Share

5. NEGOSIASI

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 04:58:35

Langit malam ini berawan.

Sesekali terdengar kilatan petir menyambar di kejauhan.

Di sebuah rumah mewah yang terletak di pusat Jakarta, tengah terjadi pertemuan penting di mana seorang lelaki bernama Mahessa Anggara baru saja menyampaikan niat baiknya untuk melamar salah satu putri kembar dari cheff ternama Malik Indra Wahyuda, yang bernama Vanessa.

Bahkan tidak hanya sekedar kata-kata saja, Mahessa pun membawa berbagai macam seserahan berupa barang-barang branded mewah yang nilainya jika ditotal bisa mencapai ratusan juta rupiah atau bahkan mendekati angka satu miliar.

"Anggara Grup itu adalah nama bisnis keluarga saya yang berpusat di Amerika, Om," jelas Mahessa saat itu. "Baru-baru ini kami membuka anak cabang di Indonesia, itulah sebabnya saya ada di sini sekarang," jelas Mahessa pada Malik. Sekadar meyakinkan lelaki berwajah brewok tipis itu bahwa Mahessa sudah mapan dan layak menjadi pendamping Vanessa.

Bukankah, di dunia ini uang adalah modal utama untukmu meraih sesuatu?

Itulah sebabnya Mahessa berusaha memikat hati Malik dengan uang, tanpa pernah dia tahu bahwasanya Malik bukan lelaki yang tunduk pada uang dan kekuasaan. Malik adalah seorang lelaki yang bijaksana, dia tidak pernah memaksakan kehendaknya pada siapa pun terlebih ini masalah hati dan jodoh. Malik akan menyerahkan segala keputusan akhir pada Vanessa, sang putri.

Setelah mendengar asal-usul dan latar belakang keluarga Mahessa serta alasan mengapa Mahessa datang sendiri tanpa ditemani seorang pun keluarganya, Malik pun berusaha untuk mempercayainya.

Saat itu, Mahessa mengatakan bahwa keluarganya sedang sibuk di Amerika dan mereka tak akan memusingkan tentang masalah siapa wanita yang kelak akan menjadi pendamping hidup sang putra.

Lagi-lagi Mahessa terpaksa berbohong dengan menutupi identitas dan latar belakang keluarganya yang asli demi menjaga nama baik dirinya di hadapan Malik.

Mahessa hanya tidak ingin reputasinya sebagai seorang pengusaha muda sukses rusak, akibat kejadian kelam di masa lalunya terbongkar.

Biarlah, masa lalu itu terkubur dalam-dalam di hati Mahessa tanpa perlu ada orang lain yang mengetahuinya.

"Terima kasih Papa sudah berbuat bijak untuk memberi Vanessa keputusan mutlak untuk menuntaskan masalah ini. Jadi, Vanessa mohon privasinya sekarang untuk Vanessa bisa bicara dengan Mahessa berdua," ucap Vanessa saat itu.

Seluruh keluarga pun mengerti dan lekas mengabulkan permintaan Vanessa.

Namun, saat Vanessa hendak bicara, Mahessa justru malah bangkit dari duduknya dan mengajak Vanessa untuk berbicara di dalam mobil pribadinya.

"Apa yang akan kita bicarakan akan sangat sensitif dan rahasia. Saya tidak mau ambil resiko jika sampai ada salah satu anggota keluarga Anda yang mendengarnya. Jadi, mari ikut saya ke mobil, kita bicara di sana."

Tak punya pilihan, meski sangat enggan, namun pada akhirnya Vanessa tetap saja mengekor langkah Mahessa keluar dari kediaman Ayahnya dan memasuki mobil lelaki itu.

"Apa maksud anda datang tiba-tiba lalu melamar saya seperti ini?" Tanya Vanessa yang seketika marah mendapati tindakan Mahessa yang menurutnya di luar dugaan. Mereka bahkan belum saling kenal dan bertemu pun baru satu kali, tapi malam ini, Mahessa dengan leluasanya datang ke kediaman orang tua Vanessa untuk melamarnya?

Sungguh lelucon yang sangat konyol!

"Dengarkan saya Tuan Mahessa, saya yakin orang sekelas Anda pastinya tahu apa yang baru saja terjadi menimpa saya belum lama ini. Calon suami saya baru saja meninggal dan keluarga saya sekarang masih dalam keadaan berduka atas kematian Ibu saya. Jadi, saya meminta tolong dengan sangat, jangan ganggu saya, atau siapa pun di dalam keluarga saya! Pergilah dari kehidupan kami! Mengerti?" Tegas Vanessa dengan suaranya yang penuh penekanan.

