Share

87. Partner

Author: Estaruby
last update Last Updated: 2023-05-18 13:03:59

Dinara membalik badan agar tengkurap. Dirinya masih digulung selimut tebal, tidak ada keinginan untuk turun dari ranjang meskipun waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Mungkin sekitar lima belas kali dia mengubah posisi rebahan—terhitung sejak hampir dua puluh menit lalu saat dia membuka matanya. Pagi-pagi bukannya produktif tapi malah diisi dengan overthinking.

Kalau hari-hari biasa, Dinara pasti sudah melompat bangkit dari tempat tidur dan mulai melakukan banyak aktivitas. Tapi hari ini rasanya berbeda, tubuhnya seperti diberi perekat diatas kasur.

Meski begitu, dia juga tak bisa menutup mata lagi. Hanya bolak-balik memandangi langit-langit kamar dan cahaya yang mulai masuk dari sela-sela jendela.

Malas sekali rasanya untuk turun dari kasur dan masuk kerja. Begini ya ternyata rasanya hari pertama kerja setelah seminggu liburan.

Dering ponsel pada akhirnya memaksanya untuk mengumpulkan kesadaran. Setelah berdiam diri pda akhirnya dia harus bicara juga hari ini.

“Lo udah mas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
carsun18106
si axel naksir alana kekny
goodnovel comment avatar
carsun18106
dinara ngga usah jawab nice to meet you too, kan ngga sesuai dgn hati kamu, cukup senyumin aja hehehe
goodnovel comment avatar
carsun18106
ho ho ho let's see move apa yg akan dibikin si ratu drama selena
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   88. Siaga

    Alana dan Dinara hendak kembali ke kantor setelah dua jam lebih meeting bersama dengan perwakilan PR The Royals. Diatas ubun-ubun mereka seperti sudah mengeluarkan asap akibat brainstorming nonstop sembari mendengarkan celah apa saja yang perlu mereka antisipasi dari setiap konten. Axel cukup jeli melihat berbagai sisi dan mempertanyakan hal yang dikemudian hari bisa jadi sebuah masalah. Dari sini terlihat jelas mengapa lelaki itu dengan cepat bisa melesat menduduki posisi puncak PR The Royals. Pria itu punya mata elang dan jelas pandai bicara. “Terimakasih atas kerjasamanya, kami menantikan hasil yang luar biasa dari kinerja kalian!” harap Axel ketika mengantarkan mereka keluar dari ruangan. Begitu juga Selena yang mengekor dengan sopan. Tak letih memajang senyum dan keramahannya disana. Alana dan Dinara mengangguk sopan saat permisi. Meninggalkan ruangan rapat The Royals yang dingin. Setelah meninggalkan email dan nomor telepon yang lebih mudah untuk dihubungi, keduanya pergi

    Last Updated : 2023-05-20
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   89. Wedding Invitation

    Usai hari kerja yang super melelahkan, malam ini tim konten berada di sebuah resto yang telah secara khusus disewa Alana untuk makan malam tim mereka. Wanita tiga puluh tahun itu bilang, dia hanya ingin merayakan beberapa pencapaian tim dengan sebuah jamuan makan malam. Sebenarnya, ini bukan kali pertama karena ketua tim yang baik itu memang sudah beberapa kali memboyong timnya untuk acara serupa. Semuanya dengan riang hadir, makan malam gratis siapa yang hendak menolak, coba?Hanya Dinara yang jelas tahu apa maksud utama pertemuan malam ini. Mungkin setelah Alana menjelaskan tujuannya, dia pikir suasana tim akan sedikit campur aduk. Dinara yakin mereka bahagia akan kabar pernikahan Alana, tapi bagaimana respon mereka saat tahu bahwa Alana akan segera meninggalkan tim?Alana bisa dibilang merupakan leader idaman. Bahkan banyak tim lainnya yang iri dengan kekompakan dan sinergi divisi mereka berkat leadership Alana. Wanita itu bukan sekedar perfeksionis, dia adalah sosok yang menguatk

    Last Updated : 2023-05-23
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   90. Menghindar ?

