Share

6. KEGUGURAN

Author: Herofah
last update Last Updated: 2023-07-13 03:27:13

Hari berlalu.

Begitu pun dengan badai hitam yang menyelimuti keluarga Malik sejak tragedi kematian Yasa lalu disusul kematian Kenari.

Perlahan, masalah demi masalah yang menimpa keluarga sang Chef pun teratasi dengan baik.

Bermula dari kesembuhan sang istri, Isna dan kondisi psikis sang putri tercintanya, Vanessa yang terlihat mulai bisa kembali tersenyum.

Masih di kediaman Malik, dari arah kamar di lantai dua, terdengar suara percakapan sepasang suami istri.

"Nih yank, aku punya lima destinasi bulan madu terbaik rekomendasi dari Pak Beni di kantor. Dia punya teman yang buka jasa travel bulan madu di seluruh dunia. Dan lima negara ini menjadi tempat terlaris selama dua tahun belakangan yang banyak dikunjungi oleh para pengantin baru, kayak kita," jelas Wildan panjang lebar sambil menscroll layar ponselnya yang menampilkan gambar-gambar pemandangan indah di seluruh dunia, dia memperlihatkannya pada sang istri yang saat itu sedang membenahi pakaian karena malam ini mereka akan kembali pindah ke rumah Wildan setelah mereka cukup lama menginap di kediaman Malik karena harus menjaga Vanessa.

Sekarang, kondisi Vanessa sudah jauh lebih baik. Terlebih dengan adanya tante Isna dan Jhio, Vanilla pikir, saudara kembarnya itu tidak akan lagi merasa kesepian.

Vanilla melirik sekilas, tatapannya penuh keengganan hingga kemudian dia kembali fokus melipat pakaiannya dan memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

Tak banyak memang pakaian yang dia bawa, lagipula jarak antara kediaman Wildan dengan kediaman Malik sang Ayah tidak terlalu jauh, itulah sebabnya Vanilla sengaja meninggalkan beberapa helai pakaiannya untuk sewaktu-waktu dia bisa pakai jika dia harus kembali menginap tanpa rencana di sini.

"Yank, aku lagi ngomong loh," ucap Wildan lagi saat merasa Vanilla tampak cuek bebek.

"Iya aku denger," jawab Vanilla yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah Wildan. Dia tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi-giginya yang putih bersih.

Wildan tahu Vanilla sedang berbohong dengan senyumannya itu. Diraihnya jemari sang istri dan digenggamnya lembut. "Hal apa lagi sih yang masih kamu pikirin? Semua sudah berlalu. Lupain apa yang udah terjadi di belakang. Aku nggak mau liat kamu sedih begini terus. Lagian Vanessa sekarangkan udah sehat. Kondisinya udah lebih baik, udah nggak ada yang perlu kita khawatirkan lagikan?"

Vanilla tampak mengesah. "Iya sih, tapi apa kamu nggak merasa aneh sama lelaki yang namanya Mahessa itu? Masalahnya, Vanessa pernah bilang kalau dia itu nggak kenal sama Mahessa. Mereka aja ketemu baru satu kali, tapi kok bisa-bisanya sekarang Mahessa tiba-tiba melamar Nessa? Apalagi liat gayanya yang kemana-mana selalu dikelilingi bodyguard gitu, ngeri banget nggak sih?" Jelas Vanilla mengungkapkan kegundahan hatinya.

Wildan melepas genggaman tangannya dan menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Menjadikan lengannya sebagai tumpuan kepalanya. "Wajarkan kalau seorang konglomerat seperti Mahessa itu kemana-mana di kawal sama bodyguard. Aku dengar-dengar sih, Anggara grup itu perusahaan besar di Amerika. Bukan hanya sekedar memiliki perusahaan besar tapi mereka mendominasi hampir seperempat perekonomian di New York. Mereka memiliki pusat perbelanjaan, beberapa rumah sakit dan hotel bintang lima," jelas Wildan saat itu.

