Rahma mencoba berteriak, saat dia orang berpakaian hitam mendatangi kamar. Tetapi suara dari Rahma langsung dibungkam oleh salah seorang perampok tersebut. Sehingga ia tidak bisa berteriak sekencang mungkin. Mulut Rahma segera ditutup oleh lakban tebal berwarna hitam. Kedua tangan Rahma diikat oleh kain dengan begitu kuat. Pun dengan kaki Rahma yang juga diikat kuat oleh salah seorang perampok tersebut. Sehingga Rahma tidak bisa melakukan tindakan apapun lagi. Dengan mudah kedua perampok itu pun mencuri segala benda berharga milik Rahma. Mereka mengambil semua harta benda Rahma yang ada di dalam kamar. Termasuk menggasak kartu ATM Rahma. Sepertinya mereka mengetahui sandi dari ATM Rahma. Sehingga mereka mengambil kartu ATM Rahma yang memiliki nominal ratusan juta tersebut. Rahma tidak berdaya, ia hanya menangis dengan suara tangis nyaris tidak terdengar. Rahma begitu bersedih dengan harta benda miliknya digasak oleh perampok tersebut. Ia merasa ini adalah hal yang tidak pernah di d
Rahma langsung tidak berdaya, saat mendengar kabar ayah tercinta dilarikan ke rumah sakit. Tentu ia terpukul dengan kondisi dari sang ayah yang harus dilarikan ke rumah sakit. Rahma merasa ini adalah hal yang tidak pernah di duga. Bagaimana ayah Rahma yang terlihat bugar, sampai dilarikan ke rumah sakit. Rahma segera pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya tersebut. Ia khawatir hal buruk akan terjadi pada sang ayah tercinta. Dengan keberadaan dia di dekat ayahnya, mungkin itu bisa mengobati rasa takut yang bisa terjadi pada kondisi ayah Rahma. Siti tidak bisa menemani Rahma pergi ke rumah sakit. Masih ada sedikit urusan yang harus dilakukan oleh Siti. Sehingga dia menolak untuk ikut bersama dengan Rahma. Padahal Rahma berharap Siti akan bersama dengan dia di hari ini. Tetapi Siti justru menolak untuk ikut bersama dengan Rahma. "Maafkan saya Mbak Rahma. Saya tidak bisa ikut dengan Mbak Rahma. Saya harus pergi ke rumah saudara saya." ucap Siti dengan penuh penyesalan. "Baiklah
Jordan yang baru pulang dari rumah sakit, hampir terjatuh saat pembantu di rumahnya memberikan sebuah surat pemanggilan. Dia tidak percaya, akan ada orang yang melaporkan dirinya. Padahal Jordan sendiri adalah korban dari kejahatan seseorang. Jordan tidak kuasa membaca surat panggilan polisi yang datang padanya. Di mana Jordan harus berurusan dengan kepolisian. Ini adalah kali pertama dalam hidup Jordan harus datang ke kantor polisi dengan persoalan kriminal. Biasanya dia datang ke kantor polisi untuk memperpanjang surat izin mengemudi atau SIM. Begitu juga dalam memperpanjang surat lainnya, seperti SKCK. Kini Jordan harus datang sebagai terdakwa atas dugaan video porno. Sebuah hal yang tidak pernah di duga oleh Jordan sebelumnya. Bagaimana dirinya akan pergi ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai terdakwa. Surat pemanggilan yang awalnya kering, secara perlahan mulai basah oleh air mata dari Jordan. Jordan sudah tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya akan menjadi sor
Entah sampai kapan ujian berat dalam hidup Rahma ini akan berakhir. Tetapi dia kembali mendapatkan sebuah kabar yang kurang baik. Surat pemanggilan dari dirinya, datang ke hadapan Rahma dengan begitu cepatnya. Ini benar-benar di luar dugaan dari Rahma. Sehingga ia merasa hidupnya semakin hancur tidak karuan. Rahma enggan membaca surat pemanggilan yang datang pada dirinya. Ia takut untuk bertemu dengan awak media yang sudah pasti akan menyerbu saat berada di kantor polisi. Ketakutan yang membuat Rahma semakin khawatir akan nasib masa depannya. "Ahhhrrrhhh.... Kapan semua ini akan berakhir!!! Aku sudah lelah dengan semua kenyataan pahit ini. Aku capek!" ucap Rahma sembari merobek surat panggilan polisi. Rahma langsung duduk di atas sofa. Menangis dengan suara yang begitu kerasa, merasakan hidup yang semakin tidak adil untuk dirinya. Rahma rasakan sudah kehilangan semangat untuk hidup dengan semua kenyataan pahit yang harus diterima oleh dirinya. Ia semakin keras menangis, membayangk
