Share

Bab 4. Berkunjung ke Kantor Mateo

Mateo duduk di kursi kebesarannya seraya menyesap wine yang berada di tangannya. Pikirannya tidak lagi berpikir jernih. Dia baru saja merasakan kebahagaian saat Selena melarikan diri dari pernikahan, tapi dalam hitungan detik kebahagiannya harus lenyap kala Miracle, saudara kembar Selena menggantikan Selena yang melarikan diri. Andai saja, Miracle tidak menggantikan Selena, hidupnya sudah pasti akan jauh lebih baik dan terbebas dari paksaan keluarganya.

Suara interkom terdengar membuat Mateo langsung mengalihkan pandangannya pada telepon yang terus berdering. Sesaat dia mengembuskan napas kasar kala ada yang mengganggunya. Ingin sekali dirinya lepas dari tanggung jawab sialan ini. Ya, menjadi anak satu-satunya dan pewaris De Luca Group membuat Mateo tidak memiliki pilihan lain untuk mengambil alih tanggung jawab perusahaan.

Dengan terpaksa, dan raut wajah yang begitu datar dan dingin Mateo menekan tombol hijau untuk memerima panggilan. “Ada apa? Kenapa kau menggangguku?” serunya saat panggilan sudah terhubung.

“Tuan Mateo, di luar ada Tuan Besar Antonio yang ingin bertemu. Sebelumnya saya sudah mengatakan anda sedang melakukan video conference, tapi beliau tetap memaksa bertemu, Tuan,” ujar sang sekretaris dari seberang line.

Mateo berdecak kesal seraya mengumpat dalam hati. Percuma saja, beralasan dirinya melakukan video conference, karena jika ayahnya itu ingin bertemu dengannya, segala alasan tidak akan pernah di dengar olehnya. “Minta pria tua itu untuk masuk.” Dia langsung menekan tombol merah mengakhiri panggilan.

Tak berselang lama, sosok pria paruh baya dengan wajah yang masih sangat tampan dan tubuh tegap melangkah masuk ke dalam ruang kerja Mateo. Dengan malas, Mateo menatap sang ayah yang mendekat ke arahnya.

“Kau baru satu hari menikah tapi kau sudah masuk bekerja! Kenapa kau tidak pergi berbulan madu, Mateo!” seru Antonio, sang ayah dengan tatapan tajam pada putranya itu.

“Aku menurutimu menikahi putri dari rekan bisnismu. Aku rasa itu sudah lebih dari cukup! Jangan pernah memaksaku untuk berbulan madu!” jawab Mateo tegas.

Antonio mendekat ke arah Mateo seraya menghunuskan tatapan yang kian menajam. “Bisakah kau tidak membangkang! Apa salahnya menikah dengan putri dari William Geovan? Kau bahkan memiliki istri yang sempurna. Meski kau tidak menikah dengan Selena, tapi kau tetap menikah dengan putri William Geovan. Lagi pula, Miracle sangat cantik serta berpendidikan. Dia sangat pantas bersanding denganmu!”

“Jika bagimu putri dari William Geovan sosok yang sempurna, kenapa tidak kau saja yang menikahinya?” balas Mateo begitu sarkas.

“Jaga bicaramu, Mateo De Luca!” bentak Antonio keras.

“Dad, pergilah! Aku sedang tidak ingin di ganggu. Selama ini aku selalu menurutimu, bukan? Aku membuang cita-citaku hanya karena dirimu. Aku juga sudah menikahi putri dari rekan bisnismu. Semua sudah aku turuti. Jangan lagi berharap lebih. Kau tenang saja, aku berjanji tidak akan pernah bercerai dengan Miracle. Di hadapan publik, mereka hanya tahu aku dan Miracle pasangan yang saling mencintai sesuai dengan apa yang kau harapkan!” Mateo menyambar wine yang berada di atas meja, dan menenggaknya hingga tandas. Dia mengambil rokok dan menghidupkan rokoknya. Dia tidak memedulikan tatapan tajam yang diberikan oleh ayahnya itu.

Antonio menggeram, berusaha mengendalikan emosinya. “Kau masih menggunakan nama De Luca di belakang namamu. Kau tidak memiliki hak untuk melawan perkataanku! Jika aku melepas nama belakangmu, tidak akan ada yang bisa kau kerjakan! Kau tidak bisa mengendalikan duniamu dengan hanya nama depanmu! Aku peringatkan padamu, kau harus belajar mencintai Miracle!”

Mateo mengumpat dalam hati. Sejak dulu ayahnya akan membawa nama belakangnya. Jika saja dia bisa melepas maka sudah lama dia melepas nama itu. Namun, semua keinginannya harus terkubur dalam karena Mateo tidak bisa membuang nama belakangnya. Semua dia lakukan karena menjaga perasaan Ibunya sendiri.

“Mateo,” Seorang wanita menerobos masuk ke dalam ruang kerja Mateo. Tepat di saat wanita itu menerobos masuk ke dalam ruang kerja Mateo—Gustav, asisten pribadi Mateo—mengejar sosok wanita  cantik itu.