Mahessa yang sejak tadi diam hanya tersenyum tipis. Lelaki itu menoleh dan menatap remeh Vanessa. "Jangan berpikir bahwa saya melakukan ini karena saya menginginkan Anda, Nona!" Balas Mahessa yang kini malah mencondongkan tubuhnya ke arah Vanessa.

Menatap Vanessa dengan bola matanya yang menyipit, lelaki itu kembali berkata. "Semua tidak akan menjadi seperti ini seandainya saja sejak awal Anda tidak membohongi Yasa soal Vi!" Gemertak kedua rahang Mahessa yang mengeras menandakan betapa kebencian itu mengakar kuat di hati lelaki itu terhadap Vanessa.

Mahessa benar-benar muak pada wanita pembohong macam Vanessa. Wanita yang sudah mempermainkannya selama ini!

"Saya bahkan sudah menghabiskan banyak uang dan waktu untuk menjaga Anda selama ini dengan membayar Yasa, agar lelaki brengsek itu bisa melindungi Anda! Tapi apa kenyataannya, dia malah menikam saya dari belakang! Dan kali ini, saya tidak akan tertipu lagi!" jelas Mahessa panjang lebar. Mengungkapkan apa yang sebenar-benarnya dia rasakan. "Jika memang Anda bukan Vi, itu artinya, mulai detik ini, saya akan menyusun rencana baru untuk bisa mendapatkan Vi yang asli dan merebutnya dari sang suami!"

Mendengar ucapan gila Mahessa seketika wajah manis Vanessa memucat.

"Lalu, soal semua uang dan waktu yang sudah saya keluarkan secara percuma selama bertahun-tahun lamanya untuk Anda, maka saya meminta Anda untuk menebusnya dengan cara, membantu saya menghancurkan rumah tangga Wildan dan Vanilla, bagaimana?"

Kepala Vanessa menggeleng cepat. "Nggak! Itu nggak mungkin! Sampai mati pun, saya nggak akan mau menerima tawaran gila Anda, Mahes!" tegas Vanessa marah.

Sejujurnya, Vanessa terkejut saat mendengar perkataan Mahessa tentang Yasa tadi.

Melindungiku?

Membayar Yasa?

Menghancurkan rumah tangga Vanilla dan Wildan?

Apa maksudnya?

Pikir Vanessa tak habis pikir.

Meski setelahnya, Vanessa sadar bahwa saat ini bukan hal itu yang menjadi prioritas utamanya untuk bisa mengatasi Mahessa, sebelum lelaki itu benar-benar menjadi lebih gila, Vanessa harus membuat lelaki itu enyah dari kehidupannya, mau pun kehidupan Vanilla.

"Apa yang Anda rasakan di dalam hati Anda itu bukan cinta, Tuan Mahess! Melainkan obsesi gila yang justru akan menghancurkan diri Anda kelak! Hentikan semua omong kosong ini! Lupakan kejadian masa lalu itu, lupakan Vi dan juga perjanjian konyol Anda dengan Yasa, lalu tinggalkan kami dan," Vanessa menjeda kalimatnya sesaat, sekadar menarik napas lebih dalam. "Lanjutkan hidup Anda dengan baik. Oke?"

Mendengar kalimat panjang yang diucapkan Vanessa, Mahessa malah tertawa.

Tawa yang terdengar mengerikan.

Membuat Vanessa semakin terpojok dengan keadaan.

Vanessa memang menyesali perbuatannya yang ceroboh, yang pada akhirnya justru malah menjerumuskan Vanilla pada masalah yang sangat besar.

Vanessa terpaksa berbohong tentang Vi, karena berpikir bahwa Mahessa akan berhenti mengganggunya kalau tahu bahwa bukan dia orang yang sudah menyelamatkan bocah kecil lelaki yang dibakar hidup-hidup oleh ayah kandungnya sendiri berpuluh-puluh tahun silam di lapas, ketika Vanessa dan Vanilla masih tinggal bersama sang Ibu yang merupakan seorang narapidana.

Seorang bocah lelaki bernama Yasa yang diakui Mahessa sebagai satu-satunya saudara yang dia miliki saat ini, di mana hukum saat itu tak sama sekali menyelesaikan kasus penyiksaan sadis itu secara tuntas. Memang benar, pelaku atas pembakaran diri Yasa adalah ayah kandung Yasa sendiri, itulah sebabnya, Mahessa ingin lelaki itu mendapat ganjaran setimpal dari sekadar hukuman mati!

