Home / Romansa / Give Me Your Love / 01. The Heartless Player

Share

Give Me Your Love
Give Me Your Love
Author: Rein_Angg

01. The Heartless Player

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2021-06-26 21:29:30

Angin membiarkan mawar

Bergoyang pada tangkainya

Dari ribuan mawar yang tumbuh

Tak semuanya memberikan kedamaian

***

Karangan bunga menutupi seluruh bagian depan rumah mewah keluarga De Luca yang luasnya lima hektar lebih, hanya di depannya saja.

Semua bertuliskan ucapan duka cita dan bela sungkawa. Hari ini, kota San Angelo dan seisinya berduka. Mereka kehilangan sosok orang terkaya namun memiliki hati mulia.

Fransiscus De Luca, pemilik kerajaan bisnis Maximo Corporation telah berpulang dengan tenang pada usia delapan puluh lima tahun.

Ragam pelayat datang dan berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari yang hanya menggunakan pakaian lusuh dan bersandal jepit, sampai dengan mereka yang menggunakan pakaian sekelas Valentino dan Armani.

Seorang perempuan berambut hitam, lebat, ikal dan panjang berjalan menyusuri lorong sepi di area barat perumahan. Usia memang baru dua puluh lima tahun, tapi aura kedewasaan jelas terpercik di wajahnya.

Matahari yang mulai lelah memancar telah siap kembali ke peraduannya. Meninggalkan garis-garis sinar redup di dinding bata merah. Suasana senja, selalu menjadi terfavorit.

“Sedang apa di sini, Nona Lynea? Apakah sedang mengenang Tuan Besar Fransiscus De Luca?” Seorang lelaki berkacamata tebal menyapa.

“Betul sekali, Tuan Alonzo. Biasanya saat sore saya mendorong kursi roda Tuan Fransiscus De Luca menyusuri lorong ini,” jawab perempuan yang bernama Lynea tersenyum haru.

“Ah, ya! Saya masih ingat. Namun, maaf, untuk kali ini, Anda tidak bisa melewati lorong kesayangan Anda,” ucap Alonzo tersenyum datar. 

Lelaki bertubuh tinggi dan kekar ini adalah orang kepercayaan keluarga De Luca. Segala urusan mulai dari jadwal pertemuan bisnis sampai dengan jadwal mengambil pakaian di binatu ada dalam kekuasaannya.

“Mengapa tidak bisa?” tanya Lynea heran.

“Tuan Muda De Luca sedang ada urusan di ujung lorong.” Wajah Alonzo tetap tersenyum, namun dipaksakan.

Baru saja ia selesai berucap ketika dua orang kemudian keluar dari remang ujung lorong.  Sepasang lelaki dan perempuan, tertawa dan berbisik sambil saling bergelayut mesra.

Pakaian si wanita sedikit tersingkap pada bagian dada yang tidak dilapisi apapun selain sebuah gaun hitam tipis. Keduanya berjalan mendekati Alonzo dan Lynea.

“Maaf, Tuan Enrico.” Alonzo mendekati bos mudanya kemudian membisikkan sesuatu.

“Lihat perbuatanmu padaku, Gilda. Lipstikmu masih ramai menghiasi leherku!” seru sang Tuan Muda Enrico De Luca tertawa.

“Kalau saja Alonzo tahu bahwa masih banyak lagi bekas lipstik milikku di balik pakaianmu!” sambung perempuan cantik dan seksi itu terkekeh mesum.

“Ini, silahkan pakai sapu tangan saya untuk membersihkannya.” Alonzo mengeluarkan sepucuk kain kecil dari kantong jasnya, kemudian menjulurkan kepada Enrico.

“Kamu yang bersihkan! Saya mana tahu di mana saja bekasnya?” bentak Enrico berang lalu melempar sapu tangan Alonzo ke atas lantai.

Lynea tertegun melihatnya. Sungguh suatu sikap yang bagaikan langit dan bumi dengan Tuan Fransiscus De Luca. Mendiang sangatlah merendah, bersahaja dan sopan.

Sementara itu, Alonzo dengan kalem dan tetap tenang mengambil sapu tangannya dari atas lantai. Tanpa bersuara, ia segera melakukan perintah sang majikan. Wajahnya tetap datar saat leher Enrico ia bersihkan dari merah lipstik teman kencannya. Lynea menatap kagum akan kesetiaan Alonzo pada keluarga ini. 

