**Adlan yang sudah siap keluar dari rumahnya membawa tas sekolah yang ia gendong dipunggung. “Mau kemana?” tanya Ayah yang melihat putranya turun dari lantai atas, “Mau ngerjain tugas kelompok yah” jawab Adlan sambil melangkah turun. “Ayah…” panggil Adlan ada maunya. “Kenapa?” “Adlan mau berangkat naik taxi, sekalian jemput Abian karena dia engga ada yang anter. Terus juga tadi uang jajan Aku udah habis” ujarnya berharap Ayah peka. “Terus gimana? Kalau uang kamu habis, yaudah jangan naik taxi, terus gausah jajan aja disana. Kerjain tugasnya terus pulang” saran Ayah. “Ih…. Ayah kok gitu sih,,, emang ga kasian apa sama anak kesayangan ayah ini kalau cape terus nahan laper” bujuk Adlan lagi. “Yaudah sini” panggilnya, lalu dengan senyuman yang tertera diwajahnya Adlan mendekat. “Nih, jangan boros-boros lagi” Ayah mengeluarkan selembar uang seratus ribu untuk anaknya itu. Seratus ribu sangat cukup untuk anak kecil seperti Adlan, ia bisa memesan beberapa cemi
**Abian kembali duduk disebelah Adlan. Selang beberapa menit, akhirnya pesanan mereka tiba juga. “Jadi juga mesen Taro” ujar Alyssa, melihat minuman untuk Abian. “Awas aja ya kalau engga enak. Gua gabakal percaya lagi sama omongan lo” ujar Abian. “Seriusan, gua ga bohong Abian. taro emang seenak itu, mending lo Cobain dulu deh, komennya entaran aja” suruh Alyssa. “Gimana?” tanya Alyssa menunggu jawaban saat Abian baru saja mencoba minumannya. “Wahhhh, gila. Ini enak parah…………..” seru Abian kembali meminum taro miliknya. “Bener kan, gua mana pernah bohong” sahut Alyssa. Tak mau berlama-lama membahas Taro, Alyssa kembali melanjutkan laporan itu. tidak perlu waktu yang lama untuk Alyssa menyelesaikan tugas laporan untuk dua teman barunya itu. Alyssa pikir mereka berdua hanya memesan minuman saja, selang beberapa menit beberapa jenis cemilan berat datang ke mejanya. Ada kentang goreng, nugget, hotang, bahkan beberapa dessert coklat yang terlihat sangat enak.
**Laura masih antusias mendengar cerita dari teman dekatnya itu, sambil memakan keripik kentang itu Laura asik mendengarkan cerita tentang masa lalu Abian. “Udah segitu aja dulu, kapan-kapan gua lanjutin lagi deh” ujar Abian, laki-laki itu hanya menceritakan awal pertemuannya dengan Adlan dan juga non cantik yaitu Alyssa. “Ishhh, lanjut dong Bi. Penasaran tau” suruh Alyssa yang sangat penasaran dengan kelanjutan dari cerita Abian dan teman-temannya dulu. “Kapan-kapan aja gua lanjutinnya, ini udah malem. Gabaik ada cowok namu sampe malem, gaenak kedengeran tetangga.” Ujar Abian mengambil tasnya. “Yahhh, yaudah deh. janji ya lo bakal lanjutin, inget loh janji adalah hutang. Hutang itu dibawa sampe mati, kan ga lucu lo dikirim ke neraka cuman karena lo punya utang cerita ke gua” perempuan itu berusaha menakut-nakuti Abian. “Iya ih, ga percayaan banget lo sama gua” “Ya gimana mau percaya, lo aja kaya engga serius gitu ngomongnya.” “Kali ini gua seri
**“Laura, tar pulang sekolah lo ada kemana?” tanya Abella, “Ga kemana-mana sih. kenapa?” “Nah, bagus tuh. Jadi tugas kelompoknya, gimana kalau kita kerjain nanti aja pas pulang sekolah?” ajak Abella, pada dua temannya itu. “Setuju aja sih gua,” jawab Laura, “Lo gimana Zor?” “Iya, bisa kok.”“Si Adit gimana? Coba tanya sana ke orangnya” suruh Abel pada Zora, karena perempuan itu yang merekomendasikan Adit untuk masuk ke kelompok mereka. “Iya, tar gua tanyain deh” *Nayla: “Dimana Bi?” Abian: “Otw kelas nih, udah ada guru ya?”Nayla: “Belum sih, kirain masih keluyuran. Okedeh kalau gitu”Abian: “Sip, cantik” Nayla senyum-senyum sendiri membaca pesan yang Abian kirim, ia benar-benar semakin menyukai Abian agaknya. Abian dan Sagara memasuki ruang kelas, untungnya guru belum datang, jadi mereka tidak akan kena hukuman. Darrel sudah duduk dengan tenang disana, sepertinya rapat mereka sudah selesai. “NAY” Panggil Abian,
**Bel masuk kelas