Share

Bab 1042

Penulis: Hargai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-15 16:00:40
Kelly berteriak, "Mana mungkin aku bisa tenang! Kalau kalian bawa Revan, itu sama dengan mengambil nyawaku!"

Kepala Pelayan tak berdaya, dia memerintahkan bawahannya, "Bawa Nyonya beserta Tuan Revan ke Vila Pakas dulu, nanti kita tanyakan kembali pada Nyonya Anisa, apakah Tuan Revan jadi kita bawa pulang."

Kelly kurang puas dengan instruksi Kepala Pelayan, dia memprotes, "Apa? Kalian nggak mau memeriksakan Revan ke rumah sakit sekarang? Bagaimana kalau terjadi sesuatunya padanya?"

Kepala Pelayan menjawab, "Nyonya nggak perlu khawatir, tadi aku sudah memeriksanya, Tuan Revan hanya mengalami luka luar, setibanya di vila, kita akan meminta dokter di klinik sekitar sana untuk mengobatinya."

Kelly mengerutkan kening sambil berkata, "Nggak bisa! Mana bisa kita percaya dengan keterampilan medis dokter di klinik desa? Nggak, Revan harus dibawa ke rumah sakit besar!"

Kali ini Kepala Pelayan tidak lagi tertipu, dia berkata, "Nyonya, tolong pahami pekerjaan kami, kalau sampai Anda kabur lagi kali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Just Rara
pendek sekali ini bab nya
goodnovel comment avatar
Yusie
setiap bab terlalu pendek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1043

    Tatapan Pamela sayu, dia tidak marah, hanya sedikit kecewa, kemudian dia bertanya, "Apa dia bilang kapan akan pulang?"Adsila menggeleng, lalu menjawab, "Paman nggak bilang, aku hanya diminta untuk terus menemanimu di sini selama dia belum kembali, jangan biarkan Olivia membuatmu kesal."Pamela menjawab dengan tenang, "Oh ...."Saat ini, terdengar suara tidak senang Olivia, "Siapa yang mau membuatnya kesal? Sekarang aku sudah pasrah dan menerimanya sebagai kakak iparku, oke?"Mendengar suara Olivia, Pamela dan Adsila menatap ke arah pintu secara bersamaan ....Terlihat Olivia berjalan masuk dengan kesal sembari berkacak pinggang, "Kak Agam juga keterlaluan, seolah-olah aku ini mertua yang kejam, malah orang luar yang disuruh kemari!"Adsila menjulingkan mata, lalu berkata, "Kalau itu seharusnya kamu renungkan sendiri, dari perbuatanmu apakah wajar Paman merasa kamu lebih perlu diwaspadai daripada mertua yang kejam?"Ledekan Adsila mengingatkan Olivia akan perbuatannya pada Pamela, hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1044

    Ketika melihat Marlon masuk, Pamela mengangkat alisnya dengan tenang.Kenapa bocah ini bisa ada di sini?Meski sempat kaget oleh penampilan Marlon, berhubung Olivia sudah punya pria idaman, dia tidak lagi terpesona oleh pemuda tampan itu. Dia menatap Marlon sambil bertanya dengan marah, "Siapa kamu? Masuk kamar Kak Pamela nggak mengetuk pintu dulu! Berani sekali kamu!"Marlon menatap Olivia sambil tersenyum, kemudian mengalihkan pandangannya ke Pamela di ranjang pasien, lalu berkata penuh arti, "Dulu aku masuk kamar tidurnya juga nggak perlu mengetuk pintu!"Mendengar kalimat itu, seketika Olivia meningkatkan kewaspadaan, dia mengamati pria itu, lalu menatap Pamela penuh selidik, kemudian bertanya, "Apa? Jangan-jangan kamu mantan pacarnya Pamela?"Marlon sengaja tersenyum ambigu, juga tidak menyangkal.Olivia langsung menanggapinya serius, dia berkacak pinggang sambil bertanya, "Pamela, bagus ya kamu! Selagi Kak Agam nggak ada, kamu mengajak mantanmu berkencan! Kamu masih mau sama kaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1045

