**
Abian dan Nayla sudah berada di café sekarang, mereka berdua akan mulai mengerjakan tugas kelompok itu.“Lo mau pesen apa Nay?” tanya Abian, Nayla sedang melihat-lihat menu yang ada diatas meja. “Ice Taro cheese sama cheese cake” ujar Nayla menunjuk menu tersebut.“Yaudah, tunggu ya. biar gua yang mesen” ujar Abian, perempuan itu membiarkan Abian pergi ia lalu mengeluarkan laptop yang ada di dalam tasnya.“Selamat siang kak, mau pesan apa?” tanya barista disana, “Ice taro cheese satu, cappuccino boba satu, cheese cake satu, oreo pudding satu, roti bakar satu coklat satu, rainbow cake satu, terus sama itu dessert lotusnya satu.” Ujar Abian memilih menu yang ingin ia pesan.“Itu aja kak? Ada tambahan lagi?” tanya barista itu, “Engga mas, udah itu aja.” jawabnya santai.“Atas nama siapa kak?” tanya barista itu lagi, “Nayla mas” jawabnya menggunakan nama perempuan itu. “Oke kak Nayla, meja nomer 19 ya” jelas barista itu, takut ada kesalahan.“I**Abian terus memandangi wajah Nayla yang focus pada Layar laptop didepannya. Karena tidak ada kerjaan jadilah dia bengong sendiri sambil memandangi pemandangan cantik didepannya itu. Jika diperhatikan terus dan secara detail, Abian merasa wajah Nayla cukup familiar. Meski mereka sudah berada di kelas yang sama hampir dua tahun. Namun, ia merasa bahwa mereka berdua sudah kenal jauh lebih lama sebelumnya, tapi kembali bertemu setelah masuk sma. Abian lupa siapa, tapi wajah Nayla yang polos ini benar-benar mengingatkannya dengan seseorang di masa lalu. Entah memang benar atau hanya asumsinya sendiri, Abian jadi bingung sendiri. Abian tersenyum melihat Nayla yang polos ini, rambut terurai dengan kaca mata anti radiasi yang dipakainya. Tidak pulang dengan jepit rambut berwarna biru muda menambah kesan lugu menurut Abian. Nayla memang tidak banyak bicara, ia juga tidak pandai mengekspresikan sesuatu, namun saat bersama Abian ia bisa berubah menjadi per
**Sore ini Laura sudah bersiap untuk pergi ke café milik kakaknya Vina. Mereka sudah berjanji akan kumpul dan latihan bersama disana. Dengan riasan polos namun tetap terlihat cantik, Laura mengoleskan sedikit lip tint peach ke bibirnya. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Rumah”Laura: “Udah selesai ngerjain tugasnya Bi?” Abian: “Iya, baru aja kelar.” Laura: “Oh iya, gua mau keluar bareng temen-temen” Abian: “Kemana?” Laura: “Café kakaknya Vina”Abian: “Gua anter ya Ra” Laura: “Eh, gausah Bi. Gua bareng Siska kok” Abian: “Seriusan?” Laura: “Iya serius. Lo mending istirahat aja, kasian pasti cape kan nugas tadi.” Abian: “Yaudah deh, hati-hati ya di jalan. Terus juga jangan lupa, kalau ada apa-apa langsung kabarin gua” Laura: “Oke siap bos” Karena sudah merasa cantik, Laura turun ke lantai bawah. Menunggu Siska menjemputnya, anak itu sudah berjanji akan menjemput Laura dan berangkat bersama ke café itu. Laura: “Sis” Laura: “Udah beres belum?”Siska: “Sabar mbak, ini masih kuncira
**Kali ini giliran Sarah yang maju, ia akan membawakan lagu milik Adele yang baru rilis beberapa bulan lalu yang berjudul easy on me. “Sar, awas aja ye lo bawanya melenceng, ini lagu galau sejuta umat loh.” Teriak Siska saat Sarah sudah diatas panggung kecil itu. Sarah hanya tertawa saja menanggapi lelucon yang Siska lemparkan padanya. “Oke biar ga kelamaan, kasian juga gua liat Laura nunggu giliran dari tadi. Yuadah sekarang giliran gua kan ya. lagunya mbak Adele, lagu ini selalu gua dengerin sebelum tidur. Meskipun suara gua terbilang amat sangat jauh dari mbak Adele, tapi gua yakin gua bisa bawain lagu ini. Terlebih karena adanya dukungan temen-temen gua dibawah itu, haha. Yaudah gua juga cuman berharap lo semua bisa nikmatin suara gua yang pas-pasan ini.” Ujar Sarah panjang-panjang. There ain't no gold in this riverThat I've been washin' my hands in foreverI know there is hope in these watersBut I can't bring myself to swimWhen I am drowning in this silenceBaby, let