Bella telah sampai di rumah tempatnya dulu pernah menghabiskan malam dan menjadi istri dari Ferry. Masa lalu yang pahit untuknya. Dari masalalu yang pahit itu setidaknya lahir sebuah kebahagiaan untuknya, yaitu Ethan.Dengan langkah pasti Bella memasuki rumah itu, pintu itu sedikit terbuka, seolah dengan sengaja meminta Bella untuk segera masuk.Begitu Bella masuk, pintu itu segera tertutup sendiri. Tenyata Ferry telah menunggu di belakang pintu dan menutup pintu itu serta menguncinya. "Selamat datang Isabella, Mantan istriku." Sambut Ferry sok akrab. "Langsung saja, berapa yang kamu mau, hah? Agar kamu melupakan Ethan selama-lamanya?" "Aku tidak tergiur tawaranmu, Bella." "Lalu? Apa yang kamu inginkan, bukankah kamu dulu tidak mengakui Ethan sebagai anakmu?" Ferry berjalan mengitari Bella sembari memegang janggutnya dan menelan salivanya, Bella masih terlihat begitu seksi dan cantik. "Aku hanya ingin memiliki Anak, Bella. Benihku hanya bisa tumbuh di Rahimmu." "Hamili Alexa
Di sebuah gedung yang tinggi dan mewah, Miskha tengah berada di atas atap gedung itu, menatap berbagai bentuk awan yang sangat indah karena hari itu cerah."Bos, pak Ferry tengah mengabari kita, bahwasannya Bapak Marco Pratama sudah mulai menyerangnya. Kita ditagih janji untuk membantu pak Ferry untuk mendapatkan putranya.""Bilang pada si Ferry itu, putranya akan segera dia dapatkan.""Tapi Bos, kita juga harus segera melancarkan rencana untuk merebut perusahaan Yahoma sesegera mungkin." Ucap lagi seorang pegawai perempuan yang selalu mengikuti kemanapun Miskha pergi."Ssstttt... Kali ini kamu tidak perlu ikut campur masalah perusahaan Yahoma, untuk itu biarlah menjadi urusan saya!" "Baiklah Bos, kami mengerti." Hati Miskha kini terikat dengan Charles. Selama ini dia menipu, berbagai pria kaya raya, tapi kali ini Charles berbeda dari semuanya.Ketika tahu sedang di ikuti oleh Charles saat itu, Miskha menyusun rencana di goda oleh seorang satpam, Miskha ingin tahu bagaimana Charles
Warning!Adegan ini berisi kekerasan dan agedan berdarah, harap bijak membacanya.---------------------------------------------Seorang Wanita, ibu dari teman sekolah Ethan harus tertembak karena posisinya yang menutupi Bella saat mereka tengah berbincang.Suasana di taman bermain itu menjadi begitu mencekam, deru bunyi peluru yang di tembakkan seolah menambah kengerian di siang itu.Bella mematung dengan memegangi Ethan sangat erat di dekapannya, wajah dan baju Bella yang berlumuran darah begitu berbau anyir. Kaki Bella menjadi tidak bisa di gerakkan karena terlalu takut jika peluru itu akan mengenai dirinya ataupun anaknya."Tolong... Ku Mohon, tolong kami..." Lirih Bella dengan putus asa akan situasi saat ini.Ethan begitu ketakutan hingga mendekap tubuh Bella begitu erat. Di suatu sisi, seorang penembak dari kelompok Mafia tengah bersiap untuk membidik tepat di kepala Bella, hanya dengan hitungan detik penembak itu menarik pelatuknya.Tiba-tiba, Marco datang dan menarik Bella dan
48 jam sebelum penyerangan penembakan di taman...Charles dengan wajah memerah karena marah menatap Miskha dengan tatapan yang tajam. "Jadi, kau selama ini menipuku?" Miskha yang sudah terbongkar rahasianya oleh Charles sudah tidak dapat mengelak dan harus berani mengakuinya. "Apa yang Koko tahu itu benar, Aku memang berasal dari kelompok Mafia. Tapi cintaku padamu itu sebuah ketulusan." Seulas senyuman menghina menyungging di wajah Charles atas ucapan Miska. "Cinta? Omong kosong tentang kata cintamu itu!" Kekecewaan nampak begitu kentara di wajah Charles, Miskha mengerti jika saat ini pria yang dia cintai tidak akan percaya sepatah katapun apa yang Miskha ucapkan. "Baiklah jika Koko tidak mempercayaiku, Aku akan pergi dari sini." Tangan Charles memberikan kode untuk Miskha pergi tanpa berniat mencegahnya sekalipun. "Pergilah dan jangan sekali-kali kamu muncul di hadapanku, dan jangan pula kamu mengusik kehidupan Marco dan Bella lagi."Sebuah anggukan dari Misha menjadi tanda bawa