    “Mimpi apa gue semalem? Ini mah double kill!” Stecia mencubit kecil pinggang Dinara yang duduk disampingnya. Dihadapan mereka sekarang ini duduk berjejer sang penguasa muda Arkasa Pradipta dan Sandi Arsena. Makhluk-makhluk luar biasa tampan yang tiba-tiba ikut hadir memenuhi undangan Alana. Kalila juga sama tak berkedip. Dia tahu Sandi adalah lelaki yang tengah mendekati Dinara, juga Arkasa calon suami bosnya sendiri. Tapi tak pernah tahu bahwa dua manusia kelewat tampan itu masih satu keluarga besar. Apalagi duduk bersebelahan dengan aura bersinar seperti itu. “Saya minta maaf karena terlambat,” ujar Arkasa sopan. Dia dan Sandi memang datang sedikit terlambat setelah hampir sepuluh menit tim itu makan duluan. “Nggak apa, pak. Toh kita kan santai saja ya disini,” ujar Stecia tanpa berkedip. Mas Alam diujung meja sudah hampir tertawa melihat wajah cengo rekan kerjanya itu. Mereka melanjutkan makan malam santai sembari sesekali tertawa. Sandi awalnya sedikit kikuk karena tiba-tiba

    Last Updated : 2023-05-24
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   91. Tidur Siang

    “Astaga!”Dinara kaget bukan main saat menemukan presensi manusia tinggi yang kini tengah tiduran santai diatas ranjangnya. Gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi. Untung saja kali ini dia tidak lupa membawa dan mengenakan pakaiannya saat masih berada di dalam kamar mandi. Jadi tidak akan ada adegan keluar hanya mengenakan handuk. Melirik jam dinding, ini benar-benar masih pukul sepuluh pagi. Janji temu mereka masih pukul tiga sore. Bukankah Sandi berada di rumahnya terlalu dini? Tapi melihat wajah lelah yang tergambar meskipun dalam tidur, Dinara menekan protesnya. Termasuk pasal Sandi yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya tanpa dia ketahui. Dia hendak membangunkan kekasihnya, namun disaat bersamaan suara ketukan di pintunya terdengar. Tanpa repot membuka pintu, Dinara dapat mendengar bagaimana sibuknya sang adik hingga bicara amat buru-buru. “Kak Nara aku berangkat acara pelantikan dulu, ya! Dianter supir terus nanti balik jam 5 sore!” Selebihnya hanya ada gedebuk-ge

    Last Updated : 2023-05-25
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   92. Simulasi Pengantin Muda

    Tidur siang mungkin hanya mitos. Pada kenyataannya, sepasang insan itu pada akhirnya menghabiskan waktu dengan cuddle manja sembari berbincang kecil pasal aneka hal random. Dinara cukup sadar bahwa detak jantungnya sejak tadi masih berpacu cepat. Dia hanya berharap bahwa Sandi tak sampai mendengarnya. Meskipun faktanya, detak jantung Sandi pun sama berisiknya. Akan selalu sama seperti itu. Mereka seolah tak akan pernah merasa cukup terbiasa mendapatkan afeksi menyenangkan dan berdegup kencang berkat satu sama lain. Sentuhan kecil dengan bumbu senyum malu- malu kucing ataupun tautan dengan tatapan dalam, semua itu masih sama mengirimkan sengatan menyenangkan. Mungkin inilah yang namanya sedang kasmaran. Apapun terasa indah saat berdua. Jemari keduanya saling bertautan, sesekali Sandi mencuri kecupan kecil dan menggelitiki kekasihnya hingga mereka berdua saling bertukar tawa. Dinara sama sekali tak pernah menyangka bahwa dirinya juga akan merasakan hal- hal manis semacam ini. Dia ta

    Last Updated : 2023-05-26
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   93. Nakal

    Keduanya tiba di Kafe Kelana sekitar pukul enam sore. Parkiran sudah cukup penuh dipadati pengunjung yang lalu lalang di areal kafe. Sandi mengamit pelan lengan kekasihnya, menembus keramaian sekaligus banyak pasang mata yang terang-terangan memandang mereka. Keduanya tidak tuli, sama-sama bisa menangkap nama mereka disebut-sebut disana. Dinara tahu kedai ini memang katanya sarang dari fans-fansnya Sandi sebelumnya. Didominasi oleh kaula muda yang mungkin nongkrong malam minggu, Dinara rasa ada banyak wajah familiar yang dia temui disana. Sebut saja beberapa teman Sandi yang sempat beberapa kali bertandang ke rumah Sandi. Juga beberapa adik kelas semasa SMA atau anak-anak lain yang dia pernah dia lihat tapi tak tahu namanya. Sandi begerak luwes, tersenyum menyambut ramah banyak sapaan disana. Terlihat bahwa dirinya memang pelanggan setia yang sering mampir tanpa mampu dihitung berapa banyak lagi kuantitinya.Keduanya berhasil menembus areal outdoor yang cukup ramai dan masuk kedala