Kedua bola mata Vanilla terbelalak kaget. Dia membenahi posisi duduknya bersila menghadap sang suami. "Kamu serius? Segitu kayanya?"

Wildan mengangguk. "Ya benar, kalau sampai dia jadi sama Vanessa, aku orang pertama yang bakal ajak perusahaan dia kerjasama dengan perusahaanku,"

Vanilla langsung mencebik dan memukul paha Wildan. "Huuu, Dasar matre!"

"Eh, ini tak tik bisnis, bukan masalah matre atau nggaknya sayang,"

"Ya ya ya, Whatever deh, terserah kamu. Cuma aku tetep merasa aneh aja sama si Mahessa-Mahessa itu,"

Vanilla hendak kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda ketika tiba-tiba tangannya ditarik Wildan dengan cukup keras yang mengakibatkan tubuh Vanilla kini terjatuh di atas dada Wildan dengan wajah keduanya yang hampir menyatu.

Wildan dengan cepat melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.

"Mau kemana sih?"

"Mau ambil bajuku di jemuran,"

"Terus gimana sama rencana bulan madu kita Vanilla? Aku nggak mau sampai nunda-nunda lagi ya?"

Vanilla tersenyum masam. Melingkarkan kedua tangannya di leher Wildan dan menaiki tubuh Wildan. Mendudukinya tepat di kedua paha lelaki berlesung pipi itu.

"Aku ikut aja kemana kamu mau ajak aku Bulan madu. Selagi pergi sama kamu, aku sih fine-fine aja," ucap Vanilla saat itu.

"Oke kalau begitu, nanti kamu yang tentuin waktunya, aku yang tentuin tempatnya gimana?" Kedua alis tebal Wildan mengerling.

"Oke sip!" Vanilla membentuk huruf O dengan kedua ujung jari telunjuk dan ibu jarinya yang bertemu.

Vanilla hendak bangkit dari pangkuan suaminya, namun lagi-lagi Wildan kembali menahan.

"Wildan, apalagi?" Keluh Vanilla cemberut.

"Kiss dulu dong, bibirku kering nih," ucap lelaki itu manja.

"Ish, nggak mau! Bau!"

Kedua bola mata Wildan terbelalak. "Apa kamu bilang? Bau? Enak aja!"

Vanilla tertawa geli. "Kamu nggak inget ya tadi habis makan apa pas makan malem?"

Dahi Wildan mengernyit mencoba mengingat-ingat. "Apa? Aku makan nasi, sama..."

"Sama apa hayo?"

Wildan tercengir kuda. "Sama jengkol, hehehe,"

"Tuhkan sikat gigi dulu sana,"

Wildan mengerucutkan bibir, berpura-pura hendak bangkit saat tubuh Vanilla sudah menyingkir dari atas tubuhnya, hingga setelahnya, ketika Vanilla sudah berdiri di sisi ranjang, Wildan justru malah menarik tubuh sang istri dan menutupi tubuh mereka dengan selimut.

Tawa Vanilla terdengar pecah saat Wildan menggelitiki pinggangnya di balik selimut. Sesekali Wildan yang jahil meremas dada Vanilla dengan gemas dari arah luar dan Vanilla pun membalas dengan meremas sesuatu di area selangkangan sang suami.

"Aw-aw-aw, pelan-pelan dong, kamu kasar banget sih!" Omel Wildan saat Vanilla terlalu kuat mencengkram pusakanya.

Bukannya merasa bersalah, Vanilla malah tertawa geli.

"Mulut kamu bau jengkol tau!" Ucap Vanilla ketika keduanya baru saja melepas ciuman.

"Bau juga kamu mau," balas Wildan sambil memeletkan lidah.

"Ya habis nggak ada lagi yang kayak kamu sih,"

"Wah, itu artinya ciuman aku maha dahsyat ya?" Wildan membuka selimut dan Vanilla langsung menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu Wildan.

"Ish, geer! Siapa bilang?"

"Aku yang bilang tadi, nggak denger?"

Untuk sejenak keduanya terdiam menatap langit-langit kamar. Sekedar menetralkan napas mereka yang tersengal akibat gurauan mereka di balik selimut tadi.