Walau sudah berusaha untuk menutupi kenyataan tentang Ethan tapi cepat atau lambat ,Bella akan tahu. Lebih baik Marco menyiapkan diri untuk mencoba memberitahu Bella yang sebenarnya. Itu yang terbaik untuk istrinya kini."Mas, apa kita sudah boleh menengok Ethan? Aku sudah tidak sabar untuk melihat putraku." Bella kembali mengunyah apel yang sedang di suapi oleh Marco. "Mas, antarkan Aku kepada Ethan sekarang." "Ada yang ingin Aku bicarakan kepadamu, Baby." Marco menarik kursinya lebih dekat dengan Bella. "Dan Mas harap kamu sanggup menerima hal ini."Bella menatap suaminya bingung, hal apakah yang akan suaminya katakan. "Ada apa sebenarnya, Mas?" Genggaman lembur dan erat langsung Marco berikan kepada tangan lembut Bella. "Kita harus bisa menerima, jika Ethan sudah tiada." Marco menelan salivanya untuk melanjutkan kalimatnya. "Ethan meninggal karena tembakan itu." Mendengar kabar itu, sontak membuat Bella mematung dan berhenti mengunyah apel yang berada di mulutnya. Tubuhnya seola
Kesedihan yang mendalam di rasakan oleh Bella. Kehilangan anaknya sangat menyakitkan hatinya. Semangat untuk hiduppun seolah tidak ada, Bella sungguh terpuruk."Baby, makanlah sedikit saja, sejak kemarin kamu tidak mau makan apapun." Sesendok nasi dengan lauk di atasnya Marco berusaha menyuapinya. "Makanlah walau hanya sedikit saja."Gelengan lemah kembali Bella berikan, nafsu makannya sama sekali tidak ada. "Bagaimana Aku bisa makan jika ujian ini begitu berat?" Marco meletakkan piring berisi makanan itu di atas nakas dan memeluk istrinya erat. "Baby, bukan hanya kamu yang merasakan sakit ini, Aku juga merasakannya. Aku pun juga sangat kehilangan Ethan." "Aku berjanji akan membalas orang yang telah memberikan kita luka yang begitu dalam ini." Suara Marco bergetar karena menahan amarah. "Aku yang akan membalas mereka semua.""Jangan biarkan mereka semua hidup tenang setelah merenggut Ethan dari kita." Sorot mata kebencian penuh dendam begitu terpancar dari kedua netra Bella. "Mereka
Wajah Miskha pias, pemberitaan di media sosial akan menghancurkan kelompok mereka. Hampir semua bisnis akan di tutup dan Meraka akan di cekal. Di pikiran Miskha hanya ada Charles yang akan mampu membantunya.Charles yang melihat kedatangan Miskha seorang diri dengan wajah kebingungannya, segera menyudahi rapat yang tengah dia jalani. Charles mengadakan rapat di rumah dengan para pegawai inti perusahannya. "Baiklah, rapat kali ini sepertinya sudah selesei. Kita akan membahasnya lagi besok." "Baiklah pak, kami permisi." Ketiga orang kepercayaan Charles segera memberi hormat dan berlalu pergi. "Ada hal apa? Hingga kamu nekat menemuiku di rumahku?" Charles mendekati Miskha dengan tatapan datarnya. "Bukankah kita sudah selesei? Tidak ada lagi hubungan apapun di antara kita." "Tolong.. hentikan Marco melakukan balas dendamnya." Suara Miskha seolah tercekat. "Marco salah sasaran, bukan kelompok Mafia kami yang membvnvh anaknya." Charles memegang janggutnya dan memandang Miskha remeh. "Un
Marco menatap kepada Charles dengan tatapan tidak suka. Terlebih Marco tahu, jika sahabatnya itu mencintai Miskha. Pasti dia akan berusaha untuk menghalangi rencananya."Kali ini , saya tidak meminta pendapat darimu, Char!" Marco berbicara ketus dan mendekati Charles lalu memegang pundaknya. "Aku tahu kamu mencintai wanita itu, tapi dia sudah bertindak sejauh ini. Mereka harus mendapatkan balasannya.""Tidak Marco, kali ini dengarkan saya dulu." "Saya tahu kamu akan memintaku untuk menghentikan balas dendam ini. Tapi saya tidak bisa!" Marco sekali lagi menekan bahu Charles lebih kuat. "Kamu diamlah jika tidak pergi dari sini." "Marco, Saya mohon dengarkan saya dulu...""Cukup! Berhenti membujukku, orang yang bersalah harus menerima akibatnya." Dengan sikapnya yang dingin dan tegas menolak untuk mendengarkan alasan dari Charles. "Masalah hatimu dengan wanita itu bukan urusanku."Charles tanpa putus asa tetap mencoba untuk memberi Marco tentang sebuah kebenaran. "Marco, dengarkan saya