Share

Bab 60

Penulis: Eyn Wija
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-09 13:12:27

“Ayra, kamu di mana sih? Kamu beneran di rumahnya Fera atau bukan?” Attar tengah beristirahat di dalam kantor tempat ia bekerja. Hari ini ia terpaksa lembur sampai malam.

Attar duduk di kursi yang menghadap kaca jendela. Wajahnya tersorot sinar mentari yang telah berubah warna menjadi orange. Membuatnya terlihat semakin tampan dan berkarisma.

Attar memegang ponsel dan menatap layarnya dengan saksama. Ada sesuatu yang ia tunggu. “Kenapa Fera nggak balas pesanku dari kemarin? Padahal nomornya aktif. Kabar Ayra gimana sekarang?” gumamnya masih dengan wajah tenang meskipun otak dan hatinya berperang. Perasaannya kacau serta berantakan.

Tinggal menghitung hari ia akan menikah dengan Sania. Namun pikirannya tak pernah berhenti memikirkan sosok Ayra. Gadis itu memiliki magnet yang kuat.

Benarkah Ayra baik-baik saja melihatnya menikah dengan Sania? Attar merasa sakit hati kalau Ayra tidak merasakan apapun saat ia bersama dengan wanita lain. Attar berharap kalau Ayra setidaknya mengakui perna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Goodbye School   Bab 61

    Ayra terdiam mematung setelah membaca surat dari almarhum sahabatnya. Kedua tangannya bergetar. Seperti sebuah warisan yang harus ia laksanakan. Apakah Fera mengetahui sesuatu lebih dari yang ia tahu? Jangan-jangan selama ini nomor asing yang pernah mengirimi Ayra gambar adalah Fera? Atau suruhannya Fera?Perlahan kertas itu jatuh dari tangan Ayra. Ia mengubah posisi menjadi duduk. Tatapannya kosong entah ke mana. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menanggapi surat dari Fera. Apa yang harus ia lakukan?*** “Maaf, Bu karena kemarin saya bolos sekolah.” Ayra menunduk di depan guru BK. Merasa bersalah atas kejadian kemarin yang keluar dari sekolah seenaknya.“Saya juga minta maaf, Bu. Saya hanya berniat mengajak dan membantu Ayra bertemu dengan Fera.” Rendra turut meminta maaf kepada Bu Fadilah.“Ibu memanggil kalian ke sini bukan untuk membahas perihal kalian bolos. Ibu ngerti perasaan kamu, Ayra. Sebagai teman yang dekat, pasti merasa sangat bersedih karena ditinggal sahabatny

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Goodbye School   Bab 62

    “Kenapa tiba-tiba ngomong gitu, Ra? Kamu kenapa?” Rendra menghentikan aktivitasnya. Menatap gadis di sebelahnya dengan lekat. Jantungnya seolah berhenti detak. Ia merasa begitu tercekat.Ayra menunduk. Kali ini keputusannya sudah bulat. Alih-alih mengikuti kata hatinya, ia yakin suatu saat pasti akan menemukan petunjuk kebenaran dan alasan mengapa Fera menulis surat tersebut untuknya.“Ra, jelasin sama aku. Kenapa kamu tiba-tiba minta kita putus? Kita baru saja baikan, ‘kan?” Rendra mempertegas suaranya.“Aku hanya ingin kita putus tanpa alasan. Apa itu nggak boleh? Anggap saja aku sedang fokus mengejar nilai ujian.”“Hahah, memang apa hubungannya? Kalau mau belajar, ya silahkan. Aku nggak melarangmu dan nggak akan mengganggumu!”Ayra menghela napas pelan. Ia tidak mungkin menjelaskan alasan yang dia sendiri masih belum begitu mengerti mengapa mereka harus putus. “Kamu makan saja, Ren. Setelah ini keluar dari sini,” pungkas Ayra lalu pergi dari sebelah Rendra. Ia membiarkan lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Goodbye School   Bab 63