"Vanilla," panggil Wildan memecah keheningan.

"Hm?" Sahut Vanilla yang asik mengukir sesuatu di atas dada sang suami menggunakan jari telunjuknya.

"Terima kasih atas semuanya..." Ucap Wildan menggantung kalimatnya, membuat Vanilla mengerutkan kening bingung.

"Ish, nggak usah mellow gitu deh,"

"Aku nggak mellow, aku cuma nggak tau cara gimana ngungkapin kebahagiaan aku setelah memperistri kamu dan memiliki keluarga seperti sekarang. Kamu taukan, dulu aku terbiasa hidup sendiri, bahkan satu-satunya keluarga yang aku miliki dan aku percaya justru malah menikam aku dari belakang. Tapi sekarang, melihat keharmonisan keluarga kamu, Papa Malik, Isna, Jhio, Vanessa, dan Aryan, aku merasa hidup aku lengkap, makanya aku berterima kasih sama kamu,"

Vanilla menoleh, menatap Wildan yang juga sedang menatapnya. Senyuman Wildan dalam balutan kelopak matanya yang berkaca-kaca membuat hati Vanilla terharu hingga kembali menghadiahkan satu kecupan manis di bibir sang suami.

"Aku sayang kamu, Wil. I can't stop loving you forever," ucap Vanilla seraya memeluk tubuh Wildan erat-erat.

Keduanya kembali terlibat dalam keromantisan manis di atas ranjang mereka hingga dering ponsel milik Vanilla terdengar berbunyi.

Vanilla melepas ciumannya dengan Wildan dan meraih ponselnya di nakas.

Ternyata, itu panggilan dari Isna, Ibu tirinya.

"Hallo Tante? Ada apa?"

"Vanilla, kamu bisa ke rumah sakit sekarang?" Suara Isna di seberang terdengar cemas.

"Rumah sakit? Memangnya Tante kenapa?" Vanilla jadi ikutan cemas.

"Vanessa... Dia keguguran!"

"Apa? Keguguran?"

*****

Yuk di vote dan komen...

Salam Herofah... 🙏😍

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
lanjut lagi ya thor makin seru dn penasaran ni (^.^)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   7. BUKAN HAMIL ANAKKU!

    Flashback On..."Coba tebak, kira-kira jenis kelamin anak kita apa ya, Yas?" Tanya Vanessa pada kekasihnya, Yasa.Malam itu mereka baru saja selesai bercinta.Sejak kepulangannya dari Paris, Yasa memang tinggal menetap di apartemen Vanessa karena lelaki itu tidak memiliki tempat tinggal.Hidup sebagai yatim piatu sejak kecil dan tak memiliki sanak saudara membuat Yasa tumbuh menjadi sosok lelaki yang mandiri dan pekerja keras. Meski semua yang dia kerjakan pada akhirnya tetap tak mampu membawanya pada taraf kehidupan yang lebih baik.Itulah alasan mengapa Yasa sempat berpikir untuk pergi dari kehidupan Vanessa karena dia merasa tidak cukup layak mendampingi Vanessa yang saat itu berprofesi sebagai model papan atas.Namun, Yasa menyesal telah menyakiti Vanessa karena nyatanya, cinta Vanessa terhadapnya begitu dalam. Bahkan Vanessa rela mengesampingkan karirnya demi mencari Yasa ke Paris.Lika-liku panjang cinta mereka sudah berhasil mereka lalui dan kini Yasa hanya perlu bersabar sedik

    Last Updated : 2023-07-14
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   8. MAHESSA VS WILDAN