    Pamela membalas, "Aku 'kan sudah bilang, aku baik-baik saja! Kenapa kamu sendirian? Mana Ariel?"Berdasarkan pemahaman Pamela terhadap kedua anak muda tersebut, seharusnya mereka tidak mungkin datang sendirian di situasi seperti ini.Marlon tersenyum, "Ariel dan lainnya sedang membelikan cemilan kesukaanmu, toko cemilan itu ramai sekali, harus mengantre. Aku 'kan nggak suka mengantri, jadi datang duluan," jawabnya.Lainnya ....Selain Ariel ada yang lain?"Ariel mengantre dengan siapa?" tanya Pamela.Adsila menuangkan segelas air dan mengantarkannya pada Marlon, "Pak, silakan minum dulu," katanya."Hm, terima kasih," sahut Marlon sembari menerima gelas dengan anggun sambil menjawab pertanyaan Pamela, "Dengan pacarku!"Kata "pacar" menancap di hati Adsila bagaikan jarum, mengira dirinya salah dengar, dia mengangkat kepalanya menatap Marlon dengan rasa tak percaya ....Sementara Marlon bahkan tidak meliriknya, dia hanya tersenyum manis menatap Pamela sambil berkata, "Seharusnya sebentar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1046

    Marlon memegangi keningnya, menghela napas dengan narsis dan mengasihani dirinya sendiri, "Bos, itu sangat sulit. Kamu 'kan tahu bagaimana pesonaku! Kalau nggak membuatnya sakit hati, mana mungkin dia akan menyerah?"Pamela menjulingkan matanya sambil memarahi, "Aku 'kan sudah memperingatkanmu sejak awal, jangan main-main dengan gadis budak cinta, mereka nggak akan sanggup, mudah berpikiran bodoh, kamu nggak mau mendengarkan!"Marlon menjawab dengan cemberut, "Baiklah, aku salah! Lain kali nggak akan lagi!"Pamela mendengus, tidak ingin mengacuhkannya.Di kamar pasien, Marlon melihat ke sekeliling, lalu bertanya dengan penasaran, "Bos, mana suamimu? Kenapa nggak menemanimu di sini?"Pamela menatap ke langit di luar jendela, "Dia ada urusan, pagi-pagi sekali sudah berangkat dinas," jawabnya.Marlon mengeluh, "Kamu masih rawat inap di rumah sakit, sebagai suamimu, dia masih kepikiran mau dinas? Sebenarnya di hatinya ada kamu, nggak?Kening Pamela berkerut semakin erat, dia mengabaikan Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1047

    Adsila takut Olivia membuat masalah karena salah paham dengan hubungan Pamela dan Marlon, jadi dia menjawab pertanyaannya, "Dia itu Pak Marlon, Wakil Direktur Perusahaan Vasant, dia sudah lama bersahabat baik dengan Kak Pamela."Olivia mengerutkan dahi kebingungan, "Apa? Pamela dan Wakil Direktur Perusahaan Vasant bersahabat baik? Bukannya Pamela dari pedesaan? Dengan latar belakangnya, bagaimana mungkin dia bisa mengenal Wakil Direktur Perusahaan Vasant?"Adsila memutar matanya, "Memang tepat mengataimu berpikiran dangkal, pahlawan itu nggak mengenal asal usul, tahu? Kenapa kalau dia dari desa? Bukankah Paman juga jatuh cinta setengah mati padanya? Kenapa dia nggak mungkin punya teman sekelas Direktur perusahaan?"Perasaan Olivia sangat rumit, ternyata sejak awal Pamela punya teman konglomerat dengan status seperti itu, tapi tidak pernah memamerkannya, sepertinya pemahamannya terhadap Pamela kurang dalam ...."Pria tadi lumayan tampan, kenapa Pamela nggak sama dia saja, untuk apa mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1048

