang traktir."Siapa? Menyadari bahwa Agam menunjuk dirinya, pipi Pamela langsung menggembung layaknya balon. Dia juga mengernyit dengan ekspresi kesal!Aneh sekali!Mengapa Pamela harus mentraktir orang-orang ini makan daging kambing panggang? Dia tidak berteman dengan mereka, dia juga sama sekali tidak dekat dengan mereka!Selain itu, dia hanyalah seseorang yang dibawa oleh Agam untuk mencocokkan jumlah ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 199

    Adsila sudah mulai tidak sabar, dia pun menarik Pamela dan berkata, "Bibi, biar aku bawa Bibi pergi ganti pakaian berkuda!""Pakaian berkuda?" Dengan alis terangkat, Pamela berkata, "Aku nggak bawa!"Adsila langsung tercengang. "Kamu nggak bawa pakaian berkuda? Aku bawa dua baju, kamu bisa pakai satu, tapi aku nggak bawa sepatu lebih!"Stevi tersenyum dan berkata, "Aku kebetulan bawa lebih sepasang. Berapa ukuran kaki Pamela? Ukurannya entah cocok atau nggak."Pamela menjawab, "Aku pakai ukuran 36,5."Stevi berkata, "Aku pakai ukuran 38, agak kebesaran, sih. Tapi kamu bisa coba."Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, terima kasih, ya."Stevi tersenyum dengan sangat ramah dan berkata, "Kita semuanya teman, jangan sungkan!"Dengan begitu, ketiga wanita ini pergi ke ruang ganti bersama ....Di ruang ganti.Pamela berganti pakaian ke pakaian berkuda yang Adsila bawakan untuknya.Dia mengenakan setelan baju berwarna merah. Model pakaian berkuda yang ketat menonjolkan le

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 200

    Suara teriakan ini seketika membuat semua orang terkejut!"Ada apa?""Apa yang terjadi di dalam?""Sepertinya itu suara Stevi!"Pamela dan Adsila juga mendengar suara itu. Kedua orang ini saling bertatapan dengan heran. Mereka menggelengkan kepala mereka untuk menunjukkan bahwa mereka juga tidak mengetahui apa yang terjadi.Mereka berdua baru keluar dari ruang ganti. Sebelum keluar, mereka tidak melihat adanya keanehan pada Stevi.Kemudian, semua orang pun menerjang ke ruang ganti untuk mengecek situasinya .......Di dalam ruang ganti, Stevi duduk di bangku tempat berganti sepatu sendirian. Wajahnya pucat, ekspresinya kesakitan, keningnya bercucuran keringat.Melihat hal ini, Justin bertanya, "Kak Stevi, ada apa?"Derry juga berjalan ke hadapan Stevi dan bertanya dengan suara lembut, "Stevi, ada apa?"Stevi mengangkat kepalanya dan menatap semua orang sambil berkata dengan suara bergetar, "Kaki ... kakiku ...."Ada apa dengan kakinya?Tatapan semua orang pun berpindah ke kaki Stevi. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status