    Masa setelah Prolog..."Tanda tangani ini sekarang!" Perintah Mahessa pada Vanessa dengan begitu to the point, saat lelaki itu baru saja sampai di dalam ruang rawat Vanessa."Apa ini?" tanya Vanessa bingung. Wajah pucatnya tampak semakin pucat terhitung saat dia melihat sosok Mahessa memasuki ruang rawatnya beberapa detik tadi.Kebetulan, Isna dan Malik baru saja pulang, sementara Vanilla dan Wildan yang akan menggantikan menjaga Vanessa di rumah sakit belum datang. Jadilah, Mahessa bisa dengan leluasa melakukan aksinya terhadap Vanessa di dalam sini.Aksinya untuk memaksa Vanessa menandatangani surat perjanjian pernikahan mereka."Kamu baru saja keguguran, jadi tak ada alasan bagi kita untuk menunda pernikahan, benar kan?" ucap Mahessa disertai sebuah senyuman miring khasnya.Vanessa melirik sebuah kertas di pangkuannya. Kedua rahang wanita itu mengeras seiring dengan buliran air mata yang perlahan jatuh menetes di pipinya."Ini pulpennya, Nona cantik," ucap Mahessa lagi seraya menyo

    Last Updated : 2023-07-15
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   9. PERNIKAHAN

    "Apa? Menikah? Dengan Mahessa?" Pekik Vanilla kaget saat Vanessa baru saja memberitahu keluarganya bahwa dia ingin mempercepat proses pernikahannya dengan Mahessa.Dua minggu sudah berlalu pasca dirinya keguguran dan kini kondisi kesehatan Vanessa sudah jauh lebih baik, itulah sebabnya dia pun lekas memberitahukan hal ini pada seluruh keluarganya."Kamu yakin, Nessa? Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak menyukai Mahessa?" ucap Vanilla yang kini berhasil menarik Vanessa dari keramaian keluarganya yang masih berkumpul di ruang tengah kediaman Malik."Sejak awal saat Mahessa datang ke rumah ini untuk melamarku, aku sudah menerima lamarannya, hanya saja, aku memberinya syarat bahwa aku bersedia menikah dengannya selepas aku melahirkan. Tapi, sekarang aku bahkan sudah kehilangan anakku, jadi, tidak ada lagi alasan untuk kami menunda pernikahan," tutur Vanessa menjelaskan.Masih menatap Vanessa dengan penuh ketidakpercayaan, entah kenapa, Vanilla merasa bahwa Vanessa tengah me

    Last Updated : 2023-07-16
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   10. BERSIHKAN TUBUH KOTORMU!

    Malam pertama dalam sebuah pernikahan adalah hal terindah yang pastinya ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan.Menunjukkan rasa cinta melalui sentuhan jemari lembut, pagutan mesra di bibir, pelukan hangat hingga akhirnya mencapai titik klimaks bersama.Sungguh akan menjadi hal baru bagi semua pasangan yang tengah dimabuk asmara.Sayangnya, hal tersebut tidak dirasakan oleh Vanessa dan Mahessa yang memang menikah dengan tujuan lain yang sudah mereka sepakati bersama.Bunga mawar merah yang bertaburan di atas seprai putih di dalam kamar pengantin keduanya, menambah kesan romantis yang menggairahkan. Belum lagi lilin-lilin kecil aromatherapy yang terletak di beberapa titik ruangan. Menambah harum semerbak ruangan bernuansa putih gading itu.Balon-balon berbentuk hati bergelantungan bebas di langit-langit kamar membentuk sebuah tulisan "Selamat Menempuh Hidup Baru".Melihat semua itu, seketika hati Vanessa terenyuh. Bukankah, seharusnya dia merasa ba

    Last Updated : 2023-07-17
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   11. TERLALU MURAHAN

    "Cepat mandi! BERSIHKAN TUBUH KOTORMU ITU!" Perintah Mahessa saat itu.Lelaki itu melangkah cepat keluar menarik pintu kamar mandi dan menutupnya dengan sebuah bantingan keras.Tak sampai di situ, Mahessa terus saja melangkah hendak keluar dari dalam ruangan yang menjadi kamar pengantinnya dengan Vanessa, namun saat selangkah lagi kakinya itu benar-benar keluar dari kamar tersebut, Mahessa menahan gerakannya.Tak ingin memancing kecurigaan orang lain jika sampai melihat dirinya wara-wiri di luar, padahal ini adalah malam pertama pernikahannya dengan Vanessa.Alhasil, Mahessa hanya bisa mengesah pasrah dan kembali masuk ke dalam kamar setelah lagi-lagi dia membanting pintu dengan sangat keras.Melepas pakaiannya satu persatu hingga dia tak mengenakan atasan apa pun lagi. Meraih sebuah botol minuman beralkohol di dalam lemari pendingin lalu menenggaknya dengan cepat.Sebisa mungkin Mahessa berusaha menetralkan emosi yang kian menyiksa setiap kali otaknya harus dipaksa berputar membayang