Begitu selesai dibersihkan, Enrico dan Gilda justru kembali bermesraan, atau lebih tepatnya bercumbu. Tanpa memperdulikan kehadiran Alonzo dan Lynea, mereka berciuman dengan sangat panas.

Kedua lidah mereka saling bertautan, menjelajahi kedalaman bibir satu sama lain. Telapak tangan Enrico dengan liarnya mulai meremas gundukan kenyal di dada Gilda.

Sontak, Alonzo dan Lynea segera membalikkan badan. Lynea merasa panas mulai menjalar di wajah akibat melihat adegan dewasa di depan mata. Sementara Alonzo tetap saja berwajah datar, meski rona merah mulai terlihat muncul. Walaupun demikian, sepertinya pasangan yang sedang penuh birahi itu tidak mengurangi intensitas cumbuan mereka.

“Kamu sungguh seksi dan membuatku sangat bernafsu, Gilda,” desah Enrico dengan suara tidak jelas, karena mulutnya masih terus melumat bibir kekasih sesaatnya.

“Aahhh, aku pun begitu. Kita ke kamarmu saja, Sayang?” ajak Gilda bernada sangat centil dan menggoda. Kerlingan mata dan senyuman nakal menghiasi wajah etnik miliknya.

“Maaf, tapi sebentar lagi pembacaan surat warisan dari kakek Anda, Tuan Enrico,” ingat Alonzo masih tetap membalikkan badan, membelakangi tuan mudanya.

“Aku tidak peduli! Lelaki tua bangka itu pasti menyerahkan semua kepadaku! Semua orang tahu, bahwa aku adalah cucu kesayangannya!” tukas Enrico mencibir pesuruh utamanya. Ia bahkan memanggil kakeknya dengan sebutan Tua Bangka.

“Panggil saja aku di kamar kalau sudah mulai dibacakan!” perintahnya sambil mendekap Gilda dan segera berlalu.

Beberapa menit setelah keduanya pergi, Lynea dan Alonzo sama-sama menghela napas. Mereka beradu padang, kemudian tertawa ringan. Keduanya seolah merasa lega putra mahkota De Luca telah hilang dari pandangan.

“Maafkan perilaku Tuan Enrico. Dia kehilangan orang tuanya sejak masih lima belas tahun. Sehingga tidak ada yang mengajarinya kasih sayang dengan benar,” ucap Alonzo tetap dengan gaya kalem dan tenang seperti sebelumnya.

“Tidak perlu meminta maaf, Tuan Alonzo. Saya tahu, Tuan Enrico sampai dijuluki 'The Heartless Player' memang karena kepiawaiannya dengan wanita," kekeh Lynea tertawa kecil. 

"Saya pun akan segera pergi dari istana ini. Pemakaman telah usai. Tidak ada alasan untuk saya tinggal di sini lebih lama lagi,” lanjut Lynea tersenyum indah laksana senja.

“Tuan Fransiscus De Luca sangat beruntung memiliki anda sebagai perawat. Detik-detik terakhirnya ia lewati dengan ketenangan. Semua itu berkat keluwesan anda merawat beliau,” puji Alonzo memandang wajah Lynea penuh terima kasih.

“Anda terlalu berlebihan memuji saya, Tuan Alonzo.” Lynea tersipu mendengarnya.

“Saya akan merindukan kehadiran Anda, Nona. Teh buatan Anda sangat nikmat,” tutup Alonzo mengulurkan tangan sebagai sebuah jabatan perpisahan.

“Saya pun akan merindukan suara Anda, Tuan Alonzo. Betapa setiap hari Anda selalu melaporkan keadaan terkini mengenai perusahaan, dan Tuan Muda Enrico,” sambut Lynea menjabat tangan rekan kerjanya.

Mereka saling melempar senyum hangat dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan. Masing-masing dengan tujuan yang berbeda.

***

Lynea menatap dirinya sendiri di depan kaca rias super besar. Meskipun ia hanya perawat, namun Fransisco De Luca memberinya satu dari lima belas kamar utama yang biasa digunakan menginap para tamu istimewa.

Ranjang kayu jati dengan atap berkelambu laksana kasur para raja telah ia tiduri untuk melepas lelah selama bekerja sebagai perawat Fransiscus.

Lantai pualam putih bercorak emas juga selalu ia tapaki tiap paginya. Namun kini, semua hanya akan menjadi selembar kenangan.

