Share

Bab 48 . Pilih

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 23:38:39

Acara ramah tamah, berlangsung dengan sempurna. Tidak dipungkiri kehadiran Jenna, menantu Keluarga Kim, menarik perhatian. Apalagi, rumor tentang warisan sudah tersebar luas. 

Namun dengan keberadaan pria bernama Victor itu, perhatian Jenna sedikit teralihkan. 

Hanya saja, saat tuan rumah hadir, Victor meninggalkan ruangan itu dengan alasan ada yang hendak dilakukan. Jadi, Jenna mengobrol ringan dengan Tuan dan Nyonya Zhang. 

Seperti biasa Yura dan dua orang pengawal, berjaga di jarak yang cukup jauh. Saat itulah, George mendekati, Yura. 

"Bisakah kita berbicara?" tanya George. 

Menatap dingin, Yura berkata, "Ada apa?"

Sejak pertama, Yura tidak menyukai pria bernama Victor ini. Seakan senyum lebar di wajah tampan itu, menyimpan banyak hal busuk. 

"Tidak bisa di sini. Bisakah kita berbicara di luar?" tanya George kembali. 

"Katakan di sini, jika ada yang ingin kamu sampaikan!" tegas Yura, yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 49 . Bertindak Lebih Bijaksana

    Di lobi hotel, Jenna melihat kedua pengawalnya ada di sana. Kedua pria bertubuh kekar itu, segera datang menghampirinya."Selamat pagi, Nyonya."Kedua pengawal menyapa, serentak."Apa yang terjadi? Hmmm, mengapa kalian berada di sini?" tanya Jenna, ragu.Kedua pengawal saling bertukar pandang dan salah seorang berkata, "Yura, meminta kami menunggu di sini. Beliau berkata, Nyonya akan menginap di hotel."Yura? Kening Jenna, mengernyit. Ia sama sekali tidak memiliki ingatan akan hal tersebut. Yang diingatnya adalah berada di toko Tuan Zhang dan minum Sampanye yang diantarkan oleh Yura. Mendadak, rasa curiga mulai tumbuh. Apakah ada sesuatu dalam minumannya? Namun, itu tidak mungkin. Apakah karena jarang minum minuman beralkohol, ia mudah mabuk."Kapan terakhir kalian bertemu dengan Yura?" tanya Jenna."Yura meninggalkan hotel pukul 2 dini hari. Katanya, ia harus kembali ke kampung, ada kerabat dekat yang me

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 50 . Hari H

    Karena terlambat ke kantor, Jenna makan siang di perusahaan. Tidak ada Yura yang membantu, cukup membuat Jenna kewalahan.Langit sudah gelap, saat Jenna membereskan meja kerjanya. Cukup lelah, tetapi sebagian besar dokumen telah selesai ditandatangani.Mengambil tas tangan dan Jenna melangkah menuju pintu ruang kerjanya. Saat pintu dibuka, Jenna terkejut, sebab Leo berada di sana. Apakah Leo menunggunya? Mengapa suaminya itu tidak masuk? Bahkan wajah pria itu terlihat begitu lelah."Apakah kamu menungguku?" tanya Jenna.Leo, setelah menerima foto itu, ia sama sekali tidak dapat fokus dalam pekerjaannya. Walau tidak sepenuhnya percaya, tetapi itu amat mengganggu dan ia harus menunggu, agar mendapatkan kepastian."Aku akan tinggal di apartemen, banyak yang harus dipersiapkan menjelang acara ulang tahun," jelas Leo. Itu bohong, sebab hanya dengan menatap Jenna, foto-foto itu kembali terbayang di benaknya. Jadi, bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 51 . Tersulut

    Yura begitu ketakutan, saat melihat api menyala semakin besar. Dengan kaki dan tangan yang terikat kencang, Yura berusaha mendekati putrinya."T-Tasya!""TASYA!"Yura berusaha membangunkan putrinya, tetapi sia-sia. Tasya, sama sekali tidak bergeming.Pondok yang tertutup rapat, membuat asap begitu cepat memenuhi ruangan sempit ini. Masih mencoba membangunkan putrinya, Yura berteriak begitu kencang. Jika ia sendirian, maka memiliki kesempatan untuk pergi. Namun, tidak mungkin baginya, untuk meninggalkan putrinya sendiri.Bernapas, menjadi sulit dilakukan. Mata begitu perih, karena asap yang semakin tebal. Suhu udara semakin meningkat, begitu panas, membuat seluruh tubuh Yura menjadi lemas. Menatap putrinya dengan berlinang air mata, Yura berkata, "Maafkan, Ibu. Ibu akan membayar semua ini, di kehidupan berikutnya."Tubuh Yura terkulai di atas tubuh, putrinya. Api melahap satu sisi tembok pondok dan menjalar ke bagian lain, b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 52 . Mengharapkan Kematian

