Marlon mengangkat alisnya dan tersenyum. "Oh? Jadi kamu nggak mencariku. Maaf, aku salah paham!"Kemudian, Marlon berjalan melewati Adsila dan menuju ke ruangannya sendiri ....Sudut bibir Adsila berkedut karena jengkel. Dia merasa marah dan tidak berdaya!Adsila yakin itu disengaja! Seratus persen disengaja!Mengapa Adsila tidak menyadari sebelumnya bahwa Marlon adalah bajingan!Karena keadaannya sudah seperti ini, Adsila tidak bisa berbuat apa-apa. Adsila akan menunggu sampai Albert selesai bekerja dan menjelaskan semuanya kepada Albert!Adsila menghela napas dan pergi ke kantin perusahaan sendirian untuk menunggu.Rapat itu berlangsung lebih dari dua jam. Tibalah saatnya jam istirahat makan siang.Para karyawan bergegas ke kantin perusahaan untuk makan. Beberapa karyawan yang akrab dengan Adsila datang untuk menyapa dan berbasa-basi dengannya.Ketika Adsila melihat Albert memasuki kantin, dia berhenti mengobrol dengan rekan-rekannya. Adsila berdiri dan pergi mencari Albert ....Albe
Ketika melihat Adsila tidak menjawab untuk waktu yang lama, Albert mengerutkan keningnya. "Apa kamu nggak mau menikah denganku? Apa kamu pikir aku nggak cukup baik untukmu karena aku hanya karyawan biasa sekarang? Adsila, apa ini yang kamu sebut serius?"Adsila segera menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Bukan begitu, ini terlalu mendadak! Aku hanya terkejut dengan lamaranmu!"Albert tiba-tiba meletakkan sendoknya dan memegang tangan Adsila. "Adsila, aku sangat menyukaimu, makanya aku peduli kalau kamu dekat dengan pria lain! Percayalah, aku akan kerja keras dan memberimu kehidupan yang baik! Adsila, aku mencintaimu, menikahlah denganku!"Adsila tercengang, dia tidak tahu apa yang dia rasakan dalam hatinya. Itu bukan karena detak jantungnya yang berdebar kencang atau karena tersentuh oleh pernyataan cinta pacarnya ....Perasaan ini sangat rumit!Pada saat itu, rekan-rekan di meja sebelah mendengar lamaran Albert dan mulai bersorak ...."Terima!""Terima! Terima!"Rekan-rekan lainn
Albert terdiam ....Rekan kerja mereka tiba-tiba mulai bersorak dan bertepuk tangan. Sebagian orang menyanjung Pak Marlon dan sebagian lagi merasa bahwa Pak Marlon benar. Bagaimana mungkin sebuah lamaran bisa berjalan tanpa cincin berlian?Mereka tidak menyadari detail ini ketika mereka bersorak sebelumnya!Yang terpenting adalah Pak Marlon baru saja mengatakan bahwa dia akan memberi mereka hari libur hari ini!Setelah Albert selesai melamar, mereka bisa pulang kerja! Haha!Albert merasa terjebak, dia berdiri dan menutupi rasa malunya dengan senyuman. "Pak Marlon benar, aku harus punya cincin berlian untuk lamaran! Adsila, tunggu aku. Aku akan beli cincin berlian sekarang! Tunggu aku!"Setelah mengatakan itu, Albert berbalik dan bergegas keluar ...."Tunggu, Albert, jangan ...."Adsila ingin menghentikannya, tapi Albert sudah berlari keluar.Semua rekan kerja duduk dan melanjutkan makan sambil menunggu Albert kembali membawa cincin berlian.Adsila menatap Marlon yang duduk di sebelahny
Albert melihat berlian Moissanite di toko itu ukurannya besar dan mengilat, jadi dia pikir tidak akan terlihat ....Namun, dilihat dari reaksi Pak Marlon barusan, sepertinya Pak Marlon bisa langsung tahu bahwa itu palsu!...Perusahaan Yanuar.Jason sedang membolak-balik dokumen tebal di ponselnya. Dia meminta Calvin untuk menyelidiki semua informasi tentang Perusahaan Tessa.Sophia adalah putri Theo. Karena Agam, Sophia pasti tidak akan membiarkan Pamela pergi begitu saja. Jason sebagai kakak laki-laki tidak bisa menganggap enteng masalah ini.Calvin baru saja menyerahkan informasi dan belum keluar, dia melaporkan, "Tuan Muda, hari ini ada seseorang yang diam-diam menyelidiki Nona Pamela. Pasti dia orangnya Theo."Jason yang sedang membaca informasi tentang Perusahaan Tessa tidak terkejut dengan ini. "Apakah Agam tahu?"Calvin berkata, "Harusnya tahu. Tuan muda dari Keluarga Dirgantara sudah mengatur banyak pengawal berpakaian biasa untuk berpatroli di sekitar rumah kita. Seharusnya i
Jason berkata dengan dingin, "Kamu nggak perlu khawatir, Pamela adalah adikku, nggak perlu kamu mengingatkanku pun, aku akan menjaganya dengan baik dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Agam berkata, "Terima kasih."Jason bertanya lagi, "Kapan kamu akan pergi?""Malam ini."Jason berdeham dan berkata, "Kalau begitu, mari kita makan malam bersama malam ini."Mendengar Jason mengundangnya untuk makan malam bersama, Agam merasa sedikit terkejut. "Bukankah dia nggak mengizinkanku untuk menginjakkan kakiku di kediaman Keluarga Yanuar?"Jason menyunggingkan seulas senyum tipis dan berkata, "Tentu saja! Karena sekarang kamu masih belum menyadari kesalahanmu, kamu memang nggak pantas menginjakkan kakimu di kediaman Keluarga Yanuar!""Tapi, setelah kamu pergi, bagaimana kalau kamu ditahan oleh Theo untuk dijadikan sebagai suami putri kesayangannya? Kalau sampai hal itu terjadi, malam ini adalah pertemuan terakhirmu dengan Pamela. Aku nggak ingin ada penyesalan dalam hidup adikku."