Hampir satu tahun ia menghabiskan hari-hari di rumah mewah atau yang biasa dijuluki “Istana De Luca” oleh seluruh warga kota San Angelo. Lokasinya yang menjulang megah di atas bukit sejuk memang sangat menawan.

Dari jendela kamarnya, Lynea sering menatap danau teduh yang terlihat berkilat saat mentari menyapa. Saking besarnya tanah hunian ini, sampai sebuah danau dibuat oleh mendiang Fransiscus di belakang rumahnya.

Dalam hari-hari selama setahun itu, sudah belasan bahkan mungkin puluhan wanita ia lihat dibawa masuk ke dalam kamar Enrico yang persis bersebelahan dengan kamarnya.

Tidak jarang ia gagal untuk tidur nyenyak karena suara jeritan dan erangan sampai dengan sukses ke telinganya, seperti yang sedang terjadi saat ini.

“Enrico, ayolah jangan menggoda seperti ini!” pekik Gilda menarik pinggang lelaki tampan di hadapannya agar segera memberikan kenikmatan, karena ia sudah tidak kuasa menahan buncahan gairah.

“Sabarlah, Gilda. Aku ingin melihatmu berteriak nikmat sekali lagi, hehehe,” tolak Enrico masih terus memainkan daerah sensitif wanita seksi itu dan membuatnya semakin menggeliat karena amukan birahi.

“Aaahhh … ayolah, Enrico! Aku mohon! Aaah … aduuuh … aku ingin kamu!” Gilda terus merengek, meminta dan meminta untuk segera dipuaskan.

Lynea hanya bisa menggigit bibir dan menahan napas mendengar itu semua. Bayangannya sudah berjalan jauh entah kemana dengan jantung yang berdegup sedikit lebih kencang. Biar bagaimana, wanita ini juga manusia normal yang pasti akan bereaksi bila mendengar hal-hal seperti itu.

Selanjutnya hanya desahan dan erangan yang terdengar dari kamar sebelah. Lynea merasa bersyukur ia tidak perlu lagi mengalami malam-malam penuh kekesalan akibat terganggu oleh kebiasaan cucu majikannya yang sudah terkenal dengan sebutan “The Heartless Player”.

Ya, pemuda itu memang terkenal sebagai penggemar cinta semalam. Seperti Gilda yang saat ini bersamanya, belum pernah sekalipun Lynea melihatnya. Entah dari mana asalnya dan bagaimana bisa berakhir di pelukan seorang Enrico De Luca. Yang jelas, esok sudah tidak akan ada seorang Gilda dalam kehidupan lelaki beralis tebal tersebut.

Tapi itu semua bukanlah urusan Lynea. Untuk saat ini, ia telah siap angkat kaki, berpisah dengan kemegahan dunia para milyarder. Sekali lagi pandangannya menyapu pada seluruh sudut kamar dengan segala kenangan baik suka maupun duka. Ia kembali tersenyum dalam helaan napas.

“Selamat tinggal Fransiscus. Merupakan kehormatan untuk merawat seseorang seperti Anda,” gumamnya agak tercekat.

Rasa sedih dan haru menghampiri.

Sudah tiga orang lanjut usia yang ia rawat sebelumnya. Hanya Fransiscus yang paling memperlakukan dirinya dengan penuh kebaikan, seolah Lynea adalah cucunya sendiri.

Baru saja Lynea hendak membuka pintu kamar ketika Alonzo sudah lebih dahulu membukanya. Mereka bertubrukan di pintu kamar. Keduanya sama-sama kaget dan saling meminta maaf.

“Tuan Romario, pengacara keluarga De Luca menginginkan Nona turut hadir untuk pembacaan surat warisan,” jelas Alonzo menjawab pertanyaan tanpa suara di wajah Lynea.

“Aku? Untuk apa?” Lynea tidak percaya.

“Saya kurang paham, Nona. Tapi demikian permintaanya.”

"Biasanya saat seseorang diminta hadir untuk mendengarkan sebuah surat warisan, orang tersebut akan disebut namanya sebagai penerima warisan tersebut," beber Alonzo pelan dan datar.

Lynea mendelik dan terperangah mendengarnya. Disebut namanya dan ikut menerima warisan? Betulkah itu? Batinnya langsung memekik dengan girang. Tidak butuh waktu lama sebelum seutas senyum menghiasi wajah polos namun jelita miliknya. 

Dalam bayangan, sejumlah uang dan beberapa barang mewah Fransiscus bisa jadi akan diberikan kepada Lynea. Lelaki tua itu selalu tahu betapa perawatnya sangat menyukai salah satu mobil klasik yaitu Dodge Firebomb 1955 yang terparkir dengan cantik di garasi. 

