Share

Bab 77

Penulis: Asri Faris
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 14:40:56
Sudah dua pekan Tsabi tinggal di kediaman abinya. Waktu terasa begitu lama, mungkin karena hatinya tengah tidak baik-baik saja.

"Tsabi berangkat dulu Ummi," pamit perempuan itu usai sarapan.

Berbekal motor milik ibunya, Tsabi mulai memulai aktivitasnya pagi ini mengajar di sekolah menengah pertama yang letaknya tak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Masih satu kawasan dengan komplek Al hasan. Lebih tepatnya di sebrang depan kampus yang didirikan keluarga besarnya.

Perlahan tapi pasti, seiring dengan berjalannya waktu, perempuan itu mulai menata kehidupannya kembali. Tidak ingin terlalu larut dengan kegagalan rumah tangganya yang kini tengah dalam proses perpisahan.

Tidak ada kabar dan ikhtikad baik dari Shaka, membuat Tsabi memberanikan diri mengambil keputusan yang sulit. Dia benar-benar ingin mengajukan perceraian. Bahkan sudah mendaftarkan ke pihak pengadilan agama.

Hal yang sebenarnya sulit untuk Tsabi lakukan. Namun, berharap itu yang terbaik untuk mereka berdua. Karena kega
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Dwi MaRITA
wah..... angel... watak & tabiatmu tak secantik namamu....
goodnovel comment avatar
Duma Candrakasi Harahap
ish,,,geram ny lihat si angel,,pemgen kupukul kk pakek sutil dirumah huhuhu.
goodnovel comment avatar
Etik Pujiati
Semoga apa yg direncanakan Angel kembali ke dirinya sendiri Dan semoga Shaka lbih Istiqomah lagi agar kehidupannya semakin membaik menjauhi dunia hitam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 78

    "Angel, ngapain di sini?" tanya Tsabi terperangah melihat adik angkat dari suaminya itu menemuinya. "Hai, Tsa, maaf, aku menunggumu di sini. Kenapa tidak mengangkat telponku?"' Angel sengaja menemui Tsabi setelah mengajar hendak pulang. " Kapan kamu menghubungi, maaf, mungkin pesannya tertimbun," ujar wanita itu menyambutnya ramah. "Sebenarnya ada yang mau aku omongin, bisa kita bicara?" pinta Angel datang secara khusus. "Ada apa Angel, katakan saja apa yang ingin kamu sampaikan," ujar Tsabi tak ingin basa-basi. Energinya sudah berkurang banyak kalau siang begini, usai mengajar Tsabi ingin cepat sampai rumah. "Bisakah aku meminta waktumu?" kata perempuan itu mendesak. "Mau ngobrol di mana?" ujar Tsabi akhirnya mengiyakan. Keduanya bertolak ke sebuah kafe yang tidak begitu jauh dari sekolahan. "Maaf Tsabi, apakah kamu masih berhubungan dengan Shaka?" tanya Angel sok peduli. "Tidak, memangnya kenapa?" tanya Tsabi datar. Memang benar begitu, sejak Tsabi pulang, mereka tidak lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 79

    "Angel, kok berhenti? Kenapa?" tanya Tsabi saat mobil Angel tiba-tiba menepi. Gadis itu menatap wajah gusar Angel yang entah memikirkan apa. "Mm ... maaf Tsabi, sepertinya paman tidak bisa bertemu sekarang. Aku juga nggak bisa nganter kamu pulang. Nggak apa kan kalau besok saja," kata perempuan itu dadakan. "Owh gitu, ya udah nggak apa. Mumpung masih sore juga. Aku langsung pulang saja," kata Tsabi tak ada rasa curiga. Dia sebenarnya agak kurang nyaman diturunkan di pinggir jalan begini, tetapi ya sudahlah tidak mengapa. Mumpung masih sore juga, Tsabi bisa memesan taksi atau ojol untuk menjemputnya. "Sorry banget ya, hati-hati di jalan!" ucap Angel tiba-tiba berubah pikiran. Dia merasa bertentangan dengan hati nurani saat apa yang ingin dia realisasikan justru pikirannya melayang jauh tentang ibunya Tsabi yang nantinya bisa sangat terluka. Angel pulang tanpa membawa Tsabi. Hal itu tentu saja membuat paman murka. Hal yang sudah direncanakan terancam gagal total. "Maaf paman, Ange