    Di persimpangan jalan, ada kecelakaan. Jadi, jalur masuk ke jalan yang dilalui mobil Jenna, terhalang.Benci dan marah, itulah yang dirasakan oleh Leo. Rasa bersalah yang melilitnya, sirna. Apa pun yang terjadi, ia harus membalas perlakuan Jenna kepadanya. Ia akan membalas, berkali-kali lipat.Begitu juga dengan Jenna. Ia memang sudah membenci pria itu, tetapi sekarang semakin benci. Bahkan kepura-puraan pria itu hanya bertahan dalam hitungan hari. Ya, Jenna sama sekali tidak tahu, mengenai keberadaan foto-foto itu. Sama sekali, tidak tahu.Air mata mengaburkan pandangan Jenna, ia bahkan tidak mendengar segala peringatan Paman Bong, yang berada di kursi penumpang bagian belakang. Jalanan sepi, membuat Jenna tidak sadar, bahwa mobil sudah melaju begitu kencang.Saat itulah, seekor kucing melompat keluar dari bahu jalan.Jenna, walaupun yakin ia tidak lagi seperti dulu. Namun, sifat asli seseorang sulit diubah. Sedari du

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 53 . Rasa Bersalah

    Jenna terbangun, dengan tubuh yang tersentak kuat, akibat terkejut. Seakan baru saja, ia terjatuh dari tebing yang tinggi.Kali ini, keadaan sekitar begitu sepi dan kembali, pandangannya gelap gulita. Mencoba menenangkan debar jantung yang menggila, karena ketakutan, Jenna mencerna apa yang terjadi.Mulailah dirasakan bagian tubuhnya. Kedua kaki dapat digerakkan, tetapi begitu sakit dan tidak leluasa. Begitu juga dengan kedua tangannya. Jenna mencoba menggeser tubuhnya, tetapi itu langkah yang salah. Ia begitu kesakitan, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sepertinya ada tulang yang patah.Jenna dapat mendengar langkah kaki mendekat dan pintu dibuka, semua terdengar begitu jelas."Anda sudah siuman?" tanya seseorang yang baru melangkah masuk."S-Siapa k-kamu?" tanya Jenna dengan suara serak."Saya adalah perawat di rumah sakit King. Minumlah sedikit, itu akan membuat tenggorokan Anda lebih baik," uja

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 54 . Kembali Terpuruk

    Begitulah kehidupan Jenna, kembali terpuruk di titik terendah. Hatinya membeku, kemalangan seakan menyatu dengan dirinya."Apakah kamu baik-baik saja?"Jenna tahu, suara siapa itu. Itu ibu mertuanya, pertanyaan itu dilontarkan dengan nada penuh rasa cemas. Wajar ibu mertuanya merasa seperti itu, tentu saja ia tidak akan ikhlas jika warisan yang diterima Jenna, berakhir dengan disumbangkan.Jenna tidak menjawab pertanyaan itu, ia hanya duduk diam, mematung."Aku memperkerjakan seorang perawat, untuk mendampingi dirimu. Matamu buta, tentu akan sulit melakukan sesuatu," jelas Rosa yang melangkah masuk bersama seorang perawat. Perawat itu, dipekerjakan oleh Rosa dan semua hal yang berkaitan dengan Jenna, harus dilaporkan kepadanya."Selamat siang, Nyonya. Saya Maya, perawat Anda," sapa wanita paruh baya, yang dipekerjakan oleh Rosa.Jenna, tidak bergeming."Abaikan sikapnya itu, memang ia tidak pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 55 . Tidak Lagi Ada Harapan