"Ayo, Tuan Alonzo! Kita segera menemui Tuan Romario!" resahnya tidak sabar lagi menanti warisan apa yang akan diberikan kepadanya. 

"BERSAMBUNG"

ON NEXT CHAPTER :

“Bersama ini saya, Franciscus De Luca, menyatakan bahwa di saat saya telah tiada, seluruh harta dan kekayaan saya akan jatuh kepada …”

Romario berhenti beberapa detik. Sepertinya ia sedang menguatkan diri untuk bisa meneruskan kalimat-kalimat selanjutnya.

*****

Rein_Angg

Hai Charming Readers...!!! Thanks sudah hadir dalam dunia Enrico & Lynea. Author harus kembali mengingatkan bahwa ada adegan 21+ di Novel Give Me Your Love. So make sure you're 18 years old, okeeeey...!!! Pastikan untuk terus mengikuti jalan kisah cinta Enrico & Lynea. Kita akan bersama merasakan bahwa cinta kadang tidak hadir begitu saja, tetapi melalui sebuah proses. Dimana dunia tidak seperti dongeng yang happily ever after. Namun, membutuhkan perjuangan. Leave your comment so we can say hai, okay 💖 Happy Reading & Enjoy

| 3
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Widya Dya
heyyy...just read this...
goodnovel comment avatar
Uum Rumsari
Kak Rein,ketemu di sini kita......
goodnovel comment avatar
Yanti Indriati
keren ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Give Me Your Love   02. The Legacy Of Fransiscus De Luca

    Lynea sedang mengalami hati yang berbunga. Ia membayangkan sejumlah harta akan diberikan padanya melalui warisan Fransiscus. Tidak hanya uang, namun bisa juga berupa mobil klasik maupun benda berharga lainnya. Ia hendak menuruni tangga saat terlihat Alonzo masih ada di belakangnya. Diputuskan untuk menunggu teman satu-satunya di Istana De Luca ini agar bisa turun bersama menuju ruang keluarga. “Tuan Enrico, sudah saatnya pembacaan warisan!” panggil Alonzo kemudian mengetuk-ngetuk pintu kamar sang majikan. Setelah lebih dari lima menit dan tiga puluh ketukan, keluarlah Enrico hanya dengan memakai selembar selimut untuk menutupi area vitalnya. Entah saking cueknya atau memang Tuan Muda itu tidak cukup pintar untuk menutupi seluruh bokongnya. Lynea dapat melihat sedikit bongkahan kekar diantara lipatan selimut Enrico. “Suruh saja Paman Romario naik ke kamarku! Biar dia bacakan di sini!” Enrico menolak untuk turun. “Maaf, Tuan.

    Last Updated : 2021-06-27
  • Give Me Your Love   03. Marry Me Or Die

    Matahari semakin lelah untuk terus bertahan. Ia merunduk masuk ke dalam peraduan di balik bumi. Udara menjelang malam terasa semakin dingin, menusuk tulang Alonzo yang terdiam di depan gerbang Istana De Luca. Pikirannya hanya terletak pada keselamatan Lynea saja. "Panggilkan David! Suruh dia menemui aku di markas!" seru Alonzo pada penjaga gerbang sembari membalikkan badan. Ia hendak kembali menemui tuannya. "Bagaimana?” Enrico menunggu kembalinya Alonzo di depan pintu ruang keluarga. “Nona Lynea masih menolak, Tuan. Tapi sa—” “Bodoh! Kemana otakmu itu? Kenapa tidak kamu paksa dia kembali?” hardik Enrico memarahi pesuruhnya. “Apakah saya harus menggendongnya, Tuan? Saya rasa, tidak pantas bila saya menyentuh calon istri Anda,” jawab Alonzo menunduk tanpa berani menatap wajah tuannya. “Jangan sebut dia calon istriku! Aku masih jijik dengan kenyataan itu! Pokoknya bawa dia kembali! Atau k