Dan dengan kekuasaan yang dia miliki, apa pun keinginannya bisa dia wujudkan dengan mudah, sehingga hukuman mati untuk Ayah kandung Yasa pun dibatalkan dan diganti menjadi hukuman seumur hidup.

Mahessa hanya ingin, lelaki itu hidup agar dia bisa menyesali perbuatannya dahulu terhadap Yasa, sang anak lebih lama.

"Jawab pertanyaan saya sekali lagi, dan saya berharap Anda bisa menjawabnya dengan jujur, Nona," pada akhirnya, Mahessa kembali mengulang pertanyaan yang sebelumnya pernah Yasa ajukan pada Vanessa saat lelaki itu masih hidup.

"Siapa, bocah perempuan yang datang menolong Yasa sewaktu dirinya dibakar hidup-hidup di lapas? Anda, atau Vanilla?"

Vanessa memejamkan mata.

Sebenarnya, ini pertanyaan mudah, hanya saja, Vanessa benar-benar tidak ingin terlibat urusan lebih jauh dengan Mahessa jika dia mengatakan hal yang sebenarnya pada lelaki itu.

Hingga pada akhirnya, Vanessa tetap mengatakan kembali bahwa Vanilla lah yang telah menolong bocah kecil lelaki bernama Yasa itu.

Dalam pikiran Vanessa saat itu, Mahessa tidak akan mungkin mengganggu Vanilla karena saat ini status Vanilla sudah bersuami. Dan mengenai rencana konyol lelaki itu yang meminta bantuannya untuk menghancurkan rumah tangga Wildan dan Vanilla, jelas hanya gertakan agar dirinya merasa takut.

Tanpa pernah Vanessa tahu bahwa seorang Mahessa ternyata memiliki seribu satu rencana demi memenuhi obsesi gilanya itu.

Nyatanya, lelaki itu tidak main-main dengan ucapannya.

"Baiklah, jika memang Vanilla adalah Vi, saya akan tetap melanjutkan rencana semula!" ucap Mahessa dengan sebuah senyuman miring yang menyebalkan.

"Terserah apa yang ingin Anda lakukan! Tapi, yang pasti, Wildan dan Vanilla tidak akan bisa terpisahkan karena cinta mereka begitu besar satu sama lain!" Tegas Vanessa yang masih berharap Mahessa akan mundur.

"Itulah sebabnya, kini saya meminta bantuan Anda Nona," balas Mahessa dengan wajah yang cukup dekat dengan wajah Vanessa. Kegugupan Vanessa seolah menjadi kesenangan tersendiri untuk dinikmati. "Semoga Anda masih ingat dengan apa yang saya katakan tentang Yasa pada Anda melalui pesan di malam pertemuan pertama kita berlangsung?"

"Omong kosong!" bentak Vanessa. "Saya tau, itu hanya bualan Anda saja agar saya mempercayai Anda, bukan? Dasar licik!" potong Vanessa cepat. Tatapannya nyalang dan sarat emosi.

"Saya katakan sekali lagi, Yasa masih hidup, dan saya akan mempertemukan Anda dengan calon suami tercinta Anda itu, jika, Anda bersedia membantu saya mendapatkan Vanilla! Menikahlah dengan saya, dengan begitu, saya akan lebih mudah mendekati Vanilla, bukan?"

Saat itu, Vanessa tau dirinya sudah terjebak!

Lelaki di sampingnya ini jelas-jelas sudah gila! Dan Vanessa mungkin perlu mencari cara untuk mengulur waktu agar dia bisa membicarakan masalah ini dengan keluarganya. Terlebih pada Vanilla dan Wildan.

Sepertinya bukan hanya gila, tapi Mahessa juga sangat berbahaya.

"Bagaimana? Bukankah itu tawaran bagus untuk Anda, Nona?" tanya Mahessa lagi yang mulai paham gerak-gerik wanita di hadapannya. "Tentu, Anda ingin bertemu dengan Yasa kembali kan dan mewujudkan rencana pernikahan kalian yang sempat gagal?" tatapan Mahessa kini tertuju ke arah perut Vanessa yang masih rata. Membuat Vanessa seketika dilanda perasaan risih sehingga dirinya langsung menutupi bagian perutnya yang sedikit terekspos karena pakaiannya yang memang cukup ketat.

"Anda pasti ingin bayi di dalam perut Anda ini memiliki Ayahkan?" ucap Mahessa saat itu. "Tenang saja, kita tidak akan melakukan pernikahan betulan. Pernikahan ini hanya berlaku di atas kontrak sampai saya benar-benar bisa mendapatkan Vanilla. Lalu setelahnya kita bercerai dan Anda bisa hidup bahagia bersama Yasa dan anak Anda, bagaimana?"

