"Kenapa kalian ribut-ribut di sini?!"Saat ini, pintu kamar terbuka, suara marah Agam pun terdengar.Begitu mendengar suara kakaknya, awalnya Olivia terkejut. Kemudian, tiba-tiba dia menyadari sesuatu hal dan berkata dengan ekspresi rumit, "Kak, Kakak sudah pulang, ya? Baru saja ... Kakak juga berada di dalam kamar? Apa yang kalian lakukan berduaan di dalam kamar saat Kak Pamela nggak ada?"Agam merasa tidak perlu memberi penjelasan kepada adiknya yang masih tidak mengerti membaca situasi itu. Dia hanya menegur adiknya dengan dingin, "Sudah jam berapa ini? Kenapa kamu masih berada di sini? Cepat kembali ke kamarmu dan tidur sana!"Olivia bergumam dengan kesal, "Pantas saja Pamela pergi meninggalkan rumah ini! Kak, nggak baik melakukan hal seperti ini!"Dia hanya berani bergumam, tidak berani membantah ucapan kakaknya. Setelah memelototi Sophia dengan tajam, dia baru pergi dengan kesal.Sophia mengangkat bahunya dan merentangkan kedua tangannya. "Agam, kamu juga sudah lihat sendiri, 'ka
Gedung baru Perusahaan Dirgantara dirancang dan dibangun oleh Perusahaan Vasant. Pihak Perusahaan Vasant mengatakan bahwa arsitek mereka, Moon sedang ada urusan, jadi tidak bisa menghadiri acara pengguntingan pita. Saat itu tiba, presdir perusahaan mereka akan menghadiri acara tersebut secara pribadi untuk menunjukkan ketulusan mereka dalam kerja sama ini.Mengetahui hal itu, para pemegang saham Perusahaan Dirgantara sangat kesal. Mereka tidak setuju presdir Perusahaan Vasant mewakili sang arsitek untuk melakukan gunting pita. Mereka beranggapan Perusahaan Vasant sengaja melakukan pengaturan seperti itu untuk mengutuk Perusahaan Dirgantara.Agam tidak memercayai hal-hal takhayul seperti itu. Namun, sebagai presdir perusahaan, dia tidak bisa mengabaikan pandangan para pemegang saham begitu saja.Karena itulah, dia menghubungi Ariel, presdir Perusahaan Vasant secara pribadi. Dia juga memberi ancaman secara halus bahwa kalau Moon tidak hadir dalam acara pengguntingan pita, maka Perusahan
Selain itu, Marlon dan Ariel juga mengirim orang untuk mencari keberadaan Pamela, tetapi tidak ada hasilnya.Sebenarnya wanita itu bersembunyi di mana?"Tuan, sudah sampai."Agam tersadar kembali dari lamunannya. Dia melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil. Ternyata memang benar, dia sudah tiba di hotel tempat penyelenggaraan perjamuan bisnis.Setelah menjawab "hmm" singkat, dia pun keluar dari mobil.Pria itu melangkahkan kakinya dengan mantap memasuki aula perjamuan. Seorang wanita yang mengenakan pakaian mewah dengan postur tubuh berisi langsung berjalan menghampirinya ....Sophia menyunggingkan seulas senyum menawan dan berkata, "Agam, kenapa kamu baru datang? Semua orang sudah lama menunggumu!"Diam-diam, Agam menarik jarak dengan wanita itu dan berkata dengan nada sangat datar, "Bukan acara penting, apa gunanya aku hadir terlalu awal?"Sophia berkata, "Ini adalah perjamuan bisnis, tentu saja ini adalah acara yang sangat penting! Semua orang datang ke sini untuk saling bert
Melihat ekspresi Agam, Eric tidak banyak bertanya lagi.Sementara itu, Derry duduk bergabung dengan mereka dan berkata, "Menurutku, kalau kamu nggak bisa menemukannya, nggak perlu cari lagi. Lagi pula, bukankah hanya seorang wanita? Agam, kita nggak kekurangan wanita! Aku yakin kamu bisa menemukan wanita seperti apa pun yang kamu inginkan!"Agam hanya mengerutkan keningnya, dia malas menanggapi pria itu.Eric memelototi Derry dan berkata, "Walau kamu nggak berbicara, nggak akan ada orang yang menganggapmu bisu!"Derry sama sekali tidak tahu membaca situasi. Dia memasang ekspresi polos sambil mengangkat bahunya dan merentangkan tangannya. "Memangnya apa yang salah dengan ucapanku? Bukankah apa yang kukatakan ini adalah fakta? Ini bukan pertama kalinya wanita itu melarikan diri! Dia sudah mencampakkan Agam dua kali! Untuk apa Agam masih memikirkannya?! Agam, kalau aku adalah kamu, aku pasti sudah mencari wanita lain!"Ekspresi Agam berubah menjadi muram. Eric langsung mengulurkan kaki je