    “Dari mana Tante bisa tahu nama itu? Apa Tante mengenal orangnya? Atau Tante membaca pesan yang ada di Hp-nya Fera? Saya mau lihat pesan itu, Tante.” Ayra langsung berdiri dan hendak merebut ponsel milik Fera yang ada di genggaman tangan ibunya Fera. Namun, ibunya Fera langsung menyingkirkan benda tersebut dari Ayra.Ibunya Fera tahu kalau anaknya sempat bertengkar dengan Ayra perkara Fera yang berikirim pesan dengan Attar. Wanita itu tahu dari pesan yang Ayra kirim kepada Fera sebelum meninggal. Ayra yang meminta maaf atas pertengkaran mereka karena perihal berkirim pesan antara Fera dengan Attar. Jadi, ibunya Fera tidak akan membiarkan Ayra melihat isi pesan tersebut. Ia paham kalau Fera pun tidak akan mengizinkan Ayra membaca pesan dari Attar.“Ini punya anak tante dan tante nggak akan biarin kamu melihat isi HP-nya Fera.”“Tante, saya mohon, aya mau lihat isi pesan mereka.”“Ayra, bukankah seharunya kamu merasa bersalah atas kejadian ini? Gara-gara pertengkaran kalian, anak tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Goodbye School   Bab 64

    “Tuan, apa akhir-akhir ini Tuan ada masalah?”Attar menoleh saat mendengar suara Mbok Inah berjalan mendekatinya. Wanita paruh baya itu datang ke kamar Attar untuk mengantarkan minuman hangat, sedangkan Attar tengah berdiri di belakang kaca jendela yang luas, memandang ke arah luar. “Jujur saja sejak kemarin saya merasa kasihan melihat Tuan yang tampak murung dan sedih. Tuan Attar ada masalah apa? Cerita saja sama mbok. Siapa tahu mbok bisa kasih solusi untuk Tuan.” Mbok Inah kini berdiri tak jauh dari Attar setelah meletakkan minuman yang Attar mau.Sekarang tatapan Attar beralih ke bawah. Ia menunduk. Benar, dia memang sedang bersedih. Bukan bahagia seperti calon pengantin pada umumnya. “Saya mikirin Ayra, Mbok.”Mbok Inah terdiam mendengar jawaban Attar. Dulu sempat mengira kalau Attar dan Ayra memiliki hubungan khusus, tetapi ternyata Attar membawa pulang calon istrinya dan itu bukanlah Ayra. Jadi, selama ini hubungan lelaki tersebut dengan Ayra normal-normal saja, bukan?“Saya b

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Goodbye School   Bab 65

    “Rendra kamu apa-apaan sih?!” tegas Ayra sembari menutupi rok sekolahnya yang sedikit terkena angin. Ia menatap Rendra dengan tatapan tak suka.“Kamu ada apa sama Farid?”“Aku sama dia nggak ada apa-apa,” ungkap Ayra. Ia merasa tertekan karena tampaknya Rendra akan mencurigai bahwa dirinya dan Farid memiliki hubungan. Padahal itu sama sekali tidak benar. Ayra saja bingung dengan sikap Farid yang tiba-tiba seperti itu terhadapnya.“Nggak usah bohong!”“Ren, kembalikan jaket itu.” Ayra berusaha meraih jaket yang berada di tangan Rendra. Ia mulai merasa tidak nyaman sebab sejak tadi anginnya kurang bersahabat dan terus menerjang rok sekolahnya.“Nggak akan. Sebelum kamu menjelaskan yang sebenarnya ada hubungan apa antara kamu sama Farid?” Rendra menjauhkan jaket itu dari jangkauan tangan Ayra.“Aku sudah menjelaskan sama kamu, aku sama dia nggak ada apa-apa!” teriak Ayra merasa frustrasi.“Terus? Hubungan kita yang sekarang ini apa? Kamu pikir kita sudah putus? Nggak, kita nggak akan per