Vanessa menelan salivanya dengan susah payah.

Jika memang ucapan Mahessa tidak main-main, maka ada kemungkinan, lelaki ini berkata jujur tentang Yasa.

Meski, sebenarnya, hal itu hanya menjadi harapan semu bagi Vanessa saat ini.

Kematian Yasa terjadi di depan mata kepalanya, jadi mana mungkin kini Yasa bisa hidup kembali bahkan setelah Vanessa sendiri menyaksikan mayat Yasa yang dikebumikan.

Sayangnya, perasaan cinta dan rindu yang begitu menyiksanya itu membuat Vanessa hilang akal sehingga dia pun menyanggupi permintaan gila Mahessa dan berharap apa yang dikatakan Mahessa tentang Yasa itu benar.

"Baiklah, saya setuju menikah dengan Anda, tapi setelah saya melahirkan anak saya!" ucap Vanessa saat itu, meski dalam hati dia begitu menyesali perkataannya.

*****

Kuy di Vote dan koment kalau suka...

Salam Herofah...

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Arwen Paramitha
siyap Kakak ...
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
udh baca dari awal emang banyak perubahan sih jalur nya tapi gk apa2 deh apalagi sekarang malah di bikin penasaran ama kelanjutan nya (^.^) semangat terus thor ngetik nya
goodnovel comment avatar
Herofah
ada revisi sedikit di bab awal ya kakak, agak berbeda yg ini, jd harap dibaca ulang ......️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   6. KEGUGURAN

    Hari berlalu.Begitu pun dengan badai hitam yang menyelimuti keluarga Malik sejak tragedi kematian Yasa lalu disusul kematian Kenari.Perlahan, masalah demi masalah yang menimpa keluarga sang Chef pun teratasi dengan baik.Bermula dari kesembuhan sang istri, Isna dan kondisi psikis sang putri tercintanya, Vanessa yang terlihat mulai bisa kembali tersenyum.Masih di kediaman Malik, dari arah kamar di lantai dua, terdengar suara percakapan sepasang suami istri."Nih yank, aku punya lima destinasi bulan madu terbaik rekomendasi dari Pak Beni di kantor. Dia punya teman yang buka jasa travel bulan madu di seluruh dunia. Dan lima negara ini menjadi tempat terlaris selama dua tahun belakangan yang banyak dikunjungi oleh para pengantin baru, kayak kita," jelas Wildan panjang lebar sambil menscroll layar ponselnya yang menampilkan gambar-gambar pemandangan indah di seluruh dunia, dia memperlihatkannya pada sang istri yang saat itu sedang membenahi pakaian karena malam ini mereka akan kembali p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   7. BUKAN HAMIL ANAKKU!

    Flashback On..."Coba tebak, kira-kira jenis kelamin anak kita apa ya, Yas?" Tanya Vanessa pada kekasihnya, Yasa.Malam itu mereka baru saja selesai bercinta.Sejak kepulangannya dari Paris, Yasa memang tinggal menetap di apartemen Vanessa karena lelaki itu tidak memiliki tempat tinggal.Hidup sebagai yatim piatu sejak kecil dan tak memiliki sanak saudara membuat Yasa tumbuh menjadi sosok lelaki yang mandiri dan pekerja keras. Meski semua yang dia kerjakan pada akhirnya tetap tak mampu membawanya pada taraf kehidupan yang lebih baik.Itulah alasan mengapa Yasa sempat berpikir untuk pergi dari kehidupan Vanessa karena dia merasa tidak cukup layak mendampingi Vanessa yang saat itu berprofesi sebagai model papan atas.Namun, Yasa menyesal telah menyakiti Vanessa karena nyatanya, cinta Vanessa terhadapnya begitu dalam. Bahkan Vanessa rela mengesampingkan karirnya demi mencari Yasa ke Paris.Lika-liku panjang cinta mereka sudah berhasil mereka lalui dan kini Yasa hanya perlu bersabar sedik

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   8. MAHESSA VS WILDAN

    Masa setelah Prolog..."Tanda tangani ini sekarang!" Perintah Mahessa pada Vanessa dengan begitu to the point, saat lelaki itu baru saja sampai di dalam ruang rawat Vanessa."Apa ini?" tanya Vanessa bingung. Wajah pucatnya tampak semakin pucat terhitung saat dia melihat sosok Mahessa memasuki ruang rawatnya beberapa detik tadi.Kebetulan, Isna dan Malik baru saja pulang, sementara Vanilla dan Wildan yang akan menggantikan menjaga Vanessa di rumah sakit belum datang. Jadilah, Mahessa bisa dengan leluasa melakukan aksinya terhadap Vanessa di dalam sini.Aksinya untuk memaksa Vanessa menandatangani surat perjanjian pernikahan mereka."Kamu baru saja keguguran, jadi tak ada alasan bagi kita untuk menunda pernikahan, benar kan?" ucap Mahessa disertai sebuah senyuman miring khasnya.Vanessa melirik sebuah kertas di pangkuannya. Kedua rahang wanita itu mengeras seiring dengan buliran air mata yang perlahan jatuh menetes di pipinya."Ini pulpennya, Nona cantik," ucap Mahessa lagi seraya menyo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   9. PERNIKAHAN