sudah berdering dari tadi, semua siswa sudah kembali ke kelasnya masing-masing. Harmony 22Darrel: “Hallo selamat siang semuanya. Pengumuman mendadak untuk hari, dimohon teman-teman semua untuk tidak pulang dulu saat jam terakhir. Karena ada sesuatu penting yang harus dilakukan, diharapkan semua anggota bisa hadir! Saya tunggu di ruang harmony pulang sekolah nanti. Sekali lagi mohon maaf atas pengumuman yang terlambat ini, sekian penguman yang bisa saya berikan. Terima kasih!Yuni: “Siap kak” Also 25+ replay. “Gila kali ya ni orang” teriak Laura kesal, terkejut dengan pengumuman mendadak yang diberikan si ketua ekskul itu. “Kenapa ra?” tanya Abella disebelahnya. “Ini si Darrel nyebelin banget ih, anjing lah” gerutunya kesal. Cecan HarmonyLaura: “Ngapa pada siap siap aja sih” Laura: “Ini pengumumannya mendadak banget loh, dikira kita engga ada urusan lain apa”Vina: “Ya emang ra, karena dia tahu kita g
** Abian dan Nayla sudah berada di café sekarang, mereka berdua akan mulai mengerjakan tugas kelompok itu. “Lo mau pesen apa Nay?” tanya Abian, Nayla sedang melihat-lihat menu yang ada diatas meja. “Ice Taro cheese sama cheese cake” ujar Nayla menunjuk menu tersebut. “Yaudah, tunggu ya. biar gua yang mesen” ujar Abian, perempuan itu membiarkan Abian pergi ia lalu mengeluarkan laptop yang ada di dalam tasnya. “Selamat siang kak, mau pesan apa?” tanya barista disana, “Ice taro cheese satu, cappuccino boba satu, cheese cake satu, oreo pudding satu, roti bakar satu coklat satu, rainbow cake satu, terus sama itu dessert lotusnya satu.” Ujar Abian memilih menu yang ingin ia pesan. “Itu aja kak? Ada tambahan lagi?” tanya barista itu, “Engga mas, udah itu aja.” jawabnya santai. “Atas nama siapa kak?” tanya barista itu lagi, “Nayla mas” jawabnya menggunakan nama perempuan itu. “Oke kak Nayla, meja nomer 19 ya” jelas barista itu, takut ada kesalahan. “I
**Abian terus memandangi wajah Nayla yang focus pada Layar laptop didepannya. Karena tidak ada kerjaan jadilah dia bengong sendiri sambil memandangi pemandangan cantik didepannya itu. Jika diperhatikan terus dan secara detail, Abian merasa wajah Nayla cukup familiar. Meski mereka sudah berada di kelas yang sama hampir dua tahun. Namun, ia merasa bahwa mereka berdua sudah kenal jauh lebih lama sebelumnya, tapi kembali bertemu setelah masuk sma. Abian lupa siapa, tapi wajah Nayla yang polos ini benar-benar mengingatkannya dengan seseorang di masa lalu. Entah memang benar atau hanya asumsinya sendiri, Abian jadi bingung sendiri. Abian tersenyum melihat Nayla yang polos ini, rambut terurai dengan kaca mata anti radiasi yang dipakainya. Tidak pulang dengan jepit rambut berwarna biru muda menambah kesan lugu menurut Abian. Nayla memang tidak banyak bicara, ia juga tidak pandai mengekspresikan sesuatu, namun saat bersama Abian ia bisa berubah menjadi per
**Sore ini Laura sudah bersiap untuk pergi ke café milik kakaknya Vina. Mereka sudah berjanji akan kumpul dan latihan bersama disana. Dengan riasan polos namun tetap terlihat cantik, Laura mengoleskan sedikit lip tint peach ke bibirnya. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Rumah”Laura: “Udah selesai ngerjain tugasnya Bi?” Abian: “Iya, baru aja kelar.” Laura: “Oh iya, gua mau keluar bareng temen-temen” Abian: “Kemana?” Laura: “Café kakaknya Vina”Abian: “Gua anter ya Ra” Laura: “Eh, gausah Bi. Gua bareng Siska kok” Abian: “Seriusan?” Laura: “Iya serius. Lo mending istirahat aja, kasian pasti cape kan nugas tadi.” Abian: “Yaudah deh, hati-hati ya di jalan. Terus juga jangan lupa, kalau ada apa-apa langsung kabarin gua” Laura: “Oke siap bos” Karena sudah merasa cantik, Laura turun ke lantai bawah. Menunggu Siska menjemputnya, anak itu sudah berjanji akan menjemput Laura dan berangkat bersama ke café itu. Laura: “Sis” Laura: “Udah beres belum?”Siska: “Sabar mbak, ini masih kuncira