    Last Updated : 2023-07-18
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   12. KALIMAT MENYAKITKAN

    "Jika memang dia bukan Yasa, lalu kenapa dia mengatakan bahwa dia adalah Yasa padaku? Apa kamu yang menyuruhnya Mahes?" Tanya Vanessa dengan segelintir amarah yang tersisa."Ya, aku yang menyuruhnya," jawab Mahessa tegas."Apa alasannya?""Karena aku hanya ingin tahu, apakah seorang Vi, benar-benar masih mengingat kejadian itu, atau tidak.""Brengsek!" Vanessa memaki dan melayangkan satu tamparan kuatnya di pipi Mahessa, sementara Mahessa hanya bergeming. Sama sekali tak berniat untuk melawan. Dan hal ini akan terjadi pada Mahessa jika memang Mahessa merasa dirinya bersalah.Ya, Mahessa sadar bahwa dirinya sudah bersalah dengan membiarkan orang lain menyamar sebagai Yasa hanya demi sebuah pembuktian.Sungguh konyol bukan?"Jadi selama ini kamu telah mempermainkan aku? Mempermainkan perasaanku? Hidupku?" Jerit Vanessa lagi penuh kemurkaan. "Memangnya kamu pikir dirimu itu siapa, hah? Tuhan? Kamu bahkan tidak pantas disebut sebagai lelaki karena kenyataannya kamu hanya seorang pecundang

    Last Updated : 2023-07-19
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   13. PERTEMUKAN AKU DENGAN GAVIN!

    "Dan aku sangat bersyukur, jika kenyataannya, Vi yang aku cari selama ini ternyata bukan dirimu, melainkan Vanilla," Mahessa tertawa renyah di akhir kalimatnya.Seketika niat Vanessa untuk memberitahukan pada Mahessa tentang siapa sebenarnya sosok Vi yang asli pun urung dia lakukan.Ucapan Mahessa saat itu, sungguh melukai hati dan jiwanya. Menusuknya dengan sangat dalam dan menyakitkan.Jadi, biarlah...Biarkan saja lelaki itu berpikir bahwa Vi adalah Vanilla.Vanessa bahkan sudah tak perduli!"Aku sudah menjawab semua pertanyaanmu dan sekarang giliranmu memberitahuku soal Vi," ucap Mahessa lagi setelah cukup lama mereka saling diam.Tatapan Mahessa terus tertuju pada sosok Vanessa yang saat ini kembali duduk di sisi ranjang tempat tidur. Wanita itu terus bergeming dengan kedua tangan yang meremas ujung jubah mandi yang dia kenakan.Terlihat sekali, bahwa Vanessa sedang gugup saat ini."Ada apa Nessa? Tadi kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu ingin mengatakan sesuatu tentang Vi ka

    Last Updated : 2023-07-20
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   14. JANGAN TINGGALKAN AKU, VI!