    Last Updated : 2021-07-02
  • Give Me Your Love   04. Marriage Terms

    Lynea hanya bisa menunduk dan terdiam ketika Tuan Muda De Luca itu mengancam akan mencelakai dia atau keluarganya, bila menolak untuk menikah dalam tiga bulan ke depan. Sesekali ia melirik kepada Alonzo yang juga hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa.“Mengapa Anda memaksa saya seperti ini, Tuan? Pernikahan bukan sesuatu untuk dipermainkan. Pernikahan itu suci dan seba—”“Diam! Aku tidak menyuruh kamu ceramah, Linen!” bentak Enrico memotong ucapan Lynea.“Lynea, bukan Linen!”“Kalau aku bilang Linen, ya Linen!” Kembali Enrico berteriak sampai matanya mendelik karena sangat emosi menghadapi Lynea.“Kita menikah dan memiliki anak hanya di atas kertas. Saat warisan cair aku akan memberikan sepuluh persen kepadamu.”Enrico terlihat santai saat berbicara memiliki anak hanya di atas kertas. Lynea terkesiap mendengarnya. Hati macam apa yang sedang ia hadapi?“

    Last Updated : 2021-07-08
  • Give Me Your Love   05. Don't Hurt My Family

    Suasana di kamar Enrico benar-benar kacau. Bila sebelum ini hanya suara erangan dan desah kenikmatan yang muncul, malam ini telah berganti dengan jerit tangis dan ketakutan. Alonzo sangat iba melihat Lynea diperlakukan kasar oleh Tuan Mudanya. Ia ingin melerai dan melarang Enrico agar tidak menyakiti wanita manis itu, tapi ia tidak ada kuasa sama sekali. Lynea menjerit sejadi-jadinya. Ia langsung berdiri dan berlindung di balik tubuh besar Alonzo. Namun, Enrico tidak peduli. Ia seperti hewan buas yang terus mengejar mangsa di depan mata. "Aku tidak mau!" jerit Lynea makin menangis dan ketakutan, “jangan tarik bajuku! Jangan perkosa aku!” Alonzo akhirnya memberanikan diri untuk melindungi Lynea. Ia sedikit menghalangi gerak Enrico dengan menyembunyikan separuh tubuh wanita itu di belakangnya. “Maaf, Tuan. Tapi Nona Lynea belum pernah memiliki kekasih sebelumnya,” sela Alonzo mencoba membuat tuannya berhenti dan memahami kondisi

    Last Updated : 2021-07-08
  • Give Me Your Love   06. First Attack

    Eddy Milano adalah seorang designer kenamaan yang dipilih Enrico untuk membuat pakaian pertunangan mereka. Nama besarnya sudah terkenal di seluruh penjuru negeri. Hanya orang berlimpah harta saja yang mampu membeli masterpiece darinya.Lynea selama ini hanya bisa membayangkan memakai salah satu gaun Eddy Milano untuk acara pernikahannya. Sama sekali ia tidak menyangka, bahwa ia akan berada di sini berbicara langsung dengan sang designer. Terlebih lagi, betapa kehadirannya di situ sangat dihormati. Semua tentu tidak lepas dari keberadaan Enrico De Luca bersamanya.“Lumayan,” jawab Enrico singkat, mengomentari tampilan Lynea.“Ah, kalau lumayan, maka aku tidak setuju! Ayo kita cari gaun yang lain saja kalau begitu!” sela Eddy Milano tampak kecewa.“Untuk seorang Enrico De Luca, kecantikan adalah kesempurnaan. Ayo, Sayangku! Mari kita cari gaun lain yang akan digandrungi tunanganmu!” ajak sang designer me

    Last Updated : 2021-07-09
  • Give Me Your Love   07. Angel Has Come

    Jantung Enrico semakin kencang berdetak ketika ia melihat Lynea sudah tidak sadarkan diri. Tangan wanita itu terus mengucurkan tetesan darah akibat luka sobek. Perasaan marah semakin menguasai emosinya.“Kalau kalian tidak bisa mendapatkan orang tadi dalam waktu satu minggu ke depan, akan kubuang tubuh kalian ke danau di halaman belakang!” teriaknya mengancam.Alonzo dan David saling pandang dengan mimik ketakutan. Keduanya pun bingung bagaimana seseorang bisa ternyata sudah ada di dalam kamar mandi wanita menunggu kedatangan Lynea di sana.“Saya curiga ada mata-mata di antara anak buah, Tuan. Siapa saja yang tahu kalau Nona Lynea akan bersama Tuan mendatangi Bellevue siang ini?” tanya Alonzo menganalisa.“Mana aku tahu? Itu tugas kalian, bukan?” hardik sang Tuan Muda menggebrak kaca jendela saking marahnya, sampai kaca tersebut bergetar.Seketika suasana kembali menjadi hening. Baik

