Pintu besar itu di buka oleh Gu Lang dengan keras dan membuat tetua pertama dan Xi Guan, yang masih ada di dalam ruangan itu sambil membicarakan hal yang entah apa itu, terlonjak kaget karenanya."Lancang! Kenapa kau masuk tanpa permisi!?" Bukan tetua pertama, melainkan Xi Guan lah yang meneriaki Gu Lang dengan kesal, "Apa kau sudah bosan hidup?! Kau sudah tidak menginginkan nyawamu lagi!?" Xi Guan pun turun dan mencabut pedang miliknya dari sarung pedangnya.Pedang itu memiliki aura yang terasa menekan, kabut berwarna biru itu juga terasa amat dingin. Dan dilihat dari hal itu, Gu Lang bisa menebak jika akar spiritual dari pemuda di hadapannya itu adalah jenis es, seperti milik ayahnya."Tunggu, Xi Guan. Mungkin dia punya sesuatu yang mendesak untuk di laporkan." Cegah tetua pertama, tanpa berniat pindah dari tempatnya duduk saat ini.Dia terlihat sangat percaya diri saat duduk di kursi yang seharusnya hanya boleh di duduki oleh sang kepala keluarga, tapi dia justru dengan congkaknya
Tetua pertama pun akhirnya memikirkan sebuah negosiasi dengan Gu Lang, agar dia tak menghabisi nyawanya.Sedangkan Xi Guan hanya bisa terdiam, karena dia masih tak menyangka jika tuan muda sampah yang terkenal di seluruh kota Biluo, bahkan sampai ke pelosok sebagai orang paling tidak berguna itu, sekarang justru ada di hadapannya dan bukan lagi sebagai seorang sampah apalagi tuan muda tidak berguna.Dia yang sekarang bahkan terasa lebih mengerikan daripada para penjahat yang pernah dia temui. Bahkan orang terkuat yang pernah dia kalahkan saja, tak ada seujung kuku dari Gu Lang dan hal itu membuatnya tak lagi berani berkata-kata di depan Gu Lang seperti sebelumnya."G-Gu Lang, bagaimana kalau kita membuat sebuah kesepakatan?" Tetua pertama mencoba membuka percakapan.Namun Gu Lang sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun sebagai jawaban. Dia masih setia bersandar dengan tangan bersidekap di depan dada, seolah dua makhluk di hadapannya itu sama sekali bukanlah ancaman baginya dan s
Suara erangan kesakitan tetua pertama, terdengar begitu memekakkan telinga. Dan kini, pak tua itu sudah kehilangan kedua tangannya. Bagi seorang kultivator, tentu saja tangan adalah anggota tubuh yang sangat penting dan kehilangan keduanya tentu sama saja dengan menjadi orang tak berguna.Tubuh tetua pertama, kini ambruk karena kehilangan banyak sekali darah. Namun Gu Lang tampak sama sekali tak memperdulikan hal itu, seolah dia adalah iblis berdarah dingin yang tak memiliki hati apalagi belas kasihan."Apa kalian mendengarnya? Sepertinya itu suara tetua pertama!" ujar salah seorang penjaga gerbang di sana."Kau benar. Jangan-jangan tadi benar-benar ada perkelahian? Mungkin benar tetua pertama bertarung dengan tetua lainnya!" seru yang lainnya."Kita kesana sekarang, bawa setengah pasukan dari setiap pos. Sepertinya ini lebih gawat daripada sekedar konflik internal." Kali ini bukan lagi para penjaga biasa yang angkat bicara, melainkan pemimpin dari para penjaga benteng kediaman Xi itu
Mendengar apa yang Gu Lang katakan, tentu saja membuat mereka semua sangat ketakutan. Terlebih di wajah tampan Gu Lang saat ini, masih terdapat bercak noda darah yang membuat seringai di bibir Gu Lang terlihat seratus kali lebih menakutkan.Hanya satu orang yang tidak gentar untuk menghadapi Gu Lang, yaitu Bong Quan. Meskipun dia sadar diri kalau kemampuannya jauh di bawah Gu Lang, tapi dia memiliki kelebihan yaitu dia bisa mengendalikan monster dan dia bisa menggunakan itu sebagai penutup kekurangannya dalam hal basis kultivasi, di hadapan Gu Lang.Carberus peliharaannya saat ini, setidaknya sudah berada level Raja, sama seperti tingkatan Gu Lang saat ini. Namun bukan berarti, Bong Quan mampu menaklukkan monster level tinggi seperti itu.Hanya saja Carberus itu sudah dia pelihara sejak kecil. Tepatnya sejak levelnya masih berada di bawah level kultivasinya sendiri, tapi siapa sangka peningkatan kekuatan Carberus itu sangat cepat. Bahkan dua sampai tiga kali lipat lebih cepat dari pe
Gu Lang yang kini berada dalam bentuk jiwa itu pun tak lagi berusaha melawan iblis hati dengan kekerasan.Dia memilih duduk bersila dan berusaha menghilangkan amarahnya, yang sudah sangat membuncah saat ini.Dia tak ingin benar-benar di kuasai oleh iblis itu dan berubah menjadi makhluk berdarah dingin yang mengerikan, meninggalkan jati dirinya sebagai manusia.Dan perlahan namun pasti, tato di wajah Gu Lang kini tak lagi bertambah dan justru berkurang sedikit demi sedikit bersamaan dengan geraman mengerikan yang Gu Lang keluarkan, membuat para tentara itu ketakutan.Tekanan kekuatan Gu Lang, tiba-tiba saja memancar dan membuat semua orang di sana kesulitan menahan tekanan itu."Uhuk! Uhuk! Aaarrrgghhh""Aarrgh! Sakit sekali! Ini menyakitkan!"Ada beberapa orang yang sampai muntah darah karena memaksakan dirinya untuk bisa bertahan di bawah tekanan aura milik Gu Lang. Bahkan tidak sedikit prajurit yang mati karena luka dalam, akibat tekanan yang memancar keluar dari tubuh Gu Lang itu.