    Last Updated : 2023-05-27
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   94. Bucin

    Indra pengecap Dinara berfungsi dengan baik, terutama kala dia merasakan langsung bagaimana pasta seafood yang Sandi pesankan untuknya ternyata amat memenuhi seleranya. Gadis itu bukan seseorang yang picky terhadap makanan, tapi ketika ada sesuatu yang terasa luar biasa seperti ini bagaimana mungkin dia tidak menyukainya? Apapun yang terjadi, Dinara memastikan akan kembali lagi kesini untuk memilih menu yang sama seperti yang dia pilih hari ini. Mutlak! Disebelahnya, Sandi juga tengah menikmati makanannya sembari berbincang serius dengan Adrian dan Bian. Saat Bian baru datang tadi, dia telah sempat berkenalan juga dengan Dinara. Pria itu rupanya salah satu kakak tingkat Sandi di kampus dan sudah lebih dulu berkecimpung di bidang properti. Sependengaran Dinara, ketiga pria itu hendak memulai usaha joinan juga, entah akan seperti apa formatnya nanti. Mungkin karena terlalu tersihir oleh makannnya, Dinara sampai tak menyadari bahwa tiga manusia dihadapannya sangat terhibur oleh kefoku

    Last Updated : 2023-05-28
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   95. Jogging

    Pagi yang cerah untuk jiwa mageran. Dinara membuka matanya dengan malas saat mendapati cahaya sang surya menyelinap masuk melalui celah jendela kamarnya. Ini pukul tujuh pagi di hari minggu. Biasanya dia akan memilih untuk lanjut tiduran, tapi dia rasa harus mulai kembali membiasakan tubuhnya untuk bangun pagi lebih rajin.Ingat! Semua terbentuk karena kebiasaan!Setelah mencuci wajah, otaknya mungkin baru mulai berfungsi lebih baik. Berhenti di depan standing mirror untuk menyadari bahwa dia masih menggunakan baju semalam. Diatas meja juga terdapat beberapa kapas berisi bekas makeup yang sepertinya miliknya. Seingatnya semalam dia tertidur di dalam mobil Sandi. Namun sama sekali tak punya ingatan tentang bagaimana dia masuk ke dalam rumah dan membersihkan wajah. Apa ini semua ulah kekasihnya?Dia meraih ponsel disebelah slingbag nya kemarin, tak menemukan pesan apapun dari Sandi. Tapi karena Dinara juga tipikal yang gengsi chat duluan, jadilah Dinara melempar kembali ponselnya dan

    Last Updated : 2023-05-30

Latest chapter

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   125. D'DAY

    Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari dan seterusnya sampai tak terasa bahwa waktu berjalan terlalu cepat. Ini tepat dua tahun setelah malam dimana Dinara dan Sandi digoda untuk membicarakan pernikahan oleh kedua pihak keluarga. Tidak langsung mengiyakan. Malam itu mungkin titik balik hubungan keduanya. Alih-alih menerima usulan duo mami untuk langsung menikah, baik Sandi maupun Dinara sepakat mengundurnya. Sandi benar-benar menepati janjinya untuk menunggu Dinara. Gadis itu ingin menikah setelah mereka berdua cukup settle. Baginya, terlalu dini untuk berpuas diri pada keadaan. Apalagi saat itu keduanya masih dalam misi untuk bisa naik jabatan. Sampai akhirnya, tiga bulan lalu Sandi memantapkan diri melamar Dinara. Alhasil, hari ini keduanya berjalan di altar dan mengucap janji sehidup semati. Hari dimana rasanya tidak akan pernah siap dia jalani. Pada kenyataannya, hari itu terjadi juga. Dua tahun belakangan bukan waktu yang mudah. Setelah beragam drama dan

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   124. Deep Talk with Camer

    Sore ini Sandi sudah mewanti-wanti Dinara untuk pulang bersama. Rencananya hari ini Sandi mau pulang ke rumah keluarganya, sekalian mengantar Dinara. Tidak lupa bahwa mereka tetangga, kan? Sandi menyetir dengan satu tangan, tak lupa satunya lagi dia gunakan untuk sesekali menggenggam jemari Dinara. Sandi Bucin Arsena selalu punya tingkah menggemaskan yang kadang membuat Dinara jadi geleng- geleng kepala.Netra si cantik akhirnya tertuju pada gantungan polaroid yang dipasang Sandi tempo hari. Menampakkan foto lawas mereka saat liburan dulu.“Eh, kamu masih ada foto ini? Ya ampun, padahal nggak lebih dari dua tahun, tapi kok kita kelihatan muda banget ya?” Sandi tersenyum tipis, akhirnya Dinara notice keberadaan selfie mereka waktu liburan di Nusa Penida dulu. “Waktu itu soalnya belum terlalu mikirin kerjaan,” respon santai Sandi ternyata langsung dicegat oleh Dinara. Keningnya berkerut, “ah enggak juga. Waktu itu aku kan juga udah kerja,” ucapnya. Sandi tersenyum tipis, “ya tapi w