    "Kalau begitu, nyawa Gavin akan menjadi taruhannya, apa kamu siap kehilangan lelaki itu, Nessa?" tanya Mahessa disertai sebuah seringai licik yang membuat Vanessa semakin muak saja pada lelaki itu.Dan jika sudah mengingat kelicikan Mahessa, maka tak ada alasan bagi Vanessa untuk tetap mempercayai lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya itu.Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Vanessa pun berkata dengan penuh keyakinan, bahkan dia tak ragu membalas tatapan Mahessa yang masih tertuju ke arahnya. "Pertemukan aku dengan Gavin lebih dulu, baru aku akan membantumu mendapatkan, Vi!"Kedua bola mata Mahessa menyipit, seolah sedang menelaah lebih jauh bahwa Vanessa benar-benar serius dengan kata-katanya."Lalu, jika aku sudah mempertemukanmu dengan Gavin, apa jaminan untukku bahwa kamu tidak akan mangkir dari kata-kata yang sudah kamu ucapkan sendiri?" tanya Mahessa balik yang hanya menginginkan kepastian lebih jauh dari seorang Vanessa.Lagi, Vanessa kembali terdiam.Berusaha memutar

    Last Updated : 2023-07-22

Latest chapter

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   42. MASUK PERANGKAP

    Setelah melalui sekitar tujuh jam perjalanan darat, akhirnya Mahessa dan Vanessa pun sampai di Paris.Di sepanjang perjalanan tadi, Vanessa sempat menerima panggilan telepon dari Vanilla dan keluarganya yang kini sudah berada di Amerika.Vanilla dengan segala kekhawatirannya terus saja mengoceh seperti kaleng rombeng di telepon. Wanita itu memarahi Vanessa yang telah membuatnya cemas di sepanjang perjalanan menuju Amerika karena Vanessa yang tiba-tiba saja menghilang di Bandara dan sulit dihubungi.Hingga akhirnya, semua masalah terselesaikan begitu pihak keluarga di sana tahu bahwa kini Vanessa dan Mahessa baik-baik saja."Sepertinya, keluargaku memang belum tau soal Aro?" tanya Vanessa saat Mahessa baru saja mengajaknya memasuki sebuah mobil pribadi yang mereka sewa."Ya, kupikir mereka tidak perlu tau," ucap Mahessa saat itu yang mulai fokus menyetir."Lalu, kita mau kemana sekarang? Aku sangat lelah, kita harus istirahat, Mahess," ucap Vanessa diikuti dengan mulutnya yang menguap

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   41. SEBUAH ALASAN

    Matahari bersinar cerah menyambut pagi di Jenewa.Gemericik air mengalir terdengar dari balik balkon kamar yang dihuni oleh Mahessa dan Vanessa tadi malam.Menghirup udara pagi yang segar dan sejuk, Vanessa terdiam di sisi balkon dengan tubuhnya yang hanya terbalut kemeja putih Mahessa. Bahkan, tanpa Vanessa mengenakan apa pun lagi di dalamnya.Pergumulan panjang nan panasnya dengan Mahessa tadi malam terasa begitu membekas di benaknya. Membuat senyum di wajah cantik nan seksi Vanessa seolah tak mau hilang."Kamu sudah bangun duluan? Kenapa tidak membangunkan aku?" bisik suara berat seorang lelaki dengan tubuh atasnya yang shirtless, memperlihatkan lekukan otot-otot tangannya yang kekar dan mulus.Mahessa memeluk tubuh sang istri dari belakang, membenamkan kepalanya di balik ceruk leher Vanessa yang harum."Aku tau kamu pasti kelelahan karena permainan kita semalam, makanya aku biarkan kamu istirahat lebih lama," ucap Vanessa menahan geli saat bibir Mahessa mulai mendaratkan kecupan k

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   40. RASA SAKIT YANG TERBAYAR

    "Kamu ingin menjadi istri yang baik kan? Kalau begitu, buktikan!" ucap Mahessa setelah lelaki itu berhasil melepas kemeja yang dia kenakan.Bukan hal aneh bagi Vanessa untuk menyenangkan lelaki di ranjang, hanya saja, kenapa saat ini dia merasa begitu gugup?Bahkan Vanessa merasa jantungnya seakan ingin melompat keluar dari dadanya, saking kencang dan kuatnya degupan itu.Keadaan hening seketika menyergap keduanya saat tubuh Mahessa sudah menguasai tubuh sang istri sepenuhnya.Tatapan keduanya kembali bertemu, lekat dan dalam.Seolah menyelami kembali masa-masa indah kebersamaan masa kecil mereka dahulu, saat Vi sering membantu Yasa membersihkan kantin lapas bersama Pak Dirham. Saat Yasa sering mengajak Vi melihat langit senja dari atas pohon, dan saat mereka bermain petak umpet bersama, lalu Vi menangis karena melihat ular di belakang lapas.Semua kenangan itu masih terekam jelas dalam benak Yasa a.k.a Mahessa. Tak terlupakan, sedikit pun."Kamu cantik sekali, Vi..." gumam Mahessa sa

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   39. BUKTIKAN!