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 80

    Tsabi tak menghentikan tatapannya dari sosok tampan yang tengah fokus di jok kemudi. Walaupun wajahnya tertutup masker, dengan penutup kepala, tetapi dari suaranya saja Tsabi sudah bisa menebak pria di sampingnya. "Kencangkan sabuk pengamannya, Tsabi, aku akan menambah kecepatannya," titah Shaka begitu melihat mobil Saga mendekat. Pria itu memang sepertinya bosan hidup karena berani mengusik istrinya. Tsabi berpegangan erat sembari menahan napas. Merasakan jantungnya berpacu cepat. Batinnya tak berhenti mengucap kalimah istighfar agar selamat dari kejaran pria tak bertanggung jawab di belakangnya. Perempuan itu menoleh ke belakang dengan raut cemas. Kenapa sekarang bukan hanya satu mobil yang mengejarnya, nampak beberapa mobil berpacu di jalanan dengan kecepatan penuh. "Mas, kenapa mobil-mobil di belakang sana mengejar kita? Apa yang mereka inginkan?" tanya Tsabi gusar. Shaka menoleh, menatap beberapa detik wajah cemas istrinya. Ada banyak rindu yang belum sempat terucap, wanita d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 81

    "Bertahan, aku akan mencari bantuan," ujar Shaka kebingungan. Tidak tahu harus melakukan apa saat Tsabi mengeluh mual. Shaka bingung sendiri, ia hanya bisa menatap dengan iba saat istrinya benar-benar muntah-muntah. "Sudah?" tanya pria itu sembari memijit tengkuknya. Berusaha memberikan perhatian lebih. Tsabi terdiam dengan tubuh lemas, kepalanya kliyengan. Membuatnya seperti ingin tumbang. Shaka langsung menggendongnya, berjalan sesuai insting hatinya. Melangkah menyusuri jalanan setapak yang tidak dihinggapi rerumputan. Pria itu melihat ada sebuah gubuk dari jarak beberapa meter tempatnya berpijak. Shaka menghampiri dan langsung mendudukkan Tsabi di sana. "Mas," panggil Tsabi lemah. Merasa tubuhnya tak bertenaga. "Ya, kita akan secepatnya keluar dari sini," ujar Shaka dengan wajah gusar. Pria itu kembali menggendong Tsabi hendak melanjutkan perjalanan ketika suasana malam semakin pekat dengan rintik hujan yang tiba-tiba turun. Shaka mengurungkan niatnya, kembali merebahkan Tsab

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 82

    Malam kian larut, suasana dingin makin menyeruak menusuk kulit. Ditambah suasana hujan yang makin membuat sejuk sekitar. Terasa begitu dingin menerpa pakaian panjang Tsabi. Perempuan itu mengusap kedua lengannya, lalu memeluk tubuhnya sendiri. Shaka yang melihat itu, ingin sekali membawa istrinya ke dalam pelukan. Namun, takut perempuan yang masih sangat memenuhi hatinya itu menolak. Jujur, Shaka tidak sepercaya diri dulu. Dia benar-benar takut membuat Tsabi merasa tidak nyaman. Pria itu langsung melepas jaketnya, menyisakan kaus pendek yang jelas akan membuat tubuhnya merasa lebih dingin dari semula. Namun, Shaka lebih tidak memikirkan tentang dirinya. Yang penting Tsabi merasakan lebih hangat di saat tangan itu tak bisa menggenggamnya. "Pakai ini, kamu kedinginan," kata Shaka menyampirkan jaketnya ke pundak. Tsabi yang sedari tadi duduk memunggungi menoleh. Merasakan lebih hangat dari semula. Lalu mengamati tubuh Shaka yang hanya berbalut kaus pendek, membuatnya merasa kasihan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 83