    Seperti biasa, malam ini Leo pulang dalam keadaan mabuk. Hanya saja, ia tidak langsung tidur. Semenjak Jenna pulang dari rumah sakit, Leo tidak lagi tinggal di apartemen. Ia memutuskan untuk kembali ke kediaman dan menempati kamar utama, bersama dengan Jenna. Walaupun, itu selalu membuat emosi dan gairahnya tersulut, secara bersamaan.Setelah berpesta dan bercinta dengan wanita tadi, Leo tahu yang diinginkan adalah Jenna, bukan wanita yang mirip dengan istrinya itu.Tidak lagi terlalu mabuk, Leo melangkah ke dalam kamar yang remang dan menuju sisi ranjang, di mana Jenna terlelap. Duduk di sisi ranjang dan menatap cukup lama, wajah istrinya.Leo mengangkat tangan dan membelai sisi wajah Jenna. Tentu ia masih marah dan belum memaafkan wanita itu. Namun, jika kali ini Jenna tidak menolaknya, maka Leo mungkin akan mengesampingkan kenyataan pahit itu.Setelah tangannya membelai wajah Jenna, Leo membungkukkan tubuh dan mendekatkan wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 56 . Dia Gila

    Hari-hari, dilewati dengan begitu lambat. Terkadang, Jenna berharap ia mati. Jika ia mati, maka semua ini tidak lagi perlu dijalani. Hanya saja, rasa benci tidak mengizinkannya.Setelah kehilangan indera penglihatan, indera pendengarannya menjadi lebih tajam.Jenna dapat mendengar langkah kaki yang masih jauh dari kamarnya dan tahu, siapa itu.Itu adalah langkah kaki ibu mertuanya.Pintu kamar dibuka dan Rosa yang begitu bahagia, berkata, "Maya, pastikan Nyonya butamu itu, tidak meninggalkan kamar. Hari ini, aku mengundang beberapa orang sahabat dan aku tidak mau, wanita buta itu mempermalukan diriku!""Baik, Nyonya," jawab Maya, sopan.Lalu, pintu kamar dibanting oleh Rosa, saat meninggalkan kamar itu.Jenna tahu, keberadaannya semakin tidak diperhitungkan. Namun, selama ia masih bernapas, maka kesempatan untuk membalas dendam pasti ada.Maya, di hadapan Rosa adalah perawat yang kompet

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15

Bab terbaru

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 70. END

    Minggu demi minggu, berlalu. Lima bulan kembali dilewati, setelah mereka berpisah.Jenna, membuka toko bunga kecil di daerah puncak, di mana ia memilih untuk memulai kehidupan barunya. Hidup sederhana, dengan para tetangga yang penuh perhatian, membuatnya mulai dapat tersenyum. Walaupun, dalam hatinya seakan ada lubang yang tidak mampu ditutup sampai sekarang ini.Pagi ini, banyak jenis bunga yang masuk ke toko. Daerah puncak, juga merupakan tempat wisata. Bunga-bunga indah ini, selalu menarik minat wisatawan yang datang dan penginapan, serta restoran di daerah ini. Awalnya, Jenna tidak yakin apakah dapat hidup dengan mengandalkan dari bunga-bunga yang dijualnya. Namun, kenyataannya bisa, bahkan ia memiliki tabungan saat ini.Yang tidak diketahui Jenna adalah Leo, selalu memperhatikan dan menjaganya, dari jauh. Hotel dan restoran besar di daerah puncak ini telah dibeli olehnya dan semua keperluan bunga, diperintahkan untuk dibeli pada toko mili

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 69 . Cukup

    Tidak lama, wanita itu tiba dengan dikawal oleh beberapa orang polisi. Wajah itu masih terlihat begitu angkuh, bahkan tidak ada tersirat rasa bersalah sama sekali."Ah, pasangan suami istri yang harmonis," ejek Anya, saat melihat keberadaan Leo dan Jenna."Pembunuh!" seru Jenna."Pembunuh? Apakah kamu memiliki bukti?" ejek Anya kembali."Kau–""Aku tidak akan menjawab pertanyaan apa pun! Tunggu pengacara keluargaku tiba dan beliau yang akan berbicara, mewakili diriku!" ujar Anya, memotong ucapan Leo.Ya, Anya yakin ia akan terbebas dari masalah ini. Keluarganya kaya dan tidak ada rencana pembunuhan yang diperintahkan olehnya. Tidak ada!Jenna yang berang, mulai melangkah dan melepaskan tangan Leo, yang berusaha menghentikannya.Tiba di hadapan Anya, Jenna pun berkata, "Mengapa kamu melakukan semua itu? Apakah aku memiliki kesalahan pada dirimu?""Ck ck ck! Pengacara ku berp