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Goodbye School   Bab 66

    “Ra, kamu ngaco?”“Nggak, Ren. Aku serius.” Ayra menatap wajah Rendra dengan tatapan datar.“Ada laki-laki lain? Siapa?” Rendra masih sangat syok dengan pernyataan Ayra. Wajahnya bahkan terlihat ingin tertawa karena saking tidak percayanya terhadap gadis tersebut.“Haha, kamu masih suka bercanda. Seru juga kamu, Ra.” Akhirnya tawa Rendra pecah sembari terus memperhatikan raut wajah Ayra hingga perlahan ia menyadari jika gadis di sebelahnya kemungkinan besar tidak sedang bergurau.Sekarang wajah Rendra berubah menjadi pucat. Tawanya seketika luntur. Ia menelan saliva dengan berat. Rasa takut mulai menyeruak dan menjadikan berbagai prasangka buruk di dalam pikirannya.“A- a- apa kamu serius, Ra?” tanyanya dengan terbata.Ayra mengangguk kecil. Tatapannya masih tidak beralih dari Rendra. “Aku nggak sedang bercanda.” Ayra sendiri tidak mengerti mengapa seyakin itu jika ada lelaki lain di hatinya, padahal tidak tahu siapa pria tersebut. Namun yang jelas, ia tidak akan pernah bersama Rendra

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Goodbye School   Bab 67

    Rendra menatap ke arah Reti. Perlahan lelaki itu berdiri dan berhadapan dengan Reti yang berada di dekatnya.“Ren, aku hamil,” ulang Reti sembari memperlihatkan test pack di depan Rendra sebagai bukti bahwa gadis tersebut benar-benar hamil. Rendra pun menatap benda itu dengan tatapan yang lama-lama menjadi kosong.Kedua mata Reti tampak berkaca-kaca. Bibirnya bergetar. Siapapun yang melihatnya akan tahu kalau gadis tersebut tidak berpura-pura. Reti tampak memohon pertanggungjawaban dari Rendra.Ayra melongo bingung. Ia berulang kali mengibaskan wajah sendiri berharap semuanya hanyalah mimpi. Saking terkejut dan tidak menyangka dengan berita yang ia saksikan sendiri.Hati Ayra merasa seperti ditusuk ribuan jarum yang menyakitinya. Membuat retak lalu perlahan menghancurkan perasaannya. Ia tidak menyangka jika dugaan yang sempat singgah, kini membuahkan bukti yang nyata.Baru saja Rendra memohon cinta kepada Ayra, lalu sekarang Ayra harus menerima kenyataan menjijikkan. Kali ini ia bena

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Goodbye School   Bab 68

    "Jadi, nomor yang nggak aku kenal itu kamu?" Ayra bertanya untuk memastikan lagi. Ia menatap Farid tanpa berkedip.Farid mengangguk santai. "Bukannya aku bermaksud mau merusak hubungan kalian. Tapi aku kasihan sama kamu, Ra," ungkap Farid dengan tulus."Tapi kenapa kamu nggak ngaku aja sih? Aku blokir nomor kamu karena mengganggu pikiranku terus-menerus," ketus Ayra merasa kesal."Jhihh, maaf." Farid terkekeh pelan."Tapi makasih, ya? Jadi selama ini kamu paham dengan mereka?" Ayra menunjuk ke arah Reti dan Rendra yang tampak masih bercakap di tengah rooftop."Iya, aku tahu lah. Dia hamil, 'kan?" Farid mengendikkan bahu menunjuk Reti."Aku benar-benar nggak nyangka." Ayra menekan setiap suku kata. Ia enggan berada di sana terus. Lebih baik segera pergi agar kepalanya tidak bertambah pening.Hari-hari Ayra kian terasa menggelap dan sendu. Sekarang semua orang telah pergi. Ia hanya harus memperkuat diri.Gadis itu berjalan menuju kelas. Hari ini tidak ada pelajaran khusus yang diajarkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16