    "Apa? Menikah? Dengan Mahessa?" Pekik Vanilla kaget saat Vanessa baru saja memberitahu keluarganya bahwa dia ingin mempercepat proses pernikahannya dengan Mahessa.Dua minggu sudah berlalu pasca dirinya keguguran dan kini kondisi kesehatan Vanessa sudah jauh lebih baik, itulah sebabnya dia pun lekas memberitahukan hal ini pada seluruh keluarganya."Kamu yakin, Nessa? Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak menyukai Mahessa?" ucap Vanilla yang kini berhasil menarik Vanessa dari keramaian keluarganya yang masih berkumpul di ruang tengah kediaman Malik."Sejak awal saat Mahessa datang ke rumah ini untuk melamarku, aku sudah menerima lamarannya, hanya saja, aku memberinya syarat bahwa aku bersedia menikah dengannya selepas aku melahirkan. Tapi, sekarang aku bahkan sudah kehilangan anakku, jadi, tidak ada lagi alasan untuk kami menunda pernikahan," tutur Vanessa menjelaskan.Masih menatap Vanessa dengan penuh ketidakpercayaan, entah kenapa, Vanilla merasa bahwa Vanessa tengah me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   10. BERSIHKAN TUBUH KOTORMU!

    Malam pertama dalam sebuah pernikahan adalah hal terindah yang pastinya ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan.Menunjukkan rasa cinta melalui sentuhan jemari lembut, pagutan mesra di bibir, pelukan hangat hingga akhirnya mencapai titik klimaks bersama.Sungguh akan menjadi hal baru bagi semua pasangan yang tengah dimabuk asmara.Sayangnya, hal tersebut tidak dirasakan oleh Vanessa dan Mahessa yang memang menikah dengan tujuan lain yang sudah mereka sepakati bersama.Bunga mawar merah yang bertaburan di atas seprai putih di dalam kamar pengantin keduanya, menambah kesan romantis yang menggairahkan. Belum lagi lilin-lilin kecil aromatherapy yang terletak di beberapa titik ruangan. Menambah harum semerbak ruangan bernuansa putih gading itu.Balon-balon berbentuk hati bergelantungan bebas di langit-langit kamar membentuk sebuah tulisan "Selamat Menempuh Hidup Baru".Melihat semua itu, seketika hati Vanessa terenyuh. Bukankah, seharusnya dia merasa ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   11. TERLALU MURAHAN

    "Cepat mandi! BERSIHKAN TUBUH KOTORMU ITU!" Perintah Mahessa saat itu.Lelaki itu melangkah cepat keluar menarik pintu kamar mandi dan menutupnya dengan sebuah bantingan keras.Tak sampai di situ, Mahessa terus saja melangkah hendak keluar dari dalam ruangan yang menjadi kamar pengantinnya dengan Vanessa, namun saat selangkah lagi kakinya itu benar-benar keluar dari kamar tersebut, Mahessa menahan gerakannya.Tak ingin memancing kecurigaan orang lain jika sampai melihat dirinya wara-wiri di luar, padahal ini adalah malam pertama pernikahannya dengan Vanessa.Alhasil, Mahessa hanya bisa mengesah pasrah dan kembali masuk ke dalam kamar setelah lagi-lagi dia membanting pintu dengan sangat keras.Melepas pakaiannya satu persatu hingga dia tak mengenakan atasan apa pun lagi. Meraih sebuah botol minuman beralkohol di dalam lemari pendingin lalu menenggaknya dengan cepat.Sebisa mungkin Mahessa berusaha menetralkan emosi yang kian menyiksa setiap kali otaknya harus dipaksa berputar membayang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   12. KALIMAT MENYAKITKAN