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   123. Makan Siang Mencekam

    Ketidaktenangan Sandi berlanjut. Setelah pesan menyebalkan pagi itu, Sandi harus kembali menahan kecemburuannya saat menemukan Dinara tertawa lepas di cafe depan kantor barunya bersama dengan Valdi. Yap, Valdi yang itu! Valdi rekan kerja Dinara di kantor lama Dinara yang sempat membuat Sandi agak insecure karena lelaki itu kelihatan punya perangai yang mirip dengan Dinara. Sebagai sama-sama lelaki, Sandi pun menyadari bahwa Valdi punya intensi khusus pada Dinara. Apa lagi kalau bukan naksir?Kok bisa-bisanya mereka bertemu lagi disin? Bukankah jarak antara kantor lama dan kantor Dinara yang sekarang cukup jauh, ya?Sandi yang berniat mengajak Dinara untuk makan siang bersama pun mengurungkan niatnya sebentar. Dia menjaga jarak dan mengamati keduanya dari posisi agak jauh. Meskipun sebenarnya hatinya ketar-ketir mendapati pemandangan itu. Dibanding teman-teman lelaki Dinara yang lain, Sandi paling tidak suka pada Valdi. Pasalnya, radar Sandi menangkap bahwa Valdi ini juga golongan le

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   122. Astaga, Kamu Ini Berdosa Banget!

    Sandi mengerutkan kening sejak subuh tadi. Tangan kanannya masih sibuk mengutak-atik ponsel milik Dinara yang menyala. Sejak pertama kali mereka berpacaran dua tahun lalu, ini mungkin kali pertama Sandi nekat mengusik privasi gadisnya itu. Dia melirik Dinara yang masih terlelap disampingnya, memastikan bahwa gadis itu masih berada di alam kapuk. Kalau sampai Dinara tahu dia melakukan ini, entah pasal saling percaya mana lagi yang akan Dinara gaungkan.Lelaki itu menahan gemeretak di gigi, sorot matanya yang sebenarnya kurang tidur ini terlihat jelas. Awalnya dia baik-baik saja sampai ketika dia menyadari bahwa ponsel Dinara terus saja menyala dan mendentingkan nada pertanda pesan masuk. Sandi yang gemas akan hal itu pada akhirnya berusaha untuk mengaktifkan mode hening. Alangkah terkejutnya dia saat menemukan beragam notifikasi dari nomor yang tak dikenal serta nama-nama asing di akun instagram Dinara. Maka itulah yang mengawali aktivitas stalking Sandi. Menjudge pria-pria yang meng

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   121. Cuddly

    “Apa kabar Dinara?” Satu kalimat pendek yang Alana layangkan pertengahan januari lalu membuka kembali komunikasi antar mantan rekan kerja itu. Alana tak mau banyak basa-basi dan langsung menawarkan pekerjaan meskipun dia tahu Dinara masih dalam masa menyelesaikan studinya. Alana cukup tahu kapasitas kerja Dinara Jeandra. Dia mengenal Dinara sejak gadis itu masih magang di perusahaan lama. Apa yang dia tawarkan saat itu juga merupakan sesuatu yang fleksibel yang untungnya disanggupi oleh Dinara sendiri. Meskipun pada awalnya wanita muda itu agak meragukan dirinya sendiri. Bisa dibilang, Alana pada akhirnya dengan percaya memberikan posisi tetap pada Dinara. Syukur juga Dinara berkesempatan lulus lebih awal sehingga dia bisa kembali ke Indonesia lebih dulu. Dan disinilah dia sekarang. Tanah kelahirannya yang amat dia rindukan. Berdiri dengan anggun memperkenalkan diri sebagai junior manager salah satu cabang perusahaan milik keluarga Alana. Pertemuannya dengan Sandi disini pun sebe