Bab terbaru

  • Goodbye School   Bab 136 (SELESAI)

    Bunyi bel rumah membuat Ayra berjalan cepat menuju ke pintu untuk segera membukakannya. “Iya sebentar!” teriaknya sembari menuruni tangga. “Siapa sih, pagi-pagi gini udah ada yang datang? Kalau itu tamu kurang sopan, sih. Tapi kalau Mbok Inah nggak mungkin datang sepagi ini,” gumamnya dengan heran. Pasalnya, tidak biasanya ada orang yang datang ke rumahnya saat hari masih begitu pagi. Langit pun baru terlihat sedikit terang. Ayra meninggalkan Attar yang tadi masih rebahan di kasur. Dia meraih gagang pintu lalu membukanya. Betapa terkejut Ayra saat dia mendapati wajah seorang wanita yang berdiri di depan pintu dengan penampilan lebih menarik dibanding dirinya. Melihat wajah wanita itu, Ayra langsung menahan amarahnya yang seketika menggebu. Ada urusan apa lagi dengan wanita itu? Kendati demikian, Ayra harus belajar untuk bersabar. Dia terpaksa memasang wajah senyum. “Mbak Sania? Ada apa?” Ayra sadar bahwa semenjak mendengar kabar Sania dirawat di rumah sakit, kini sudah berlalu sel

  • Goodbye School   Bab 135

    “Coba jelasin.”“Kok kamu keliatan nggak suka gitu, Mas? Harusnya senang?”“Bu-bukannya aku nggak suka. Tapi aku kaget aja.”“Loh, kaget kenapa, Mas?” Ayra menuntut penjelasan atas reaksi suaminya yang terlihat membingungkan setelah dia menyatakan kalau Attar akan menjadi calon ayah. Seharusnya lelaki manapun akan merasa senang dan bangga mengetahui istrinya yang tengah hamil.“Maksud dari perkataanmu tadi ... kamu hamil?” tanya Attar untuk memastikan kembali.Kepala Ayra mengangguk.“Dari mana kamu tahu?”“Aku udah cek tadi sambil nungguin kamu pulang.”“Loh, tapi ‘kan aku pergi buat beli test pack. Kamu dapat alat itu dari mana?”“Makanya kalau mau apa-apa itu tanya atau bicara dulu sama istrinya. Ya aku masih nyimpen test pack lah! Aku punya stok banyak.” Ayra nyaris dibuat emosi oleh suaminya.“Oh ... jadi ... kamu beneran hamil?” Attar masih saja seperti orang linglung.“Ih! Mas Attar kok gitu reaksinya?!” teriak Ayra sambil memukul dada Attar dengan keras karena benar-benar kesa

  • Goodbye School   Bab 134

    “Ay, sampai sekarang aku merasa masih punya hutang sama dia. Aku merasa sangat bersalah. Aku merasa berdosa karena perbuatanku waktu itu. Aku harap kamu ngerti.” Attar menggigit bibir bawahnya. Menahan rasa gelisah sekaligus cemas. Takut apabila Ayra semakin marah.“Jadi ... kamu diam-diam masih mikirin dia, Mas?” Ayra mengusap air matanya yang menetes lagi, menyapu pori-pori di kulit wajahnya.Hati kecil Attar ingin sekali berteriak. Dia tidak bermaksud seperti itu. Namun dia gagal menyampaikan kepada Ayra dan wanita itu semakin salah paham terhadapnya.“Ay, kenapa kamu mikir sejauh itu?” tanya Attar sembari melangkah, mendekati Ayra. Kemudian perlahan meraih wajah Ayra dan berakhir memeluk tubuh istrinya.Tangis Ayra seketika pecah. Suaranya menggema di ruang tamu, teredam oleh dada Attar. Lelaki itu mempererat pelukannya.“Aku minta maaf. Ini salahku.”“Aku cuma takut kalau kamu diam-diam menjalin hubungan atau punya perasaan dengan wanita lain, Mas. Aku nggak mau sampai itu terjad