Ada banyak nama yang mungkin bisa menjadi pilihan dari Rahma dalam menangani kasus yang sedang membelitnya saat ini. Nama-nama beken nan terkenal sudah Rahma kantongi sebagai pengacara yang mungkin akan membela dirinya. Tetapi satu hal yang membuat Rahma harus berpikir ulang. Di mana ia harus memikirkan bayaran untuk pengacara yang akan dia gunakan jasanya. Tentu tidak murah untuk membayar pengacara. Sebab mereka memiliki nama besar yang sudah pasti tidak murah saat akan membayarnya. Nama besar itu pun menjadikan mereka memiliki harga yang fantastis. Perampok di rumahnya sama sekali tidak terendus oleh pihak kepolisian. Rahma merasa panik untuk bertemu dengan pihak keamanan. Rahma pun tidak melaporkan kasus perampokan yang terjadi di apartemen miliknya. Semua uang Rahma terkuras habis, begitu juga dengan harta benda yang selama ini Rahma miliki. Hanya ada satu mobil mewah yang di miliki oleh Rahma. Sisanya, ia sama sekali tidak memiliki apapun lagi. Sehingga dia bingung untuk memba
Jordan terlihat tidak nyaman saat kerumunan wartawan mulai menghampiri dirinya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka, akan ada banyak wartawan yang akan menghampiri dirinya dalam memenuhi panggilan dari pihak berwajib. Mereka pun langsung menyodorkan michrophone mereka pada Jordan. Dengan sedikit pertanyaan yang cukup mengganggu Jordan. "Bagaimana kabar, Mas Jordan?" "Apakah Mas Jordan siap dengan segala konsekwensinya?" "Bagaimana karier Mas Jordan saat ini?""Apakah Mas Jordan tahu siapa penyebar video mesum tersebut?" Pengacara yang diberikan Egi pada Jordan, mencoba membantu Jordan dalam melewati lautan pengacara yang menghalangi jalannya. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan momen yang tidak begitu baik. Di mana ada banyak pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan oleh para pewarta itu pada Jordan. Dia pun begitu pengap dengan lautan wartawan yang datang mengerumuni dirinya. Untung saja Egi datang di waktu yang tepat. Sehingga dia bisa menolong Jordan dalam me
Jordan langsung menepuk pundak Egi berulang kali. Dia merasa beruntung bisa memiliki teman seperti Egi. Di kala semua orang mulai menjauh dari kehidupannya. Egi dengan senang hati datang untuk memberikan dukungan penuh pada Jordan. Sehingga Jordan tidak merasa sendiri dalam menghadapi semua kenyataan pahit yang harus diterima oleh dirinya. "Gue tidak tahu harus ngomong apa lagi sama loe. Tapi gue cuman bisa bilang terima kasih untuk bantuan yang Sudan loe berikan pada gue. Tidak bisa diganti oleh apapun. Terima kasih brother." ucap Jordan dengan wajah takjub. "Santia saja. Selama gue masih mampu, gue bakal tolong loe terus. Karena gue tahu, loe cuman jadi korban dari orang usil. Tentu melakukan tindakan yang seperti itu seharusnya tidak menjadi perkara yang besar. Sebab itu hanya koleksi pribadi. Bukan untuk dijual pada siapapun. Jadi tidak harus mendapatkan penghakiman seperti itu." balas Egi dengan santai. Jordan menatap wajah Egi dengan tatapan yang penuh rasa syukur. Sama sekal
Rahma langsung terhentak saat melihat Egi berdiri di depan pintu apartemen. Dia sama sekali tidak menyangka, pria yang semasa sekolah dia tolak mentah-mentah. Kini berada di depan apartemen untuk menolong dirinya. Tidak sendiri, Egi datang dengan seorang pengacara berpengalaman. Sehingga tidak harus ada ketakutan yang akan dirasakan oleh Rahma dalam menghadapi pemanggilan pihak kepolisian. Semuanya akan berjalan baik untuk keduanya. Rahma tidak mampu menatap kedua mata Egi. Ia masih cukup malu untuk bisa bertegur sapa dengan Egi. Sebab masih ada sedikit rasa malu yang dirasakan oleh Rahma dalam kenangan buruk yang tercipta antara keduanya. Begitu buruk untuk Rahma ingat, sehingga ia merasa sama sekali tidak pantas untuk bisa bertemu dengan Egi. "Apa kabar, Rahma?" tanya Egi dengan sedikit tertegun. "Baik, kamu sendiri?" jawab Rahma tertunduk. "Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja. Aku senang bisa bertemu kembali dengan kamu. Aku tidak pernah berpikir kita akan bertemu di w