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 68 . Sekali Ini Saja

    "Kamu sudah bangun?" tanya Leo, pelan.Jenna yang baru terbangun, melihat ke sekeliling ruangan dan tatapannya kembali tertuju pada Leo yang duduk di sisi ranjang, tepat di sampingnya."Di mana ini?" tanyanya dengan suara tercekat.Leo tidak menjawab, ia membantu Jenna untuk duduk dan bersandar di sandaran ranjang.Menggeser duduknya lebih dekat, tangan Leo menyelipkan rambut Jenna ke belakang telinga."Kita menginap di penginapan terbagus di daerah perkemahan Bukit Utara. Besok, kita harus menghadiri upacara pemakaman untuk Yura dan putrinya," jelas Leo, singkat. Padahal, begitu banyak hal yang harus diurus, terkait penemuan jenazah itu.Jenna menatap ke arah jendela dan langit sudah gelap."Istirahatlah," pinta Leo. Ia tahu, Jenna pasti ingin kembali ke tempat itu."Biarkan pihak kepolisian bekerja. Kita tidak dapat melakukan apapun, jika berada di sana. Lagipula, setiap ada kab

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 67 . Hal Buruk

    Leo menutup layar laptop dan menggenggam tangan Jenna, seraya berkata, "Untuk kali ini, izinkan aku melakukan segalanya. Kamu cukup tetap berada di sisiku dan melihat."Lalu, Leo menarik tangan Jenna dan mereka berdua berjalan keluar dari ruang kerja. Di depan, Rosa dan Lulu masih menunggu dengan penasaran."Jangan berani masuk ke ruang kerja!" tegas Leo, ditujukan pada ibu tirinya itu. Kemudian lanjut melangkah dengan Jenna berada dalam gandengannya.Di depan kediaman, Leo membukakan pintu mobil untuk Jenna.Jenna melangkah masuk dan duduk. Leo membungkuk dan membantu memasangkan sabuk pengaman."Apakah kamu akan baik-baik saja duduk di sini?" tanya Leo, menatap wajah Jenna yang berada begitu dekat. Ia bertanya, sebab teringat akan kejadian terakhir kali saat menemani istrinya itu ke rumah sakit.Jenna mengangguk dan berkata, "Bisakah kita segera menemukan Yura?""Kita akan menemukannya. Aku berjanji!" j

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 66 . Berlutut

    Kembali ke ruang kerja, Jenna mulai mengerjapkan mata berulang kali. Walaupun sudah dapat melihat, tetapi terkadang pandangannya akan kabur, jika terlalu lelah.Ah, mengapa begitu bodoh? Bukankah ia hanya perlu menemukan file terbaru. Mengedit penyimpanan berdasarkan tanggal, maka file terbaru semua berada pada bagian paling atas.Jenna, membeku saat melihat file teratas, di sana tertera tanggal di saat ia terbangun di hotel dan saat Yura pergi. Selain itu, waktu yang tertera adalah pukul 10 malam.Memberanikan diri, Jenna membuka file itu, tepatnya rekaman video.Yura, terlihat di rekaman video itu. Wajahnya menunjukkan rasa takut dan penyesalan.[Nyonya, maafkan aku. Tapi, tapi aku melakukan ini, karena mereka menahan putriku. Setelah aku berhasil mendapatkannya putriku kembali, maka aku akan menjelaskan dan membersihkan nama Nyonya. Aku bersumpah!][Pria itu, nama aslinya adalah George Smith dan, dan ia beker

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 65 . Bukankah Itu Sempurna?