  • Goodbye School   Bab 133

    “Dari mana aja kamu, Mas?” tanya Ayra dengan nada dingin.Attar baru saja masuk ke rumah. Dia langsung mematung seketika mendapati istrinya berdiri tak jauh dari meja tamu, dengan posisi membelakanginya. Di sana sudah tidak ada kedua orang tuanya. Kemungkinan besar, ayah dan ibunya Attar sudah masuk ke kamar karena hari sudah berganti menjadi malam. Attar pergi selama kurang lebih dua jam.Keberanian Attar menciut. Terlebih lagi, Ayra terus memunggungi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa wanita itu sungguh marah padanya.“Ay, aku habis—”“Siapa yang kamu bayarkan di rumah sakit?” Ayra memotong perkataan Attar dan ucapannya itu membuat sang suami menelan saliva dengan berat.Dari mana Ayra bisa tahu?Kini Ayra berbalik badan. Dia tidak mendengar jawaban dari Attar dan rasa kecewa itu terus menyelimuti hatinya hingga membuat napas Ayra terasa sesak.“Ayo jawab, Mas! Ada yang kamu sembunyiin dari aku? Jangan-jangan ada wanita lain yang diam-diam menjalin hubungan sama kamu di belakangku. Ta

  • Goodbye School   Bab 132

    “Mas? Kamu pergi? Jangan lama-lama, ya?” Ayra menyahut dari kejauhan sana.“Iya, Sayang. Nggak akan lama kok.”“Oke. Aku tunggu di rumah. Setengah jam lagi harus nyampe rumah. Daah.” Ayra mematikan panggilan secara sepihak.Sedang Attar menggigit bibir bawahnya. Perjalanan dia menuju rumah sakit terdekat saja memakan waktu sekitar dua puluh menit. Belum lagi dia harus menggunakan waktunya lagi untuk membeli makanan yang Ayra inginkan. Perjalanan pulang juga kembali memakan waktu.“Aku harus mencari cara supaya Ayra nggak marah. Atau aku harus mencari cara supaya bisa mencari alasan yang masuk akal kenapa aku bisa lama.” Attar bermonolog dalam hatinya.Attar kembali menoleh ke arah Sania. Wanita itu terlihat begitu malang. Ada apa dengan Sania? Mengapa terlihat rapuh seperti itu? Apakah terjadi sesuatu padanya?Attar mengontrol pikirannya. Itu bukan hak dan urusannya. Hanya saja, dia sedikit penasaran atas apa yang terjadi pada wanita yang ditempatkan di jok belakangnya.Dua puluh meni

  • Goodbye School   Bab 131

    “Ayra tidur?” tanya Sarah saat Attar kembali turun ke ruang tamu menemui kedua orang tuanya yang masih duduk di sana.“Iya, Bu. Badannya lagi kurang sehat. Mungkin dia sakit karena kecapekan.” Attar menjawab. Dia mengembuskan napas berat saat mengingat kalau keadaan istrinya saat ini sedang kurang baik meskipun jauh di lubuk hatinya, Attar merasa seperti ada kabar bahagia yang sebentar lagi hadir di rumah tangga mereka.“Jangan-jangan istri kamu nggak enak badan bukan cuma karena perjalanan aja? Gimana kalau ternyata Ayra sedang isi? Coba cek kehamilan,” usul Sarah yang langsung disetujui oleh suaminya.“Aku setuju banget, Bu. Attar, lebih baik sekarang kamu pergi ke apotek terdekat dan beli test pack. Nanti malam coba tes kehamilan. Ayah yakin kalau ini pertanda baik.”Attar mengalihkan perhatiannya ke wajah sang ayah. Dia belum sempat duduk dengan benar, tetapi perkataan ayahnya seakan menggugah hatinya untuk segera pergi ke suatu tempat dan mendapatkan alat kecil yang sedang dibica

