PoV (3)Najwa bertemu dengan Hanin, teman sekaligus pengacaranya. "Tadi aku bertemu dengan Beni. Dia datang bersama wanita itu," "Maksudmu Delia?"sahut Najwa. "Ya, wanita yang telah merebut suamimu, tepatnya!" ujar Hanin. "Bukan merebut, tapi mereka sama-sama mau, gatal dan tidak tahu diri!" umpat Najwa.Hanin tergelak mendengar ucapan Najwa barusan."Ada apa, mereka datang bersama?" tanya Najwa."Wanita itu membawa pengacara, untuk mengurus perceraian kalian. Jadi Beni juga sepakat denganmu, tidak akan menghadiri sidang perceraian itu sehingga prosesnya akan lebih cepat," tutur Hanin. "Baguslah, semakin cepat semakin baik, kami juga sudah bercerai secara agama. Dia bisa menikah lagi dengan wanita itu," ucap Najwa enteng seperti tanpa beban saat mantan suaminya akan menikah lagi. "Kenapa kamu sangat antusias dengan pernikahan suamimu? Maaf ya Na, bukannya aku mau menghakimi, tapi biasanya seorang wanita itu sedih jika di posisimu, karena di khianati," ujar Hanin.Najwa belum men
Terungkap Rahasia"Mas perhatikan deh, Mama akhir-akhir tampak semringah bahkan lebih bersemangat! Biasanya kan dia itu hanya mengurung diri dikamar, diliputi kesedihan nya mengingat mendiang Daniel dan Nilam, terutama lagi cucunya itu!" ujar Ratu mencebik."Justru bagus, Jika Mamaku lebih bersemangat memang kenapa? Yang penting kan semua harta Mas Daniel aku yang mengelola, dia tidak mau mengusik!" papar Firman. "Tidak mengusik bagaimana, dari dulu dia kan yang getol mau minta harta ini. Tapi kita bisa mencegahnya, karena dia takut kita usir. Untungnya dulu Najwa kita buang, jadinya kita bisa hidup semewah ini!" tutur Ratu sembari mengawasi semua yang ia miliki sekarang. "Tapi Najwa kan masih hidup. Bagaimana jika dia kembali?" tanya Firman ragu. "Aku yakin dia tidak akan bisa menemukan rumah kita! Lagian dia nggak mungkin bisa menemui notaris, karena dia tidak mengetahui siapa orang itu." ujar Ratu.Firman mengangguk, benar juga perkataan Ratu. Najwa dulu belum mengetahui banya
Bab 13Najwa membaca pesan dari neneknya. Sangat shock karena mengetahui kebusukan Ratu dan Firman. Bulir bening hangat mengalir di pipinya. Najwa menangis. Mengapa mereka begitu tega pada orang tuanya. Najwa tidak ingin neneknya mengalami hal yang sama, kemudian membalas pesan sang Nenek untuk mengajak bertemu sore itu juga.Saat Najwa baru saja akan menutup aplikasi hijau itu, pesan masuk dari nomor baru. Foto dekorasi resepsi pernikahan yang sangat indah, pastinya mewah. Najwa mebgklik foto dari si pemilik nomor, ternyata Delia.Sengaja sekali mengirim gambar ini padanya, karena dalam hitungan hari Beni dan Delia akan menikah.Ia sama sekali tak ingin membalas, dan membiarkan pesan itu. Najwa menunggu kedatangan Belinda di tempat kemarin, sama saat mereka akan ke tempat Oktavian. Belinda ke dalam mobil."Nenek masih ingat bukan alamat rumah kita, yang dulu?" tanya Najwa. "Tentu saja nenek masih ingat. Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Belinda penasaran. "Kita akan kesana, a
Perbuatan SiapaRatu menuju kamar, dengan perasaan yang tidak karuan. Dia mendapati suaminya yang sedang duduk di sofa kamar mereka."Coba jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi!" ucapnya dan duduk di sebelah Firman."Keuangan kita sedang mengalami krisis!" ujar Firman.Deg..! Baru perkataan itu keluar dari mulut suaminya, semakin menambah kecemasan Ratu. "Tidak mungkin, harta mendiang Kakakmu itu sangat banyak, tidak akan habis kan Mas, walaupun kita boros!" ucap Ratu. "Iya tapi Mamaku, dia telah mengganti Direktur keuangan di kantor, yang sebelumnya adalah kaki tanganku. Sehingga semua uang di kirim masuk ke rekening Mama, bukan milikku lagi. Mamaku yang sedang mengendalikan semua ini!" tutur Firman."Mamamu dalang di balik semua ini? Sudah mau melawan kita? Apakah dia mau kita usir dari rumah ini, atau kita buang sekalian agar dia tak bisak kembali!" Amarah Ratu memuncak, jika masalah uang. Mungkin mereka belum merasakan ketar-ketir tapi kekhawatiran jelas terlihat di raut