    Last Updated : 2021-07-12
  • Give Me Your Love   08. Each Love For Ourselves

    Kamar perawatan VVIP Rumah Sakit Mariano Galli telah kedatangan seorang pasien penting yaitu calon istri Enrico De Luca, ahli waris dari kerajaan bisnis keluarga besar De Luca. Seorang dokter bernama Gabriel muncul di saat Lynea merasa hari-hari kelamnya tidak akan berakhir. Kehadirannya seolah memberikan harapan bagi mantan perawat itu, bahwa hari-hari ke depan akan lebih baik. “Selamat saya ucapkan untuk kalian berdua yang akan segera menikah,” ucap Gabriel tersenyum kepada Lynea. “Dokter datang untuk memeriksa bukan? Segera periksa, lalu pergilah!” hardik Enrico tajam menatap Gabriel. Dokter muda itu menjadi salah tingkah. Tentu sebelumnya ia sudah diberi tahu bahwa pasien di kamar ini adalah VVIP sehingga ia harus memberikan pelayanan yang terbaik. Mendapati sikap Enrico seperti ini, ia tidak ingin membantah atau mencari masalah. Gabriel segera mendekat dan memeriksa kondisi Lynea. Ia mendengarkan degup jantung kekasih masa lalunya melalui

    Last Updated : 2021-07-12
  • Give Me Your Love   09. Why Can't You Love Me?

    Suasana remang malam di dalam kamar Enrico terasa semakin hangat karena ia sedang bercinta dengan seorang wanita yang baru saja ia kenal dua hari lalu. Mereka berkenalan melalui salah seorang rekan bisnisnya saat makan siang bersama di sebuah restoran. Naima, nama wanita itu. Rambutnya merah kecokelatan bergelombang. Kulitnya putih bersih dengan bibir tebal merah alami. Wanita seperti ini yang selalu digandrungi oleh Enrico. “Aku ingin bersamamu selalu, Enrico,” bisik Elena saat Enrico mulai mencumbunya. “Aaahhh… Aaahh… Yeaahh…!” desahnya semakin menggeliat di atas ranjang. Mendengar suara kenikmatan Naima membuat Enrico semakin bergairah dan bersemangat melakukan berbagai serangan. Lidahnya memainkan kedua gundukan kenyal di dada Naima. Saat mencapai sebuah lingkaran kecil berwarna merah muda, ia berhenti dan mulai menghisapnya perlahan. “Damn! Aduuuuh, aku … aaah … enak sekali!” racau Naima menarik-narik sprei dengan jemari lentiknya. Kakiny

    Last Updated : 2021-07-14

Latest chapter

  • Give Me Your Love   120. HAPPILY EVER AFTER (THE END)

    Sudah hampir satu tahun sejak Lynea menandatangani surat perceraiannya. Ia tetap tinggal di rumahnya yang berada di desa kecil, kota San Aguira. Bryant memilih untuk tetap bekerja di kota San Angelo dan menjadi kepala keamanan untuk kantor utama Maximo Corporation. Setiap dua atau tiga minggu sekali ia selalu pulang menemui Lynea dan keponakannya. Kabar tentang Enrico sering diceritakan oleh Bryant. Namun demikian, Lynea tidak pernah terlalu bersemangat untuk mendengarkannya. Bagaimana ia masih menyimpan luka dan harapan yang tak pernah pudar terhadap hubungan mereka, kadang membuat hatinya semakin sakit. Enrico pun masih sering menanyakan pada Bryant bagaimana kondisi Lynea dan David. Setiap Bryant kembali ke desa, Enrico selalu membawakan hadiah-hadiah mahal untuk anaknya. Kata Bryant, Enrico selalu menanyakan apakah kini Lynea sudah memiliki tambatan hati yang baru? Setiap mendengar bahwa Lynea masih sendiri, Tuan Besar De Luca hanya terdiam kemudi

  • Give Me Your Love   119. We Give Up

    Dalam temaram kendaraan menuju kantor polisi, Lynea menatap tak percaya pada selembar kertas di tangannya. Enrico setuju untuk bercerai dengannya.“Apakahah dia bersalah? Kamu yang memaksa bercerai, padahal dia hampir gila karena kamu pergi!” Kembali Romario menyindir secara terang-terangan.“Paman, ayolah bantu aku! Lalu sekarang aku harus bagaimana?” rengek Lynea kesal. Sampai kapan ia dan Enrico harus seperti ini.“Aku tidak tahu. Aku hanya pengacara. Kalian yang menikah. Berbicaralah satu sama lain, hati ke hati.”“Kenapa dia tidak datang malam ini? Apa dia tidak tahu kalau aku hampir mati? Apa dia tidak sadar pacarnya mau membunuhku, dan kini pacarnya itu sudah mati?” gusar Lynea.“Telepon saja langsung. Tanyakan sendiri,” jawab Romario santai. “Aku teleponkan Enrico untukmu saat ini juga.”Hati Lynea berdetak lebih cepat. Debaran rindu atau rasa bersalah menjadi sa

