Perbuatan SiapaRatu menuju kamar, dengan perasaan yang tidak karuan. Dia mendapati suaminya yang sedang duduk di sofa kamar mereka."Coba jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi!" ucapnya dan duduk di sebelah Firman."Keuangan kita sedang mengalami krisis!" ujar Firman.Deg..! Baru perkataan itu keluar dari mulut suaminya, semakin menambah kecemasan Ratu. "Tidak mungkin, harta mendiang Kakakmu itu sangat banyak, tidak akan habis kan Mas, walaupun kita boros!" ucap Ratu. "Iya tapi Mamaku, dia telah mengganti Direktur keuangan di kantor, yang sebelumnya adalah kaki tanganku. Sehingga semua uang di kirim masuk ke rekening Mama, bukan milikku lagi. Mamaku yang sedang mengendalikan semua ini!" tutur Firman."Mamamu dalang di balik semua ini? Sudah mau melawan kita? Apakah dia mau kita usir dari rumah ini, atau kita buang sekalian agar dia tak bisak kembali!" Amarah Ratu memuncak, jika masalah uang. Mungkin mereka belum merasakan ketar-ketir tapi kekhawatiran jelas terlihat di raut
Bab 15"Apa alasannya kamu, melepas semua CCTV di rumah ini?" tanya Firman pada Ratu. "CCTV itu rusak. Jadi harus diganti, dan aku belum sempat mengurusnya," jelas Ratu pada Firman. "Kenapa kamu tak pernah menceritakannya padaku, tentang masalah di rumah ini!" "Mas, apakah aku harus mengatakan semua padamu? Hanya masalah CCTV saja, aku bisa menangani ini!" tutur Ratu."Tapi lihat tidak selesaikan denganmu? Dan sekarang ada pencurian di rumah ini kita akan sulit mendapatkan pelakunya. Karena kamu telah melepas semua CCTV di rumah ini!" seloroh Firman.Ratu terdiam karena ucapan suaminya, ponsel Firman berdering ia tampak bicara dengan seseorang yang penting."Aku akan kesana!" ujar Firman. "Mas, kamu mau kemana?" tanya Ratu."Aku akan pergi membesuk Bagas," "Bagas kaki tangamu itu, Mas?" tanya Ratu memastikan."Iya Bagas, yang sebelumnya bekerja menjadi Direktur keuangan di perusahaan. Sekarang ia di penjara karena terbukti melakukan penggelapan uang perusahaan," "Mas Jika Bagas
Beni Menyesal "Apakah kamu benar Najwa, anak mas Daniel?" ucap pria itu ternyata ia adalah Firman yang selama ini paling dibenci oleh Najwa. Kenapa dia bisa tahu jika Najwa berada di sini. Najwa mundur satu langkah ke belakang, dan sedikit gugup. "Benarkah kamu itu, Najwa? Putri Nilam dan Mas Daniel! Di mana Mamaku sekarang, pasti kamu yang telah membawa Mamaku pergi dan menghasut nya!" ujar Firman dan semakin mendekati Najwa. Namun ada seseorang yang datang dari belakang dan menyergap Firman. Najwa terkesiap, matanya membulat menatap ke arah pria itu adalah Nathan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Najwa."Aku hanya membuatnya pingsan!" jawab Nathan yang tiba dan langsung membius Firman dari belakang menggunakan sapu tangan, yang telah ia beri obat bius hirup. "Jika tidak seperti ini, maka dia akan melawan," tutur Nathan. "Syukurlah ada kamu, jadi aku bisa menghindar dari pria ini," ucap Najwa. "Aku akan membawanya ke mobilku dan kemudian membuangnya!" papar Nathan kemudian pr
Bab 17Firman terbangun dari pingsannya. Iris matanya mengedarkan pandangan ke sekitar, tempat ini tampak sangag asing baginya.Firman bertanya-tanya di benaknya. Kenapa dia bisa ada di rerumputan, dan tempat yang sepi. Reflek Firman merogoh kantong celananya, dan mencari ponsel. Namun ia tidak bisa menemukan ponsel itu. "Ke mana ponselku?" kemudian Firman mengingat kejadian tadi terakhir kali, ia bertemu dengan Najwa tapi tiba-tiba ada yang menyerangnya dari belakang. Dan kini ia sudah berada di tempat asing ini, tanpa pikir panjang Firman berdiri kemudian berusaha mencari kendaraan umum. Dia merasa kehausan, saat Firman mencari jalan yang ramai dan mulai keletihan melandanya. Hingga 1 jam Firman berjalan, dia menemui persimpangan dan disana cukup ramai warga.Firman bertanya pada warga sekitar yang sedang berkumpul di warung kopi, menanyakan daerah itu. Salah satu dari mereka menjawab, jika Firman sedang berada di desa B. Firman terkesiap bagaimana ia bisa dibawa ke Desa ini, san