Sophia terkekeh dan berkata, "Tuan Muda Derry, kamu benar-benar orang yang menarik!""Apa gunanya menarik? Kamu juga nggak menyukaiku!""Jangan bercanda denganku lagi, Tuan Muda Derry. Aku tahu kamu nggak suka tipe wanita sepertiku!"...Pada saat bersamaan, di sebuah vila mewah yang berlokasi di pinggiran kota.Pamela sedang duduk diam seorang diri sambil makan malam dan menonton TV.Tempat ini juga merupakan vila milik Andra. Dia tinggal di tempat ini sudah hampir setengah tahun.Sebelumnya, setelah melarikan diri dari kediaman Keluarga Dirgantara, awalnya dia berencana untuk menunggu momen yang tepat meninggalkan kota ini dengan menumpangi pesawat pribadi milik Andra.Namun, dia sama sekali tidak menyangka momen tepat yang dinantikannya tak kunjung datang. Agam terus menambah sumber daya manusia untuk melacak keberadaannya di kota ini, bahkan pengawasan terhadap kamera pengawasan lalu lintas sangat ketat.Walaupun Andra memiliki pesawat pribadi dan bisa membantunya, tetapi pesawat p
Pria itu cenderung bersikap dingin pada sebagian besar orang dalam berbagai situasi dan kondisi.Masalah paling besar sekarang adalah menghadiri acara itu dalam kondisi hamil delapan bulan benar-benar mudah menjadi target yang dicurigai!Namun, kalau dia tidak menghadiri acara itu, Perusahaan Dirgantara tidak akan melunasi pembayaran akhir. Kalau sampai hal itu terjadi, Perusahaan Vasant akan menghadapi risiko perputaran dana tidak lancar, bahkan mengakibatkan kebangkrutan ....Dia sendiri yang merintis bisnis dan membangun perusahaan itu dengan susah payah. Bagaimana mungkin dia bersedia melihat perusahaannya bangkrut begitu saja?Lagi pula, sekarang dia sudah punya anak. Dia mengharapkan penghasilan dari perusahaan itu untuk membesarkan anaknya!Makin memikirkan hal itu, dia makin gelisah. Dia tidak bisa menemukan sebuah solusi yang bagus!Tepat pada saat ini, bel pintu vila berbunyi.Pamela tersadar kembali. Saat itu pula, kewaspadaan langsung menyelimuti hatinya. Siapa yang datang?
Pamela duduk bersandar di sofa dan berkata dengan linglung, "Nggak apa-apa."Sorot mata khawatir tampak jelas di mata Andra. "Apa mungkin kamu mengalami sindrom prenatal? Bagaimana kalau aku meminta seorang dokter untuk datang ke sini memeriksa kondisi tubuhmu?"Pamela menggelengkan kepalanya.Andra berkata dengan lembut seakan-akan sedang berjanji pada Pamela. "Jangan khawatir, aku selalu berhati-hati dalam bertindak. Aku nggak akan membiarkan Keluarga Dirgantara menemukan keberadaanmu. Kalau kamu merasa kurang enak badan, harus beri tahu aku!""Nggak apa-apa. Tubuhku benar-benar baik-baik saja." Pamela mengalihkan pandangannya ke arah Andra, lalu berkata dengan tidak enak hati, "Tuan Andra, terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku. Aku benar-benar tidak ingin merepotkanmu lagi."Andra mengerutkan keningnya dan tampak sedikit kesal. "Kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku dengan tulus, jangan selalu memanggilku Tuan Andra, panggil saja namaku secara langsun
Andra menyipitkan matanya dan berkata, "Lala, sebenarnya apa hubunganmu dengan Perusahaan Vasant?"Pamela tidak menyembunyikan hal itu dari Andra lagi. "Ariel dan Marlon adalah temanku sejak kecil.""Oh, begitu ya!" Andra sudah cukup memahami apa hubungan Pamela dengan Perusahaan Vasant, jadi dia tidak bertanya lebih jauh lagi. "Masalah ini memang sedikit merepotkan! Dua triliun bukan nominal kecil!"Ya, memang benar. Karena nominal fantastis itu pula yang membuat Pamela pusing. Kalau hanya ratusan juta atau miliaran, dia bisa langsung memilih untuk melepaskan uang itu begitu saja!"Lala, apa kamu pernah dengar tentang teknik mengubah wajah?" tanya Andra sambil mengangkat alisnya dan tersenyum.'Teknik mengubah wajah?' Bibir Pamela tampak berkedut. "Apa kamu sedang membicarakan tentang novel seni bela diri?"Andra menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukan begitu. Aku dengar-dengar sekarang ada benda semacam topeng untuk meniru wajah seseorang dijual di pasaran. Setelah memakai topeng