  • Give Me Your Love   118. Goodbye, Blue Eyes

    Cinta, sebuah rasa sejuta cerita Madu pelepas dahaga Racun pembunuh jiwa Hidup mati karenanya Cinta, mendatangkan obsesi Untuk saling memiliki Tak rela bila harus berakhir Sabit kalam menjelma tahir “Kamu baik-baik saja, Lyn?” Gabriel terengah-engah datang, langsung memeluk kekasihnya. Belum bisa mengucap apa-apa karena rasa shock yang bergulir sepanjang hari, yang ditanya hanya terdiam berlinang kepedihan. “Semua sudah berakhir, Lyn. Besok kita akan pergi meninggalkan ini semua. Hanya kamu, aku, dan anak-anak kita,” lanjut Gabriel mendekap erat. Tubuh yang bergetar, hati yang dingin, dan kunci kebahagiaan yang telah entah kemana. Lynea tertegun menatap sang dokter dengan hampa. “Aku … ti-tidak bisa … ikut de-denganmu,” gumamnya datar, ringan, dan gamang. “Apa maksudmu? Kita sudah berjanji untuk saling setia dan bersama selamanya! Baru tadi pagi kamu dan aku menyusuri sungai masa

  • Give Me Your Love   117. Two Angels

    Pandang Lynea mengabur. Rasanya semua ini terlalu berat untuk dijalani dalam waktu satu hari. Apakah penderitaan akan berakhir? Mengapa dunia begitu kejam padanya?Dimanakah bahagia itu? Apakah memang benar ada wujud nyata dari sebuah kata tersebut? Kalau memang hidupnya berhak merasakan, kenapa semua sulit sekali didapatkan?“Ga-Gabriel sudah memiliki i-istri? Sejak ka-kapan kalian me-menikah?” Terbata-bata dan bergetar ia bertanya.Lagi, air mata mengalir begitu saja. Rasa itu bahkan seperti sudah mati. Hancur berkeping, terserak di atas tanah begitu saja menunggu gersang.“Sejak lima tahun lalu, Nyonya,” jawab Avril mulai berkaca-kaca pada matanya.“Hai, Kristin. Ayo, ikut Tante. Kita lihat adek bayi, mau?” Jenna mengajak gadis cilik itu menjauh dari dua wanita dewasa yang akan segera runtuh bersamaan.Kristin melirik pada ibunya. Ketika sang ibu menganggukkan kepala, ia menerima uluran tangan Jenna dan

  • Give Me Your Love   116. Would You Marry Me?

    Ombak tenang menghiasi sungai kecil. Dua anak Adam menyusuri perlahan. Sang wanita membiarkan tangannya digenggam erat oleh teman prianya. Wajah mereka berseri, tidak kalah indah dengan gaung alam dan udara senja.“Kamu bahagia atau tidak, Lyn?” tanya Gabriel menatap begitu lembut.“Bersamamu? Aku bahagia. Selama ini aku sudah salah arah,” jawab Lynea tersenyum lalu mengacak-acak sedikit rambut teman masa kecilnya.Tiba-tiba Gabriel berlutut di hadapannya. Tangan kanan mengambil sesuatu dari kantong jaket. Sebuah kotak kain mungil berwarna biru tua.“Aku tahu kamu masih menjadi istri orang dan sedang dalam proses cerai, tetapi aku begitu terobsesi dan jatuh cinta padamu,” ucap Gabriel. Perlahan ia membuka kotak itu.Sebuah cincin emas putih dengan berlian mungil berbentuk hati di tengahnya dipersembahkan untuk Lynea.“Maukah kamu menikah denganku? Be my wife, for all eternity,” pintanya memberi