    Ariel tidak menghentikan gerakan tangannya, dia memegang apel itu dengan jari rampingnya, mengupas putaran terakhir, lalu memotong apel menjadi potongan kecil, kemudian menyuapi Pamela sembari berkata, "Nggak perlu, nggak apa-apa, sebelum kalian saling mengenal, aku yang menjaga bibimu di situasi seperti ini."Adsila berkedip, dia merasa ada yang janggal ketika melihat Ariel menyuapi Pamela dengan lembut.Meskipun bekerja di Perusahaan Vasant, Adsila jarang berinteraksi dengan Ariel, karena Ariel seorang pecandu kerja, jarang berbicara, auranya dingin, membuat orang tidak berani mendekatinya.Akan tetapi, di hadapan Pamela, Ariel sepenuhnya berubah, dia tak lagi dingin, bahkan ada perasaan hangat.Dia tidak pernah melihat Ariel seperti itu terhadap siapa pun ....Saat Adsila terlarut dalam pikirannya, Olivia yang tidak bisa memendam omongan langsung mengeluh, "Saingan Kak Agam banyak sekali, bahkan wanita pun mau merebut istrinya!"Wajah Adsila berubah kusam, dia menarik Olivia, mengis

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1049

    Adsila kembali tersadar, "Hm? Bibi, ada apa?" sahutnya.Pamela berkata, "Aku baik-baik saja, kamu nggak perlu menjagaku seharian, buang-buang waktumu saja, pulanglah, kalau ada waktu baru jenguk aku."Adsila menggeleng dengan tegas sambil menolak, "Nggak bisa, aku sudah janji sama Paman akan menjagamu dengan baik, nggak boleh ingkar janji."Pamela menggeleng sembari membujuk, "Nanti biar kujelaskan ke pamanmu, nggak usah dengarkan dia. Dia cuma mementingkan pekerjaannya, sebaliknya menyuruhmu menjagaku di sini dan membuat pekerjaanmu tertunda, untuk apa kamu menurut padanya?"Adsila sama sekali tidak merasa terganggu, "Bibi, pekerjaanku nggak terganggu, karena aku sudah izin cuti. Pak Marlon yang menyetujuinya, dia sudah mendelegasikan pekerjaanku ke rekan kerjaku," jelasnya.Mendengar penjelasan Adsila, Pamela langsung menjulingkan mata ke arah Marlon, tadi bocah itu baru mengatakan kalau dia tidak tahu ada Adsila di sini, tapi ternyata dia yang menyetujui pengajuan cutinya, mana mung

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1050

    Olivia menjulurkan lidahnya hampir muntah, dia paling benci gadis yang pandai bersandiwara!Adsila menghela napas panjang, lalu menunjukkan senyuman sembari berkata, "Baik, Pak Marlon. Kalau begitu, aku akan reservasikan kamar di Hotel Hillman yang ada di dekat sini, bagaimana?"Marlon menjawab dengan senyuman, "Boleh, terima kasih."Adsila membalas, "Sama-sama."Setelah itu, Adsila keluar untuk reservasi kamar via telepon, dia malas mengunduh aplikasi untuk melakukan resevasi via daring, sekalian ingin keluar mencari udara segar, kalau tidak, takutnya dia akan kehilangan akal.Setelah Adsila keluar, Pamela mengambil pisau yang digunakan Ariel untuk mengupas apel, lalu melemparkannya ke arah Marlon!Marlon tidak menghindar, pisau itu melesat menyenggol telinganya, lalu menancap di dinding ....Gadis dalam pelukannya terkejut.Demikian pula Olivia, matanya terbelalak, Pamela bisa menerbangkan pisau?Marlon memeluk gadis yang ketakutan dalam pelukannya, lalu berkata dengan senyuman, "Bos

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status