PoV NajwaTante Ratu mendorong tubuhku hingga terjatuh, dia tampak kalap saat melihat keberadaan Nenek bersamaku. Sebenarnya aku tidak ingin mengajak Nenek, tapi dia yang memaksa untuk ikut bersamaku. Ia minta agar semua di selesaikan kini, lama-lama bersembunyi Nenek tidak betah. Tante Ratu dengan kasarnya menarik tangan Nenek. Nathan tiba membantu Nenek. dan membantu melepaskan tangan Neneku dari cengkraman Tante Ratu.Beberapa Bodyguard-ku juga mendekat. Ya tentu saja aku membawa pengawal kesini, tidak mungkin aku hanya berdua dengan Nenek saja.Kejadian tadi begitu spontan. Om Firman mendekati istrinya, ia terkesiap saat melihatku dan Nenek bersama. "Tenangkan dirimu," ujar om Firman pada istrinya. "Najwa..!",suara teriakan itu berasal dari mantan ibu mertuaku yang sedang menghampiri kami. "Apa yang kamu lakukan, sangat memalukan!" ujar Ibu Mas Beni."Pasti kamu kesini ingin merusak acara pernikahan Beni, bukan? Lebih baik kamu pergi saja!" ucapnya kembali dan menunjukkan jar
Derita Keluarga RatuDelia semakin menjerit dan ingin menyerangku, berulang kali. Namun di tahan oleh mas Beni dan kedua orang tuanya."Biarkan aku mencakar wajah wanita itu, sangat kurang aj*r telah mengambil semua harta kita..!" teriak Delia."Aku tidak mau hidup seperti ini Ma! Aku tidak mau menjadi pelayan nya!" Delia terus meracau."Beni bawalah istrimu ke kamar! Tenangkan dia,x ujar Tante Ratu pada mas Beni.Mas Beni pun menggendong tubuh Delia, namun Delia memberontak tapi akhirnya dia berhasil membawa wanita itu pergi dari hadapanku. Rasakan kau Delia kamu pasti merasa frustasi.~~~"Lebih baik kita pergi dari rumah ini!" ucap Om Firman."Aku mau mengikuti semua persyaratan!" timpal Tante Ratu yang yang berbeda dengan jawaban suaminya. Om Firman menatap istrinya seperti meminta jawaban, namun Tante Ratu mengangguk dan menyetujui semua persyaratan yang kuberikan."Oke! Mulai detik ini juga, semua peraturan sudah berubah!" ucapku."Tapi izinkan kami untuk istirahat, ini sudah l
PoV (3)"Security, apa kamu tuli? Cepat usir wanita ini, jangan sampai dia menyakiti Delia!" Husna kembali memanggil security itu untuk mengusir Najwa. Ia masih belum paham dengan apa yang dikatakan security, jika Najwa itu adalah Bos-nya."Kamu gak usah senyum-senyum ya, Najwa! Membuat onar, tapi tidak tahu malu!" Husna mendekat dan justru ingin menampar Najwa.Najwa menangkis tangan Husna "Ada apa sih Mbak, kenapa mau berbuat kasar padaku. Apakah masih kurang jelas ucap security itu, aku Bos di sini! Jadi kenapa kamu mengusirku, justru aku yang bisa mengusirmu dari sini!" Najwa menghempas tangan Husna. "Hahaha....! Kamu itu mimpi ketinggian atau gimana sih, Najwa! Ngelindur ya, iri bilang Bos, segala nggak tahu diri kamu mau bersaing dengan Delia, nggak akan bisa!" Husna menertawakan. "Tanya saja Delia, siapa aku di sini! Eh kamu, jelaskan pada Kakak iparmu ini cepat!" bentak Najwa pada Delia, yang hanya diam dia tampak ragu ingin berkata-kata."Cepat katakan..!" Najwa kembali
Bab 21"Ratu, cepatlah kemari!" Belinda kembali memanggil Ratu yang tidak kunjung menampakan, batang hidungnya. Belinda memang sengaja manggil menantunya itu, dia tahu pasti Ratu sangat malu jika teman sosialita nya melihat kondisi dia sekarang.Pasti Ratu akan dikeluarkan dari geng mereka dan di tertawakan. Helena menatap ponselnya, dia membaca pesan yang barusan dikirim oleh Ratu. "Dia bilang tidak ada di rumah, bagaimana sih!" gerutu Helena. "Kenapa dia bisa tidak ada, sekarang kan gilirannya! Mertuanya juga bilang jika dia di rumah," ucap Karin. "Sebentar ya, Tante hampiri ..." kemudian Belinda berlalu untuk menghampiri Ratu."Aneh banget deh hari ini, dia seperti menghindar dari kita!" ucap Helen. ~~~"Kamu ngapain ngumpet di sana? Teman-temanmu itu sudah menunggu!" tegur Belinda yang melihat Ratu bersembunyi."Bilang aja aku enggak ada di rumah, sengaja banget manggil aku, biar mereka tahu kondisi aku yamg sekarang!" gerutu Ratu marah. "Iya, Mama emang sengaja!" sahut Be