    Setelah memastikan Vanessa aman bersama Vanilla dan juga Wildan, Mahessa kini hanya perlu menyusun strategi baru untuk menghadapi kelompok Aro.Jika memang Aro kini sudah berhasil menguasai markasnya di Jakarta, itu artinya, lelaki itu pun sudah berhasil menyelamatkan Gavin?Lelaki licik itu!Menghantam lemari kaca di ruang tengah mansionnya dengan remot TV yang ada digenggamannya, Mahessa kembali berteriak frustasi. Menyesali kebodohannya, mengapa dia tidak sekalian melenyapkan nyawa lelaki brengsek bernama Gavin itu kemarin-kemarin?Jika kini Gavin sudah berada dengan Aro, Mahessa pastikan, cepat atau lambat, Aro pun akan lekas menemukan keberadaannya, karena sejauh ini, Gavin jelas tau, di mana saja Pak Dirham memiliki aset berharga.Mahessa masih terus mundar-mandir di ruang tengah kediamannya dan masih berpikir memutar otak bagaimana caranya dia menghadapi Aro kelak, ketika tiba-tiba, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita bergaun hitam yang berlari tanpa alas kaki ke arah

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   38. KARTU AS DI TANGAN GAVIN

    Setelah melakukan pencarian panjang, akhirnya, kelompok Aro berhasil menguasai markas besar kelompok Mahessa di Jakarta.Lokasi di mana Mahessa menyekap Gavin selama ini.Dengan wajah bengisnya yang setengah brewok itu, Aro bersama anak buahnya berhasil menghabisi seluruh anak buah Mahessa di dalam rumah mewah itu, dan menyisakan satu orang bernama Rendi yang diketahui merupakan pemimpin kelompok.Aro tahu bahwa Rendi adalah pemimpin di sana, tentunya dari Gavin yang saat itu sudah berhasil dia selamatkan.Melihat kondisi Gavin yang sangat menyedihkan dan lemah, amarah Aro benar-benar meledak. Lelaki itu bahkan menghancurkan seisi kediaman mewah Mahessa dengan senjata api miliknya.Mendekati Rendi yang saat itu sudah babak belur dan hampir mati, Aro memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengambil ponsel milik Rendi yang biasa lelaki itu gunakan untuk menghubungi bos besar mereka.Sambil melakukan sambungan telepon dengan Rendi, orang-orang Aro yang lain bertugas mencari titik lo

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   37. TELEPON DARI ARO!

    Mendapati kondisi Wildan yang sudah tak sadarkan diri saat dua orang bodyguard membawa lelaki itu masuk ke dalam kamar, membuat Vanessa dilanda perasaan cemas berlebih, meski saat itu, dia tak mampu melakukan banyak hal selain diam, diam dan diam.Terpaku dan mematung, menatap sosok Wildan yang kini ada di atas ranjang berseprai putih di kamar yang sama dengannya.Ingin hati bertanya pada dua orang anak buah Mahessa mengenai keberadaan atasan mereka dan apa yang sebenarnya terjadi pada Wildan, hanya saja, bibir Vanessa mendadak kelu karena takut rencananya terbongkar.Alhasil, usai dua orang lelaki bertubuh kekar itu keluar dari kamar tersebut, Vanessa lekas mengguncang tubuh Wildan untuk membangunkan lelaki itu."Wil, bangun, Wil! Kenapa lo malah ke sini sih? Wildan! Bangun!" ucap Vanessa yang mulai panik.Dan sialnya, Wildan tak juga terbangun di saat guncangan tangan Vanessa semakin kencang. Hal itu jelas membuat Vanessa mati kutu. Bingung harus melakukan apa, hingga akhirnya, Vane