    "Jika memang dia bukan Yasa, lalu kenapa dia mengatakan bahwa dia adalah Yasa padaku? Apa kamu yang menyuruhnya Mahes?" Tanya Vanessa dengan segelintir amarah yang tersisa."Ya, aku yang menyuruhnya," jawab Mahessa tegas."Apa alasannya?""Karena aku hanya ingin tahu, apakah seorang Vi, benar-benar masih mengingat kejadian itu, atau tidak.""Brengsek!" Vanessa memaki dan melayangkan satu tamparan kuatnya di pipi Mahessa, sementara Mahessa hanya bergeming. Sama sekali tak berniat untuk melawan. Dan hal ini akan terjadi pada Mahessa jika memang Mahessa merasa dirinya bersalah.Ya, Mahessa sadar bahwa dirinya sudah bersalah dengan membiarkan orang lain menyamar sebagai Yasa hanya demi sebuah pembuktian.Sungguh konyol bukan?"Jadi selama ini kamu telah mempermainkan aku? Mempermainkan perasaanku? Hidupku?" Jerit Vanessa lagi penuh kemurkaan. "Memangnya kamu pikir dirimu itu siapa, hah? Tuhan? Kamu bahkan tidak pantas disebut sebagai lelaki karena kenyataannya kamu hanya seorang pecundang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   13. PERTEMUKAN AKU DENGAN GAVIN!

    "Dan aku sangat bersyukur, jika kenyataannya, Vi yang aku cari selama ini ternyata bukan dirimu, melainkan Vanilla," Mahessa tertawa renyah di akhir kalimatnya.Seketika niat Vanessa untuk memberitahukan pada Mahessa tentang siapa sebenarnya sosok Vi yang asli pun urung dia lakukan.Ucapan Mahessa saat itu, sungguh melukai hati dan jiwanya. Menusuknya dengan sangat dalam dan menyakitkan.Jadi, biarlah...Biarkan saja lelaki itu berpikir bahwa Vi adalah Vanilla.Vanessa bahkan sudah tak perduli!"Aku sudah menjawab semua pertanyaanmu dan sekarang giliranmu memberitahuku soal Vi," ucap Mahessa lagi setelah cukup lama mereka saling diam.Tatapan Mahessa terus tertuju pada sosok Vanessa yang saat ini kembali duduk di sisi ranjang tempat tidur. Wanita itu terus bergeming dengan kedua tangan yang meremas ujung jubah mandi yang dia kenakan.Terlihat sekali, bahwa Vanessa sedang gugup saat ini."Ada apa Nessa? Tadi kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu ingin mengatakan sesuatu tentang Vi ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20

Bab terbaru

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   42. MASUK PERANGKAP

    Setelah melalui sekitar tujuh jam perjalanan darat, akhirnya Mahessa dan Vanessa pun sampai di Paris.Di sepanjang perjalanan tadi, Vanessa sempat menerima panggilan telepon dari Vanilla dan keluarganya yang kini sudah berada di Amerika.Vanilla dengan segala kekhawatirannya terus saja mengoceh seperti kaleng rombeng di telepon. Wanita itu memarahi Vanessa yang telah membuatnya cemas di sepanjang perjalanan menuju Amerika karena Vanessa yang tiba-tiba saja menghilang di Bandara dan sulit dihubungi.Hingga akhirnya, semua masalah terselesaikan begitu pihak keluarga di sana tahu bahwa kini Vanessa dan Mahessa baik-baik saja."Sepertinya, keluargaku memang belum tau soal Aro?" tanya Vanessa saat Mahessa baru saja mengajaknya memasuki sebuah mobil pribadi yang mereka sewa."Ya, kupikir mereka tidak perlu tau," ucap Mahessa saat itu yang mulai fokus menyetir."Lalu, kita mau kemana sekarang? Aku sangat lelah, kita harus istirahat, Mahess," ucap Vanessa diikuti dengan mulutnya yang menguap

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   41. SEBUAH ALASAN

    Matahari bersinar cerah menyambut pagi di Jenewa.Gemericik air mengalir terdengar dari balik balkon kamar yang dihuni oleh Mahessa dan Vanessa tadi malam.Menghirup udara pagi yang segar dan sejuk, Vanessa terdiam di sisi balkon dengan tubuhnya yang hanya terbalut kemeja putih Mahessa. Bahkan, tanpa Vanessa mengenakan apa pun lagi di dalamnya.Pergumulan panjang nan panasnya dengan Mahessa tadi malam terasa begitu membekas di benaknya. Membuat senyum di wajah cantik nan seksi Vanessa seolah tak mau hilang."Kamu sudah bangun duluan? Kenapa tidak membangunkan aku?" bisik suara berat seorang lelaki dengan tubuh atasnya yang shirtless, memperlihatkan lekukan otot-otot tangannya yang kekar dan mulus.Mahessa memeluk tubuh sang istri dari belakang, membenamkan kepalanya di balik ceruk leher Vanessa yang harum."Aku tau kamu pasti kelelahan karena permainan kita semalam, makanya aku biarkan kamu istirahat lebih lama," ucap Vanessa menahan geli saat bibir Mahessa mulai mendaratkan kecupan k

