Hancur Karena Notifikasi M-banking
Part 36**
Kupandang Mira lekat yang masih terdiam memandang keluar jendela. Aku yakin, dia bukan tidak dengar dengan semua penuturan Linda, tapi dia hanya tidak ingin menjawab. Selain itu, aku juga yakin bahwa Mira akan sembuh dan bisa membantuku menjerat Linda serta Mas Bayu.
Wajahnya cantik, hanya memang tak secantik Linda yang perawatan penuh, tubuhnya juga kurus tak seperti Linda yang sintal. Wajar, jika Mas Bayu sampai menduakan cinta kami hanya untuk Linda.
Kuhembuskan nafas kasar, lalu mendekatinya dan duduk di sisi ranjang sepertinya.
"Hai ... Mira," sapaku pelan, tapi lagi-lagi tak ada jawaban darinya.
Aku lantas berdiri dan mengambil sisir di atas nakas miliknya, tanganku dengan telaten menyisiri rambutnya yang kusut. Andai saja ia terawat pasti akan lebih cantik dari ini.
"Cepatlah sembuh, Mir. Kami semua menunggu jawabanmu," ungkapku pelan.
Tanganku seketika terhenti ketika k
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 37**Ba'da Maghrib Deva baru sampai di rumahku, katanya ada kepentingan mendadak sehingga ia tak bisa segera datang ke rumah. Kami baru saja selesai Sholat Maghrib ketika Deva mengucap salam di depan pintu. Aku lantas membukakan pintu untuknya, lalu menyuruhnya masuk dan ikut makan malam bersamaku dan kedua orang tuaku."Tidak usah repot-repot, aku makan nanti aja di rumah," ucapnya pelan saat aku mengjaknya ke ruang makan."Tidak apa-apa. Ayo ... Nanti Bapak marah, loh. Lagian juga cuma makan," ajakku lagi."Deva, ayo sini. Nggak usah malu, cuma makan aja kok. Nggak apa-apa," teriak Bapak dari arah ruang makan.Deva menggaruk kepalanya asal, lalu tersenyum dan berjalan di belakangku. Persis seperti anak muda yang tengah malu saat bertemu dengan orang tua kekasihnya. Lucu sekali.Hingga akhirnya kami makan dengan hangat, Bapak pun juga tak terlihat kaku pada Deva. Membuatku merasa nyaman d
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 38**Pertemuanku kemarin sore dengan Jihan membuat kepalaku sedikit pening. Aku tak tahu harus memulai semuanya dari mana, Deva pun juga terlihat kesulitan dalam hal ini.Hampir semalaman aku tak bisa tidur karena memikirkan bagaimana caranya bisa meyakinkan Mira agar ia mau berkata sejujurnya dan menceritakan detail peristiwa yang ia ketahui.Kupegang kepalaku yang masih sedikit pening, berusaha bangkit dari ranjang meski aku baru tidur beberapa jam karena harus berangkat kerja seperti biasa. Jika dulu aku selalu bersemangat ketika akan berangkat kerja, sekarang aku menjadi sedikit tak bersemangat karena ada Adit di puskesmas.Tokk tokk tokkKudengar daun pintu kamar di ketok oleh seseorang dari luar, pasti itu Ibu atau kalau tidak Mbak di rumah.Aku lantas bangkit dan membuka pintu perlahan, rupanya Ibu lah yang berdiri di depan pintu dengan membawa senampan sarapan untukku."Bu,
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 39**Deva memandangku lekat saat kami baru saja keluar dari ruangan sidang putusan perceraianku. Pada akhirnya, hari ini aku resmi menyandang status janda dari Bayu Pradipta."Kamu baik-baik saja, kan?""Em ... Iya, aku baik." Sedikit berbohong, aku kemudian duduk disebuah kursi.Deva berdiri di depanku, seakan ia paham apa yang kini sedang kurasaka. Seharusnya aku dan Mas Bayu bisa hidup bahagai meski tanpa seorang anak, tapi ternyata semuanya semu, bohong, dan dusta. Selama ini ternyata Mas Bayu hanyalah menjadikanku sebagai tameng atas kemiskinan dan perbuatan buruknya."Kamu harua bangkit, tidak semestinya kagi terpuruk," ucap Deva menguatkanku.Aku memandangnya sekilas dan tersenyum tipis, semoga saja setelah perceraianku ini semua akan berjalan lebih baik lagi. Tugasku sekarang hanyalah mengusut tuntas di mana Linda dan Rio berada."Nurma," sapa Mas Bayu saat aku hendak
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 40(POV Deva)Namanya Nurma, perempuan bermata cokelat yang kukenal beberapa waktu yang lalu. Dia adalah perempuan yang tangguh dan pekerja keras.Awal mula aku mengenalnya saat ia memintaku untuk menyelidiki sebuah kasus yang menyangkut rumah tangganya. Hingga akhirnya hubungan kami lebih sering terjalin karena hal itu. Ia juga tak segan membayarku dengan tarif mahal setiap kali aku berhasil membongkar sebuah rahasia yang ia cari.Hari ini, dia resmi bercerai dengan lelakinya. Pria yang telah menemaninya selama hampir lima tahun karena sebuah alasan yang sangat jahat.Dia duduk termenung sendiri di kursi taman, menungguku yang sedang membeli minuman dingin.Beberapa hari yang lalu kami sudah berhasil mendapatkan bukti perihal kejahatan mantan suami dan iparnya. Semua sudah terkuak, kami hanya tinggal menunggu polisi menemukan keberadaan Linda dan anaknya yang hilang bak di telah bumi.