  • Give Me Your Love   115. Enough Is Enough

    Enough is enough, begitu kata pepatah. Cukup sudah semua ini membuat hidup Lynea begitu kacau dan naik turun seperti roller coaster. Tidak ada lagi yang harus dipikirikan. Dua kali sudah Enrico bercinta dengan Elena saat masih menyandang status sebagai suaminya. “Terima kasih karena telah membuka mataku, Elena. Kini aku mengetahui, seperti apa suamiku sebenarnya. Kamu bisa mengambilnya. Aku tidak butuh lelaki yang tidak setia padaku.” Lynea menegakkan kepala, berbicara dengan anggun dan tegas. Jika harga diri adalah satu-satunya yang tersisa dari dirinya, maka ia akan menjaganya dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang boleh menghancurkan seutas harga diri tersebut. “Lyn, aku minta maaf,” pinta Enrico berniat mengikuti langkah istrinya yang mulai meninggalkan ruangan. Lynea tidak menoleh sama sekali, apa lagi menjawab. Baginya keberadaan Enrico tidak lebih dari sebuah kisah usang. Terus saja berulang tanpa ada akhir bahagia. “Kamu! Wanita ular!”

  • Give Me Your Love   114. Lynea's Heart Is Shattered

    Sekian pasang mata menatap cemas ketika pintu ruang operasi dibuka dan seorang perawat keluar memanggil keluarga Alonzo. Felix segera berdiri dan maju menghampiri sang perawat.“Saya kakaknya,” ucapnya.“Operasi Tuan ALonzo telah selesai. Ternyata ada tiga peluru yang masuk dalam tubuhnya.”“Apakah Alonzo hidup?” Enrico menyela.“Beliau telah melewati masa kritis selama dua jam terakhir. Tubuhnya menunjukkan repson yang baik terhadap obat-obatan yang kami berikan. Kini kondisinya sudah stabil, tapi masih dalam bius total sampai dua hari ke depan.”“Terima kasih, Tuhan!” jerit Lynea melompat dan memeluk Enrico.Dia lupa kalau sedang menjauhi sang suami. Semua kembali bernapas lega mendengar kabar baik ini. Ketegangan seketika menghilang. Felix menitikkan air mata bahagia, dan langsung di seka oleh jemarinya. Tidak ada air mata bagi lelaki tangguh yang melewati berbagai peperangan. Na

  • Give Me Your Love   113. Hang In There, Alonzo

    “Alonzo! Bangun, buka matamu! Alonzo, ayolah! Bangun, bangun! Kamu tidak boleh pergi dengan cara seperti ini!” Enrico menepuk-nepuk pipi orang kepercayaan dan sahabat terbaiknya. “Siapkan helikopter!” seru Felix kepada anak buahnya melalui speaker telinga. “Paramedik!” teriak Kapten Abrahm berulang. Orang-orang berbaju putih berlambang palang merah datang, membawa tandu dan kotak pertolongan pertama. Mereka segera menekan luka tembak di dada Alonzo dan menutupnya dengan perban. Tubuh yang sudah tidak sadarkan diri itu kemudian diangkat oleh empat orang ke atas tandu. “Parkir helikopter di halaman belakang saja! Adikku harus ke rumah sakit saat ini juga!” Felix terus memerintah anak buahnya. Ketika mereka melintas di antara kursi-kursi sidang, jenazah Viery sedang tergeletak di atas lantai dengan darah menggenang sangat banyak. Alessia berlutut di samping tubuh sang kakak yang sudah tidak bernyawa. Ia menangis dan berteriak, sangat memilukan.

  • Give Me Your Love   112. Viery's Going Down

    “Enrico?” tanya Gabriel melirik ke ponsel Lynea.“Hmm, dia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin.”“Kamu benar-benar masih cinta padanya? Orang seperti dia, Lyn?”Lynea terdiam. Ia sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Ada sesuatu yang membuatnya begitu terikat pada sang suami, dan itu bukan hanya karena Enrico adalah ayah dari putranya. Seolah ada aura khusus yang membuat dirinya, dan juga ratusan wanita lain tidak bisa berhenti mencintainya.Ya, dia memang kaya raya, tapi Lynea tidak pernah memedulikan itu semua. Tampan? Sangat! Akan tetapi, Gabriel pun memiliki wajah baby face yang diidolakan para dokter wanita di rumah sakit.Enrico memiliki jiwa yang misterius. Di sana, ada kekerasan, tetapi juga kelembutan. Penuh dendam, namun juga mencari kedamaian. Serba kekerasan, hanya saja ia juga begitu mencintai istrinya.“Aku tidak tahu, Gabriel. Semua ini terlalu menyesakkan dan membingun

DMCA.com Protection Status