Gu Lang tersenyum miring ke arah Bong Quan dan berjalan perlahan kearahnya, dengan tangan yang masih menggenggam kepala tetua pertama. Dia berjongkok di depan Pang, kemudian meletakkan kepala tetua pertama di tanah dan berkata, "Makanlah. Aku membawakan makan malam ekstra untukmu, nikmatilah." Meskipun Gu Lang sudah berhasil meredam amarahnya, tapi dia masih ingat dengan sumpahnya yang berjanji akan membuat tetua pertama merasakan hal apa yang awalnya ingin dia lakukan padanya. Yaitu memotong tubuhnya menjadi bagian kecil dan memberikannya pada anjing untuk menjadi makanan mereka.Dan kini Gu Lang melakukannya karena baginya, menjilat ludah sendiri adalah sebuah pantangan.Bong Quan tentu saja sangat terkejut akan perintah yang Gu Lang ucapkan pada Pang, Carberus miliknya yang selama ini tak pernah sekalipun dia memberikan Carberus miliknya daging manusia sebagai santapan. Biasanya Pang akan memakan monster buruan yang mereka berdua dapatkan.Hingga akhirnya dia pun mencegah Gu Lang
Mendengar nama itu, Bong Quan mengernyitkan dahinya.Dan Gu Lang yang melihat adanya keterkejutan di wajah Bong Quan pun segera bertanya kenapa, "Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Gu Lang sambil melirik sekilas ke arah Bong Quan, yang masih menatapnya dengan aneh."Tidak, hanya saja aku sempat mendengar sesuatu yang menarik. Aku mendengar percakapan seorang tetua keluarga Xi dan seorang tetua dari keluarga lainnya tentang misi. Tapi saat itu aku tidak tau jika yang mereka bicarakan adalah misi pembantaian keluargamu."Kini Gu Lang lah yang menautkan alisnya dan menatap Bong Quan dengan intens, setelah dia menarik tali kekang kuda petir miliknya hingga kuda itu meringkik keras hingga akhirnya kuda itu pun behenti.Bong Quan yang melihat Gu Lang menghentikan laju kudanya pun segera meminta Pang untuk berhenti juga, dan menanyakan kenapa Gu Lang tiba-tiba saja berhenti secara mendadak seperti itu."Kenapa dia tiba-tiba saja berhenti? Apa ucapanku ada yang salah, atau justru membuatnya p
Gu Lang pun segera menaiki kembali kudanya dan memacunya menuju tempat terakhir yang harus dia tuju, sebagai sentuhan akhir pembalasan dendam keluarganya.Bong Quan berucap dalam hatinya, "Aku tidak pernah menyangka, kota Biluo yang besar ini akan hancur dalam satu hari oleh pemuda yang sering kami hina dan sebut sebagai sampah." Dia bahkan tak pernah membayangkan kota sebesar ini akan hancur dalam waktu yang begitu singkat. Bahkan orang yang me menghancurkannya bukanlah sekelompok orang yang kuat, melainkan hanya satu orang, satu orang pemuda yang tak lebih dari seonggok sampah di mata para penduduk kota Biluo.Tidak ada lagi kota Biluo yang indah. Tidak ada lagi enam keluarga besar yang sejahtera. Hanya ada reruntuhan kediaman besar mereka, dan sisa-sisa anggota keluarga yang tidak dihabisi oleh Gu Lang.Kuda yang Gu Lang tunggangi terus berpacu dengan waktu yang tampaknya sudah hampir menyapa sang mentari yang akan segera keluar daru peraduannya, beberapa jam lagi.Begitupula deng