    "Mas, aku bisa jalan sendiri, tolong pegangin tanganku saja," pinta Tsabi agar diturunkan. "Tapi kaki kamu sakit, nanti tambah parah gimana?" kata pria itu terlihat khawatir. "Sedikit Mas, tak apa. Kamu bisa kelelahan kalau gendong aku terus," katanya tak nyaman. Shaka akhirnya menurunkan Tsabi, lalu memapahnya. Berjalan pelan mencari jalan keluar. "Kenapa kemarin mau ke rumah paman? Untuk apa?" tanya Shaka pada akhirnya. "Angel menemuiku, katanya paman ingin bertemu denganku. Angel juga mampir ke pesantren bertemu dengan ummi," jelas Tsabi jujur. "Terus kamu percaya kalau paman mau bertemu denganmu?" tanya Shaka menggeleng kecil. "Ya, aku nggak ada rasa curiga. Walau agak ragu, kupikir mungkin memang ingin bertemu," jawab Tsabi apa adanya. "Jangan terlalu polos Tsabi, lingkungan itu terlalu berbahaya. Sekarang aku sudah tidak tinggal di sana, jadi tolong jangan pernah datang.""Mas tinggal di mana? Kok bisa tahu kalau aku ke sana?" tanya Tsabi dibuat penasaran. "Ada, Angel y

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 84

    Tsabi langsung mendapatkan pertolongan medis sementara. Perempuan itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. "Aww ... sakit, Om, ini nyeri," kelih Tsabi mengaduh saat Dokter Zayyan memeriksanya. "Sebentar, ini harus dibersihkan dan dikompres. Tahan sakit sebentar, kalau dibiarkan bisa bengkak," jelas Dokter Zayyan memberikan penanganan lanjutan setelah sampai di rumah sakit. Tsabi memejam, dalam pemeriksaannya otaknya terus mengingat Shaka. Bagaimana pria itu pulang, di mana tempat tinggalnya sekarang. Apakah dia masih suka pergi malam dan pulang pagi. Sesungguhnya Tsabi ingin sekali menanyakan dan sepeduli dulu, tetapi sekarang merasa tidak perlu. Mungkin juga Shaka akan merasa bebas saat ini dan lebih nyaman karena tak lagi mendengar bawelnya. "Tsabi, tidak begitu sakit kan? Sedikit ditinggikan kakinya," ujar Dokter Zayyan menginterupsi. Setelah memberikan perban elastis untuk menekan terjadinya pembengkakan. Tsabi merasa lebih baik walau masih harus h

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 85

    Tsabi langsung turun dari ranjang dengan bantuan kruk, perutnya bergejolak hebat seakan memuntahkan isinya. Dia menunju kamar mandi agak tergesa. Rasanya sangat tidak nyaman. Agak pusing, lemas, dan seperti kurang tenaga. "Tsabi, kamu mual Nak?" tanya Ummi Shali menyusulnya. "Iya, Ummi, sepertinya Tsabi masuk angin," jawab Tsabi walau ada praduga lain. Dia belum berani jujur dengan ibunya. Ada kecemasan yang sulit diartikan. Bagaimana kalau dia benar-benar hamil. "Minum obat ya," ujar Ummi Shali memberi saran. Perempuan itu membantu putrinya kembali ke ranjang. "Boleh minta tolong nggak, Mi, kerokin aja. Biasanya sembuh kalau udah kerokan," ujar Tsabi mempunyai kebiasaan saat masuk angin. "Iya, Ummi bantu, Nak. Bentar ambil minyak angin dulu," ujar ibu dari anak tiga tersebut berlalu. Mendadak Tsabi mengingat Ameena adiknya yang saat ini hidup ikut suaminya. Sudah lama Tsabi tidak bertemu. Dulu sewaktu masuk angin begini, kakak beradik itu suka saling tolong. Sekarang hanya menj

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25

Bab terbaru

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status