Setelah tiba di restoran dan memasuki ruang pribadi, Pamela melihat Agam duduk di dalam ruangan itu. Melihat keberadaan pria itu, dia langsung mengerutkan keningnya ....Dia bertanya pada Jason yang berdiri di sampingnya dengan nada sedikit tidak senang, "Kenapa dia berada di sini?" Dia seolah-olah menyalahkan Jason yang tidak memberi tahu dirinya Agam akan datang ke sini terlebih dahulu.Jason menyadari adiknya sudah marah, dia juga sudah memprediksikan adiknya akan bereaksi seperti ini. Dia memberi penjelasan dengan nada lembut. "Hari ini dia yang traktir kita makan. Pamela, nggak lama lagi Pak Agam sudah akan pergi ke luar negeri, anggap saja kita datang untuk mengantar kepergiannya."Mendengar ucapan Jason, perasaan Pamela kembali campur aduk. 'Apa? Dia akan ke luar negeri lagi?'"Pak Agam sudah seperti burung yang selalu terbang ke mana saja setiap hari. Ya, boleh dibilang sudah seperti kebiasaannya. Mengapa kita perlu datang secara khusus untuk mengantar kepergiannya? Sepertinya
Kilatan terkejut melintas di mata Agam. "Kamu nggak membenciku lagi? Sayang, kalau aku nggak menyelesaikan masalah ini, bagaimana aku bisa layak untukmu?"Pamela mengerutkan keningnya dan berkata dengan ekspresi serius, "Masalah memang harus diselesaikan, tapi bukan harus diselesaikan saat ini juga! Kamu bisa menyelesaikan masalah itu setelah aku melahirkan anak!"Agam menyadari gadisnya sedang mengkhawatirkan dirinya. Dia menyipitkan matanya dan bertanya walaupun dia sudah tahu jawabannya, "Oh? Kenapa begitu?"Pamela mengalihkan pandangannya ke bawah dan mengutarakan kekhawatirannya dengan nada canggung. "Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, sedangkan aku di sini bisa saja melahirkan kapan saja dan nggak bisa segera berangkat keluar negeri, aku nggak akan bisa menyelamatkanmu ...."Agam menatap gadisnya, sorot matanya yang selalu dingin mulai berubah menjadi hangat ....Sebagai seorang pria, sejak kecil hingga dewasa, dia selalu menyelesaikan masalahnya sendiri. Kalau orang-orang di s
Seperti kata pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sophia adalah wanita yang berkepribadian licik, jadi sudah bisa dipastikan ayahnya juga licik.Menurut rumor yang beredar, Theo adalah orang yang kejam, pria itu membunuh orang tanpa ragu dan bisa melakukan apa saja agar tujuannya tercapai ....Pamela mengkhawatirkan keselamatan Agam, bukan tidak memercayai pria itu!Namun, dia menyadari tekad Agam untuk pergi sudah bulat, jadi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan pria itu."Aku percaya padamu."Pamela berkata dengan tenang dan tegas, "Tapi, aku nggak percaya pada Sophia dan ayahnya!"Tentu saja Agam paham apa yang sedang dikhawatirkan oleh Pamela, dia sendiri juga senantiasa waspada dalam menghadapi ayah dan anak itu."Jangan khawatir, aku sudah melakukan pengaturan dengan baik."Pamela tahu dia tidak bisa membujuk Agam untuk tidak pergi lagi. Dia hanya mendengus tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi dan melanjutkan makannya!Agam melayani gadisnya dengan an