    Jenna, membuka pintu kamar dengan perlahan. Kediaman sudah sepi, sebab para pelayan sudah beristirahat.Dengan jantung yang terus berdebar tidak menentu, Jenna melangkah ke arah ruang kerja. Perlahan, membuka pintu ruangan itu dan melangkah masuk, tidak lupa untuk segera menutup pintu.Ruangan gelap, hanya sinar rembulan lembut yang menerobos kaca jendela, menerangi remang ruangan itu. Namun, itu cukup dan Jenna segera berjalan ke arah meja kerja besar, yang diatasnya terdapat sebuah laptop.Menarik dan membuang napas beberapa kali, barulah Jenna mendekati perangkat itu. Mungkin saja, flashdisk ini tidak berisi hal penting, tetapi insting mengatakan berbeda. Ia yakin, ada sesuatu yang penting di dalamnya.Pintu ruang kerja terbuka, tepat di saat Jenna hendak menyambungkan flashdisk ke perangkat itu. Spontan, Jenna menarik tangannya menjauh dan menyembunyikan flashdisk itu dalam genggamannya.Leo, baru saja tiba di kedi

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 64 . Bodoh

    Suasana hati yang buruk, membuat Leo segera kehilangan kesabaran. Dengan kasar, Leo menepis tangan Logan yang mencengkeram kerah kemeja dan melayangkan satu tinju, tepat ke wajah sang paman.BUKKK!Leo tidak lagi peduli dengan status Logan, yang adalah pamannya sendiri. Pukulan itu, membuat tubuh Logan terpental ke belakang dan terjatuh di atas lantai.Leo tidak berhenti di sana, ia pun langsung melompat ke atas tubuh Logan dan kembali meluncurkan satu pukulan tepat ke wajah pamannya itu. Tentu, Logan membalas.Keributan langsung terjadi dan itu menarik perhatian seluruh tamu yang ada di dalam pub, termasuk dengan para karyawan.Tidak butuh waktu yang lama beberapa petugas keamanan berbadan kekar, langsung melerai mereka. Tidak peduli dengan status mereka, para petugas keamanan langsung melemparkan mereka berdua keluar dari pub.Baik Leo maupun Logan, tubuh mereka berdua terjatuh di atas aspal dengan cukup keras. Seti

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 63. Keajaiban

    "Selamat tinggal."Itulah ucapan Paman Bong yang didengar Jenna, sebelum ia terbangun dari mimpi.Napas memburu dan wajah basah, karena air mata yang masih mengalir deras. Memeluk dirinya sendiri begitu erat, Jenna berusaha menenangkan diri. Ia tahu itu adalah mimpi dan semua, masih terasa begitu nyata.Kesedihan, melanda jiwa. Butuh waktu cukup lama, untuk menghentikan tangisan dan menenangkan diri. Jenna yang mulai tenang, membalikkan tubuh dan tidur telentang. Napasnya sudah kembali normal, hanya saja perasaannya masih begitu kacau.Membuka mata dan seperti biasa, disambut oleh kegelapan. Hanya saja, ini terasa lain. Ia dapat melihat cahaya rembulan yang lembut. Cahaya yang menerobos masuk, dari celah-celah tirai dan membuat Jenna dapat melihat langit-langit kamar.Apakah ia mendapatkan keajaiban? batin Jenna. Rasa takut dan antusias, menggantikan rasa sedih yang dirasakan tadi. Perlahan, ia bangkit dan turun dari ranjang

  • Harga Diri Seorang Wanita   Bab 62. Bukan Salahmu

    Setelah itu, tidak ada lagi yang berbicara. Jenna, memastikan tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Entah perlakuan Leo tulus, atau hanya pura-pura, ia tidak lagi memikirkan hal tersebut. Kebahagiaan, bukanlah sesuatu yang pantas dimiliki. Itulah yang diyakini oleh Jenna.Kembali ke kediaman, Jenna melakukan aktivitas seperti biasanya.Leo, mendatangkan seorang perawat profesional untuk mendampingi, tetapi Jenna langsung menolak. Ia yakin, perawat itu hanya akan memata-matai dan melaporkan segala sesuatu kepada Leo, sama seperti Maya, perawat yang diperkerjakan oleh ibu mertuanya.Dengan berat hati, Leo menyetujui penolakan Jenna dan meminta sang perawat untuk pergi.Jenna semakin menutup diri. Ia hanya akan berbicara saat ditanya, itu pun hanya satu atau dua kata yang diucapkan.***Hari demi hari, kembali berlalu. Leo semakin kesulitan, mendekati Jenna. Wanita itu akan memintanya pergi, jika ia datang mengh

DMCA.com Protection Status