Dari kejauhan, kakek Yulius menatap cucu dan istrinya saling melepaskan rindu. Kedua netranya membasah, dirinya sudah memisahkan dua insan yang saling mencintai itu."Tuan, apakah kita jadi memindahkan Nona Bella?" Tanya salah seorang bodyguard kepada kakek Yulius."Tidak perlu, Bella sudah aman berada bersama suaminya. Biarkan mereka berdua disini, kalian awasi mereka saja dari kejauhan, untuk melindungi mereka berdua." "Baiklah, Tuan. Kami mengerti." Kakek Yulius lantas pergi meninggalkan Marco dan Bella di pantai itu, beberapa bodyguard tetap tinggal untuk menjaga mereka berdua dari hal buruk yang mungkin saja terjadi.Marco menggandeng istrinya ke dalam rumah mungil bergaya minimalis itu yang di dominasi warna putih dan hitam. Membawanya masuk tanpa melepaskan genggaman tangannya."Duduklah, Mas ingin mendengar semua alasan kamu pergi meninggalkanku darimu langsung, Baby." "Mas.." Bella seolah menolak untuk bercerita.Marco membingkai wajah cantik Bella dan berucap dengan lemb
Jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi lebih 30 menit, Bella memandangi wajah tampan suaminya dengan senyuman manis di bibirnya. Tiga bulan menahan kerinduan dan semalam mereka menghabiskan waktu bersama untuk bercinta dengan bergelora.Bella mengusap lembut wajah Marco , pipi yang ditumbuhi dengan rambut halus itu membuat Marco semakin terlihat gagah. Jari lentik Bella kembali menelusuri setiap jengkal tubuh Marco untuk bermain-main, dada Marco yang bidang dan kekar serta kedua tangan dengan otot kuatnya membuat Bella semakin tergila-gila dengan Marco. Dari balik selimut terlihat senjata sang suami berdiri tegak, pikiran nakal Bella datang untuk segera membuat Marco melayang di angkasa.Tangan lembut dengan jemari lentik itu dengan lihai menelusup ke dalam seprei dan menyentuh benda tumpul yang sudah berdiri tegak itu. Senjata Marco pasti akan selalu bangun setiap dengan sendirinya di setiap pagi. Bercinta di saat pagi itu sangat disukai oleh Marco karena
Dua Minggu sudah Bella kembali ke rumah mereka bersama suami dan anak-anaknya, kebahagiaan Bella seolah telah kembali. Namun, sejak saat itu, Marco selalu sibuk mengurus sesuatu katanya. Pulang larut malam, pergi pagi hari. Hubungan intim diantara suami istri itu belum terjadi lagi setelah terkahir di rumah Pantai waktu itu.Bella menghampiri suaminya yang tengah sibuk melihat ponselnya dengan membawa sepiring roti panggang yang sudah di olesi selai juga segelas kopi panas, waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi lebih 15 menit, tapi Marco sudah rapih dengan setelan kerjanya. "Mas, sarapan dulu. Aku sudah menguatkan sarapan.""Mas bawa saja sarapannya, sebentar lagi Mas harus berangkat," ucap Marco tanpa memandang istrinya."Mas?" Bella mulai jengah dengan kesibukan suaminya kali ini."Ada apa, Baby?" Sahut Marco sambil menyeruput kopi hangat buatan istrinya dan memandangi ponselnya."Kenapa dia Minggu ini Mas selalu sibuk? Pekerjaan apa yang bisa menyita waktu mas seperti ini?" Kali
Marco tiba di suatu tempat , tepatnya sebuah gudang atau bangunan terbengkalai. Di sana terdapat seorang pria dengan wajah dan badan babak belur tidak karuan.Dia adalah Diego, selama dua Minggu ini Marco mencari Diego dan kini dia mendapatkannya dan membalaskan perbuatan Diego dengan setimpal.Selama dua Minggu ini Marco sibuk untuk menangkap Diego yang bersembunyi di sebuah apartemen bersama dengan Laura. Dengan segala upaya Marco dapat menemukannya dan menghajar habis-habisan Diego sampai babak belur."Kali ini kamu akan merasakan balasan yang setimpal dariku, Diego!" Wajah yang babak belur, tangan dan kaki yang terikat membuat Diego benar-benar tidak berdaya. Namun, Diego tetap memiliki kesombongan tanpa ada rasa takut di wajahnya."Apa yang akan kamu lakukan padaku, hah? Orang lemah sepertimu tidak akan mampu membvnvhku!" Marco menyeringai ucapan saudara kembarnya. Selama ini sikap baiknya untuk menunjukkan rasa sayang pada adiknya sendiri malah di anggap sebuah kelemahan. Ta