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   40. RASA SAKIT YANG TERBAYAR

    "Kamu ingin menjadi istri yang baik kan? Kalau begitu, buktikan!" ucap Mahessa setelah lelaki itu berhasil melepas kemeja yang dia kenakan.Bukan hal aneh bagi Vanessa untuk menyenangkan lelaki di ranjang, hanya saja, kenapa saat ini dia merasa begitu gugup?Bahkan Vanessa merasa jantungnya seakan ingin melompat keluar dari dadanya, saking kencang dan kuatnya degupan itu.Keadaan hening seketika menyergap keduanya saat tubuh Mahessa sudah menguasai tubuh sang istri sepenuhnya.Tatapan keduanya kembali bertemu, lekat dan dalam.Seolah menyelami kembali masa-masa indah kebersamaan masa kecil mereka dahulu, saat Vi sering membantu Yasa membersihkan kantin lapas bersama Pak Dirham. Saat Yasa sering mengajak Vi melihat langit senja dari atas pohon, dan saat mereka bermain petak umpet bersama, lalu Vi menangis karena melihat ular di belakang lapas.Semua kenangan itu masih terekam jelas dalam benak Yasa a.k.a Mahessa. Tak terlupakan, sedikit pun."Kamu cantik sekali, Vi..." gumam Mahessa sa

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   39. BUKTIKAN!

    Setelah memastikan Vanessa aman bersama Vanilla dan juga Wildan, Mahessa kini hanya perlu menyusun strategi baru untuk menghadapi kelompok Aro.Jika memang Aro kini sudah berhasil menguasai markasnya di Jakarta, itu artinya, lelaki itu pun sudah berhasil menyelamatkan Gavin?Lelaki licik itu!Menghantam lemari kaca di ruang tengah mansionnya dengan remot TV yang ada digenggamannya, Mahessa kembali berteriak frustasi. Menyesali kebodohannya, mengapa dia tidak sekalian melenyapkan nyawa lelaki brengsek bernama Gavin itu kemarin-kemarin?Jika kini Gavin sudah berada dengan Aro, Mahessa pastikan, cepat atau lambat, Aro pun akan lekas menemukan keberadaannya, karena sejauh ini, Gavin jelas tau, di mana saja Pak Dirham memiliki aset berharga.Mahessa masih terus mundar-mandir di ruang tengah kediamannya dan masih berpikir memutar otak bagaimana caranya dia menghadapi Aro kelak, ketika tiba-tiba, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita bergaun hitam yang berlari tanpa alas kaki ke arah

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   38. KARTU AS DI TANGAN GAVIN

    Setelah melakukan pencarian panjang, akhirnya, kelompok Aro berhasil menguasai markas besar kelompok Mahessa di Jakarta.Lokasi di mana Mahessa menyekap Gavin selama ini.Dengan wajah bengisnya yang setengah brewok itu, Aro bersama anak buahnya berhasil menghabisi seluruh anak buah Mahessa di dalam rumah mewah itu, dan menyisakan satu orang bernama Rendi yang diketahui merupakan pemimpin kelompok.Aro tahu bahwa Rendi adalah pemimpin di sana, tentunya dari Gavin yang saat itu sudah berhasil dia selamatkan.Melihat kondisi Gavin yang sangat menyedihkan dan lemah, amarah Aro benar-benar meledak. Lelaki itu bahkan menghancurkan seisi kediaman mewah Mahessa dengan senjata api miliknya.Mendekati Rendi yang saat itu sudah babak belur dan hampir mati, Aro memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengambil ponsel milik Rendi yang biasa lelaki itu gunakan untuk menghubungi bos besar mereka.Sambil melakukan sambungan telepon dengan Rendi, orang-orang Aro yang lain bertugas mencari titik lo

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   37. TELEPON DARI ARO!