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   120. It's Me

    “Kalau bukan karena Kak Alana, gue nggak bakal bela-belain dateng, sih!” Arkasa tertawa kecil menyambut kedatangan sepupu kesayangannya yang berjalan kearahnya dengan wajah setengah cemberut. Tapi siapapun tahu bahwa raut itu jelas dibuat-buat karena beberapa detik kemudian si pelaku justru menjabat tangan Arkasa dengan santai dan menampilkan senyuman lebarnya. Wajahnya jadi agak lucu, kontras dengan setelan desainer serta sisiran rambutnya yang ditata rapi. Lelaki itu kemudian lanjut bersalaman dengan pemilik utama perhelatan, Alana Diandra Yasmin. “Katanya lo maraton kesini setelah dari acaranya Damian, ya?” tanya Alana memastikan info yang dia dapat dari asistennya.Sang suami lebih dulu menambahi, “Udah makin sering gantiin Om Seno di event-event gede! Tinggal nunggu peresmian aja sih kalau gini,” godanya.Sandi Arsena memasang wajah malas, pun menggeleng sebagai tanggapan lanjutan. Memang setelah hampir setahun mengabdi di anak perusahaan, akhirnya secara resmi Sandi diperkena

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   119. Piggyback

    Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar berkunjung ke museum, foto-foto di beberapa bagian town square, belanja ke toko buku dan lanjut mengisi perut di restoran terdekat. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Cambridge. Jangan tanya kenapa destinasi wisata keduanya jadi terlihat akademis begitu. Mau bagaimana lagi? Tempat semacam itulah yang dimiliki oleh salah satu wilayah institusi pendidikan ini. Dinara paling malas kalau harus berkendara jauh, sementara Sandi juga tidak terlalu mengenal banyak tempat disana. Maka dari itu keduanya memilih untuk berwisata sesuai panduan di internet, mendatangi tempat-tempat sekitar mereka yang jadi pilihan turis. Dinara sempat membeli beberapa buku dan sangat menikmati kunjungannya. Sementara Sandi sih sebenarnya sama sekali tidak masalah mau kemanapun, poin pentingnya adalah dia harus menghabiskan wak

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   118. Rencana

    Terbangun dari mimpi indahnya yang seakan hanya berlangsung dua detik. Dinara mendapati dirinya telah berada dalam kamar asrama—masih dengan pakaian semalam karena gadis itu ternyata justru ketiduran. Melirik jam di meja, masih ada waktu sekitar dua jam sebelum dia harus ke kampus untuk mengumpulkan hardcopy tugas. Semuanya sudah siap, Dinara tinggal mandi dan siap-siap sedikit lalu berjalan menuju kampus yang hanya sekitar lima menit dari asrama. Pandangannya kini tertuju pada langit-langit kamar, memandang kosong atau bahkan lebih tepatnya memutar kembali memori semalam yang masih berbekas. Kali pertama dia melangkah lebih jauh dengan Sandi—maksudnya ya belum sampai dijebol tapi sepertinya ini sudah sangat intim baginya.Dinara masih ingat pandangan kelam dan bibir bengkak Sandi dihadapannya, begitu juga selatannya yang jelas terasa mengganjal. Cahaya remang-remang dan bahkan mereka hanya berdua dini hari kemarin. Meskipun Sandi berhasil menyentuh kulitnya lebih banyak, tetap saja

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   117. Rayuan Dini Hari

    Pada akhirnya, dua insan yang sempat terpisah jarak dan waktu itu hanya bisa duduk dalam diam. Dinara yang masih berusaha menenangkan lidahnya yang terbakar serta Sandi yang merasa terlalu meluap-luap hingga berprasangka buruk begitu saja. Canggung? Tentu. Setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa Sandi bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Itu yang mendasari pada akhirnya kata maaf meluncur beberapa kali. Meskipun sebenarnya Dinara masih sedikit gondok menghadapinya.“Besok kamu ada kelas jam berapa?” tanya Sandi pada akhirnya.Dinara meliriknya sebentar, “sekitar pukul sebelas, hanya submit tugas,” jawabnya. Sandi mengangguk paham, “aku disini seminggu kedepan. Kapan ada waktu luang? Temenin jalan-jalan, bisa?” tanya Sandi lagi.“Kemana?” Dinara mau, tapi sejujurnya dia tidak terlalu tahu banyak tempat disini. Seperti yang sudah dia jelaskan sebelumnya, Dinara bahkan sama sekali belum sempat jalan-jalan. “Kemana aja. Kamu nggak akan nyasar, kok!” ucap Sandi seolah menjawab kekh

DMCA.com Protection Status