Bella memeluk suaminya dengan penuh perhatian. Melihat suaminya seolah terguncang setelah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya tentang saudara kembarnya."Sudah Mas, kamu tidak bersalah. Apa yang kamu lakukan adalah kebenaran, kamu hanya ingin melindungiku dan keluarga kita.""Tapi, Mas merasa berdosa kepada Diego, jika Mas tahu kehidupan dia begitu berat seperti itu, Mas mungkin lebih baik mengalah." Bella terhenyak, tidak mengerti maksud sang suami mengatakan kata mengalah."Ma..maksudnya Mas?" Tanya Bella memastikan keraguannya."Mas mungkin akan mengalah untuk kehidupan ini, Mas akan biarkan dia hidup sebagai pewaris yang sah keluarga Pratama. Biarlah kita tinggal menyendiri bersama dengan anak-anak kita."Ada rasa lega di hati Bella, tadinya Bella berpikir bahwa Marco akan mengalah dan menyerahkan dirinya untuk saudara kembarnya, Marco lebih mencintainya daripada harta, walaupun Diego sangat mirip dengan Marco, tetap mereka berdua orang yang berbeda."Semuanya sudah terjadi, k
Keluarga besar Pratama dan Alexander tengah berkumpul untuk dinner bersama. Ini kali pertama Marco dan Diego duduk makan malam bersama.Masih ada kecanggungan di antara mereka, hanya denting sendok dan garpu yang beradu memecah keheningan diantara mereka.Alunan musik klasik mengiringi kecanggungan itu. Nathalia yang baru tahu tentang semua tragedi di keluarga besarnya turut merasa sedih atas kedua Kakak kembarnya, tak menyangka bahwa selama ini dia memiliki dua Kakak kembar.Setelah menyelesaikan makan malam, kini waktunya minum-minum dan menikmati desert yang sudah di siapkan pihak restoran.Pelayan mulai menuangkan Champaign ke setiap gelas yang sudah tersedia di meja. Pandangan kakek Yulius sesekali beralih ke Marco lalu ke Diego, ada hal yang harus di di seleseikan segera."Marco dan Diego... Ada hal yang harus kita semua seleseikan bersama."Semua terdiam mendengar kakek Yulius akan berbicara. "Pertikaian antara Marco dan Diego, sudah seharusnya di seleseikan dengan damai. Semu
Miskha mendekati Marco dengan wajah bergairah, meliuk-liukan tubuhnya yang seksi untuk menggoda Marco."Apa maksudnya ini, Miskha?""Anda pasti lebih paham, Apa yang sedang saya lakukan, Tuan." Miskha hanya tersenyum nakal kepada Marco dan melanjutkan aksinya.Miskha semakin menggoda Marco, berjalan mengitari Marco dengan penuh godaan sembari perlahan melucuti pakaiannya sendiri, kemeja sudah Miskha lemparkan ke lantai, kini hanya tersisa penutup kedua gunung kembarnya.Terus Menari-nari menggoda di hadapan Marco, melihat pemandangan indah itu, sebagai pria normal tentu Marco menjadi bergairah, kelelakiannya tegak berdiri menginginkan sebuah pemuasan hasrat.Walau tanpa musik, Miskha dengan pintar membuat sebuah tarian indah nan erotis, perlahan hendak melepaskan rok pendeknya, tangannya sudah mengarah ke belakang untuk melepas pengait roknya itu.Namun, Marco segera mencegahnya, situasi seperti itu tidak boleh berlanjut, harus segera dihentikan."Cukup Miskha. Jangan lakukan lebih d
POV MarcoTujuh hari berlalu setelah kejadian bersama Miskha dan pemecatannya, hari-hari Aku jalani dengan kehangatan bersama istri dan anak-anaku tentunya juga dengan kesibukanku bekerja. Setelah Miskha dipecat, posisi sekretaris kosong, Aku belum bisa menentukan untuk meminta Bella bekerja lagi, semua pekerjaan bisa Zoya handle dengan baik, Aku lebih suka melihatnya dirumah, agar bisa mengantarkanku ketika berangkat bekerja dan menyambutku ketika Aku pulang bekerja.Rasanya memiliki kebahagiaan yang sempurna saat sepulang bekerja dengan lelah dan penat yang di rasa seolah sirna jika sudah melihatnya tersenyum. Sangat cantik.Hari ini Aku bisa pulang lebih cepat karena istriku meminta untuk pergi berjalan-jalan berdua lalu meminta untuk menginap di Apartemen Lotus, tempat dimana kami menghabiskan malam pertama kami.Permintaan istriku itu memang tepat, sudah begitu banyak ujian yang kami lalui hingga kami bisa merasakan kebahagiaan itu kembali. Anggap saja ini honeymoon kedua.De