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   36. PENGAKUAN MAHESSA

    "Kami mendapat berita akurat dari salah satu mantan sipir penjara di lapas yang memang mengenal sosok Yasa kecil cukup dekat, namanya Pak Darmaji. Ternyata, lelaki itu masih hidup, Bos. Pak Darmaji masih hidup sampai saat ini dan dia memang sengaja bersembunyi karena semenjak Pak Dirham meninggalkan lapas bersama Yasa, Pak Darmaji mengaku, banyak sekali pihak yang mempertanyakan keberadaan Pak Dirham padanya, hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk mengambil pensiun dini setelah tahu bahwa ternyata, orang-orang yang mencari Pak Dirham tersebut memang berniat jahat ingin membunuh Pak Dirham dan merebut harta lelaki itu.""Pak Darmaji mengetahui bahwa Pak Dirham ternyata orang yang sangat kaya di Amerika dari surat misterius yang diterimanya. Selain surat, Pak Darmaji juga mendapatkan sebuah kiriman uang yang sangat banyak dan si pengirim uang tersebut meminta Pak Darmaji untuk bersembunyi. Itulah sebabnya, selama ini kita sangat kesulitan mendapatkan informasi tentang Pak Darmaji ini,

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   35. FAKTA YANG TERPECAHKAN

    Sementara Vanessa melakukan apa yang seharusnya dia lakukan bersama Vanilla, Wildan, yang memang bertugas untuk mengalihkan perhatian Mahessa dari dua orang saudara kembar itu, sengaja mengajak Mahessa keluar untuk berkeliling kota Swiss dengan berjalan kaki menyusuri tepian danau Geneva.Selain panoramanya yang indah dan memanjakan mata, Danau Geneva pun terlihat sangat bersih.Danau Geneva dikelilingi beberapa taman hijau, antara lain Parc de la Grang dan Jardin Anglais yang di dalamnya terdapat jam besar dari bunga. Ada pula Parc Mon Repos dan Jardin Botanique.Tak ketinggalan, terdapat ikon air mancur di Geneva yang berada di Danau Geneva bernama The Geneva Water Fountain atau dikenal sebagai Jet d’Eau. Air mancur ini terletak di tengah danau, tak jauh dari muara Sungai Rhone tepatnya di Quai Gustave-Ador.Dan di sanalah tepatnya, Mahessa dan Wildan kini berada.Kedua lelaki itu berbincang akrab seperti biasa, seolah tak sama sekali terjadi hal-hal aneh di antara mereka.Melihat b

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   34. BERTUKAR TEMPAT

    Seperti apa yang sudah Vanessa dan Wildan rencanakan sebelumnya, bahwa Vanessa akan bertukar tempat dengan Vanilla jika memang Mahessa tetap kekeuh ingin melanjutkan rencana konyolnya untuk bertukar pasangan.Malam itu, usai mendapat pesan dari Wildan yang memberitahukan bahwa Mahessa akan melakukan rencananya malam ini, Vanessa pun lekas mengambil tindakan dengan mendatangi Vanilla ke kamar sang saudara kembarnya itu."Apa? Pernikahan kontrak?" Pekik Vanilla terkejut saat Vanessa baru saja memberitahunya bahwa pernikahan yang terjalin antara dirinya dan Mahessa hanyalah sebuah pernikahan kontrak yang akan berakhir jika Mahessa sudah berhasil mendapatkan apa yang dia mau, yaitu Vi.Itulah sebabnya, hidup Vanessa sekarang benar-benar bergantung pada Vanilla. Vanessa tak mungkin berdiam diri saja menjalani kehidupannya yang suram di masa depan dengan seorang lelaki macam Mahessa, namun, dia juga tak akan membiarkan Mahessa menghancurkan kehidupan rumah tangga Vanilla dan Wildan.Baik dir

DMCA.com Protection Status