Hancur Karena Notifikasi M-banking
Part 40(POV Deva)
Namanya Nurma, perempuan bermata cokelat yang kukenal beberapa waktu yang lalu. Dia adalah perempuan yang tangguh dan pekerja keras.
Awal mula aku mengenalnya saat ia memintaku untuk menyelidiki sebuah kasus yang menyangkut rumah tangganya. Hingga akhirnya hubungan kami lebih sering terjalin karena hal itu. Ia juga tak segan membayarku dengan tarif mahal setiap kali aku berhasil membongkar sebuah rahasia yang ia cari.
Hari ini, dia resmi bercerai dengan lelakinya. Pria yang telah menemaninya selama hampir lima tahun karena sebuah alasan yang sangat jahat.
Dia duduk termenung sendiri di kursi taman, menungguku yang sedang membeli minuman dingin.
Beberapa hari yang lalu kami sudah berhasil mendapatkan bukti perihal kejahatan mantan suami dan iparnya. Semua sudah terkuak, kami hanya tinggal menunggu polisi menemukan keberadaan Linda dan anaknya yang hilang bak di telah bumi.
<Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 41**Roda mobil milik Deva melaju pelan, aku sengaja menurunkan kaca jendela agar udara segar dapat masuk ke dalam mobil. Sedangkan Deva memilih menyalakan audio dengan lagu romantis."Sejak kapan kamu suka lagu romantis?""Em ... Sejak ... Sejak dulu lah. Kamu aja yang nggak tau,"Aku mencibir, lalu kembali fokus pada pemandangan hijau di luar sana."Mana mungkin, kamu kan sukanya lagu remix. Baru sekali ini aku dengar kamu suka lagu romantis.""Yaudah, aku ganti, nih," sahut Deva sembari mengganti lagu yang masih terputar separuh menjadi lagu remix yang sangat memekakkan telinga.Kugelengkan kepalaku pelan, Deva memang pria yang sulit ditebak. Suasana hatinya pun bisa berubah sewaktu-waktu.Kedua orang tuaku pun juga sudah semakin dekat dengan Deva. Mereka mengatakan kalau Deva ini adalah pria yang sangat bertanggung jawab dan peduli dengan sesama.Mema
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 42**Kuhempaskan tubuhku kasar ke atas kursi ruang kerja. Rasanya hatiku geram saat bertemu dengan Adit di ambang pintu depan, ia tersenyum sinis tanpa menyapaku."Lho, kok kamu masuk?" tanya Santi saat tahu aku datang ke puskesmas.Lagi-lagi aku mendengus kesal, jika bukan karena Adit yang memaksaku maka aku pun juga tak akan berangkat kerja."Iya, tuh dokter baru yang songong itu. Nyuruh aku berangkat kerja. Katanya ada yang penting." Kubuka tas selempangku, lalu mengeluarkan ponsel tipisku.[Va, aku ada pekerjaan mendadak. Maaf, tidak bisa menemani Bu Maryam ke rumah sakit sekarang.]Kukirim pesan singkat itu pada Deva. Aku takut jika nanti Deva menungguku.Aku lantas memulai pekerjaanku, agar semua selesai dengan cepat dan aku pun bisa segera menemani Bu Maryam ke rumah sakit.Namun, belum sempat aku bernafas lega, Adit sudah berdiri di depanku dan meletakkan satu m
Hancur Karena Notifikasi M-bankingPart 43 ** "Nurma, sungguh. Aku minta maaf." Mas Bayu menunduk pasrah, saat polisi memanggilnya untuk bertemu denganku dan Deva. "Minta maaf katamu? Mas, dia orang yang udah masukin kita ke penjara. Masa kamu masih minta maaf sama dia," sahut Linda tak berakal. Kulirik sekilas wanita congkak itu, rupanya jerat jeruji besi pun tak mengubah sifatnya sedikit pun. "Diam. Ini semua gara-gara kamu. Andai aku tak menuruti apa yang kamu inginkan, pasti semua ini tidak akan terjadi!" bentak Mas Bayu berang, sedangkan Deva hanya terlihat menyandarkan tubuhnya dan tersenyum sinis. "Tutup mulutmu ya, Mas. Salahku katanya? Kamu lupa, siapa yang merengek nggak mau aku tinggalin? Udaj mandul, suka fitnah." Astaghfirullah ... Mandul? Apa yang dikatakan Linda. "Heh, dengar, ya Nurma. Kamu itu udah dibohongi sama laki-laki ini. Dia itu sebenarnya mandul. Nggak bisa punya anak. Semua data yang
Hancur Karena Notifikasi M-bankingSeason 2Part 1~~~~~~"Jangan mendekatiku atau aku akan membunuhmu!"Hidup itu bagai sebuah rollercoaster. Saat ia merangkak naik, perlahan dan tenang. Namun, saat ia turun. Semua akan berbanding terbalik dengan pada saat ia naik. Menukik tajam dan sangat kencang, hingga membuat hati siapapun seakan hancur. Dan hanya orang-orang yang kuat lah yang sanggup bertahan hingga akhir dengan perasaan damai.Seperti itulah pengibaratanku kepada wanita yang kini tengah duduk di sampingku, Nurma. Janda muda yang baru beberapa hari ini resmi bercerai dengan suaminya karena suatu hal. Ya, karena suatu hal. Karena kisahnya tak pantas untuk aku ceritakan lagi, cukup kami lah yang tahu dan patut diambil pelajarannya.Dia wanita yang baik, berpendidikan, dan penyayang. Namun sayang, ternyata masih ada orang berhati kotor yang tega menyakiti hatinya.Dengan tawa nyaring ia kembali fokus ke makanan yang ada di hada