me in
harmony 68 **“Pagi Zora” sapa Adit saat melihat Dezora berdiri didepan kelas. “Hai Dit” balik perempuan itu menyapa. “Kenapa diem disini?” tanya Adit, “Nungguin Abel sama Laura nih, didalem masih sepi” jawab perempuan itu. Jelas saja masih sepi, ini sangat pagi sekali. Terlihat hanya mereka berdua saja yang baru datang, entah mimpi apa Dezora bisa berangkat sepagi ini. “Lo udah sarapan?” tanya Adit, “Belum sih,” jawab perempuan itu. “Kantin bareng yuk? Kalau nungguin mereka kayaknya masih lama deh, entar lo mag lagi” ujar Adit. “Boleh deh kalau gitu” sahutnya, Adit masuk kedalam kelas lebih dulu untuk menaruh tasnya. Lalu kembali menghampiri Dezora, mereka berdua berjalan bersama menuju kantin. “Lo mau pesen apa Zor?” tanya Adit, “Tapi kayaknya belum banyak makanan deh, soalnya baru beberapa ibu kantin doang yang buka” ujar Adit lagi. “Pesen bubur aja gimana?” saran Zora, “Boleh deh, lo bubur ayam atau bubur kajang ijo?” “Ayam ya” jawab perempuan itu. Lalu adit meninggalkan Dez
**Dezora dan Adit sedang jalan berdua di mall. Seperti janjinya pagi tadi, mereka akan pergi kemanapun tempat yang ingin Dezora tuju. Hari ini perempuan itu ingin menonton film bioskop, kebetulan karena film dari actor favoritnya tanyang sejak minggu lalu. Ia sengaja menonton di minggu pertengahan karena tidak mau berdesakan di bioskop karena biasanya diminggu pertama tiket akan sold out dalam waktu yang singkat. Dia membeli satu popcorn dan juga dua cola untuk adit dan dirinya, karena studio di teater dua tempat mereka akan menonton sudah dibuka, dua remaja itu langsung masuk kedalam sana. Menunggu film diputar sembari menikmati cemilannya. Sudah satu jam lebih, akhirnya film itu selesai juga. dezora sangat senang sekarang, “Mau kemana lagi?” tanya Adit pada perempuan disebelahnya itu. “Mau ke gramed ga? Gua pengen liat buku sih, hehe” ajak perempuan itu. “Boleh, yuk lah berangkat” Adit menggandeng tangan Dezora, membuat perempuan itu terkejut den
**“Jadi gimana?” tanya Dava pada teman-teman se bandnya yang sudah kumpul disana, “Ga gimana-gimana sih” sahut Rey polos. “Kita udah pada dengerin suara mereka semua, menurut lo ada yang cocok ga buat ngisi vocal cewek kita?” “Pasti ada sih, sekarang kita cek dulu deh poin-poin yang masing-masing anggota dapet. Poin tertinggi itu yang bakal direkrut ya” ujar Rey. Semua anggota termasuk Gina yang baru datang mendata semua poin yang telah diberikan. Hampir setengah jam waktu yang mereka perlukan, karena anggota Harmony tahun ini memang meningkat banyak dari tahun sebelumnya. “Kalau poin gua pribadi sih ada satu nama yang sampe sekarang suaranya masih terngiang-ngiang di kepala gua” ujar Dava. “Siapa emang?” tanya mereka, “Laura” sahut Darrel tiba-tiba. Semuanya setuju, mereka pikir satu-satunya anggota yang memiliki suara paling baik diantara yang baik adalah Laura Gistava. Suaranya unik dan lembut, menjiwai dan selalu berhasil mengcover lagu-lagu
**Pagi ini, Abian terbangun jam 5.30 pagi, sesuai janji pada teman-temannya ia membersihkan bada lebih dulu sebelum pergi lapangan untuk jogging. Petinju NirmalaAbian: “Bangun gengz” Abian: “Ini belum ada yang bangun apay a” Sagara: “Hadir” Abian: “@Darrel” Abian: “Gar, prepare dulu. Nanti langsung otw, kita ketemu disana” Sagara: “Okesip” Abian: “Rel, bangun kaga lo. Atau apart lo gua bakar nanti” Darrel: “Anjing, ngancemnya serem amat bang” Abian: “Udah bangun ternyata, kirain masih bolek” Darrel: “Yaudah deh, gua mau siap-siap dulu. Ketemu nanti ya boqzue” Abian sudah selesai bersiap, karena sudah jam 6 jadi ia keluar rumah dan berjalan kaki menuju lapangan. Rumah Abian dan lapangannya tidak terlalu jauh, jadi jalan kaki adalah alternatif yang tepat. “Abang mau kemana?” tanya Safara, yang sudah duduk di depan tv minggu pagi ini. “Mau main ke lapangan bentar” sahutnya, “Hati-hati abang” ujar Safara sebelum Saga
***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a