    Mendapati kondisi Wildan yang sudah tak sadarkan diri saat dua orang bodyguard membawa lelaki itu masuk ke dalam kamar, membuat Vanessa dilanda perasaan cemas berlebih, meski saat itu, dia tak mampu melakukan banyak hal selain diam, diam dan diam.Terpaku dan mematung, menatap sosok Wildan yang kini ada di atas ranjang berseprai putih di kamar yang sama dengannya.Ingin hati bertanya pada dua orang anak buah Mahessa mengenai keberadaan atasan mereka dan apa yang sebenarnya terjadi pada Wildan, hanya saja, bibir Vanessa mendadak kelu karena takut rencananya terbongkar.Alhasil, usai dua orang lelaki bertubuh kekar itu keluar dari kamar tersebut, Vanessa lekas mengguncang tubuh Wildan untuk membangunkan lelaki itu."Wil, bangun, Wil! Kenapa lo malah ke sini sih? Wildan! Bangun!" ucap Vanessa yang mulai panik.Dan sialnya, Wildan tak juga terbangun di saat guncangan tangan Vanessa semakin kencang. Hal itu jelas membuat Vanessa mati kutu. Bingung harus melakukan apa, hingga akhirnya, Vane

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   36. PENGAKUAN MAHESSA

    "Kami mendapat berita akurat dari salah satu mantan sipir penjara di lapas yang memang mengenal sosok Yasa kecil cukup dekat, namanya Pak Darmaji. Ternyata, lelaki itu masih hidup, Bos. Pak Darmaji masih hidup sampai saat ini dan dia memang sengaja bersembunyi karena semenjak Pak Dirham meninggalkan lapas bersama Yasa, Pak Darmaji mengaku, banyak sekali pihak yang mempertanyakan keberadaan Pak Dirham padanya, hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk mengambil pensiun dini setelah tahu bahwa ternyata, orang-orang yang mencari Pak Dirham tersebut memang berniat jahat ingin membunuh Pak Dirham dan merebut harta lelaki itu.""Pak Darmaji mengetahui bahwa Pak Dirham ternyata orang yang sangat kaya di Amerika dari surat misterius yang diterimanya. Selain surat, Pak Darmaji juga mendapatkan sebuah kiriman uang yang sangat banyak dan si pengirim uang tersebut meminta Pak Darmaji untuk bersembunyi. Itulah sebabnya, selama ini kita sangat kesulitan mendapatkan informasi tentang Pak Darmaji ini,

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   35. FAKTA YANG TERPECAHKAN

    Sementara Vanessa melakukan apa yang seharusnya dia lakukan bersama Vanilla, Wildan, yang memang bertugas untuk mengalihkan perhatian Mahessa dari dua orang saudara kembar itu, sengaja mengajak Mahessa keluar untuk berkeliling kota Swiss dengan berjalan kaki menyusuri tepian danau Geneva.Selain panoramanya yang indah dan memanjakan mata, Danau Geneva pun terlihat sangat bersih.Danau Geneva dikelilingi beberapa taman hijau, antara lain Parc de la Grang dan Jardin Anglais yang di dalamnya terdapat jam besar dari bunga. Ada pula Parc Mon Repos dan Jardin Botanique.Tak ketinggalan, terdapat ikon air mancur di Geneva yang berada di Danau Geneva bernama The Geneva Water Fountain atau dikenal sebagai Jet d’Eau. Air mancur ini terletak di tengah danau, tak jauh dari muara Sungai Rhone tepatnya di Quai Gustave-Ador.Dan di sanalah tepatnya, Mahessa dan Wildan kini berada.Kedua lelaki itu berbincang akrab seperti biasa, seolah tak sama sekali terjadi hal-hal aneh di antara mereka.Melihat b

  • HONEYMOON - BERTUKAR PASANGAN   34. BERTUKAR TEMPAT

    Seperti apa yang sudah Vanessa dan Wildan rencanakan sebelumnya, bahwa Vanessa akan bertukar tempat dengan Vanilla jika memang Mahessa tetap kekeuh ingin melanjutkan rencana konyolnya untuk bertukar pasangan.Malam itu, usai mendapat pesan dari Wildan yang memberitahukan bahwa Mahessa akan melakukan rencananya malam ini, Vanessa pun lekas mengambil tindakan dengan mendatangi Vanilla ke kamar sang saudara kembarnya itu."Apa? Pernikahan kontrak?" Pekik Vanilla terkejut saat Vanessa baru saja memberitahunya bahwa pernikahan yang terjalin antara dirinya dan Mahessa hanyalah sebuah pernikahan kontrak yang akan berakhir jika Mahessa sudah berhasil mendapatkan apa yang dia mau, yaitu Vi.Itulah sebabnya, hidup Vanessa sekarang benar-benar bergantung pada Vanilla. Vanessa tak mungkin berdiam diri saja menjalani kehidupannya yang suram di masa depan dengan seorang lelaki macam Mahessa, namun, dia juga tak akan membiarkan Mahessa menghancurkan kehidupan rumah tangga Vanilla dan Wildan.Baik dir

DMCA.com Protection Status