Part 2~~~~~~Hariku kembali berwarna setelah kehadiran Nurma, perempuan manis yang kini sedang menikmati kesendiriannya pasca kandasnya hubungannya yang pertama dengan suaminya, Bayu. Ya, Bayu namanya. Laki-laki tak beradab yang tega mempermainkan perasaan Nurma begitu dalam.Ah ... Andai saja ia bertemu denganku lebih dulu, pasti aku tidak akan mengecewakan wanita seperti Nurma. Namun, tak masalah, karena tanpa rasa sakit itu mungkin kini aku tak akan tahu bahwa sesungguhnya Nurma adalah wanita yang kuat dan tangguh.Kutatap wajah mungilnya dari balik kaca mobil, ia berjalan pelan menghampiri mobil yang berhasil kulunasi dengan bayaran yang kuterima darinya, yaitu mencari tahu tentang masalalu mantan suami dan iparnya.Hari ini ia terlihat lebih segar, dengan memakai atasan warna hijau muda, celana jins dan tas selempang kecil terpasang di bahunya. Ia juga tak pernah lupa mengenakan jam tangan kecil di lengan kirinya, meskipun kecil tapi aku bisa
Part 3~~~~~~Jika biasanya aku selalu semangat setiap kali jam kerja Nurma selesai, tapi tidak kali ini. Itu semua karena Yosy memaksaku untuk bertemu dengannya. Ya ... Tepat saat aku akan bertemu dengan Nurma. Padahal tahu sendiri kan, saat-saat bersama Nurma itu sangatlah aku nanti. Tapi Yosy merusak segalanya."Va, kamu nggak pulang?" ucap Nesa, wanita yang meminta bantuanku untuk menyelidiki dimana ayahnya yang pergi tanpa kabar selama sebulan ini."Bentar deh. Kamu duluan aja, jangan lupa kirimin berkas-berkas bokap kamu, ya. Kalau bisa besok mau aku kerjain," jawabku singkat dengan dijawab anggukan kepala olehnya.Kubuka benda pipih di saku celanaku. Pukul setengah dua belas, sedangkan Nurma pulang pukul satu.[Nur, seandainya kamu jemput Mira sendiri bisa nggak? Sama Bu Maryam aja? Aku mendadak ada urusan penting nih]Dengan lesu kukirim pesan singkat itu pada Nurma. Semoga saja ia tak keberatan dengan permintaanku.[Ba
Part 4~~~~~~Untuk beberapa saat tubuhku membeku setelah mendengar penuturan Nurma, bahwa seorang teman yang ia ceritakan juga bernama Yosy. Sama seperti wanita yang kini mengikat cinta denganku."Va, kamu kenapa?" tanya Nurma membuyarkan lamunanku."Ah ... Maaf, aku tidak sengaja. Tiba-tiba saja kepalaku pening," kilahku dengan memijit pelan pelipisku."Gantian aku yang nyetir, ya? Kamu duduk aja di sini,""Nggak usah, aku masih kuat," jawabku lantas menginjak pedal gas pelan. Masih terngiang jelas di telingaku saat Nurma menceritakan detail tentang temannya yang juga bernama Yosy."Nur, mengenai temanmu tadi, emang namanya Yosy siapa?" tanyaku sedikit penasaran, aku hanya ingin memastikan bahwa Yosy yang ia ceritakan bukanlah Yosy yang kukenal."Oh, tadi. Namanya Yosy Maharani. Kamu kenal?"DeghYosy Maharani? Sama persis dengan Yosy yang siang tadi sudah memaksaku untuk memenuhi semua kemauannya.Astaga
Part 5~~~~~"Adit! Tunggu. Sudah cukup kamu memperlakukanku seperti ini. Entah apa yang mendasari rasa bencimu hingga kini kamu merasa sangat dendam kepadaku, tapi aku mohon, maafkan aku, lupakan ... Mari kita hidup dengan lembaran baru," tandas Nurma saat kami berpapasan dengan seorang pria yang beberapa kali bertemu denganku dan Nurma.Pria yang disebut sebagai Adit itu menoleh, sesaat setelah ia dengan sengaja menabrak bahu Nurma kasar. Suasana ramai parkiran rumah sakit tak menjadikannya diam dan tak mencari gara-gara dengan Nurma."Jika memang kamu menginginkanku tak menemui dan ada di depan matamu lagi, akan aku lakukan, tapi tolong ... Jangan bersikap seperti anak kecil seperti ini. Toh semua sudah berlalu, tak seharusnya kita terus terjerat pada kenangan masa lalu." Nurma kembali berceloteh, membuatku semakin bingung dengan mereka berdua. Sebenarnya, ada hubungan apa?Tanpa menjawab perkataan Nurma, pria itu melengos dan pergi meninggalkan