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 41**Roda mobil milik Deva melaju pelan, aku sengaja menurunkan kaca jendela agar udara segar dapat masuk ke dalam mobil. Sedangkan Deva memilih menyalakan audio dengan lagu romantis."Sejak kapan kamu suka lagu romantis?""Em ... Sejak ... Sejak dulu lah. Kamu aja yang nggak tau,"Aku mencibir, lalu kembali fokus pada pemandangan hijau di luar sana."Mana mungkin, kamu kan sukanya lagu remix. Baru sekali ini aku dengar kamu suka lagu romantis.""Yaudah, aku ganti, nih," sahut Deva sembari mengganti lagu yang masih terputar separuh menjadi lagu remix yang sangat memekakkan telinga.Kugelengkan kepalaku pelan, Deva memang pria yang sulit ditebak. Suasana hatinya pun bisa berubah sewaktu-waktu.Kedua orang tuaku pun juga sudah semakin dekat dengan Deva. Mereka mengatakan kalau Deva ini adalah pria yang sangat bertanggung jawab dan peduli dengan sesama.Mema
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 42**Kuhempaskan tubuhku kasar ke atas kursi ruang kerja. Rasanya hatiku geram saat bertemu dengan Adit di ambang pintu depan, ia tersenyum sinis tanpa menyapaku."Lho, kok kamu masuk?" tanya Santi saat tahu aku datang ke puskesmas.Lagi-lagi aku mendengus kesal, jika bukan karena Adit yang memaksaku maka aku pun juga tak akan berangkat kerja."Iya, tuh dokter baru yang songong itu. Nyuruh aku berangkat kerja. Katanya ada yang penting." Kubuka tas selempangku, lalu mengeluarkan ponsel tipisku.[Va, aku ada pekerjaan mendadak. Maaf, tidak bisa menemani Bu Maryam ke rumah sakit sekarang.]Kukirim pesan singkat itu pada Deva. Aku takut jika nanti Deva menungguku.Aku lantas memulai pekerjaanku, agar semua selesai dengan cepat dan aku pun bisa segera menemani Bu Maryam ke rumah sakit.Namun, belum sempat aku bernafas lega, Adit sudah berdiri di depanku dan meletakkan satu m
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 43 ** "Nurma, sungguh. Aku minta maaf." Mas Bayu menunduk pasrah, saat polisi memanggilnya untuk bertemu denganku dan Deva. "Minta maaf katamu? Mas, dia orang yang udah masukin kita ke penjara. Masa kamu masih minta maaf sama dia," sahut Linda tak berakal. Kulirik sekilas wanita congkak itu, rupanya jerat jeruji besi pun tak mengubah sifatnya sedikit pun. "Diam. Ini semua gara-gara kamu. Andai aku tak menuruti apa yang kamu inginkan, pasti semua ini tidak akan terjadi!" bentak Mas Bayu berang, sedangkan Deva hanya terlihat menyandarkan tubuhnya dan tersenyum sinis. "Tutup mulutmu ya, Mas. Salahku katanya? Kamu lupa, siapa yang merengek nggak mau aku tinggalin? Udaj mandul, suka fitnah." Astaghfirullah ... Mandul? Apa yang dikatakan Linda. "Heh, dengar, ya Nurma. Kamu itu udah dibohongi sama laki-laki ini. Dia itu sebenarnya mandul. Nggak bisa punya anak. Semua data yang
Hancur Karena Notifikasi M-bankingSeason 2Part 1~~~~~~"Jangan mendekatiku atau aku akan membunuhmu!"Hidup itu bagai sebuah rollercoaster. Saat ia merangkak naik, perlahan dan tenang. Namun, saat ia turun. Semua akan berbanding terbalik dengan pada saat ia naik. Menukik tajam dan sangat kencang, hingga membuat hati siapapun seakan hancur. Dan hanya orang-orang yang kuat lah yang sanggup bertahan hingga akhir dengan perasaan damai.Seperti itulah pengibaratanku kepada wanita yang kini tengah duduk di sampingku, Nurma. Janda muda yang baru beberapa hari ini resmi bercerai dengan suaminya karena suatu hal. Ya, karena suatu hal. Karena kisahnya tak pantas untuk aku ceritakan lagi, cukup kami lah yang tahu dan patut diambil pelajarannya.Dia wanita yang baik, berpendidikan, dan penyayang. Namun sayang, ternyata masih ada orang berhati kotor yang tega menyakiti hatinya.Dengan tawa nyaring ia kembali fokus ke makanan yang ada di hada