Bab 15"Apa alasannya kamu, melepas semua CCTV di rumah ini?" tanya Firman pada Ratu. "CCTV itu rusak. Jadi harus diganti, dan aku belum sempat mengurusnya," jelas Ratu pada Firman. "Kenapa kamu tak pernah menceritakannya padaku, tentang masalah di rumah ini!" "Mas, apakah aku harus mengatakan semua padamu? Hanya masalah CCTV saja, aku bisa menangani ini!" tutur Ratu."Tapi lihat tidak selesaikan denganmu? Dan sekarang ada pencurian di rumah ini kita akan sulit mendapatkan pelakunya. Karena kamu telah melepas semua CCTV di rumah ini!" seloroh Firman.Ratu terdiam karena ucapan suaminya, ponsel Firman berdering ia tampak bicara dengan seseorang yang penting."Aku akan kesana!" ujar Firman. "Mas, kamu mau kemana?" tanya Ratu."Aku akan pergi membesuk Bagas," "Bagas kaki tangamu itu, Mas?" tanya Ratu memastikan."Iya Bagas, yang sebelumnya bekerja menjadi Direktur keuangan di perusahaan. Sekarang ia di penjara karena terbukti melakukan penggelapan uang perusahaan," "Mas Jika Bagas
Beni Menyesal "Apakah kamu benar Najwa, anak mas Daniel?" ucap pria itu ternyata ia adalah Firman yang selama ini paling dibenci oleh Najwa. Kenapa dia bisa tahu jika Najwa berada di sini. Najwa mundur satu langkah ke belakang, dan sedikit gugup. "Benarkah kamu itu, Najwa? Putri Nilam dan Mas Daniel! Di mana Mamaku sekarang, pasti kamu yang telah membawa Mamaku pergi dan menghasut nya!" ujar Firman dan semakin mendekati Najwa. Namun ada seseorang yang datang dari belakang dan menyergap Firman. Najwa terkesiap, matanya membulat menatap ke arah pria itu adalah Nathan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Najwa."Aku hanya membuatnya pingsan!" jawab Nathan yang tiba dan langsung membius Firman dari belakang menggunakan sapu tangan, yang telah ia beri obat bius hirup. "Jika tidak seperti ini, maka dia akan melawan," tutur Nathan. "Syukurlah ada kamu, jadi aku bisa menghindar dari pria ini," ucap Najwa. "Aku akan membawanya ke mobilku dan kemudian membuangnya!" papar Nathan kemudian pr
Bab 17Firman terbangun dari pingsannya. Iris matanya mengedarkan pandangan ke sekitar, tempat ini tampak sangag asing baginya.Firman bertanya-tanya di benaknya. Kenapa dia bisa ada di rerumputan, dan tempat yang sepi. Reflek Firman merogoh kantong celananya, dan mencari ponsel. Namun ia tidak bisa menemukan ponsel itu. "Ke mana ponselku?" kemudian Firman mengingat kejadian tadi terakhir kali, ia bertemu dengan Najwa tapi tiba-tiba ada yang menyerangnya dari belakang. Dan kini ia sudah berada di tempat asing ini, tanpa pikir panjang Firman berdiri kemudian berusaha mencari kendaraan umum. Dia merasa kehausan, saat Firman mencari jalan yang ramai dan mulai keletihan melandanya. Hingga 1 jam Firman berjalan, dia menemui persimpangan dan disana cukup ramai warga.Firman bertanya pada warga sekitar yang sedang berkumpul di warung kopi, menanyakan daerah itu. Salah satu dari mereka menjawab, jika Firman sedang berada di desa B. Firman terkesiap bagaimana ia bisa dibawa ke Desa ini, san
PoV NajwaTante Ratu mendorong tubuhku hingga terjatuh, dia tampak kalap saat melihat keberadaan Nenek bersamaku. Sebenarnya aku tidak ingin mengajak Nenek, tapi dia yang memaksa untuk ikut bersamaku. Ia minta agar semua di selesaikan kini, lama-lama bersembunyi Nenek tidak betah. Tante Ratu dengan kasarnya menarik tangan Nenek. Nathan tiba membantu Nenek. dan membantu melepaskan tangan Neneku dari cengkraman Tante Ratu.Beberapa Bodyguard-ku juga mendekat. Ya tentu saja aku membawa pengawal kesini, tidak mungkin aku hanya berdua dengan Nenek saja.Kejadian tadi begitu spontan. Om Firman mendekati istrinya, ia terkesiap saat melihatku dan Nenek bersama. "Tenangkan dirimu," ujar om Firman pada istrinya. "Najwa..!",suara teriakan itu berasal dari mantan ibu mertuaku yang sedang menghampiri kami. "Apa yang kamu lakukan, sangat memalukan!" ujar Ibu Mas Beni."Pasti kamu kesini ingin merusak acara pernikahan Beni, bukan? Lebih baik kamu pergi saja!" ucapnya kembali dan menunjukkan jar