Antonio dan Mateo langsung mengalihkan pandangan mereka kala mendengar sosok wanita yang menerobos masuk ke dalam. Seketika senyum di bibir Antonio terukir melihat Miracle berada di hadapannya.

“Maaf, aku mengganggu.” Miracle menundukkan kepalanya merasa tidak enak kala ada Antonio. Pantas saja saat dia masuk sudah di tahan oleh Gustav, tapi bukan Miracle namanya jika sifat keras kepalanya tidak ada. Tentu dia ingin membuktikan sendiri. Seperti sekarang dia telah membuktikan, dan dia merasa tidak enak karena mengganggu.

“Tuan Antonio, maaf Nyonya Miracle ingin bertemu denga Tuan Mateo,” Gustav menundukkan kepalanya di hadapan Antonio.

“Pergilah Gustav, Miracle berhak ke sini kapanpun yang dia inginkan,” jawab Antonio yang langsung membuat Miracle tersenyum.

“Baik, saya permisi.” Gustav pamit undur diri dari ruang kerja Mateo.

Mateo menatap dingin kala Miracle berada di ruang kerjanya. Dia hendak bertanya, tapi dia memilih mengurungkan niatnya karena tidak mungkin dia berdebat dengan Miracle di hadapan ayahnya. Tentu dia yakin ayahnya itu akan membela Miracle.

“Miracle, kemarilah,” pinta Antonio dengan tatapan penuh kasih sayang.

“Paman, maaf aku mengganggumu dengan Mateo.” Miracle melangkah mendekat ke arah Antonio. Lantas, dia sedikit menunduk karena terus merasa tidak enak.

“Miracle.” Antonio membawa tangannya mengelus lembut pipi Miracle. “Kau harus menanggilku Dad. Sekarang kau sudah menjadi istri Mateo. Sama saja dengan kau adalah putriku.”

Miracle mengangguk. “Iya, Paman. Maaf, maksudku Dad.”

Antonio tersenyum. “Kau belum terbiasa, tapi nanti kau akan terbiasa. Ya sudah, Dad pergi dulu. Daddy tidak akan menggangu kau dan Mateo.”

“Hati-hati, Dad,” jawab Miracle dengan senyuman di wajahnya.

Antonio mengecup kening Miracle. Lantas dia berjalan meninggalkan ruang kerja Mateo. Saat Antonio sudah pergi, Miracle langsung melangkah mendekat ke arah Mateo yang duduk di kursi.

“Bagaimana kau tahu kantorku?” Belum juga Miracle berucap, Mateo sudah lebih dulu bertanya dengan suara yang begitu dingin dan menusuk.

“De Luca Group, perusahaan terbesar di Italia. Bagaimana aku tidak tahu kantor pusat De Luca Group?” Miracle semakin mendekat, dan dengan santai dia duduk di atas meja seraya melanjutkan perkatannya, “Aku tidak suka berbasa-basi, tujuanku ke sini karena aku ingin bilang besok aku akan ke Roma.”

“Untuk apa kau ke Roma? Kau ingin melarikan diri seperti saudara kembarmu?” Mateo balik bertanya dengan sarkas.

Miracle mendengkus tak suka. Dia tidak langsung menjawab. Dia mengambil gelas yang berisikan wine di tangan Mateo, lalu menyesapnya perlahan, “Aku baru tahu seorang Mateo De Luca bisa berpikir begitu cerdas. Jika aku melarikan diri, aku tidak akan mengatakan aku akan ke Roma. Tujuanku ke Roma, karena mengambil barang-barang pribadiku di sana. Lagi pula jarak Milan dan Roma tidaklah jauh. Aku hanya pergi ke luar kota bukan ke luar negeri.”

Mateo menyeringai mendengar perkataan yang terlontar dari Miracle. Sesaat dia melihat Miracle dengan begitu lekat. Miracle dan Selena bagaikan langit dan bumi. Keduanya memiliki paras yang sangat cantik. Meski kembar, tapi mereka tidaklah mirip karena memang Selena dan Miracle bukan kembar identik. Bukan hanya wajah yang tidak sama, tapi sifat pun tidak sama.

Selena terkenal begitu anggun. Bahkan cara bicara Selena sangat lembut. Berbeda dengan Miracle yang keras dan cenderung berani. Lihat saja, Mateo baru pertama kali melihat wanita yang lahir dari keluarga terpandang bisa duduk dengan santai di atas meja.

Selama ini, Mateo begitu mengenal wanita yang lahir dari keluarga terpandang akan memperhatikan tingkah lakunya. Harus dia akui, Miracle adalah wanita yang berbeda. Namun, sayangnya meski Miracle berbeda, dia tidak pernah peduli sama sekali.

Mateo beranjak dari tempat duduknya, dia mendekat ke arah Miracle dan menarik dagu wanita itu dengan jemarinya. “Apa kau tidak bertanya pada Jordan, asistenmu?” bisiknya dengan nada begitu menusuk di telinga Miracle.

Kening Miracle berkerut, menatap bingung Mateo. “Bertanya apa maksudmu, Mateo?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status