  • Goodbye School   Bab 130

    “Udah, Mas. Lepasin. Aku bisa jalan sendiri,” ujar Ayra yang masih berada di gendongan depan suaminya bahkan setelah mereka baru saja tiba di dalam kamar.“Malu?”“Ya iyalah, Mas! Aku malu!” ketus wanita itu.“Tapi sekarang udah nggak ada mereka dan kita udah ada di kamar. Ngapain malu, hm?” Attar perlahan membaringkan tubuh Ayra ke atas tempat tidur. Dia membelai rambut dan wajah Ayra dengan lembut. Posisinya masih membungkuk di atas tubuh sang istri.Kedua insan itu saling bertatapan dengan tatapan yang dalam. Seakan keduanya tengah menciptakan dan menumbuhkan ulang perasaan cinta mereka yang berasal dari hati.“Mas Attar mau langsung turun lagi?” tanya Ayra dengan raut wajah sedih. Jemari tangannya bergerak mencapai pipi Attar. Kemudian menusuk-nusuk pipi Attar dengan pelan.“Kamu nggak mau ditinggal?” Attar menangkup jemari tangan Ayra yang menggelitik kulit pipinya.Kepala Ayra menggeleng. Dia memang tidak ingin ditinggal oleh suaminya karena merasa badannya sedang kurang sehat.

  • Goodbye School   Bab 129

    “Ibu tahu kalau kalian juga pasti nggak sabar ingin punya momongan, ‘kan? Ibu doakan yang terbaik buat kalian. Semoga secepatnya dikasih rejeki berupa anak. Ibu juga udah tahu kalau Attar usianya udah dewasa. Pasti ingn segera punya anak ‘kan?” sejak tadi, wanita bernama Sarah itu tiada henti membahas tentang kehamilan bahkan sampai mereka tiba di rumah.Usai turun dari mobil, Sarah masuk bersama Ayra. Sementara, Attar dan ayahnya sibuk menurunkan barang bawaan selama perjalanannya dengan sang istri.“Ayra, ayo duduk sini. Kenapa dari tadi cuma diam sama senyum aja? Atau jangan-jangan kamu sudah isi ya?” tebak Sarah sambil mendahului duduk di ruang tamu usai mereka tiba di ruang tamu.Ayra pun duduk di hadapan ibu mertuanya. Dia masih belum bisa menjawab seluruh percakapan Sarah karena masih bingung harus menjelaskan bagaimana. Ibu mertuanya sudah terlanjur sangat berharap besar akan kehamilannya, sedangkan sampai kini, Ayra belum merasakan adanya tanda-tanda kehadiran janin di dalam

  • Goodbye School   Bab 128

    Beberapa hari setelah menghabiskan waktunya selama berlibur di Jerman, kini Attar dan Ayra sudah kembali ke tanah air. Mereka pulang ke Indonesia satu hari lebih cepat dari rencana yang telah ditata sebelumnya.Kepulangan suami istri yang memiliki perbedaan umur sepuluh tahun itu di sambut oleh orang tuanya Attar di sebuah bandara di mana mereka mendarat.Karena Ayra baru bertemu dengan orang tuanya Attar saat acara pernikahan dan mereka kurang begitu akrab, wanita itu merasa malu-malu saat ketika akan bertemu kembali untuk yang ke-dua kalinya.“Aku masih malu sama orang tuamu, Mas,” ucap Ayra sambil memeluk lengan tangan Attar. Keduanya berjalan menuju ke titik penjemputan.Sementara, barang-barang mereka dibawakan oleh orang lain yang menyewakan jasa untuk membawakan barang.“Malu kenapa? Jangan malu-malu gitu. Nanti ditagih cucu, loh.” Attar merasa senang tatkala menggoda istrinya.“Ayah sama Ibu ke sini berdua aja?” tanya Ayra untuk memastikan siapa saja yang hendak dia temui nant

DMCA.com Protection Status